Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KEGIATAN

HASIL PENDATAAN KELUARGA SEHAT


DAN UPAYA TINDAK LANJUT
DI WILAYAH UPT. PUSKESMAS AJUNG

TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam


Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi
yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.
Pembangunan keluarga, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah upaya
mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menetapkan kebijakan pembangunan
keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga,untukmendukung
keluarga agar dapat melaksanakan fungsinya secara optimal. Sebagai penjabaran dari
amanat undang-undang tersebut, melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39
tahun 2016 yaitu tentang pedoman penyelenggaraan program Indonesia sehat dan
pendataan keluarga. Adapun tahapan Keluarga Sehat antara lain: Sosialisasi,
Pendataan, Analisa data, Rumusan masalah, Rencana kegiatan, Implementasi,
Monitoring dan Evaluasi. Kementerian Kesehatan menetapkan strategi operasional
pembangunan kesehatan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga.
Dalam rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya
Dua Belas Indikator Utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua
belas indikator utama tersebut adalah sebagai berikut:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga mempunyai akses/sarana air bersih
11. Keluarga mempunyai akses/menggunakan jamban sehat
12. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Dari 12 indikator keluarga sehat disepakati 3 tingkatan yaitu ;
 Keluarga sehat >80% indikator baik
 Keluarga pra-sehat 50%-80% indikator baik
 Keluarga tidak sehat <50% indikator baik

Berdasarkan petunjuk operasional di atas maka UPT Puskesmas Ajung pada


tahun 2017 merencanakan dan telah melaksanakan kegiatan Pendataan Keluarga
Sehat di semua Desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Ajung untuk mengidentifikasi
status kesehatan keluarga. Adapun data hasil pendataan akan dijadikan dasar
penyusunan rencana tindak lanjut untuk mengintervensi permasalahan prioritas yang
muncul. Uraian hasil pendataan dan rencana tindak lanjut hasil pendataan keluarga
sehat berikutnya akan dijelaskan lebih terperinci dalam laporan ini.

2. TUJUAN UMUM
Mendukung tercapainya program Indonesia Sehat dalam meningkatkan akses keluarga
terhadap pelayanan kesehatan yang komprehensif di Kecamatan Ajung Kabupaten
Jember Provinsi Jawa Timur dan melaporkan hasil pendataan keluarga sehat di
wilayah UPT Puskesmas Ajung tahun 2018.

3. TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetahui gambaran analisa situasi di wilayah kerja Kecamatan


Ajung Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur
b. Mengidentifikasi status indeks keluarga di wilayah kerja UPT Puskesmas
Ajung.
c. Mengidentifikasi perilaku sehat di setiap indikator Keluarga Sehat di wilayah
kerja UPT Puskesmas Ajung.
d. Menyusun prioritas masalah dari hasil rekapitulasi perilaku pada indikator
Keluarga Sehat.
e. Menyusun rencana tindak lanjut untuk setiap prioritas masalah dari hasil
rekapitulasi perilaku pada indikator Keluarga Sehat.
BAB II

METODE KEGIATAN

1. LOKASI KEGIATAN
Pendataan Keluarga Sehat dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ajung Kabupaten
Jember Provinsi Jawa Timur.

2. JADWAL PELAKSANAAN
Kegiatan pendataan dilakukan bertahap, dimulai pada bulan Maret 2017 sampai
dengan bulan Februari tahun 2019 di 4 desa dengan rincian sebagai berikut :

a. Desa Rowo Indah


Pendataan pada desa Rowo Indah dilaksanakan pada tanggal 17-18 Maret 2017 untuk
dusun Rowo dan pada tanggal 25-26 April 2017 untuk dusun Langsepan.
b. Desa Wirowogso
Pendataan keluarga sehat di desa Wirowongso berlangsung pada bulan Juli 2018.
c. Desa Pancakarya
Pendataan keluarga sehat untuk desa Pancakarya berlangsung pada bulan Agustus
2018.
d. Desa Klompangan
Pendataan keluarga sehat untuk desa Klompangan dilaksakan pada bulan Desember
2018 untuk dusun Krajan dan Durenan, serta dianjut ada bulan Februari 2019 untuk
dusun Sumuran, Curah Kates, dan Pondoklabu.

