Anda di halaman 1dari 44

Problem Izin Penelitian di Indonesia:

Studi Kasus di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur


Problem Izin Penelitian di Indonesia:
Studi Kasus di Provinsi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Jawa Timur

TIM PENELITI KPPOD

Koordinator Penelitian Boedi Rheza

Peneliti Tities Eka Agustine


Herman N. Suparman
M. Yudha Prawira
Aisyah Nurrul Jannah
Dea Nuriry Sadat

2018
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................... i


Daftar Gambar ....................................................................................................... iii
Daftar Tabel .......................................................................................................... v

1. Pendahuluan ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 1
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................... 2
1.5. Batasan Penelitian ................................................................................... 2

2. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 3


2.1. Birokrasi dan Pelayanan Publik ................................................................. 3
2.2. Perilaku Birokrasi dalam Pelayanan Publik ................................................. 3
2.3. Rezim Izin Penelitian ............................................................................... 4
2.4. Kerangka Pikir ......................................................................................... 5

3. Temuan Utama ............................................................................................... 7


3.1. Nomenklatur Izin dan Rekomendasi Penelitian ........................................... 7
3.2. Pelaksanaan Rekomendasi Penelitian di Tingkat Nasional ........................... 9
3.2.1. Post Scriptum: Permendagri Nomor 3 Tahun 2018 tentang Surat
11
Keterangan Penelitian ..................................................................
A. Ringkasan Isi ......................................................................... 11
B. Analisis Isi ............................................................................. 12
3.3. Pelaksanaan Rekomendasi Penelitian di Tingkat Provinsi ............................ 14
3.4. Pelaksanaan Rekomendasi Penelitian di Tingkat Kabupaten/Kota ................ 16

4. Penutup .......................................................................................................... 21
4.1. Kesimpulan ............................................................................................. 21
4.2. Rekomendasi .......................................................................................... 21

5. Lampiran Ringkasan Prosedur .......................................................................... 23


5.1. Provinsi D.I. Yogyakarta ........................................................................... 23
5.2. Kota Yogyakarta ...................................................................................... 24
5.3. Kabupaten Bantul .................................................................................... 25
5.4. Provinsi Jawa Timur ................................................................................ 27
5.5. Kota Surabaya ........................................................................................ 28
5.6. Kabupaten Malang .................................................................................. 29

i
ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Langkah-langkah Pengurusan Rekomendasi Penelitian ........................ 5

Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian .................................................................. 6

Gambar 3.1. Kerangka Regulasi ........................................................................... 7

Gambar 3.2. Alur Proses Pengurusan Rekomendasi Kemendagri ............................. 10

Gambar 3.3. Alur Prosedur Rekomendasi Bakesbangpol Provinsi ............................. 15

Gambar 3.4. Alur Prosedur Perizinan Penelitian Kabupaten/Kota ............................. 17

iii
iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Ringkasan Perbandingan Regulasi Izin dan Rekomendasi Penelitian ......... 8

Tabel 3.2. Alur Proses Pengurusan Rekomendasi Kemendagri ................................. 12

Tabel 3.3. Perbandingan Permendagri No.64/2011 & Permendagri No.3/2011 .......... 13

Tabel 3.4. Ringkasan Prosedur Pengurusan Rekomendasi Penelitian di Provinsi D.I.


15
Yogyakarta dan Propinsi Jawa Timur ......................................................

Tabel 3.5. Ringkasan Prosedur Pengurusan Rekomendasi Penelitian/Perizinan .......... 17

v
vi
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang akhirnya berimplikasi terhadap hambatan


bagi peneliti atau lembaga penelitian. Variasi
Pelaksanaan studi sosial-ekonomi di
antar daerah juga menimbulkan kebingungan
lapangan tidak terlepas dari hambatan
bagi para peneliti yang melakukan studi
sistemik di hulu proses kerja: keberadaan
lintas daerah atau lebih dari satu daerah,
birokrasi izin penelitian. Sebagai langkah
termasuk berbedanya instansi di birokrasi
awal dalam setiap manajemen penelitian,
pemda yang harus ditemui saat memasukan
individu/lembaga penelitian diwajibkan untuk
berkas atau mengurus tata laksana
mengurus perizinan kegiatan riset terlebih
perizinannya.
dahulu untuk mendapatkan legalitas--sebagai
semacam “karcis masuk” untuk mengakses
Bertolak dari gambaran masalah pada
data maupun narasumber pemerintah,
aspek hulu penelitian di atas, KPPOD
jaminan perlindungan, dan lain sebagainya--
dengan dukungan KSI melakukan
untuk kelancaran pelaksanaan kerja-kerja di
pendalaman lebih detail perihal
lapangan. Namun demikian, dalam praktiknya,
regulasi dan birokrasi izin di tingkat
studi lapangan tetap bisa dilaksanakan tanpa
nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
mengantongi izin penelitian, terutama jika
Pada tingkat lokal, studi dilaksanakan di
kebutuhan data dan narasumbernya tidak
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
berasal dari instansi pemerintah.
dan Provinsi Jawa Timur, termasuk sejumlah
kabupaten/kota di dalam yurisdiksi masing-
Birokrasi izin penelitian diatur melalui
masing provinsi tersebut. Pada fase awal
sejumlah produk hukum nasional.
ini, studi dibatasi pada aspek regulasi dan
Jenis regulasi dimaksud, antara lain, berupa
tata kelola birokrasi yang umum dihadapi
UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem
lembaga-lembaga penelitian sosial dan
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan
ekonomi. Hasil studi ini diharapkan dapat
Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
menjadi dasar/awal bagi pengembangan
dan Permendagri No. 7 Tahun 2014 tentang
lebih jauh pada isu-isu lain yang tentu
Perubahan Atas Permendagri No. 64
memiliki keragaman dan kompleksitas
Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan
tersendiri.
Rekomendasi Penelitian. Kedua regulasi
utama ini mewajibkan tiap penelitian lapangan
memiliki rekomendasi penelitian terlebih 1.2. Rumusan Masalah
dahulu. Proses pengurusan rekomendasi
Berdasarkan latar masalah di atas, berikut
penelitian dibedakan dari tingkat Pemerintah
disusun rumusan masalah yang hendak
Pusat (Dirjen Politik Pemerintahan Umum-
dijawab dalam studi penelitian ini, yakni:
Kementerian Dalam Negeri), Pemerintah
Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota a. Bagaimanakah profil regulasi di pusat dan
(Badan Kesatuan Bangsa dan Politik). di daerah dan model business process
dalam birokrasi izin penelitian di daerah?
Dalam praktik aktual, rekomendasi b. Apa implikasi dari variasi dan kompleksitas
penelitian bertransformasi menjadi dalam proses pengurusan izin penelitian
izin penelitian dengan pengurusan yang berlaku (berbeda) antar daerah bagi
yang berbeda-beda menurut praktik kegiatan penelitian lapangan?
lazim maupun Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang berlaku di daerah.
1.3. Tujuan Penelitian
Tidak jarang, dokumen persyaratan dan
waktu yang ditempuh dalam memproses Studi kebijakan dan pelaksanaan kebijakan
izin penelitian berbeda antar daerah (variasi di lapangan ini dilakukan dalam rangka
lokal). SOP yang berbeda-beda tersebut pada menghasilkan dua tujuan berikut:

1
a. Memetakan profil regulasi dan model c. Peneliti dan Lembaga Riset: Studi ini
business process dalam birokrasi izin dapat menjadi bahan untuk mendapatkan
penelitian baik di Pusat maupun daerah. izin penelitian/rekomendasi penelitian di
b. Mengetahui dan mendalami implikasi yang Indonesia.
terjadi dari variasi dan kompleksitas dalam
proses pengurusan izin penelitian. 1.5. Batasan Penelitian
Studi ini menitikberatkan pada tantangan
1.4. Manfaat Penelitian dan hambatan yang dihadapi lembaga-
Studi ini diharapkan dapat memberikan lembaga riset berbasis kampus dan lembaga
manfaat kepada para pihak berikut ini: swadaya masyarakat (LSM) pada aspek hulu
produksi penelitian: regulasi dan birokrasi
a. Pemerintah Pusat dan Pemda: studi ini
pengurusan izin. Ruang lingkup lebih
menjadi bahan dasar bagi perbaikan isi
difokuskan atau terbatas pada tipologi umum
kebijakan, praktek birokrasi dan layanan
izin penelitian yang dihadapi peneliti maupun
perizinan penelitian di Pusat maupun
lembaga riset sosial-ekonomi. Pengalaman
Daerah.
spesifik lembaga-lembaga riset yang
b. KPPOD: Studi ini dapat memberikan menaruh minat terhadap isu-isu tertentu di
perspektif baru untuk memahami luar bidang sosial ekonomi tentu memiliki
perizinan penelitian. Selain itu, hasil keunikan sekaligus kompleksitasnya sendiri,
temuan menjadi bahan awal usulan dan untuk itu diperlukan suatu studi lanjutan
kebijakan dan advoksi perubahan atau atau studi terpisah lainnya. 
perbaikan perizinan penelitian ke depan.

2
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Birokrasi dan Pelayanan Publik publik juga telah diberikan standar
serta prinsip untuk melakukan layanan
Birokrasi di Indonesia pada dasarnya
berdasarkan 12 asas pelayanan publik1).
dirancang sebagai bentuk birokrasi
rasional. Birokrasi rasional ini berkembang
dalam tradisi Weberian dan merupakan 2.2. Perilaku Birokrasi dalam Pelayanan
pendekatan yang menekankan pada Publik
penataan kelembagaan yang berlangsung
Menurut Kumorotomo (1974), Perilaku
dalam pendayagunaan aparatur Negara yang
adalah menyangkut sistem nilai-
efisien. Hingga saat ini, pendekatan tersebut
nilai, apa yang pantas dan apa yang
penting dilakukan untuk menciptakan
tidak pantas dalam suatu tatanan
efisiensi, efektivitas, dan produktivitas melalui masyarakat. Perilaku terkait dengan
pembagian kerja hirarkial dan horizontal yang birokrasi dalam menjalankan tugasnya
seimbang, diukur dengan rasio antara volume secara optimal berupa etos kerja birokrasi
atau beban tugas dengan jumlah sumber pemerintahan. Pekerjaan administratif tidak
daya, disertai tata kerja yang formalistik dan hanya menyangkut pekerjaan fisik tetapi juga
pengawasan yang ketat. proses berpikir dan pengambilan keputusan
seseorang pada posisi tertentu.
Birokrasi merupakan organisasi yang
memiliki tugas sebagai penyelenggara Hasil yang diinginkan dari setiap
pemerintahan dan melayani perilaku birokrasi adalah kualitas
masyarakat. “Birokrasi yang melayani” layanan dan kinerja yang baik. Winardi
(Serve State) ini akan terwujud pula dengan (2004) menyatakan perilaku birokrasi yang
adanya upaya pemerintah mereformasi berkaitan dengan performa, yaitu perilaku
birokrasi tersebut. Blau dan Page dalam yang langsung berkaitan dengan tugas
Santosa (2008:2), mengatakan bahwa pekerjaan, dan yang perlu dilaksanakan guna
birokrasi sebagai sebuah tipe dari suatu mencapai tujuan. Seperti halnya perilaku
organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai birokrasi yang ditunjukkan oleh aparatur
tugas-tugas administratif yang besar dengan dalam melaksanakan pekerjaan memberikan
cara mengkoordinasikan secara sistematik pelayanan administrasi kepada masyarakat.
dari pekerjaan banyak orang.
Thoha (2008) mengemukakan bahwa wujud
Pemerintah Indonesia selalu berupaya dimensi perilaku birokrasi sebagai sikap
untuk mendorong birokrasi yang dan tindakan dalam memberikan pelayanan
melayani (serve state). Salah satu administrasi, meliputi tiga dimensi yaitu
upaya mencapai serve state adalah kepedulian, kedisiplinan dan tanggungjawab
terbitnya Undang-Undang No. 25 Tahun kerja. Ketiga dimensi ini menentukan
2009 tentang Pelayanan Publik. Harapan keberhasilan suatu pekerjaan yang dilakukan
dari terbitnya regulasi pelayanan publik oleh aparatur dalam mengemban tugas
ini adalah mewujudkan perlindungan dan pelayanan administrasi kepada publik.
kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Selain Perilaku birokrasi baik yang
itu etika dan tim penyelenggara pelayanan membangun citra pelayanan publik

1) Dua belas asas pelayanan publik dimaksud, antara lain, terkait kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak,
keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan, partisipatif, persamaan perlakukan/tidak diskriminatif, keterbukaan,
akuntabilitas, fasilitas dan pelakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu, kecepatan, kemudahan dan
keterjangkauan.

