A. Wienshield Survey
Wienshield Survey adalah metode pengumpulan data dengan melihat gambaran wilayah
dengan cara berjalan mengelilingi seluruh lingkungan komunitas. Obervasi dengan
menggunakan penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, dan sentuhan. Tujuan
dari wienshield survey adalah mengumpulkan dengan menggunakan indera mengenai
kekuatan dan kelemahan komunitas (sertakan peta wilayah).
Pengkajian Hasil
1. Inti komunitas
- Sejarah
- Cuaca /musim
- Perumahan
umum : listrik
kondisi jalan,
Pendidikan
c. Ekonomi
- Jenis pekerjaan
- Tingkat pengangguran
- Pusat perbelanjaan
- Asuransi kesehatan
g. Komunikasi
- Alat
komunikasi
h. Rekreasi
Selain data primer, data skunder yang diperoleh melalui laporan/dokumen yang sudah dibuat di
desa/kelurahan puskesmas, kecamatan, atau dinas kesehatan, musalnya laporan tahunan puskesmas,
monografi desa, profil kesehatan, dsb, juga perlu dikumpulkan dari komunitas. Setelah dikumpulkan
melalui pengkajian, data selanjutnya dianalisis, sehingga perumusan diagnosis keperawatan dapat
dilakukan. Diagnosis dirumuskan terkait garis pertahanan yang mengalami kondisi terancam. Ancaman
terhadap garis pertahanan fleksibel memunculkan diagnosis potensial; terhadap garis normal
memunculkan diagnosis resik; dan terhadap garis pertahanan resisten memunculkan diagnosis
actual/gangguan. Analisis data dibuat dalam bentuk matriks
Diagnosis sejahtera/ wellness digunakan bila komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum
ada data maladapti. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas potensial, hanya terdiri dari
komponen problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e).
Potensial peningkatan tumbuh kembang pada balita dir t 05 rw 01 desa x kecamatan A, ditandai dengan
cakupan imunisasi 95% (95%), 80% berat badan balita di atas garis merah KMS, 80% pendidikan ibu
adalah SMA, cakupan posyandu 95%.
Diagnosis risiko digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan
beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan. Perumusan diagnosis
keperawatan komunitas risiko terdiri atas problem (p), etiologi (e) , dan symptom/ sign (s).
Resiko terjadinya konflik psikologis pada warga RT 05, RW 01 desa x kecamatan A yang berhubungan
dengan koping masyarakat yang tidak efektif ditandai dengan pernah terjadi perkelahian antar- RT,
kegiatan gotonbg royong , dan silaturahmi, rutin rw jarang dilakukan, penyuluhan kesehatan terkait
kesehatan jiwa belum pernah dilakukan, masyarakat sering berkumpul dengan melakukan kegiatan yang
tidak positif seperti berjudi.
Diagnosis gangguan ditegakkan bila sudah timbul gangguan/ masalah kesehatandi komunitas, yang
didukung oleh beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan komunitas actual terdiri
atas problem (p), etiologi (e), dan symptom/sign (s)
gangguan/masalah kesehatan reproduksi pada agregat remaja yang berhubungan dengan kurangnya
kebiasaan hygiene Personal, ditandai dengan 92% remaja mengatakan mengalami keputihan patologis,
upaya yang dilakukan remaja dalam mengatasi keputihan 80% didiamkan saja, 92% remaja mengatakan
belum pernah memperoleh informasi kesehatan reproduksi dari petugas kesehatan.
Tingginya kasus diare di wilayah RW 5 kelurahan X yang berhubungan dengan tidak adekuatnya
penggunaan fasilitas layanan kesehatan untuk penanggulangan diare, keterbatasan, dan kualitas sarana
pelayanan diare.
Resiko meningkatnya
kejadian infertilitas pada
3 3 3 9
agregat remaja
Kurangnya kebiasaan 3 2 2 7
hygiene personal
Resiko meningkatnya
kejadian infertilitas pada
2 3 2 5 2 3 2 2 21
agregat remaja.
Kurangnya kebiasaan 3 4 3 3 3 3 3 3 25
hygiene personal
Keterangan : Pembobotan :
D. Waktu 4. Tinggi
F. Fasilitas
G. Sumber daya
H. Tempat
Musyawarah Masyarakat desa (MMD) adalah pertemuan seluruh warga desa untuk membahas hasil
Survei mawas Diri dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survei
Mawas Diri (Depkes RI, 2007). Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adalah sebagai berikut :
1. Musyawarah masyarakat desa harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas puskesmas,
dan sector terkait di kecamatan
2. MMD dilaksanakan dib alai desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa
3. MMD dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan
a. Pembukaan dengan menguraikan maksud dan tujuan MMD dipimpin oleh kepala desa
b. Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah pendapat dengan
mempergunakan alat peraga, poster, dan lain-lain dengan dipimpin oleh ibu desa
c. Penyajian hasil SMD oleh kelompok SMD
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah dan
hasil SMD, dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan di desa atau perawat
komunitas
e. Penyusunan rencana penanggulangan masalah kesehatan dengan dipimpin oleh kepala desa
f. penutup
Tujuan terdiri atas tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan jangka panjang
(tujuan umum/TUM) mengacu pada bagaimana mengatasi problem/masalah (P) di komunitas,
sedangkan penetapan tujuan jangka pendek (tujuan khusus/TUK) mengacu pada bagaimana mengatasi
etiologi (E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S= spesifik, M= measurable/dapat diukur, A=
achievable/dapat dicapai, R= reality, T= time limited/ punya limit waktu).
Keperawatan
Komunitas
Risiko TUM
meningkatnya
Tidak terjadi di gangguan
kejadian
infertilitas pada infertilitas pada agregat remaja
putri di wilayah….
agregat remaja
putrid di wilayah
…
TUK