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
Adapun susunan tim pendataan keluarga adalah sebagaimana berikut :

No. Nama Jabatan


1. dr. Tunsiah Kepala Puskesmas Ajung
2. Boinem, S.S.T Penanggung jawab program promosi kesehatan
3. Muazim Supervisor
4. Prio Wibowo, S. Kep Supervisor
5. Lucia Giovani Dea N. Administrator KS
5. Susiana, Amd. Keb. Surveyor Desa Ajung
6. Sri Adji Handayani, Amd. Keb. Surveyor Desa Ajung
7. Supatmi, Amd. Keb. Surveyor Desa Klompangan
8. Evi Eka, Amd. Keb. Surveyor Desa Pancakarya
9. Fitrotin, Amd. Keb Surveyor Desa Sukamakmur
10. Misiyem, Amd. Keb. Surveyor Desa Mangaran
11. Indah Kurniawati, Amd. Keb. Surveyor Desa Wirowongso
12. Boinem, S.S.T. Surveyor Desa Rowoindah

Adapun pembagian tugas tim pendataan adalah :

1. Tugas Penanggung Jawab Promkes


a. Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan promosi kesehatan,
penyebarluasan informasi kesehatan, pengembangan sumber daya
kesehatan dan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
2. Tugas Admen
a. Melakukan administrasi sistem KS tingkat puskesmas
b. Membuat akun pengguna lain, akun kepala puskesmas, akun supervisor dan
akun surveyor
3. Tugas Supervisor
a. Memetakan wilayah
b. Menentukan nomer urut bangunan
c. Mengurus izin ke penguasa wilayah
d. Memastikan kelengkapan dan konsistensi pengisian kuisioner
e. Memastikan kelengkapan pengisian entri data
4. Tugas Surveyor/ Pengumpul data
a. Mendata keluarga, mengisi kuisioner di tempat responden
b. Melakukan probing/pengalihan pertanyaan dengan tujuan yang sama
c. Melakukan cek ulang kelengkpan pengisian kuisioner pada hari yang sama
d. Melakukan entri data
e. Melakukan cek ulang kelengkapan entri data

4. SASARAN
Sasaran responden pendataan adalah keluarga yang berdomisili di 7 desa di
wilayah kerja UPT Puskesmas Ajung, yaitu Desa Rowo Indah, Desa Wirowongsi,
Desa Pancakarya, Desa Klompangan, Desa Sukamakmur, Desa Mangaran dan Desa
Ajung.

5. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang dibawa surveyor saat melakukan pendataan adalah kuisioner,
alat pengukur tekanan darah, flyer serta alat tulis. Adapunbentuk kuisioner yang
digunakan saat wawancara sebagaimana terlampir dalam laporan ini.

6. SUMBER DANA
Kegiatan pendataan keluarga sehat di UPT Puskesmas Ajung menggunakan
anggaran dari Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapotasi dari Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Perjalanan dinas petugas dibiayai oleh BOK sedangkan
anggaran penggandaan kuisioner diperoleh dari dana JKN.

7. PELAKSANAAN
a. Sosialisasi Lintas Program (terlampir)
b. Sosialisasi Lintas Sektor (terlampir)
c. Pelaksanaan Pendataan Keluarga
Surveyor melakukan kunjungan rumah dan mengisi kuisioner beserta form
indeks keluarga sambil mewawancarai kepala keluarga beserta anggota rumah
tangga lainya. Kemudian melakukan pemeriksaan tekanan darah sesuai indikasi
pertanyaaan pada kuisioner. Setelah selesai melakukan wawancara dan
pemeriksaan, surveyor memberikan tanda/ label identifikasi pada rumah yang telah
dilakukan pendataan di setiap rumah responden. Penentuan nilai indeks keluarga
mengacu pada ketentuan petunjuk teknis Permenkes RI No. 39 Tahun 2016
sebagaimana ketentuan berikut :

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐼𝑁𝐷𝐼𝐾𝐴𝑇𝑂𝑅 𝐾𝐸𝐿𝑈𝐴𝑅𝐺𝐴 𝑆𝐸𝐻𝐴𝑇 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐵𝐸𝑅𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 "𝑌"