3
berkualitas prima maupun yang Secara teoritik, ada empat dokumen
sebaliknya, tampaknya tidak terlepas yang berkaitan dengan perizinan
dari keterkaitannya dengan nilai-nilai namun memiliki fungsi yang berbeda.
budaya lokal yang dianut oleh setiap Apabila tidak memahami definisi dari tipe
individu birokrat. Perilaku birokrasi dokumen ini, maka akan menjadi rancu
timbul sebagai akibat interaksi antara dengan dokumen izin (Pudyatmoko, 2009).
karakteristik individu dengan karakteristik Dokumen tersebut antara lain, Pertama,
birokrasi. Keberhasilan penyelenggaraan dokumen pelepasan dan pembebasan
pelayanan publik ikut ditentukan oleh (dispensasi) merupakan pengecualian
perilaku aparatnya dalam mengemban misi yang sungguh-sungguh, yakni merupakan
sebagai pelayan masyarakat, namun dalam pengecualian atas larangan sebagai aturan
kenyataannya pelaksanaan pelayanan publik umum. Kedua, lisensi diartikan sebagai
belum optimal karena tidak tersedianya izin untuk melakukan sesuatu yang bersifat
aparat pelayanan yang profesional, komersial serta mendatangkan keuntungan
berdedikasi, akuntabel, dan responsif serta atau laba. Setelah rezim devisa dihapus,
loyal terhadap tugas dan kewajibannya istilah dan pengertian lisensi sudah tidak
sebagai abdi negara dan pelayan dikenal orang. Ketiga, Konsesi adalah suatu
masyarakat. penetapan administrasi negara yang secara
yuridis sangat kompleks karena merupakan
seperangkat dispensasi, izin, lisensi, disertai
2.3. Rezim Izin Penelitian
pemberian kewenangan pemerintahan
Izin memiliki definisi yang beragam. terbatas kepada konsesionaris. Keempat,
Para ahli kerap menyimpulkan bahwa izin Rekomendasi yang artinya sebagai
merupakan suatu persetujuan dari penguasa pertimbangan atau diberikan oleh badan
berdasarkan undang-undang atau peraturan atau pejabat berwenang untuk digunakan
pemerintah dalam keadaan tertentu yang untuk pemberian izin pada satu bidang
menyimpang dari ketentuan larangan tertentu.
perundang-undangan. Sementara itu,
berdasarkan Permendagri No.20 Tahun 2008 Perizinan penelitian terbagi dalam
tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja dua nomenklatur, yaitu Izin dan
Unit Pelayanan Perizinan Terpadu di Daerah, Rekomendasi. Penyebutan berbeda ini
istilah izin diartikan sebagai dokumen disebabkan adanya peraturan perundang-
yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah undangan berbeda dalam menyebut
berdasarkan perda atau peraturan lain yang nomenklatur tersebut. UU No. 18 Tahun 2002
merupakan bukti legalitas, menyatakan menyebutkan bahwa dokumen pengurusan
sah atau diperbolehkannya seseorang atau adalah izin. Sementara dalam Permendagri
badan hukum untuk melakukan usaha atau No. 64 Tahun 2011 dan Permendagri No. 7
kegiatan tertentu. Tahun 2014 disebutkan rekomendasi. Khusus
dalam Permendagri tersebut , juga diatur
Istilah izin kerap ditautkan dengan pendelegasian kewenangan pelaksanaan izin
pemerintah sebagai regulator dan kepada Pemda.
pemberi izin. Sementara itu warga
negara, kelompok masyarakat sipil, Pemberian izin penelitian merupakan
maupun kelompok bisnis dipandang salah satu wewenang perizinan
sebagai entitas yang harus diatur dalam yang dilaksanakan oleh pemerintah.
kehidupan bermasyarakat, terutama dalam Pemberian izin penelitian ini diatur dengan
penyelenggaraan serial aktivitas tertentu. sejumlah regulasi nasional, seperti UU No.
Adapun tujuan pengaturan ini adalah 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional
untuk menjamin ketertiban dan keamanan, Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan
serta sebagai bentuk pengendalian dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maupun
pengawasan atas aktivitas kehidupan Permendagri No. 7 Tahun 2014 tentang
warganya. Perubahan Atas Permendagri No. 64

4
Tahun 2011 tentang Pedoman Penerbitan Secara umum, pengurusan rekomendasi
Rekomendasi Penelitian. Berdasarkan penelitian dapat terlihat dari gambar 2.1.
peraturan tersebut, setiap peneliti yang
akan melakukan aktivitas penelitiannya,
2.4. Kerangka Pikir
diharuskan mendapat rekomendasi terlebih
dahulu. Produksi penelitian di Indonesia sering
dihadapkan berbagai tantangan, salah
Dalam konteks aturan Permendagri satunya adalah problem izin penelitian.
No. 7/2014, pengurusan rekomendasi Permasalahan izin penelitian ini tidak
ini dibedakan setiap tingkat level terlepas dari kebijakan yang dikeluarkan
pemerintahan. Jika aktivitas penelitian oleh Pemerintah melalui regulasi yang
dilakukan dalam lingkup nasional, maka menyebabkan proses penyelenggaraan izin
pengurusan rekomendasi bermula di Menteri yang rumit dan birokrasi proses perizinan
Dalam Negeri (melalui Dirjen Politik dan yang berbelit-belit serta menimbulkan
Pemerintahan Umum). Sementara, pada ketidakpastian. Sehingga pada akhirnya
lingkup provinsi, pengurusan rekomendasi menghambat proses pelaksanaan penelitian,
melalui Gubernur (OPD terkait), dan lingkup seperti bertambahnya waktu dan biaya
kabupaten/kota melalui Bupati/Walikota pengurusan. Di sisi lain, permasalahan
(OPD terkait). perizinan penelitian juga dipengaruhi oleh
kompetensi aparatur dalam memberikan
Pemberian rekomendasi ini, secara pelayanan. Perilaku birokrasi seperti
substansi, dapat dimanfaatkan oleh kepedulian, disiplin dan tanggung jawab juga
peneliti sebagai dokumen legalitas memberikan andil dalam ketidakefisienan
untuk melakukan aktivitas penelitian. proses perizinan penelitian. Dampak lebih
Beberapa manfaat dari keberadaan izin ini jauh dari ketidakefisienan tersebut, termasuk
adalah memberikan kemudahan, keamanan dalam penerbitan izin atau rekomendasi
dan kenyamanan dalam mengumpulkan data penelitian dapat membuat terhambatnya
dan informasi yang dibutuhkan. Di sisi lain, akses data dan narasumber terutama dari
bagi pemerintah, rekomendasi ini berfungsi Pemda. Selain itu, jaminan perlindungan
sebagai alat kendali dan bentuk pengawasan hukum dan juga keamanan bagi peneliti
terhadap berbagai aktivitas penelitian di tidak ada. 
lingkup daerahnya.

Gambar 2.1. Langkah-langkah Pengurusan Rekomendasi Penelitian

Peneliti mengajukan Surat permohonan Menteri melalui Dirjen Jika memenuhi


surat permohonan diajukan kepada Politik Pemerintahan persyaratan, maka
penerbitan penelitian, Menteri (lingkup Umum, atau Gubernur Menteri melalui
membawa proposal penelitian nasioanal)/ dan Bupati/Walikota Dirjen Kesatuan
penelitian dan identitas Gubernur (lingkup melalui SKPD akan Bangsa & Politik atau
dan ditandatangani provinsi)/ Bupati/ melakukan verifikasi Gubernur dan Bupati/
oleh pimpinan lembaga Walikota (lingkup Kab/ Walikota melalui
Kota) SKPD menerbitkan
rekomendasi Penelitiam

5
Gambar 2.2. Kerangka Pikir Penelitian

Problem Izin Penelitian

Regulasi Nasional dan Ketidakpastian standar Tidak adanya jaminan


Daerah Menghambat dan business process perlindungan hukum
Proses Izin Penelitian izin penelitian dan keamanan bagi
peneliti

Regulasi Birokrasi Perilaku Terhambatnya


akses data dan
narasumber

• Kepedulian
• Regulasi Pusat • Business process
• Kedisiplinan
• Regulasi daerah • SDM Aparatur
• Tanggung Jawab

Rekomendasi

6
3. TEMUAN UTAMA

Pada tataran implementasi perizinan 2005. Kedua regulasi pelaksana tersebut


penelitian, terdapat tiga bentuk rekomendasi mengatur izin penelitian dalam konteks
penelitian wajib diperoleh yaitu rekomendasi perizinan yang dilakukan oleh lembaga
penelitian dari Kemendagri, dari Pemprov. (perguruan tinggi, lembaga, badan usaha)
dan dari Pemkab./Pemkot. Alur pengurusan asing dan izin penelitian yang memiliki
dan prosedur untuk mendapatkan tiga jenis dampak resiko tinggi dan berbahaya.
rekomendasi tersebut bervariasi. Institusi
penelitian juga memiliki cara berbeda Kedua, berbeda dengan izin penelitian yang
dalam menindaklanjuti perizinan penelitian dilahirkan berdasarkan UU No.18/2002,
tersebut. Pertama, lembaga yang tidak mau Kementerian Dalam Negeri memandang
mengurus rekomendasi penelitian. Lembaga perlu mengontrol aktivitas penelitian melalui
ini memandang bahwa tanpa mengurus rekomendasi penelitian. Rekomendasi
perizinan penelitian, akses data maupun penelitian ini diatur dalam Permendagri
narasumber masih dapat diperoleh. Kedua, No.64/2011 yang diubah dengan Permendagri
lembaga yang tidak mengetahui adanya No.7/2014. Dokumen ini diterbitkan untuk
perizinan penelitian, namun akan melakukan mengakomodir seluruh penelitian yang
pengurusan jika kemudian mengetahui. diselenggarakan oleh Warga Negara
Dan ketiga, lembaga yang selalu mengurus Indonesia (WNI) yang terdiri dari individu,
perizinan penelitian. lembaga penelitian, badan usaha, aparatur
pemerintahan, organisasi kemasyarakatan,
dan lainnya. Adapun perbedaan dua jenis izin
3.1. Nomenklatur Izin dan
penelitian dan rekomendasi penelitian dapat
Rekomendasi Penelitian
dilihat pada gambar 3.1 berikut.
Kewajiban pengurusan izin penelitian ini
diatur dalam dua kerangka regulasi yang Dua jenis izin penelitian dan rekomendasi
berbeda. Pertama, melalui UU No.18 tersebut memiliki ruang lingkup serta
Tahun 2002 tentang Sistem Penelitian, kewenangan yang berbeda. Namun yang
Pengembangan dan Penerapan Ilmu termasuk lingkup kewenangan Pemerintah
Pengetahuan dan Teknologi, yang Daerah hanyalah surat rekomendasi
selanjutnya diatur secara lebih rinci dengan penelitian yang diamanatkan oleh
PP No.45 Tahun 2009 dan PP No.20 Tahun Kementerian Dalam Negeri.

Gambar 3.1. Kerangka Regulasi

UU No.18/2002

Permendagri No.64/2011 jo.


UU No.45/2009 PP No.20/2005
Permendagri No.7/2014

Izin Penelitian
Izin Penelitian Rekomendasi
Beresiko Tinggi
Asing Penelitian (WNI)
dan Berbahaya

7
Tabel 3.1. Ringkasan Perbandingan Regulasi Izin dan Rekomendasi Penelitian
PP No.20/2005 PP No.45/2009 Izin Permendagri No.64/2011
Izin Penelitian Asing Penelitian Berbahaya & jo. Permendagri No.7/2014
Beresiko Tinggi Rekomendasi Penelitian

Tujuan Menghindari adanya Menghindari penyimpangan, 1. Menjadi bahan


kegiatan penelitian dan/atau penyalahgunaan pertimbangan pemberian
dan pengembangan Kegiatan Litbangrap Iptek izin penelitian oleh
perguruan tinggi asing, yang Berisiko Tinggi dan pemerintah daerah;
lembaga penelitian dan Berbahaya; menjamin dan 2. Menjadi acuan bagi peneliti
pengembangan asing, melindungi kepentingan dalam memperoleh izin
badan usaha asing, pelaksana Kegiatan Litbangrap penelitian; dan
dan orang asing, yang Iptek yang Berisiko Tinggi 3. Tertib secara administrasi.
merugikan masyarakat dan Berbahaya, masyarakat,
dan Negara Kesatuan bangsa, dan negara, serta
Republik Indonesia. keseimbangan tata kehidupan
manusia dengan kelestarian
fungsi lingkungan hidup
Objek Kegiatan penelitian dan daftar bidang penelitian Setiap Peneliti yang melakukan
pengembangan oleh berisiko tinggi dan berbahaya penelitian (WNI)
perguruan tinggi asing,
lembaga penelitian dan (disusun oleh Kementerian
pengembangan asing, Kesehatan, Kementerian
badan usaha asing, dan Pertanian, Kementerian
orang asing di wilayah Kehutanan dan Kementerian
NKRI Perikanan)

(Dengan daftar
bidang penelitian yang
disusun oleh Peraturan
Menteri di bidang di
bidang penelitian,
pengembangan, dan
penerapan ilmu
pengetahuan dan
teknologi)
Instansi Menteri di bidang Kementerian Kesehatan, 1. Menteri melalui Direktur
Penerbit penelitian, Kementerian Pertanian, Jenderal Kesatuan Bangsa
Izin pengembangan dan Kementerian Kehutanan dan dan Politik, untuk penelitian
penerapan ilmu Kementerian Perikanan lingkup nasional atau lintas
pengetahuan dan provinsi;
teknologi 2. Gubenur melalui SKPD
yang membidangi urusan
kesatuan bangsa dan politik
provinsi, untuk penelitian
lingkup provinsi dan kab/
kota di wilayahnya; dan
3. Bupati/Walikota melalui SKPD
yang membidangi urusan
kesatuan bangsa dan politik
kab/kota, untuk penelitian
lingkup kab/kota.