𝐼𝐾𝑆 =
12 − 𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝐼𝑁𝐷𝐼𝐾𝐴𝑇𝑂𝑅 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝑇𝐼𝐷𝐴𝐾 𝐴𝐷𝐴 𝐷𝐼 𝐾𝐸𝐿𝑈𝐴𝑅𝐺𝐴/"𝑁"

Hasil perhitungan IKS tersebut selanjutnya dapat dikategorikan ke dalam status


kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut :

1) Nilai indeks > 0,800 : Keluarga Sehat


2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : Keluarga Pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : Keluarga tidak sehat
8. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Setiap selesai melakukan pendataan, maka surveyor langsung menyerahkan
kuisioner yang sudah terisi lengkap ke tim admin terkait. Selanjutnya admin merekap
hasil indeks keluarga dan mengentri ke website aplikasi keluarga sehat. Adapun form
yang dipakai untuk merekap adalah sebagaimana berikut :

Jika ada ketidaklengkapan isi kuesioner, maka admin meminta surveyor untuk
melengkapi. Setelah kuesioner terisi lengkap dan direkap, maka surveyor membuat
pelaporan hasil pendataan sebagai bahan pertanggungjawaban kegiatan.
BAB III
HASIL ANALISA DAN UPAYA TINDAK LANJUT

3.1 Analisis Hasil Pendataan PIS-PK Desa Rowo Indah


Adapun jumlah KK yang disurvei adalah 2160 KK.

CAPAIAN PISPK DESA ROWO INDAH


KELUARGA MENGIKUTI
PROGRAM KB
SEKELUARGA SUDAH 100
IBU BERSALIN DI FASILITAS
MENJADI ANGGOTA 90
KESEHATAN
JKN/ASKES 80
7070.30 95.18
KELUARGA MEMILIKI 48.02 60 BAYI MENDAPAT IMUNISASI
AKSES/MENGGUNAKAN 50 98.43 DASAR LENGKAP
JAMBAN SEHAT 40
30
35.10 20
KELUARGA MEMILIKI 10
AKSES/MEMAKAI AIR 0 94.57 BAYI DIBERI ASI EKSKLUSIF 6
80.45 BULAN
BERSIH
N
3.78

TIDAK ADA ANGGOTA 80.45 PERTUMBUHAN BALITA


89.71
KELUARGA YANG MEROKOK DIPANTAU TIAP BULAN

PENDERITA GANGGUAN
PENDERITA TB PARU
JIWA BERAT YANG DIOBATI 100.00
BEROBAT SESUAI STANDART
DAN TIDAK DITELANTARKAN
PENDERITA HIPERTENSI
BEROBAT TERATUR

Upaya tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut mencakup:
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
MASALAH

1 Penderita 1. Pengetahuan masyarakat kurang 1. Penyuluhan tentang bahaya hipertensi pada kelompok
Hipertensi terhadap penyakit hipertensi masyarakat terutama masyarakat beresiko seperti lansia
berobat secara 2. Perilaku masyarakat berisiko 2. Menggerakkan budaya hidup bersih dan sehat bersama lintas
teratur (3.78%) menimbulkan hipertensi sektor
3. Masyarakat enggan memanfaatkan 3. Aktif melakukan sosialisasi tentang kegiatan posbindu di desa
pelayanan kesehatan (posbindu)
2 Keluarga 1. Pengetahuan masyarakat kurang 1. Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan masyarakat
memiliki terhadap pentingnya jamban sehat tentang pentingnya BAB di jamban
akses/menggun 2. Kebiasaan yang menjadi budaya yakni 2. Pemicuan gesit di dusun-dusun
akan jamban BAB di sungai 3. Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan Jamban
sehat (35.10%) 3. Social ekonomi yang rendah untuk Bergulir)
pengadaan jamban
4. Sarana MCK kurang memadai
3 Sekeluarga 1. Keluarga tidak paham apa yang 1. Pertemuan lintas sektor upaya penjaringan peserta JKN PBI
sudah menjadi dimaksud JKN hingga mendapat SK Bupati dan menerima fasilitas JKN PBI
keanggotaan 2. Keluarga menganggap tidak masalah 2. Pertemuan lintas sektor kepada kelompok masyarakat seperti
JKN (48.02%) jika tidak ikut peserta JKN poktan/gapoktan termasuk tempat kerja informal yang ada di
3. Keluarga menganggap iuran JKN setiap desa dalam upaya penjaringan peserta JKN jalur
cukup mahal mandiri.
3. Hasil kegiatan kongres takmir dan bumil dapat memberikan
kontribusi percepatan pemberian JKN jalur PBI kepada
peserta yang memenuhi syarat penerima PBI. Selain itu juga
efektif pemberian edukasi kepada masyarakat akan
pentingnya mendaftar menjadi keanggotaan JKN.