8
3.2. Pelaksanaan Rekomendasi Alur Pengurusan Rekomendasi Penelitian
Penelitian di Tingkat Nasional
Pengurusan rekomendasi penelitian lingkup
Surat Rekomendasi berdasarkan nasional dilakukan di Loket Pelayanan Unit
Permendagri No. 64 Tahun 2011 Layanan Administrasi (ULA) Kementerian
jo. Permendagri No. 7 Tahun 2014 Dalam Negeri. Dalam prosesnya, pemohon
memiliki latar belakang kondisi menyerahkan berkas permohonan dengan
historis dan sosiologis pada masa melampirkan dokumen persyaratan sebagai
Orde Baru. Berdasarkan wawancara berikut:
dengan Kemendagri2), sejarah kemunculan a. Proposal Penelitian;
rekomendasi penelitian berawal semenjak era b. Surat Permohonan Ijin Penelitian yang
orde baru. Rekomendasi demikian digunakan ditujukan kepada Direktur Jendral
sejak tahun 1972 --saat itu berbentuk Pemerintahan Umum dan Politik;
radiogram (surat kawat)-- bertujuan untuk c. Fotocopy KTP Pemohon;
menjaga Keamanan NKRI dan Pancasila d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy
dari kepentingan-kepentingan politik Akte Pendirian, Surat Keterangan
(tujuan security/keamanan). Kemudian, Terdaftar (SKT) dan NPWP;
pada faktor sosiologis, bahwa selama ini e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy
permohonan rekomendasi penelitian kepada Kartu Mahasiswa;
Kemendagri selalu muncul. Kondisi demikian f. Mengisi lembar Form A;
menyebabkan Kemendagri berinisiatif untuk g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi
menerbitkan regulasi pedoman penerbitan materai Rp 6.000,-;
surat rekomendasi penelitian. Hal demikian h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika
dilakukan untuk terciptanya taat administrasi ada).
dan kepastian hukum bagi pemohon.
Setelah berkas permohonan diterima dan
Rekomendasi penelitian yang diterbitkan dilakukan verifikasi administrasi, pemohon
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) akan mendapatkan tanda terima pengajuan
diperlukan jika penelitian dilakukan di lingkup berkas jika memenuhi persyaratan.
nasional (Kementerian dan Lembaga) atau Selanjutnya rekomendasi penelitian akan
lintas provinsi (dua provinsi atau lebih). diproses dan disetujui oleh Dirjen Politik dan
Hal ini ditegaskan kembali dengan Surat Pemerintahan Umum (Dirjen Pol dan PUM)
Edaran3) yang diterbitkan Kemendagri pada dalam kurun waktu 6 hari. Surat rekomendasi
16 September 2016 kepada OPD Kesbangpol kemudian diterbitkan dan peneliti dapat
yang intinya, adalah: mengambilnya di kantor ULA Kemendagri.
Seluruh proses pengurusan rekomendasi
• Penentuan lingkup penelitian tersebut
penelitian ini tidak memerlukan biaya.
hanya didasarkan atas lokasi kegiatan
penelitian, bukan didasarkan atas lokasi
Permendagri No. 64 Tahun 2011
sekolah/kampus dan/atau domisili dari
sebagaimana diubah dalam
peneliti.
Permendagri No. 7 Tahun 2014
• Rekomendasi penelitian hanya diterbitkan merupakan Peraturan Menteri yang
satu kali oleh pejabat yang berwenang bersifat mandiri dan tidak memiliki
sebagaimana diatur dalam Pasal 10 sesuai acuan hukum yang lebih tinggi.
dengan lingkup penelitian masing-masing. peraturan yang tidak memiliki konsiderans

2) Hasil wawancara dengan Bapak Malik (Kasubdit Kewaspadaan Dini dan Kerjasama Intelijen Keamanan, Direktorat
Kewaspadaan Nasional, Kementerian Dalam Negeri) pada tanggal 26 Mei 2017 di Kantor Kementerian Dalam Negeri.
3) Surat Edaran ini diterbitkan Kemendagri lantaran instansi pembinaan penyelenggaraan pemeirnatahn daerah tersebut kerap
mengurus rekomendasi penelitian yang berada diluar lingkupnya. Ketika pengurusan rekomendasi penelitian seharusnya
hanya diurus di tingkat provinsi ataupun Kabupaten/Kota namun OPD Kesbangpol daerah kerap mensyaratkan surat
rekomendasi penelitian dari Pemerintah Pusat (Kemendagri).

9
berpotensi memunculkan klausul-klausul dilihat bahwa tidak ada fungsi esensial dari
yang bertentangan dengan peraturan diterbitkannya surat rekomendasi penelitian.
yang lebih tinggi. Selain itu, menimbulkan Rekomendasi penelitian diterbitkan hanya
perbedaan kebijakan antara rezim izin untuk memenuhi syarat administrasi semata
penelitian berdasarkan UU No. 18 Tahun (menambah prosedur birokrasi) yang
2002 yang bertujuan untuk melindungi tentunya jauh berbeda dengan tujuan izin
masyarakat dari penelitian asing dan riset penelitian lainnya4). Adapun dalam hal ini,
berbahaya serta beresiko tinggi (bukan Kemendagri justru memiliki pandangan
penelitian pada umumnya). tersendiri mengenai tujuan surat rekomendasi
penelitian. Berdasarkan hasil wawancara yang
Dualisme tujuan penerbitan surat dilakukan oleh KPPOD, rekomendasi penelitian
rekomendasi penelitian antara ditujukan kepada dua manfaat yakni:
regulasi dan pemahaman Kemendagri.
1. Surat rekomendasi bertujuan untuk aspek
Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011
keamanan (potensi menganggu keamanan
sebagaimana diubah dengan Permendagri
NKRI dan kondisi sosial masyarakat)
No. 7 Tahun 2014, surat rekomendasi
sebagaimana tujuan awal semenjak orde
hanya bertujuan untuk (1) menjadi bahan
baru.
pertimbangan Pemda untuk menerbitkan
rekomendasi penelitian; (2) menjadi 2. Keberadaan surat rekomendasi
acuan bagi peneliti untuk memperoleh penelitian dapat dimanfaatkan untuk
rekomendasi penelitian; dan (3) tertib mengkontribusikan hasil penelitian kepada
administrasi. Berdasarkan tujuan surat Litbang Kemendagri (pemanfaatan hasil
rekomendasi penelitian tersebut dapat penelitian).

Gambar 3.2. Alur Proses Pengurusan Rekomendasi Kemendagri

Peneliti / Lembaga Bakesbangpol Kemendagri Peneliti / Lembaga

Peneliti/Lembaga mengajukan Ditjen Pol-PUM melakukan


Memperoleh Surat
permohonan, dengan persyaratan: pemrosesan permohonan
Rekomendasi
a. Proposal Penelitian; (Back Office)
Bakesbangpol
b. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Kemendagri
yang ditujukan kepada Direktur Waktu: 6 Hari
Jendral Pemerintahan Umum dan
Politik;
c. Fotocopy KTP Pemohon;
d. Bagi Lembaga melampirkan:
fotocopy Akte Pendirian, Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) dan
NPWP;
e. Bagi Mahasiswa melampirkan:
fotocopy Kartu Mahasiswa;
f. Mengisi lembar Form A;
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi
materai Rp 6.000,-;
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian
(jika ada).

4) Tujuan penerbitan izin penelitian asing adalah menghindari adanya kegiatan penelitian dan pengembangan perguruan tinggi
asing, lembaga penelitian dan pengembangan asing, badan usaha asing, dan orang asing, yang merugikan masyarakat
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No.20/2005). Sedangkan tujuan penerbitaan izin penelitian berbahaya dan
berisiko tinggi adalah menghindari penyimpangan, dan/atau penyalahgunaan Kegiatan Litbangrap Iptek yang Berisiko Tinggi
dan Berbahaya; dan menjamin dan melindungi kepentingan pelaksana Kegiatan Litbangrap Iptek yang Berisiko Tinggi
dan Berbahaya, masyarakat, bangsa, dan negara, serta keseimbangan tata kehidupan manusia dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup (PP No.45/2009)

10
Aspek keamanan menjadi salah satu 3.2.1. Post Scriptum: Permendagri No.3
tujuan beleid tersebut. Namun kondisi Tahun 2018 tentang Surat Keterangan
saat ini, tujuan untuk aspek keamanan Penelitian
di tingkat Kemendagri tidak sepenuhnya
Pemerintah menerbitkan peraturan baru
berjalan. Analisis proposal penelitian selama
sebagai payung hukum untuk perizinan
ini tidak dilakukan analisis secara mendalam
penelitian pada awal 2018. Peraturan
dan tidak pernah ada ditemukan proposal
tersebut adalah Permendagri No. 3 Tahun
penelitian yang menimbulkan ancaman
2018 tentang Surat Keterangan Penelitian
NKRI ataupun mengancam keamanan
(SKP). Permendagri ini mengatur beberapa
sosial. Sedangkan pada aspek pemanfaatan
ketentuan terkait pelaksanaan perizinan
hasil penelitian oleh Litbang Kemendagri,
penelitian dan mencabut Permendagri No. 7
peneliti selama ini hanya sebagian saja yang
mengirimkan kembali hasil penelitiannya. Tahun 2014 jo. Permendagri No. 64 Tahun
Kondisi demikian menyebabkan tujuan dari 2011.
surat rekomendasi penelitian tidak memenuhi
tujuan yang hendak dicapai Kemendagri A. Ringkasan Isi
selain hanya memenuhi syarat administrasi Permendagri ini bertujuan untuk mengubah
semata. beberapa peraturan sebelumnya yang
mengatur mengenai rekomendasi penelitian.
Penerapan rekomendasi penelitian Terdapat beberapa perubahan utama yakni
dari Kemendagri sedikit banyak telah perubahan dari “Rekomendasi Penelitian”
menghambat proses pelaksanaan menjadi “Surat Keterangan Penelitian (SKP).”
penelitian. Untuk mendapatkan izin Substansi perubahan permendagri ini
penelitian di daerah, terutama penelitian mengarah untuk memberikan kemudahan
yang dilakukan lintas daerah, maka bagi peneliti, diantaranya menegaskan
peneliti harus mendapatkan rekomendasi instansi pengurus, cukup mengurus pada
dari pemerintahan yang lebih tinggi. satu instansi, mempercepat batasan
Pengurusan dokumen ini berlaku sama hari dan ketegasan besaran biaya serta
baik untuk individu maupun lembaga. menambah pengecualian bagi peneliti untuk
Proses pengurusan ini menambah mendapatkan SKP.
satu rantai prosedur dan tentunya
menambah waktu dalam pengurusan izin. Adapun berdasarkan Pasal 1 Permendagri
Penambahan waktu ini mengakibatkan No. 3 Tahun 2018, yang dimaksud dengan
tertundanya proses perizinan. SKP adalah surat yang diterbitkan oleh
Bertambahnya waktu pengurusan Menteri Dalam Negeri, Gubernur, Bupati/Wali
berdampak juga pada bertambahnya Kota sesuai dengan kewenangannya yang
biaya, seperti biaya selama menunggu berisi keterangan mengenai penelitian yang
keluarnya izin tersebut. Apalagi jika dilakukan oleh peneliti. Lingkup penelitian
peneliti berasal dari daerah yang jauh dari yang wajib mendapatkan SKP adalah lingkup
Ibukota Provinsi. nasional sampai dengan daerah.