3.2 Analisis Hasil Pendataan PISPK Desa Wirowongso


Adapun Jumlah KK yang disurvei adalah 2939 KK.
CAPAIAN PISPK DESA WIROWONGSO
KELUARGA MENGIKUTI
PROGRAM KB
100 92.26
SEKELUARGA SUDAH MENJADI IBU BERSALIN DI FASILITAS
90
ANGGOTA JKN/ASKES KESEHATAN
80
94.64
70
KELUARGA MEMILIKI 60 BAYI MENDAPAT IMUNISASI
AKSES/MENGGUNAKAN 50 DASAR LENGKAP
JAMBAN SEHAT 65.22 28.44 40 90.12
30
20
10
KELUARGA MEMILIKI 85.19 BAYI DIBERI ASI EKSKLUSIF 6
94.71 0
AKSES/MEMAKAI AIR BERSIH BULAN
0.00
33.53
91.62
TIDAK ADA ANGGOTA PERTUMBUHAN BALITA
KELUARGA YANG MEROKOK 52.03 DIPANTAU TIAP BULAN

65.22
PENDERITA GANGGUAN JIWA
PENDERITA TB PARU BEROBAT
BERAT YANG DIOBATI DAN
SESUAI STANDART
TIDAK DITELANTARKAN
PENDERITA HIPERTENSI
BEROBAT TERATUR

Upaya tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut mencakup:

NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH


MASALAH

1 Penderita 1. Menghindari stigma negatif dari 1. Melakukan kunjungan pelayanan kesehatan ke rumah pasien
gangguan jiwa masyarakat untuk memudahkan proses pengobatan
berat yang diobati 2. Kurangnya pengetahuan tentang 2. Melakukan penguatan kepada keluarga penderita dengan
dan tidak kesehatan jiwa dan cara memberikan pengetahuan tentang kesehatan jiwa
ditelantarkan (0%) pengobatannya 3. Melakukan pemantauan terhadap status kesehatan pasien
3. Tidak ada dukungan penuh dari
keluarga dalam proses
penyembuhan pasien
2 Sekeluarga sudah 1. Pengetahuan masyarakat kurang 1. Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki dan
menjadi anggota terhadap pentingnya memiliki menjadi anggota JKN
JKN (28, 44%) JKN
2. Faktor ekonomi yang membuat 2. Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
masyarakat menganggap iuran masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat diuslkan ke
terlalu mahal pemerintah daerah untuk menerima bantuan iuran daerah
3. Anggapan masyarakat bahwa (PBID) dalam pembayaran JKN
perihal administrasi dan birokrasi
terkait kepengurusan JKN yang
merepotkan
3 Keluarga memiliki 1. Pengetahuan masyarakat kurang 1. Penyuluhan kelompok di posyandu dan kegiatan masyarakat
akses atau terhadap pentingnya jamban sehat tentang pentingnya BAB di jamban
menggunakan 2. Kebiasaan yang menjadi budaya 2. Pemicuan gesit di dusun-dusun
jamban sehat yakni BAB di sungai 3. Program percepatan kepemilikan jamban (Arisan Jamban
(65.22%) 3. Social ekonomi yang rendah untuk Bergulir)
pengadaan jamban
4. Sarana MCK kurang memadai
3.3 Analisis Hasil Pendataan PISPK Desa Pancakarya
Adapun jumlah KK yang disurvei adalah 2746 KK.