Waktu pemrosesan rekomendasi Pembagian lingkup penelitian terbagi


Kemendagri masih cukup lama (6 dalam tiga kategori, yaitu (1) Penelitian
hari). Waktu enam hari ini dibutuhkan bagi lingkup nasional yaitu penelitian yang
Kemendagri untuk melakukan penilaian lokasi penelitiannya meliputi dua daerah
administrasi, dan mendapatkan persetujuan provinsi atau lebih. (2) Penelitian lingkup
dari Dirjen Politik dan PUM. Hal ini lah yang daerah provinsi yaitu penelitian yang lokasi
memakan waktu penyelesaian rekomendasi penelitiannya meliputi dua atau lebih daerah
menjadi panjang. Panjangnya waktu yang kabupaten/kota dalam satu daerah provinsi.
dibutuhkan untuk pengurusan tersebut (3) Penelitian lingkup daerah kabupaten/kota
membuat tambahan biaya yang bersifat yaitu penelitian yang lokasi penelitiannya
intangible. hanya meliputi satu daerah kabupaten/kota.

11
Tabel 3.2. Alur Proses Pengurusan Rekomendasi Kemendagri

No. ASPEK KETENTUAN

1 Nama Dokumen Surat Keterangan Penelitian (SKP)


2 Waktu dan biaya 5 Hari, tidak ada biaya
pemrosesan
3 Masa Berlaku 1 Tahun dan dapat diperpanjang
4 Instansi Pengurusan • Dirjen Pol PUM Kemendagri (Nasional)
• DPMPTSP (berkoordinasi dengan Bakesbangpol daerah)
5 Lingkup Pengaturan • Penelitian tingkat Nasional
• Penelitian tingkat Provinsi
• Penelitian tingkat Kabupaten/Kota
6 Penyerahan hasil Menyerahkan laporan penelitian kepada:
• Dirjen PolPUM (lingkup Nasional)
• Bakesbangpol (Provinsi dan Kab./Kota)
7 Sanksi Tidak ada sanksi, hanya terdapat penolakan perpanjangan
8 Pengecualian • Peneliti yg melaksanakan tugas akhir
• Penelitian yang bersumber dari APBN dan APBD
9 Biaya Biaya pelaksanaan SKP berasal dari APBN/APBD Provinsi/
APBD Kab/Kota

Pembagian tiga lingkup penelitian tersebut Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu.


juga berdampak pada instansi yang Namun dari sisi kelengkapan acuan yuridis,
berwenang untuk pengurusan SKP. Untuk Permendagri ini belum memasukkan UU
penelitian lingkup nasional, SKP diperoleh No. 18 Tahun 2002 tentang Penelitian.
di Dirjen Pol PUM, sementara untuk lingkup Selain itu, Permendagri ini juga mengatur
daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota) tentang ormas. Akan tetapi jika melihat dari
diperoleh melalui PTSP setempat. Lama acuan yang dipakai, tidak ada dicantumkan
waktu pengurusan juga ditetapkan lebih landasan hukum tentang Ormas. Termasuk
cepat dari ketentuan sebelumnya yaitu 5 hari tentang pengesahan Badan Hukum
(lebih cepat 1 hari dari sebelumnya). Ormas, karena menjadi persyaratan
untuk mendapatkan SKP. Peraturan yang
Ketentuan sanksi yang termuat dalam seharusnya juga dicantumkan sebagai
Permendagri ini juga berbeda dengan konsiderans adalah UU No. 17 Tahun 2013
Permendagri sebelumnya. Permendagri No.3 dan Permenkumham No. 2 Tahun 2016.
Tahun 2018 tidak memiliki ketentuan sanksi.
Ketentuan yang ada dalam Permendagri Penelitian justru tidak menjadi esensi
ini adalah penolakan permohonan SKP jika utama Permendagri ini. Meskipun tidak
persyaratan tidak lengkap. menggunakan nomenklatur “izin” ataupun
“Rekomendasi” tapi dari ketentuan yang
B. Analisis Isi tercantum seperti prosedur dan persyaratan,
Permendagri ini tidak memiliki masih menggambarkan bahwa SKP adalah
kelengkapan dari sisi acuan yuridis. bentuk lain dari perizinan penelitian.
Permendagri ini mencantumkan beberapa Kemendagri hanya melihat Surat Keterangan
konsiderans diantaranya UU No. 23 Tahun Penelitian (SKP) ini sebagai pelaksanaan
2014 tentang Pemerintahan Daerah, UU kewenangan dan urusan antara pusat dan
No. 39 Tahun 2008 tentang Kementerian, daerah serta pengawasan. Seharusnya
PP No. 12 Tahun 2007 tentang Pembinaan keberadaan Permendagri ini bertujuan untuk
dan penyelenggaraan pemerintahan daerah, menjamin pelaksanaan dan menginventarisir
dan Perpres No. 97 Tahun 2014 tentang hasil penelitian.

12
Tujuan keberadaan SKP semakin kuat sangat mungkin tidak dapat dijalankan jika
menunjukkan adanya kepentingan terdapat perspektif mengandung potensi
pengawasan. Tujuan Permendagri ini dampak negatif.
tertuang pada pasal 25). Bahkan pada pasal
11, tujuan tersebut semakin dipertegas Ketentuan persetujuan lurah
dengan adanya ketentuan pengkajian berpotensi memberatkan. Prosedur ini
dampak negatif penelitian. Pasal tersebut harus ditempuh oleh peneliti perorangan.
menyebutkan bahwa yang dikaji adalah Mekanisme pengurusan prosedur di
dampak negatif dari penelitian. Ketentuan kelurahan tidak disebutkan secara jelas.
ini tidak disertai dengn penjelasan rinci Hal ini tentunya dapat menimbulkan variasi
terkait batasan “dampak negatif” sehingga dalam implementasi. Tidak hanya itu,
bisa menimbulkan multitafsir dalam ketidakjelasan mekanisme pengurusan di
pelaksanaannya. Terlebih lagi, bahwa sebuah Kelurahan akan membuka peluang praktek
penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan pungli yang memberatkan peneliti. Selain itu,
yang baik, salah satunya untuk memberikan beban administrasi juga harus ditanggung
masukan terhadap masalah yang terjadi di oleh pihak Kelurahan.
Masyarakat, memperkaya ilmu pengetahuan
dan memberikan masukan kepada kebijakan. Efisiensi proses tercermin dari
pengaturan instansi pengurusan SKP.
Penyebutan dampak negatif tersebut Dalam Permendagri terbaru ini, instansi
juga berpotensi multitafsir. Potensi pengurusan SKP ditetapkan sesuai lingkup
ini muncul karena tidak ada klasifikasi penelitian. Penetapan ini dapat meminimalisir
atau standarisasi yang dapat digunakan kemungkinan variasi dari sisi tempat
sebagai acuan untuk menentukan dampak pengurusan. Sebelumnya dalam Permendagri
negatif tersebut. Selain itu, jenis dampak No.64 Tahun 2011, tidak secara tegas
negatif, kemudian jenis riset yang dianggap menyebutkan instansi pengurusan. Sehingga
berbahaya tidak disebutkan jelas dalam hal ini memunculkan perbedaan penerapan
permendagri tersebut. Ini berarti ketentuan di daerah. Dengan adanya ketentuan ini,
tersebut dapat berpotensi multitafsir dan pengurusan SKP dapat menjadi lebih efisien
variasi pada tataran implementasi. Lebih karena peneliti cukup datang ke satu instansi
jauh lagi, dengan dasar tersebut, penelitian saja.

Tabel 3.3. Perbandingan Permendagri No.64/2011 & Permendagri No.3/2018


Permendagri
Permendagri Dampak dan
Aspek No.64/2011 junto
No.3/2018 potensi hambatan
Permendagri No.7/2014
Sifat Bersifat mandiri, muncul Bersifat mandiri, muncul Kedua peraturan
Peraturan karena faktor historis karena menggantikan tidak memiliki
dan sosiologis. Tidak ada peraturan terdahulu. Acuan urgensi dan
atribusi kewenangan. yuridis yang digunakan kebermanfaatan
tidak lengkap (tidak ada UU untuk diterapkan.
No.18/2002)
Tujuan Sebagai Pertimbangan Tertib administrasi dan Memunculkan
untuk izin penelitian meminimalisir dampak multitafsir terhadap
di daerah dan tertib negatif penelitian dampak negatif
administrasi penelitian.

5) Tujuan diterbitkan SKP sebagai bentuk tertib administrasi dan pengendalian pelaksanaan penelitian dalam rangka
kewaspadaan terhadap dampak negatif yang diperkirakan akan timbul dari proses penelitian dan tidak termasuk pengkajian
terhadap substansi penelitian

13
Sambungan Tabel 3.3.
Permendagri
Permendagri Dampak dan potensi
Aspek No.64/2011 junto
No.3/2018 hambatan
Permendagri No.7/2014
Instansi • Dirjenpolpum (Nasional) • Dirjenpolpum Permendagri 3/2018
penerbit • Bakesbangpol dan OPD (Nasional) memiliki kejelasan
terkait (Provinsi, Kab./ • DPMPTSP (Provinsi, instansi pengurusan
Kota) Kab./Kota) dibandingkan
sebelumnya.
Lama 6 hari (rekomendasi Maks. 5 hari Pengurusan perizinan
waktu pusat), tidak ditentukan bisa lebih cepat
penerbitan (rekomendasi daerah
Jangka Masa berlaku rekomendasi Masa berlaku SKP 1 Berpotensi menghambat
waktu penelitian 6 bulan tahun proses penelitian yang
berlaku membutuhkan waktu
lebih lama
Sanksi Pencabutan rekomendasi Tidak ada Permendagri 3/2018 tidak
penelitian ketentuan sanksi, berpotensi menghentikan
hanya penolakan proses penelitian
perpanjangan

3.3. Pelaksanaan Rekomendasi bagi peneliti, rekomendasi riset memudahkan


Penelitian di Tingkat Provinsi peneliti dalam mendapatkan data dan
melindungi peneliti dari hal-hal yang tidak
Keberadaan rekomendasi penelitian
diinginkan dalam proses pengambilan data,
di level provinsi bertujuan
terutama berkaitan dengan isu-isu strategis
menindaklanjuti Permendagri No.
atau yang bersifat ekstrim seperti terorisme
64 Tahun 2011 jo. Permendagri No.
dan radikalisme. Motif lain dari penerapan
07 Tahun 2014 yang memberikan
izin penelitian oleh Pemprov adalah keinginan
kewenangan daerah untuk menerapkan untuk mengontrol keamanan, salah satunya
perizinan penelitian. Peraturan ini mengawasi lalu lintas keluar masuknya orang
menegaskan bahwa setiap peneliti harus di suatu daerah.
mengurus dan mendapatkan rekomendasi
penelitian. Untuk konteks daerah, Secara umum, prosedur pengurusan
rekomendasi penelitian diberikan Gubernur rekomendasi penelitian di level Provinsi
(Provinsi) dan Bupati/Walikota (Kabupaten/ relatif sama. Perbedaan hanya ketika peneliti
Kota) melalui Bakesbangpol. Di Provinsi DI adalah pihak yang berasal dari luar provinsi,
Yogyakarta dan Jawa Timur, pengurusan maka harus mendapatkan rekomendasi
rekomendasi penelitian dilakukan di penelitian dari Kemendagri. Sedangkan
Bakesbangpol. jika berasal dari dalam provinsi, cukup satu
prosedur yaitu pengurusan rekomendasi ke
Selain untuk tertib administrasi Bakesbangpol.
dan pengendalian—seperti yang
diamanatkan Permendagri, pemberian Untuk mendapatkan rekomendasi
rekomendasi ini dilakukan oleh penelitian tersebut, peneliti mengajukan
Pemprov untuk mengontrol tujuan dan surat permohonan dan seluruh dokumen
pelaksanaan penelitian. Rekomendasi persyaratan ke Bakesbangpol. Persyaratan
riset memberi jaminan bahwa penelitian lain yang harus dilengkapi oleh peneliti untuk
ini tidak berlawanan dengan ideologi dan mendapatkan rekomendasi penelitian ini
mengganggu ketertiban umum. Sementara antara lain:

14
1. Rekomendasi Kementerian Dalam Negeri Setelah melengkapi seluruh berkas
atau Rekomendasi Bakesbangpol provinsi tersebut, maka peneliti mengajukan berkas
asal. Ini berlaku untuk lingkup penelitian permohonan kepada Bakesbangpol untuk
nasional dan berasal dari luar provinsi; mendapatkan rekomendasi penelitian,
2. Surat Pengantar/permohonan atau Surat sehingga total prosedur untuk mendapatkan
rekomendasi lembaga; rekomendasi dari Bakesbangpol Provinsi
3. Surat rekomendasi provinsi asal (bagi adalah dua prosedur. Lama waktu
peneliti dari luar provinsi) pengurusan adalah satu hari dan tanpa
4. Proposal Penelitian yang disahkan biaya. Akan tetapi praktik yang dihadapi
penanggung jawab; oleh peneliti di daerah, ternyata tidak sesuai
5. Fotocopy KTP/SIM peneliti; dengan prosedur. Untuk mendapatkan
6. Akta pendirian lembaga (lembaga rekomendasi penelitian provinsi, terkadang
penelitian/NGO); perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk
7. Surat kuasa bermeterai bagi yang mempercepat waktu pengurusan.
mewakilkan.

Gambar 3.3. Alur Prosedur Rekomendasi Bakesbangpol Provinsi

Bakesbangpol Kemendagri Bakesbangpol Provinsi

Surat Rekomendasi Mengajukan permohonan dan mendapatkan surat rekomendasi,


Bakesbangpol Kemendagri dengan persyaratan:
Waktu: 6 hari 1. Rekomendasi Kementerian Dalam Negeri atau Rekomendasi
Bakesbangpol Provinsi asal. Ini berlaku untuk lingkup
*Jika penelitian lingkup penelitian nasional dan berasal dari luar Provinsi;
nasional dan berasal dari 2. Surat Pengantar/permohonan atau Surat rekomendasi
luar provinsi lembaga;
3. Surat rekomendasi propinsi asal (bagi peneliti dari luar
Provinsi)
4. Proposal Penelitian yang disahkan penanggung jawab;
5. Fotocopy kartu identitas (KTP/SIM) peneliti;
6. Akta pendirian lembaga (lembaga penelitian/NGO);
7. Surat kuasa bermeterai bagi yang mewakilkan.
Waktu: 1 hari

Tabel 3.4. Ringkasan Prosedur Pengurusan Rekomendasi Penelitian


di Provinsi DI Yogyakarta dan Propinsi Jawa Timur

Keterangan Provinsi DIY Provinsi Jawa Timur

Prosedur 2* 2*
Waktu 7 hari** 7 hari**
Biaya Tidak ada biaya Tidak ada biaya
Masa Berlaku 3 bulan dan dapat 6 bulan dan dapat
diperpanjang hingga 2 kali diperpanjang

* Jika peneliti berasal dari luar provinsi maka harus menempuh dua prosedur (termasuk
prosedur di Kemendagri), sedangkan jika dari dalam provinsi, cukup satu prosedur saja.
** Waktu adalah untuk peneliti dari luar provinsi, karena harus mengurus rekomendasi dari
Kemendagri. Sementara jika dari dalam provinsi, hanya satu hari saja.

15
Rekomendasi Kesbangpol Provinsi surat rekomendasi yang ditujukan kepada
hanya dipersyaratkan untuk peneliti Kesbangpol Kabupaten/Kota. Sementara
yang berasal dari luar daerah atau dari untuk narasumber yang berasal dari non
kabupaten/kota lain. Sedangkan peneliti pemda tidak dibuatkan surat rekomendasi.
yang berasal atau berdomisili di Kabupaten/ Hal ini kemudian membuat tidak ada jaminan
Kota yang sama dengan lokasi penelitian bagi peneliti untuk bisa mendapatkan
tidak diwajibkan untuk mendapatkan narasumber dan data dari pihak non pemda.
rekomendasi dari Kesbangpol Provinsi. Ketiadaan surat rekomendasi untuk pihak
Peneliti cukup mengurus surat rekomendasi non pemda terkadang membuat sulit
di Kesbangpol Kota/Kabupaten dan kemudian pelaksanaan penelitian.
dapat melakukan penelitian lapangan.
Pembedaan prosedur ini berdampak pada Bakesbangpol dapat memberi sanksi
bertambahnya prosedur bagi peneliti yang kepada peneliti yang melanggar
berasal dari luar daerah. Praktik seperti ini ketentuan rekomendasi penelitian.
muncul karena menurut Surat Edaran (SE) Sanksi yang diberikan adalah pencabutan
Mendagri terbaru, rekomendasi penelitian rekomendasi penelitian. Sanksi ini diberikan
hanya dikeluarkan oleh pejabat berwenang apabila: 1) penelitian yang dilaksanakan
di lokasi penelitian. tidak sesuai dengan surat permohonan
beserta data dan berkas; 2) peneliti tidak
Pembatasan waktu pelayanan loket mentaati ketentuan yang tercantum
berpotensi menjadi hambatan bagi dalam rekomendasi penelitian, peraturan
peneliti. Pembatasan ini terjadi di loket perundang-undangan, norma-norma atau
pelayanan Bakesbangpol DIY dengan lama adat istiadat yang berlaku; dan 3) penelitian
waktu hanya 3,5 jam saja (jam 08.00 s.d yang dilaksanakan dapat menimbulkan
11.30 WIB). Pembatasan ini dikarenakan keresahan di masyarakat, disintegrasi bangsa
banyaknya permohonan rekomendasi atau keutuhan NKRI. Namun sejauh ini,
yang masuk dan pengkajian berkas aturan tersebut belum dilaksanakan karena
yang membutuhkan waktu lebih banyak. tidak ada penyimpangan yang dilakukan
Pembatasan waktu pelayanan loket yang oleh peneliti yang mengajukan rekomendasi
relatif singkat ini tentunya berdampak pada penelitian. Namun sejauh ini, belum ada
proses pengajuan permohonan rekomendasi pemberian sanksi kepada peneliti ataupun
yang lebih lama. Pembatasan waktu buka Lembaga penelitian.
loket ini menghambat peneliti yang berasal
dari luar daerah, atau tidak berdomisili di
3.4. Pelaksanaan Rekomendasi
Kota Yogyakarta karena harus datang sehari
Penelitian di Tingkat Kabupaten/Kota
sebelumnya untuk dapat memasukkan
berkas permohonan. Peneliti tersebut pada Perbedaan dua nomenklatur “izin”
akhirnya harus menambah biaya untuk dan “rekomendasi” di tingkat nasional
menunggu agar dapat memasukan berkas berdampak pada pelaksanaan yang
permohonan sesuai jam pelayanan loket. bervariasi di daerah. Di Kota Yogyakarta
Selain itu, pembatasan jam pelayanan loket dan Kabupaten Bantul, misalnya,
dapat membuka peluang adanya pungutan nomenklatur yang dipakai adalah izin.
tidak resmi untuk mempercepat proses Sementara di Kabupaten Malang dan
mendapatkan rekomendasi. Kota Surabaya memakai nomenklatur
rekomendasi. Perbedaan nomenklatur
Bakesbangpol hanya membuat surat ini disebabkan karena praktek perizinan
rekomendasi yang ditujukan kepada penelitian di Kota Yogyakarta dan Kab.
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Bantul mengacu pada acuan yuridis di
tingkat provinsi. Namun, jika instansi tingkat provinsi (Pergub DIY No.18/2009)
yang dijadikan sumber data adalah OPD di yang tidak up to date. Sehingga, ketentuan
lingkup Pemerintah Kota dan Kabupaten, yang bermasalah ini berdampak pada
maka Kesbangpol Provinsi hanya membuat perbedaan tempat pengurusan perizinan

16
penelitian di kedua daerah tersebut. Untuk mendapatkan izin penelitian di Kota
Dalam Permendagri No.64/2011, tempat Yogyakarta, peneliti hanya membutuhkan
pengurusan rekomendasi penelitian tiga persyaratan. Sementara di Kota
dilakukan di instansi Bakesbangpol. Namun Surabaya dan Kabupaten Malang, peneliti
pengurusan rekomendasi di Kota Yogyakarta membutuhkan tujuh berkas persyaratan
dilakukan di PTSP dan di Kab. Bantul untuk mendapatkan rekomendasi penelitian
dilakukan di Balitbang Bappeda. (Lihat Lampiran). Variasi persyaratan ini
dikarenakan adanya ketentuan landasan
Variasi juga terdapat pada hukum yang tidak memiliki standar
persyaratan untuk mendapatkan pengaturan yang sama untuk setiap daerah.
izin atau rekomendasi penelitian.

Gambar 3.4. Alur Prosedur Perizinan Penelitian Kabupaten/Kota

Dirjen Pol-PUM Bakesbangpol Dinas Terkait


Kemendagri Provinsi Kabupaten/Kota

Mengurus dan memperoleh Mengurus dan memperoleh Mengurus dan memperoleh


rekomendasi penelitian di Rekomendasi Penelitian di Rekomendasi Penelitian dari
Unit Layanan Administrasi Bakesbangpol Provinsi* OPD terkait Kabupaten/Kota
Kementerian Dalam Negeri*

*) Pengurusan rekomendasi penelitian ini khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar Kab/Kota

Tabel 3.5. Ringkasan Prosedur Pengurusan Rekomendasi Penelitian/Perizinan


Kota Kota Kabupaten
Keterangan Kabupaten Bantul
Yogyakarta Surabaya Malang
Prosedur 3* 3* 3* 3*
Waktu 8 hari** 8 hari** 8 hari** 8 hari**
Biaya Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Masa Berlaku 3 bulan 1. Izin berlaku sesuai 3 bulan 6 bulan
dan dapat permohonan dengan dan dapat dan dapat
diperpanjang ketentuan paling lama 3 bulan diperpanjang diperpanjang
2. Pengajuan perpanjangan
izin dilakukan sebelum habis
masa berlakunya dan hanya
diberikan selama 3 bulan.
3. Perpanjangan izin bisa
diberikan 2 kali.
Instansi Dinas Badan Litbang Bappeda Bakesbangpol Bakesbangpol
Pengurusan Perizinan dan Kota Kab. Malang
Penanaman Surabaya
Modal
* Jika peneliti berasal dari luar Kabupaten/Kota maka harus menempuh tiga prosedur
(mendapatkan rekomendasi Kemendagri dan Provinsi), sedangkan jika dari dalam Kab/Kota,
cukup satu prosedur saja.
** Waktu total adalah untuk peneliti dari luar Kab/Kota, karena harus mengurus rekomendasi dari
Kemendagri dan Provinsi. Sementara jika dari dalam Kabupaten/Kota bisa satu hari lantaran
hanya mengurus satu prosedur saja.

17
Pemprov DIY menetapkan nomenklatur Masa berlaku surat izin penelitian juga
izin bagi rekomendasi penelitian tidak sama untuk setiap daerah. Masa
melalui Pergub No. 18 Tahun 2009. berlaku izin berbeda ada di Kab. Malang
Pergub tersebut masih digunakan sampai dengan masa berlaku 6 bulan, sementara
saat ini, dan klausul pengaturan yang daerah lain memiliki masa berlaku yang
terkandung di dalamnya bertentangan sama yaitu 3 bulan. Jika peneliti melakukan
dengan Permendagri No. 7 Tahun 2014. penelitian lebih dari ketentuan tersebut,
Tidak up to date nya peraturan ini dapat mengajukan perpanjangan sebelum
menyebabkan adanya perbedaan tempat masa berlaku selesai. Untuk mendapatkan
pengurusan perizinan penelitian, seperti perpanjangan tersebut, peneliti cukup
yang terjadi di Kota Yogyakarta. Padahal membawa surat rekomendasi penelitian
perubahan Permendagri No. 64 Tahun 2011 sebelumnya. Jangka waktu perpanjangan
melalui Permendagri No. 7 Tahun 2014 izin penelitian pun bervariasi, sebagai
pada dasarnya telah merubah ketentuan contoh di Kab. Bantul, perpanjangan dapat
izin penelitian yang diterbitkan oleh dilakukan maksimal dua kali dengan jangka
Pemerintah Daerah menjadi rekomendasi waktu perpanjangan masing-masing 3
penelitian. Dengan demikian penerbitan bulan. Adanya batasan perpanjangan
izin/rekomendasi penelitian seharusnya tersebut membuat peneliti harus menempuh
tidak melalui PTSP di Kota Yogyakarta dan tambahan prosedur sebelum menyelesaikan
Balitbang Bappeda untuk Kab. Bantul, tapi penelitian.
melalui Bakesbangpol.
Kewajiban menyerahkan hasil
Rekomendasi Kemendagri dan penelitian tidak berjalan baik. Sama
Kesbangpol Provinsi hanya halnya dengan proses penyerahan hasil
dipersyaratkan untuk peneliti yang penelitian di Kemendagri yang tidak
berasal dari luar daerah atau dari berjalan baik, hal ini terjadi juga di daerah.
kabupaten/kota lain. Sedangkan peneliti Keberadaan surat rekomendasi penelitian
yang berasal atau berdomisili di Kabupaten/ juga diharapkan dapat memberikan
Kota yang sama dengan lokasi penelitian kontribusi terhadap pembangunan daerah
tidak diwajibkan untuk mendapatkan melalui pemanfaatan hasil penelitian. Tetapi
rekomendasi dari Kesbangpol Provinsi Jatim. yang terjadi adalah sebaliknya, hanya
Peneliti cukup mengurus surat rekomendasi sebagian kecil dari peneliti yang melaporkan
di Kesbangpol Kabupaten/Kota dan kemudian kembali hasil penelitiannya kepada
dapat melakukan penelitian lapangan. Pemerintah Pusat maupun Pemda. Instrumen
sanksi yang ada pun tidak memadai dan
Rekomendasi yang saling mensyaratkan tidak diimplementasikan dengan baik. Pemda
antara rekomendasi Kemendagri sendiri, OPD yang menjadi narasumber
dan Provinsi menghambat proses penelitian maupun yang mengeluarkan
pelaksanaan penelitian. Untuk izin, tidak menghubungi peneliti dan
mendapatkan izin penelitian di daerah, meminta hasil penelitian jika peneliti tidak
terutama penelitian yang dilakukan lintas menyerahkan hasil penelitian.
daerah, maka peneliti harus mendapatkan
rekomendasi dari pemerintahan yang lebih Manfaat rekomendasi penelitian tidak
tinggi. Pengurusan dokumen ini berlaku dirasakan oleh peneliti atau lembaga
sama baik untuk individu maupun lembaga. peneliti. Pemda tidak mendampingi peneliti
Proses pengurusan ini menambah satu rantai ketika melakukan penelitian. Selain itu,
prosedur dan tentunya menambah waktu keberadaan rekomendasi penelitian belum
dalam pengurusan izin. Penambahan waktu ini menjamin peneliti bisa mendapatkan data
mengakibatkan tertundanya proses perizinan. atau narasumber yang dibutuhkan ataupun
Bertambahnya waktu tentu akan berdampak data yang telah dijamin keterbukaannya
juga pada bertambahnya biaya, seperti biaya dalam UU No.14/2008 tentang Keterbukaan
selama menunggu keluarnya izin tersebut. Informasi Publik. Bahkan untuk penelitian