CAPAIAN PISPK DESA PANCAKARYA


KELUARGA MENGIKUTI
PROGRAM KB
SEKELUARGA SUDAH 100 91.66
IBU BERSALIN DI FASILITAS
MENJADI ANGGOTA 90
KESEHATAN
JKN/ASKES 80 96.33
70
KELUARGA MEMILIKI 60 BAYI MENDAPAT IMUNISASI
AKSES/MENGGUNAKAN 50
94.59 DASAR LENGKAP
JAMBAN SEHAT 29.9040
75.37
30
20
10
KELUARGA MEMILIKI BAYI DIBERI ASI EKSKLUSIF 6
94.36 0 87.01
AKSES/MEMAKAI AIR BERSIH BULAN
33.18

TIDAK ADA ANGGOTA 97.36


PERTUMBUHAN BALITA
KELUARGA YANG MEROKOK DIPANTAU TIAP BULAN
70.97
66.67
PENDERITA GANGGUAN 61.19 PENDERITA TB PARU
JIWA BERAT YANG DIOBATI
BEROBAT SESUAI STANDART
DAN TIDAK DITELANTARKAN
PENDERITA HIPERTENSI
BEROBAT TERATUR

Upaya tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut mencakup:

NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN


MASALAH MASALAH
1 Sekeluarga 1. Pengetahuan masyarakat kurang 1. Melakukan sosialisasi terkait pentingnya
sudah menjadi terhadap pentingnya memiliki JKN memiliki dan menjadi anggota JKN
anggota JKN 2. Faktor ekonomi yang membuat
(29, 90%) masyarakat menganggap iuran terlalu 2. Melakukan pendataan bersama lintas sektor
mahal terkait masyarakat yang kurang mampu sehingga
3. Anggapan masyarakat bahwa perihal dapat diuslkan ke pemerintah daerah untuk
administrasi dan birokrasi terkait menerima bantuan iuran daerah (PBID) dalam
kepengurusan JKN yang merepotkan pembayaran JKN
2 Tidak ada 1. Kurangnya pengetahuan akan bahaya 1. Penyuluhan tentang bahaya merokok
anggota keluarga perokok aktif dan pasif 2. Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan
yang merokok 2. Sulitnya merubah kebiasan merokok lainnya tentang bahaya merokok pada kelompok-
(33,18%) bagi para pecandu kelompok masyarakat (misalnya sekolah, tempat
3. Harga rokok yang dianggap mengaji, majelis ilmu)
terjangkau oleh masyarakat sehingga 3. Berkolaborasi dengan lintas program (K3,
rokok menjadi kebutuhan sehari - hari KIA,UKS, PTM, TB dll) untuk melakukan
4. Masyarakat tidak mengetahui adanya upaya mengurangi kebiasaan perilaku merokok
layanan Kementerian Kesehatan di masyarakat.
untuk mengonsultasikan 4. Advokasi kepada lintas sektor untuk
kecanduannya terhadap rokok. pembentukan regulasi batasan merokok, atau
5. Budaya dan keadaan sosial ruangan bebas asap rokok.
masyarakat yang menjadikan rokok
suguhan di setiap acara-acara
kemasyarakatan
3 Penderita 4. Pengetahuan masyarakat kurang 4. Penyuluhan tentang bahaya hipertensi pada kelompok
Hipertensi terhadap penyakit hipertensi masyarakat terutama masyarakat beresiko seperti lansia
berobat secara 5. Perilaku masyarakat berisiko 5. Menggerakkan budaya hidup bersih dan sehat
teratur (61,19%) menimbulkan hipertensi bersama lintas sektor
6. Masyarakat enggan memanfaatkan 6. Aktif melakukan sosialisasi tentang kegiatan
pelayanan kesehatan (posbindu) posbindu di desa
3.4 Analisis Hasil Pendataan PISPK Desa Klompangan
Adapun jumlah KK yang disurvei adalah 2238 KK.

CAPAIAN PISPK DESA KLOMPANGAN


KELUARGA MENGIKUTI
PROGRAM KB
SEKELUARGA SUDAH 100 89.57
IBU BERSALIN DI FASILITAS
MENJADI ANGGOTA 90
JKN/ASKES 80 97.14KESEHATAN
70
KELUARGA MEMILIKI 60 BAYI MENDAPAT IMUNISASI
AKSES/MENGGUNAKAN 77.84 50 DASAR LENGKAP
JAMBAN SEHAT 40 98.73
25.25
30
20
10 96.59
KELUARGA MEMILIKI BAYI DIBERI ASI EKSKLUSIF 6
92.62 0
AKSES/MEMAKAI AIR BERSIH BULAN

35.28
20.59
TIDAK ADA ANGGOTA 97.25
PERTUMBUHAN BALITA
KELUARGA YANG MEROKOK DIPANTAU TIAP BULAN
52.00 58.82
PENDERITA GANGGUAN JIWA
PENDERITA TB PARU
BERAT YANG DIOBATI DAN
BEROBAT SESUAI STANDART
TIDAK DITELANTARKAN
PENDERITA HIPERTENSI
BEROBAT TERATUR

Upaya tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut mencakup:

PRIORITAS
NO AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
MASALAH
1 Penderita 1. Menghindari stigma negatif dari 1. Melakukan kunjungan pelayanan kesehatan ke rumah pasien
gangguan jiwa masyarakat untuk memudahkan proses pengobatan
berat yang 2. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan 2. Melakukan penguatan kepada keluarga penderita dengan
diobati dan jiwa dan cara pengobatannya memberikan pengetahuan tentang kesehatan jiwa
tidak 3. Tidak ada dukungan penuh dari keluarga 3. Melakukan pemantauan terhadap status kesehatan pasien
ditelantarkan dalam proses penyembuhan pasien
(20.59%)
2 Sekeluarga 1. Pengetahuan masyarakat kurang terhadap 1. Melakukan sosialisasi terkait pentingnya memiliki dan
sudah menjadi pentingnya memiliki JKN menjadi anggota JKN
anggota JKN 2. Faktor ekonomi yang membuat
(25.25%) masyarakat menganggap iuran terlalu 2. Melakukan pendataan bersama lintas sektor terkait
mahal masyarakat yang kurang mampu sehingga dapat diuslkan ke
3. Anggapan masyarakat bahwa perihal pemerintah daerah untuk menerima bantuan iuran daerah
administrasi dan birokrasi terkait (PBID) dalam pembayaran JKN
kepengurusan JKN yang merepotkan
3 Tidak ada 1. Kurangnya pengetahuan akan bahaya 1. Penyuluhan tentang bahaya merokok
anggota perokok aktif dan pasif 2. Memanfaatkan leflet-leaflet dan media kesehatan
keluarga 2. Sulitnya merubah kebiasan merokok lainnya tentang bahaya merokok pada kelompok-
yang bagi para pecandu kelompok masyarakat (misalnya sekolah, tempat
merokok 3. Harga rokok yang dianggap terjangkau mengaji, majelis ilmu)
(35.28%) oleh masyarakat sehingga rokok 3. Berkolaborasi dengan lintas program (K3, KIA,UKS,
menjadi kebutuhan sehari - hari PTM, TB dll) untuk melakukan upaya mengurangi
4. Masyarakat tidak mengetahui adanya kebiasaan perilaku merokok di masyarakat.
layanan Kementerian Kesehatan untuk 4. Advokasi kepada lintas sektor untuk pembentukan
mengonsultasikan kecanduannya regulasi batasan merokok, atau ruangan bebas asap
terhadap rokok. rokok.
5. Budaya dan keadaan sosial masyarakat
yang menjadikan rokok suguhan di
setiap acara-acara kemasyarakatan
Dari hasil pendataan keluarga sehat di empat desa di Kecamatan Ajung, dapat
disimpulkan dan diperoleh cakupan data indikator keluarga sehat sebagai berikut:

INDIKATOR KELUARGA SEHAT KECAMATAN AJUNG


KELUARGA MENGIKUTI
PROGRAM KB
100
SEKELUARGA SUDAH MENJADI IBU BERSALIN DI FASILITAS
90 85.94 95.82 KESEHATAN
ANGGOTA JKN/ASKES
80
70
KELUARGA MEMILIKI 60 BAYI MENDAPAT IMUNISASI
AKSES/MENGGUNAKAN 50
JAMBAN SEHAT 32.90 95.47 DASAR LENGKAP
63.38 40
30
20
10
KELUARGA MEMILIKI BAYI DIBERI ASI EKSKLUSIF 6
0 90.30
AKSES/MEMAKAI AIR BERSIH 91.22 BULAN