18
Proses mendapatkan izin penelitian di Kabupaten Bantul cukup berbeda. Tidak seperti di
daerah lain, pengurusan izin penelitian dilakukan di Bidang Litbang Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul. Peneliti mengajukan permohonan dan
persyaratan yang telah ditentukan. Izin penelitian diproses dalam hitungan jam,
bergantung pada kelengkapan dokumen persyaratan.

Praktik pemberian izin di Bappeda Bantul bukan tanpa alasan. Pemda ingin mengontrol
arus aktivitas penelitian di wilayahnya. Jika terdapat penelitian yang berpotensi
memajukan Kab. Bantul, Bappeda tak segan untuk memasukkannya ke dalam Jurnal
Bappeda dan ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan membuat kebijakan daerah.

yang bersifat khusus, seperti isu kesehatan, Keberadaan perizinan penelitian untuk
memerlukan izin yang bersifat lanjutan dari mendapatkan data bertentangan
Kepala Daerah ataupun Kepala Dinas terkait. dengan UU No. 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Hubungan koordinasi antar instansi Ketentuan yang diatur dalam UU KIP yang
pasca penerbitan izin penelitian menyebutkan bahwa Badan Publik seperti
dan pelaporan hasil penelitian tidak OPD Pemda wajib menyediakan, memberikan
berjalan dengan baik. Pada tataran dan menerbitkan informasi publik yang
implementasi, fungsi koordinasi izin ini berada di bawah kewenangannya. Badan
tidak begitu terlihat, terutama pada saat Publik dilarang memberikan informasi jika
pelaksanaan izin maupun setelah penelitian informasi tersebut membahayakan Negara,
selesai. Ketika penelitian selesai, tidak informasi yang bersifat pribadi, berkaitan
ada proses komunikasi maupun koordinasi dengan persaingan usaha dan juga informasi
antar instansi terkait, terutama instansi yang belum dipublikasikan. Sementara, di
yang menjadi tujuan studi. Instansi yang sisi lain, keberadaan izin penelitian justru
mengeluarkan izin atau rekomendasi dijadikan alasan bagi OPD untuk memberikan
penelitian pun terkadang tidak mendapatkan data-data yang seharusnya dapat diperoleh
laporan penelitian dan cenderung abai secara langsung karena merupakan
terhadap kondisi ini. Sehingga jumlah informasi publik, seperti data keuangan,
laporan penelitian yang diterima tidak sesuai data keuangan daerah, kependudukan dan
dengan izin yang dikeluarkan, padahal kinerja perekonomian daerah yang umumnya
ada kewajiban untuk menyerahkan hasil dipublikasikan secara luas. 
penelitian kepada Pemda.

19
20
4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan tidak adanya tindak lanjut kepada peneliti


dari OPD terkait mengenai hasil penelitian.
Berbagai bukti (praktik aktual) tersebut
OPD yang berwenang mengeluarkan izin
memperlihatkan variasi atau keberagaman
penelitian juga tidak mengevaluasi proses
pada tataran regulasi maupun implementasi
penelitian yang telah dilakukan.
perizinan penelitian. Pada tataran regulasi,
di level nasional terdapat variasi dengan
terbitnya Permendagri yang tidak memiliki 4.2. Rekomendasi
acuan hukum lebih tinggi, baik UU maupun
Berkaitan dengan perizinan penelitian
PP terkait izin penelitian. Permendagri
sebagai payung hukum pelaksanaan ini, diusulkan beberapa rekomendasi,
perizinan penelitian juga tidak efektif pada diantaranya:
tataran implementasi. Hal ini ditunjukkan a. Terdapat dua opsi mengenai peraturan
dengan tidak adanya perlindungan keamanan dan praktek perizinan penelitian yaitu: (1)
bagi peneliti dan juga penegakan aturan Melakukan revisi atau (2) penghapusan
penyerahan hasil penelitian bagi peneliti. Di peraturan dan praktek birokrasi perizinan,
sisi lain, terdapat variasi baik antar daerah baik tingkat nasional maupun daerah.
maupun level pemerintahan. Penyebutan Jika revisi yang dilakukan, maka perlu
nomenklatur dokumen perizinan penelitian ketentuan perizinan harus diubah menjadi
juga terbagi menjadi dua, Rekomendasi dan pendaftaran atau prosedur lapor diri bagi
Izin. Penyebutan ini kemudian berdampak peneliti yang ingin melakukan penelitian
pada implementasi perizinan penelitian, di daerah. Selain itu, revisi peraturan juga
terutama prosedur yang harus ditempuh mencakup standarisasi ketentuan, seperti
peneliti. Prosedur ini juga menyulitkan penamaan perizinan penelitian yang sama
peneliti karena saling mensyaratkan dan di setiap level pemerintahan, sehingga
dapat menghambat penelitian jika tidak terdapat pemahaman yang seragam antar
diurus, contohnya rekomendasi dari daerah. Sedangkan jika opsi penghapusan
Bakesbangpol Provinsi sebagai syarat untuk yang diambil, maka Pemerintah harus
mendapatkan izin penelitian di daerah. memastikan seluruh praktek perizinan
penelitian tidak ada lagi di instansi pusat
Perizinan penelitian yang diwajibkan untuk maupun Pemda.
mendapatkan data bertentangan dengan UU
Keterbukaan Informasi Publik. Keberadaan b. Menggunakan sistem e-gov agar data
perizinan penelitian justru menjadi ‘senjata’ penelitian dapat mudah diakses peneliti.
bagi Badan Publik untuk tidak membuka Penerapan sistem tersebut juga dapat
informasinya. Sepanjang informasi dan memberikan transparansi bagi publik,
data yang diminta tidak membahayakan serta kemudahan bagi peneliti dalam
kondisi Negara, menyangkut persaingan melakukan lapor diri kepada Pemda
usaha, berkaitan dengan informasi pribadi sebelum melakukan penelitian. Bagi
dan rahasia jabatan, serta informasi publik Pemda, penggunaan e-gov, juga dapat
yang belum didokumentasikan. Selain itu, membantu dalam pendataan dan
koordinasi antar tingkat pemerintah tidak mengontrol penelitian yang sedang dan
berjalan dengan baik. Hal ini terlihat dengan telah dilakukan di daerahnya. 

21
22
5. LAMPIRAN RINGKASAN PROSEDUR

5.1. PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU
NO. PROSEDUR BIAYA (Rp)
(Hari)
Mendaftarkan dan memperoleh rekomendasi penelitian di Unit
1. 6 -
Layanan Administrasi Kementerian Dalam Negeri
Mendaftarkan dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DIY
Total Waktu dan Biaya 7 -

*) Prosedur rekomendasi penelitian dari Kemendagri khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar
Provinsi DI Yogyakarta.

Prosedur 1. Mengurus rekomendasi rekomendasi penelitian ini tidak memerlukan


penelitian di Unit Layanan Administrasi biaya.
Kementerian Dalam Negeri

Waktu : 6 hari Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh


Biaya :- Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan
Ulasan : Bangsa dan Politik Provinsi DI Yogyakarta.
Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011
sebagaimana diubah dalam Permendagri No. Waktu : 1 hari
7 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan Biaya : -
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang Ulasan :
dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit dari Kemendagri, peneliti juga diwajibkan
Layanan Administrasi (ULA), Kementerian Dalam untuk mengurus rekomendasi penelitian di
Negeri. Adapun pemohon melampirkan dokumen Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
persyaratan sebagai berikut: DIY. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan
a. Proposal Penelitian; Kesatuan Bangsa dan Politik DIY nomor 2.2.1.1
b. Surat Permohonan Izin Penelitian yang tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penerbitan
ditujukan kepada Direktur Jendral Pemerintahan Rekomendasi Perizinan Riset/Penelitian, Adapun
Umum dan Politik; persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
c. Fotocopy KTP Pemohon; a. Fotokopi KTP/KTM;
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte b. Surat rekomendasi Perguruan Tinggi/
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Lembaga;
dan NPWP; c. Surat Rekomendasi Provinsi Asal (Bagi peneliti
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy Kartu dari luar DIY);
Mahasiswa; d. Proposal yang sudah dijilid dan disahkan;
f. Mengisi lembar Form A; e. Fotokopi Akta Notaris pendirian (Bagi
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp lembaga);
6.000,- ; f. Surat Kuasa bermaterai (bagi yang
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). mewakilkan).

Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, Kepala Badan menerima, membaca surat


pemohon menyerahkan berkas dokumen dan permohonan rekomendasi penelitian dan
persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya memberikan arahan. Kabid Poldagri dan
staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan Kemasyarakatan akan menerima, menelaah
jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan dan menganalisis permohonan. Kasubid
diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi Kemasyarakatan akan meneliti, mengidentifikasi,
penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen memverifikasi data permohonan rekomendasi
Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti penelitian. JFU akan menerima, dan menginput
akan mendapat rekomendasi penelitian dan data permohonan rekomendasi penelitian
mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan (RP), mengisi konsep rekomendasi penelitian

23
dan melaporkan. Kasubid Kemasyarakatan melaporkan. Kepala Badan akan menerima nota
akan membaca dan mengoreksi konsep RPl, dinas pengantar menandatangani konsep RP
membuat konsep nota dinas pengantar dan dan menyampaikan kepada Kabid. Kabid akan
melaporkan. Kabid Poldagri dan Kemasyarakatan menerima, menggandakan, mengarsipkan dan
akan menerima, membaca dan mengoreksi menyerahkan RP kepada pemohon.
konsep RP, memaraf nota dinas pengantar dan

5.2. KOTA YOGYAKARTA

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU
NO. PROSEDUR BIAYA (Rp)
(Hari)
Mengurus dan memperoleh rekomendasi penelitian di Unit Lay-
1. 6 -
anan Admnistrasi Kementerian Dalam Negeri*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DIY*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Dinas
3. 1 -
Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta
Total Waktu dan Biaya 8 -
*) Prosedur pengurusan rekomendasi penelitian dari Kemendagri dan Provinsi khusus untuk lembaga penelitian
non pemerintah di luar Kota Yogyakarta

Prosedur 1. Mengurus rekomendasi staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan


penelitian di Unit Layanan Administrasi jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan
Kementerian Dalam Negeri diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi
penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen
Waktu : 6 hari Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti
Biaya :- akan mendapat rekomendasi penelitian dan
Ulasan : mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan
Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011 rekomendasi penilitian ini tidak memerlukan biaya.
sebagaimana diubah dalam Permendagri No.
7 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh
dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan
wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit Bangsa dan Politik Provinsi DI Yogyakarta
Layanan Administrasi (ULA), Kementerian Dalam
Negeri. Adapun pemohon melampirkan dokumen Waktu : 1 hari
persyaratan sebagai berikut: Biaya : -
a. Proposal Penelitian; Ulasan :
b. Surat Permohonan Ijin Penelitian yang Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
ditujukan kepada Direktur Jendral dari Kemendagri, peneliti juga diwajibkan
Pemerintahan Umum dan Politik; untuk mengurus rekomendasi penelitian di
c. Fotocopy KTP Pemohon; Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte DIY. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Kesatuan Bangsa dan Politik DIY nomor 2.2.1.1
dan NPWP; tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penerbitan
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy Kartu Rekomendasi Perizinan Riset/Penelitian. Adapun
Mahasiswa; persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
f. Mengisi lembar Form A; a. Fotokopi KTP/KTM;
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp b. Surat rekomendasi Perguruan Tinggi/
6.000,- ; Lembaga;
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). c. Surat Rekomendasi Provinsi Asal (Bagi peneliti
dari luar DIY);
Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, d. Proposal yang sudah dijilid dan disahkan;
pemohon menyerahkan berkas dokumen dan e. Fotokopi Akta Notaris pendirian (Bagi
persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya lembaga);

24
f. Surat Kuasa bermaterai (bagi yang Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
mewakilkan). dari Kemendagri dan Bakesbangpol Provinsi DIY,
pemohon akan mengurus izin penelitian di Dinas
Kepala Badan menerima, membaca surat Penanaman Modal dan Perizinan Kota Yogyakarta.
permohonan rekomendasi penelitian dan Persyaratan yang dibutuhkan adalah:
memberikan arahan. Kabid Poldagri dan a. Surat permohonan kepada Walikota
Kemasyarakatan akan menerima, menelaah Yogyakarta Cq. Ka. Dinas Penanaman Modal
dan menganalisis permohonan. Kasubid dan Perizinan Kota Yogyakarta;
Kemasyarakatan akan meneliti, mengidentifikasi, b. Proposal yang telah disahkan oleh instansi
memverifikasi data permohonan rekomendasi terkait, guru/dosen pembimbing/pengajar dan
penelitian. JFU akan menerima, dan menginput stempel basah dari fakultas/lembaga;
data permohonan rekomendasi penelitian c. Stopmap merah 1 buah.
(RP), mengisi konsep rekomendasi penelitian
dan melaporkan. Kasubid Kemasyarakatan Pengurusan izin membutuhkan waktu 1
akan membaca dan mengoreksi konsep RPl, hari dan tidak dikenakan biaya. Proses yang
membuat konsep nota dinas pengantar dan ditempuh antara lain Pemohon datang ke
melaporkan. Kabid Poldagri dan Kemasyarakatan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan dengan
akan menerima, membaca dan mengoreksi membawa berkas permohonan lengkap dengan
konsep RP, memaraf nota dinas pengantar dan persyaratannya. Pendaftaran permohonan dan
melaporkan. Kepala Badan akan menerima nota penyerahan tanda bukti pendaftaran kepada
dinas pengantar menandatangani konsep RP permohonan. Pemeriksaan berkas/dokumen
dan menyampaikan kepada Kabid. Kabid akan kelengkapan dan kebenarannya; (a) Jika berkas/
menerima, menggandakan, mengarsipkan dan dokumen permohonan tidak lengkap dan
menyerahkan RP kepada pemohon. benar, maka permohon akan ditolak dengan
diterbitkan surat penolakan dan surat dikirim/
disampaikan kepada pemohon. (b) Jika berkas/
Prosedur 3. Mengurus dan memperoleh dokumen permohonan lengkap dan benar, maka
Rekomendasi Penelitian di Dinas permohonan akan diproses lebih lanjut sampai
Penanaman Modal dan Perizinan Kota ditetapkan Surat Izin Penelitian oleh Kepala
Yogyakarta Dinas dan pemberitahuan kepada pemohon
untuk mengambil izin. Pengisian kuesioner SKM
Waktu : 1 hari untuk diisi oleh pemohon, selanjutnya petugas
Biaya : - diloket Pengambilan & SKM menyerahkan izin
Ulasan : kepada pemohon.

5.3. KABUPATEN BANTUL

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU
NO. PROSEDUR BIAYA (Rp)
(Hari)
Mengurus dan memperoleh rekomendasi penelitian di Unit Lay-
1. 6 -
anan Administrasi Kementerian Dalam Negeri*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi DIY*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
3. 1 -
Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Bantul
Total Waktu dan Biaya 8 -
*) Pengurusan rekomendasi penelitian ini khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar Kab. Bantul

Prosedur 1. Mengurus rekomendasi Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011


penelitian di Unit Layanan Administrasi sebagaimana diubah dalam Permendagri No.7
Kementerian Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang
Waktu : 6 hari dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti
Biaya :- wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit
Ulasan : Layanan Administrasi (ULA), Kemendagri. Adapun

25
pemohon melampirkan dokumen persyaratan Kemasyarakatan akan menerima, menelaah
sebagai berikut: dan menganalisis permohonan. Kasubid
a. Proposal Penelitian; Kemasyarakatan akan meneliti, mengidentifikasi,
b. Surat Permohonan Ijin Penelitian yang memverifikasi data permohonan rekomendasi
ditujukan kepada Direktur Jendral penelitian. JFU akan menerima, dan menginput
Pemerintahan Umum dan Politik; data permohonan rekomendasi penelitian
c. Fotocopy KTP Pemohon; (RP), mengisi konsep rekomendasi penelitian
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte dan melaporkan. Kasubid Kemasyarakatan
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) akan membaca dan mengoreksi konsep RPl,
dan NPWP; membuat konsep nota dinas pengantar dan
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy Kartu melaporkan. Kabid Poldagri dan Kemasyarakatan
Mahasiswa; akan menerima, membaca dan mengoreksi
f. Mengisi lembar Form A; konsep RP, memaraf nota dinas pengantar dan
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp melaporkan. Kepala Badan akan menerima nota
6.000,- ; dinas pengantar menandatangani konsep RP
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). dan menyampaikan kepada Kabid. Kabid akan
menerima, menggandakan, mengarsipkan dan
Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, menyerahkan RP kepada pemohon.
pemohon menyerahkan berkas dokumen dan
persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya
staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan Prosedur 3. Mengurus dan memperoleh
jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan Rekomendasi Penelitian di Badan
diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi Perencanaan Pembangunan Daerah
penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen Kabupaten Bantul
Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti
akan mendapat rekomendasi penelitian dan Waktu : 1 hari
mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan Biaya : -
rekomendasi penilitian ini tidak memerlukan Ulasan :
biaya. Berdasarkan Keputusan Kepala Bappeda
Kabupaten Bantul Nomor 001/SK/Bappeda/2013
tentang Prosedur Pelayanan Perizinan Survei,
Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh Penelitian, Pendataan, Pengembangan,
Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan Pengkajian, Studi Kelayakan, Praktek Lapangan,
Bangsa dan Politik Provinsi DI Yogyakarta dan Kuliah Kerja Nyata di Kabupaten Bantul,
izin penelitian diproses di bagian penelitian dan
Waktu : 1 hari pengembangan Bappeda Kabupaten Bantul
Biaya : - dengan melampirkan persyaratan sebagai
Ulasan : berikut:
Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian a. Surat Rekomendasi/izin dari Badan Kesatuan
dari Kemendagri, peneliti juga diwajibkan Bangsa dan Politik Pemda DIY;
untuk mengurus rekomendasi penelitian di b. Fotocopy kartu identitas (KTP) yang masih
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi berlaku;
DIY. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan c. Proposal Kegiatan (untuk S2, S3 dan umum);
Kesatuan Bangsa dan Politik DIY nomor 2.2.1.1 d. Fotocopy KTP/Paspor/KIPEMS, surat
tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penerbitan pengantar dari sponsor/lembaga, akta notaris
Rekomendasi Perizinan Riset/Penelitian. Adapun pendirian institusi/lembaga/kelompok (Bagi
persyaratan yang dibutuhkan antara lain: non pemerintah termasuk Warga Negara
a. Fotokopi KTP/KTM; Asing);
b. Surat rekomendasi Perguruan Tinggi/ e. Bagi Institusi/Instansi yang telah membuat
Lembaga; MoU dengan Pemerintah Kabupaten Bantul
c. Surat Rekomendasi Provinsi Asal (Bagi peneliti dapat langsung mengajukan ke Bappeda
dari luar DIY); Bantul tanpa melalui izin dari Pemda DIY
d. Proposal yang sudah dijilid dan disahkan; (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemda
e. Fotokopi Akta Notaris pendirian (Bagi DIY).
lembaga);
f. Surat Kuasa bermaterai (bagi yang Permohonan izin dilakukan oleh pemohon secara
mewakilkan). tertulis dan disampaikan kepada Kepala Bappeda
Kabupaten Bantul. Pemohon mengisi Surat
Kepala Badan menerima, membaca surat Pernyataan Menyerahkan Hasil Kegiatan yang
permohonan rekomendasi penelitian dan berisi kesanggupan pemohon untuk menyerahkan
memberikan arahan. Kabid Poldagri dan hasil kegiatannya dalam bentuk hardcopy

26
dan softcopy. Melampirkan persyaratan yang tanda terima di sudut kiri bawah dengan nama
diperlukan. Permohonan diperiksa dan dicatat jelas petugas, NIP, dan tanda tangan. Pemohon
kebenarannya oleh petugas, apabila mendapat diberi bukti tanda terima penyerahan berkas
persetujuan maka izin akan diproses, dan jika permohonan. Bila dianggap perlu, Kepala
tidak tidak dikarenakan persyaratan yang tidak Bappeda Kabupaten Bantul c.q. Kepala Bidang
lengkap, maka akan dikembalikan. Permohonan Data, Penelitian, dan Pengembangan dapat
yang diterima didata dan dicatat dalam buku memerintahkan petugas untuk melakukan
register. Permohonan yang dicatat diberikan pemeriksaan ke lapangan.

5.4. PROVINSI JAWA TIMUR

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU
NO. PROSEDUR BIAYA (Rp)
(Hari)
Mengurus dan memperoleh rekomendasi penelitian di Unit Lay-
1. 6 -
anan Admnistrasi Kementerian Dalam Negeri*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur
Total Waktu dan Biaya 7 -
*) Prosedur rekomendasi penelitian dari Kemendagri khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar
Provinsi Jawa Timur

Prosedur 1. Mengurus rekomendasi staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan


penelitian di unit Layanan Administrasi jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan
Kementerian Dalam Negeri diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi
penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen
Waktu : 6 hari Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti
Biaya :- akan mendapat rekomendasi penelitian dan
Ulasan : mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri rekomendasi penilitian ini tidak memerlukan biaya.
Nomor 64 tahun 2011 sebagaimana diubah
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
7 tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan
dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur
wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit
Layanan Administrasi (ULA), Kementerian Dalam Waktu : 1 hari
Negeri. Adapun pemohon melampirkan dokumen Biaya : -
persyaratan sebagai berikut: Ulasan :
a. Proposal Penelitian; Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
b. Surat Permohonan Ijin Penelitian yang dari Kemendagri, peneliti juga diwajibkan untuk
ditujukan kepada Direktur Jendral mengurus rekomendasi penelitian di Badan
Pemerintahan Umum dan Politik; Kesbangpol Provinsi Jawa Timur. Bakesbangpol
c. Fotocopy KTP Pemohon; Jawa Timur mengacu pada Peraturan Menteri
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2011 tentang
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
dan NPWP; Persyaratan yang dibutuhkan sebagai berikut:
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy Kartu a. Rekomendasi Kemendagri atau Rekomendasi
Mahasiswa; Kesbangpol provinsi asal. Ini berlaku untuk
f. Mengisi lembar Form A; lingkup penelitian nasional dan berasal dari
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp luar Provinsi Jatim;
6.000,- ; b. Surat Pengantar/permohonan;
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). c. Proposal Penelitian yang disahkan penanggung
jawab;
Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, d. Fotocopy kartu identitas (KTP/SIM) peneliti;
pemohon menyerahkan berkas dokumen dan e. Akta pendirian lembaga (lembaga penelitian/
persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya NGO).

27
Pemohon datang ke Badan Kesatuan Bangsa dan benar maka permohonan rekomendasi penelitian
Politik Provinsi Jawa Timur dengan membawa akan diproses lebih lanjut sampai dikeluarkannya
seluruh dokumen persyaratan. Pemohon mengisi rekomendasi penelitian oleh Kepala Badan
buku register permohonan.Pemohon mengisi Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur.
formulir permohonan rekomendasi penelitian/ Pemohon akan diminta untuk mengisi kuesioner
survei/kegiatan.Pemeriksanaan dokumen survei kepuasan masyarakat. Proses pengurusan
persyaratan oleh petugas, apabila dokumen tidak rekomendasi ini selama 1 hari dan tidak
lengkap, maka akan dikembalian ke pemohon memerlukan biaya.
untuk dilengkapi. Apabila dokumen lengkap dan

5.5. KOTA SURABAYA

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU
NO. PROSEDUR BIAYA (Rp)
(Hari)
Mengurus dan memperoleh rekomendasi penelitian di Unit Lay-
1. 6 -
anan Admnistrasi Kementerian Dalam Negeri*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
3. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Surabaya
Total Waktu dan Biaya 8 -
*) Pengurusan rekomendasi penelitian ini khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar Kota
Surabaya

Prosedur 1. Mengurus rekomendasi persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya


penelitian di Unit Layanan Administrasi staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan
Kementerian Dalam Negeri jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan
diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi
Waktu : 6 hari penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen
Biaya :- Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti
Ulasan : akan mendapat rekomendasi penelitian dan
Berdasarkan Permendagri No. 64 tahun 2011 mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan
sebagaimana diubah dalam Permendagri No. rekomendasi penelitian ini tidak memerlukan
7 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan biaya.
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang
dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti
wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh
Layanan Administrasi (ULA), Kementerian Dalam Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan
Negeri. Adapun pemohon melampirkan dokumen Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur
persyaratan sebagai berikut:
a. Proposal Penelitian; Waktu : 1 hari
b. Surat Permohonan Izin Penelitian yang Biaya : -
ditujukan kepada Direktur Jendral Ulasan :
Pemerintahan Umum dan Politik; Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
c. Fotocopy KTP Pemohon; dari Kemendagri, peneliti juga diwajibkan untuk
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte mengurus rekomendasi penelitian di Badan
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa
dan NPWP; Timur. Bakesbangpol Jawa Timur mengacu
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy KTM; pada Permendagri No. 64 tahun 2011 tentang
f. Mengisi lembar Form A; pedoman Penerbitan Rekomendasi Penelitian.
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp Persyaratan yang dibutuhkan antara lain:
6.000,- ; a. Rekomendasi Kementerian Dalam Negeri atau
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). Rekomendasi Kesbangpol provinsi asal. Ini
berlaku untuk lingkup penelitian nasional dan
Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, berasal dari luar Provinsi Jatim;
pemohon menyerahkan berkas dokumen dan b. Surat Pengantar/permohonan;

28
c. Proposal Penelitian yang disahkan  Apabila penelitian mencakup wilayah 2
penanggung jawab; provinsi atau lebih, melampirkan surat
d. Fotocopy kartu identitas (KTP/SIM) peneliti; pengantar dari Dirjen Polpum Kemendagri
e. Akta pendirian lembaga (lembaga penelitian/  Apabila peneliti adalah WNI yang
NGO). sedang menempuh studi di luar negeri,
melampirkan pengantar dari Dirjen
Pemohon datang ke Badan Kesatuan Bangsa dan Polpum Kemendagri dan Kementerian
Politik Provinsi Jawa Timur dengan membawa Ristek dan Dikti RI
seluruh dokumen persyaratan. Pemohon mengisi b. Proposal yang disetujui oleh penanggung
buku register permohonan.Pemohon mengisi jawab (bagi proposal yang berbahasa asing,
formulir permohonan rekomendasi penelitian/ dilampiri dengan terjemahan berbahasa
survei/kegiatan.Pemeriksanaan dokumen Indonesia);
persyaratan oleh petugas, apabila dokumen tidak c. Fotokopi KTP dan atau KTM/Kartu Pelajar
lengkap, maka akan dikembalian ke pemohon pemohon/pimpinan Tim;
untuk dilengkapi. Apabila dokumen lengkap dan d. Surat kuasa/surat tugas apabila yang
benar maka permohonan rekomendasi penelitian mengurus bukan pemohon/anggota tim;
akan diproses lebih lanjut sampai dikeluarkannya e. Untuk pemohon dari Lembaga Penelitian atau
rekomendasi penelitian oleh Kepala Badan LSM mencantumkan Akta Pendirian Lembaga.
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur.
Pemohon akan diminta untuk mengisi kuesioner Pengurusan izin membutuhkan waktu 1 hari dan
survei kepuasan masyarakat. tidak dikenakan biaya. Proses yang ditempuh
antara lain Permohonan rekomendasi penelitian
dilakukan oleh pemohon dengan membawa
Prosedur 3. Mengurus dan memperoleh seluruh dokumen yang dipersyaratkan oleh Badan
Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan
Bangsa dan Politik Kota Surabaya Masyarakat Kota Surabaya. Pemohon mengisi
buku register permohonan. Pemohon mengisi
Waktu : 1 hari formulir pendaftaran Penelitian/survei/magang/
Biaya : - PKL. Pemohon mengisi surat pernyataan
Ulasan : bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dan
Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian bersedia menyerahkan hasil penelitian/riset/
dari Kemendagri dan Bakesbangpol Provinsi Jawa survei/PKL/KKN kepada Badan Badan Kesatuan
Timur, pemohon akan mengurus izin penelitian Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat
di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Kota Surabaya. Petugas memeriksa kelengkapan
Surabaya. Persyaratan yang dibutuhkan adalah: dokumen. Jika dokumen tidak lengkap maka
a. Surat pengantar dari lembaga/Perguruan akan dikembalikan kepada pemohonon untuk
Tinggi: dilengkapi. Apabila dokumen lengkap dan benar
 Apabila lembaga/PT pemohon berasal dari maka petugas akan memproses permohonan
luar Kota Surabaya, melampirkan surat sampai diterbitkannya rekomendasi penelitian
pengantar dari Bakesbangpol Provinsi oleh Kepala Badan Badan Kesatuan Bangsa,
Jatim dan Bakesbangpol dimana lembaga/ Politik, dan Perlindungan Masyarakat Kota
PT tersebut berasal Surabaya.

5.6. KABUPATEN MALANG

REKOMENDASI PENELITIAN
WAKTU BIAYA
NO. PROSEDUR
(Hari) (Rp)
Memperoleh rekomendasi penelitian di Unit Layanan Admnistrasi
1. 6 -
Kementerian Dalam Negeri*
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
2. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur
Mengurus dan memperoleh Rekomendasi Penelitian di Badan
3. 1 -
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Malang*
Total Waktu dan Biaya 8 -
*) Pengurusan rekomendasi penelitian ini khusus untuk lembaga penelitian non pemerintah di luar Kota
Surabaya

29
Prosedur 1. Mengurus rekomendasi a. Rekomendasi Kementerian Dalam Negeri atau
penelitian di Unit Layanan Administrasi Rekomendasi Kesbangpol provinsi asal. Ini
Kementerian Dalam Negeri berlaku untuk lingkup penelitian nasional dan
berasal dari luar Provinsi Jatim;
Waktu : 6 hari b. Surat Pengantar/permohonan;
Biaya :- c. Proposal Penelitian yang disahkan
Ulasan : penanggung jawab;
Berdasarkan Permendagri No. 64 Tahun 2011 d. Fotocopy kartu identitas (KTP/SIM) peneliti;
sebagaimana diubah dalam Permendagri No. e. Akta pendirian lembaga (lembaga penelitian/
7 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerbitan NGO).
Rekomendasi Penelitian, bagi penelitian yang
dilakukan di dua provinsi atau lebih, peneliti Pemohon datang ke Badan Kesatuan Bangsa
wajib mengurus rekomendasi penelitian di Unit dan Politik (Bakesbangpol) Provinsi Jawa
Layanan Administrasi (ULA), Kementerian Dalam Timur dengan membawa seluruh dokumen
Negeri. Adapun pemohon melampirkan dokumen persyaratan. Pemohon mengisi buku register
persyaratan sebagai berikut: permohonan.Pemohon mengisi formulir
a. Proposal Penelitian; permohonan rekomendasi penelitian/survei/
b. Surat Permohonan Izin Penelitian yang kegiatan. Pemeriksanaan dokumen persyaratan
ditujukan kepada Direktur Jendral oleh petugas, apabila dokumen tidak lengkap,
Pemerintahan Umum dan Politik; maka akan dikembalian ke pemohon untuk
c. Fotocopy KTP Pemohon; dilengkapi. Apabila dokumen lengkap dan benar
d. Bagi Lembaga melampirkan: fotocopy Akte maka permohonan rekomendasi penelitian akan
Pendirian, Surat Keterangan Terdaftar (SKT) diproses lebih lanjut sampai dikeluarkannya
dan NPWP; rekomendasi penelitian oleh Kepala Badan
e. Bagi Mahasiswa melampirkan: fotocopy Kartu Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur.
Mahasiswa; Pemohon akan diminta untuk mengisi kuesioner
f. Mengisi lembar Form A, survei kepuasan masyarakat.
g. Mengisi Surat Pernyataan dibubuhi materai Rp
6.000,-
h. Melampirkan Kuesioner Penelitian (jika ada). Prosedur 3. Mengurus dan memperoleh
Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan
Dalam pengurusan rekomendasi penelitian, Bangsa dan Politik Kabupaten Malang
pemohon menyerahkan berkas dokumen dan
persyaratan ke loket pelayanan ULA. Selanjutnya Waktu : 1 hari
staf akan melakukan verifikasi administrasi, dan Biaya : -
jika memenuhi persyaratan maka pemohon akan Ulasan :
diberikan tanda terima. Selanjutnya rekomendasi Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian
penelitian akan diproses dan disetujui oleh Dirjen dari Kemendagri dan Bakesbangpol Provinsi Jawa
Kesbangpol. Dalam kurun waktu 6 hari, peneliti TImur, pemohon akan mengurus izin penelitian
akan mendapat rekomendasi penelitian dan di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten
mengambilnya di kantor ULA. Proses pengurusan Malang. Persyaratan yang dibutuhkan adalah:
rekomendasi penelitian ini tidak memerlukan 1. Surat permohonan yang ditandatangani oleh
biaya. lembaga/perguruan tinggi yang berwenang.
Khusus untuk peneliti individu, surat
permohonan wajib ditandatangani Lurah/
Prosedur 2. Mengurus dan memperoleh kepala desa dimana peneliti berdomisili:
Rekomendasi Penelitian di Badan Kesatuan  Apabila peneliti berasal dari luar
Bangsa dan Politik Provinsi Jawa Timur Kabupaten Malang, melampirkan surat
rekomendasi penelitian dari Bakesbangpol
Waktu : 1 hari Provinsi Jawa Timur dan Bakesbangpol
Biaya : - dimana peneliti berasal;
Ulasan : 2. Proposal penelitian;
Setelah mendapatkan rekomendasi penelitian 3. Foto copy KTP Peneliti/penanggungjawab/
dari Kementerian Dalam Negeri, peneliti juga ketua/koordinator peneliti;
diwajibkan untuk mengurus rekomendasi 4. Surat pernyataan mentaati dan tidak
penelitian di Badan Kesatuan Bangsa dan melanggar ketentuan undang2 yang berlaku;
Politik Provinsi Jawa Timur. Bakesbangpol Jawa 5. Fotocopy akte notaris pendirian Badan Usaha/
Timur mengacu pada Peraturan Menteri Dalam organisasi kemasyarakatan lembaga nirlaba.
Negeri Nomor 64 tahun 2011 tentang pedoman
Penerbitan Rekomendasi Penelitian. Persyaratan Proses pembuatan rekomendasi penelitian
yang dibutuhkan antara lain: antara lain Pemohon mengajukan permohonan

30
rekomendasi penelitian di Badan Kesatuan melakukan survei/research/penelitian/KKN/PKL/
Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Magang oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan
Malang dengan membawa seluruh dokumen yang Politik Kabupaten Malang.
dipersyaratkan. Pemohon mengisi buku register
permohonan. Petugas memeriksa kelengkapan Di Kabupaten Malang, meski mewajibkan surat
dokumen. Dokumen akan dikembalikan rekomendasi dari Kesbangpol, instansi-instansi
ke pemohonon untuk dilengkapi jika tidak pemerintah termasuk kesbanggpol sendiri
sesuai dengan persyaratan. Apabila dokumen biasanya melayani permintaan data para peneliti
lengkap dan sesuai dengan persyaratan, maka yang belum mengetahui atau belum mengurus
permohonan akan diproses lebih lanjut untuk rekomendasi di kesbangpol kabupaten. 
kemudian diterbitkan surat keterangan untuk

31
32
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah

Gd. Permata Kuningan Lt.10, Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12980
[021] 8378 0642/53, [021] 8378 0643, www.kppod.org, kppod, @KPPOD_Jakarta

Anda mungkin juga menyukai