45.61 21.81
TIDAK ADA ANGGOTA 93.98
PERTUMBUHAN BALITA
KELUARGA YANG MEROKOK 73.75 DIPANTAU TIAP BULAN
42.25

PENDERITA GANGGUAN JIWA


PENDERITA TB PARU BEROBAT
BERAT YANG DIOBATI DAN
SESUAI STANDART
TIDAK DITELANTARKAN
PENDERITA HIPERTENSI
BEROBAT TERATUR
Upaya tindak lanjut yang dilakukan dalam mengatasi hal tersebut mencakup:
NO PRIORITAS AKAR PENYEBAB MASALAH INTERVENSI DAN RENCANA PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
1 Penderita 4. Menghindari stigma negatif dari 4. Melakukan kunjungan pelayanan kesehatan ke rumah
gangguan jiwa masyarakat pasien untuk memudahkan proses pengobatan
berat tidak 5. Kurangnya pengetahuan tentang 5. Melakukan penguatan kepada keluarga penderita
ditelantarkan kesehatan jiwa dan cara pengobatannya dengan memberikan pengetahuan tentang kesehatan
(21.81%) 6. Tidak ada dukungan penuh dari keluarga jiwa
dalam proses penyembuhan pasien 6. Melakukan pemantauan terhadap status kesehatan
pasien
2 Sekeluarga sudah 1. Keluarga tidak paham apa yang dimaksud 1. Penyuluhan atau sosialisasi tentang pentingnya
menjadi anggota JKN menjadi peserta JKN
JKN(32.90%) 2. Keluarga menganggap tidak masalah jika 2. Advokasi dengan lintas sektor, PKK, Toma, Toga.
tidak ikut peserta JKN Sosialisasi ke warga masyarakat, kader dan
3. Keluarga menganggap iuran JKN cukup membantu masyarakat dalam mengurus JKN.
mahal 3. Hasil kegiatan kongres takmir dan bumil dapat
memberikan kontribusi percepatan pemberian JKN
jalur PBI kepada peserta yang memenuhi syarat
penerima PBI. Selain itu juga efektif pemberian
edukasi kepada masyarakat akan pentingnya
mendaftar menjadi keanggotaan JKN.
4. Pertemuan lintas sektor kepada kelompok masyarakat
seperti poktan/gapoktan termasuk tempat kerja
informal yang ada di setiap desa dalam upaya
penjaringan peserta JKN jalur mandiri.
1. Pertemuan lintas sektor upaya penjaringan peserta
JKN PBI hingga mendapat SK Bupati dan menerima
fasilitas JKN PBI
2. Pertemuan lintas sektor kepada kelompok masyarakat
seperti poktan/gapoktan termasuk tempat kerja
informal yang ada di setiap desa dalam upaya
penjaringan peserta JKN jalur mandiri.

3 Penderita 7. Pengetahuan masyarakat kurang 7. Penyuluhan tentang bahaya hipertensi pada kelompok
hipertensi berobat terhadap penyakit hipertensi masyarakat terutama masyarakat beresiko seperti lansia
teratur (42.25%) 8. Perilaku masyarakat berisiko 8. Menggerakkan budaya hidup bersih dan sehat
menimbulkan hipertensi bersama lintas sektor
9. Masyarakat enggan memanfaatkan 9. Aktif melakukan sosialisasi tentang kegiatan
pelayanan kesehatan (posbindu) posbindu di desa
BAB IV
PENUTUP

Demikian laporan pendataan program Keluarga Sehat yang telah dilaksanakan di


wilayah kerja UPT Puskesmas Ajung yang telah mencakup empat desa. Adapun tiga desa
tersisa akan dilaksanakan di tahun 2019 ini.
Laporan ini disusun untuk dilaporkan kepada pihak terkait serta para lintas sektor
dengan harapan upaya intervensi yang dilakukan bersama – sama dan terintegrasi akan lebih
tepat guna dan tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai