Anda di halaman 1dari 6

Judul Effect of Zeolite Catalysts on Pyrolysis Liquid Oil

Jurnal Journal of International Biodeterioration &


Biodegradation
Volume & Halaman Hal. 1-14
Tahun 2016
Penulis M. Rehan, R. Miandad, M. A. Barakat, I. M. I. Ismail, T.
Almeelbi, J. Gardy, A. Hassanpour, M. Z. Khan, A.
Demirbas, A. S. Nizami
Reviewer Agus Sudarno, Meiliza Anggraini, Aulia Chania,
Zulaikha Setya Mega Sari
Tanggal 26 September 2017
Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
menentukan kualitas produksiminyak yang dihasilkan
dari panas dan katalitik pirolisis menggunakan limbah
plastikPS (polystyrene) dalam skala kecil pada reaktor
pirolisis.
Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode pirolisis, dimana akan digunakan reaktor yang
telah dirancang untuk proses cracking dengan cara
pemanasan dan dengan bantuan katalis. Temperatur yang
digunakan dapat mencapai 600°C. Katalis yang
berbentuk bubuk akan bercampur dengan umpan selama
proses dalam reaktor berlangsung. Sampel yang telah
panas dan mencair di dalam reaktor akan memproduksi
uap organik yang akan dikondensasi untuk menghasilkan
cairan minyak.
Skema Percobaan Piring plastik PS telah digunakan sebagai feedstock pada
proses pirolisis untuk memproduksi minyak, gas dan
char. 1 Kg sampel PS telah digunakan untuk setiap
percobaan, termasuk pirolisis termal, pirolisis katalitik
zeolit alam dan katalis zeolit sintetis. 100 g baik zeolit
alam atau zeolit sintesis yang digunakan, dengan
perbandingan rasio katalis untuk feedstock 1:10. Zeolit
alam diambil dari wilayah harrat ash-shamah terletak di
barat laut KSA. Katalis ini hanya digiling untuk
menghasilkan partikel berukuran mikron dan digunakan
tanpa modifikasi pre-treatment permukaan. Bahan baku
(PS) yang didapatdari limbah plastik sekali pakai,
dilakukan pemotongan piring menjadi potongan-
potongan kecil untuk mencapai homogenitas sampel.
Masing-masing sampel dipanaskan di dalam reaktor
pirolisis dengan suhu ruang hingga 450°Cmenggunakan
kecepatan pemanasan dari 10°C/ min dan waktu reaksi
yangditetapkan pada 75 min. Fraksi-fraksi dari minyak,
gas dan chardiperkiraan berada pada basis beratnya
masing-masing. Kondisi optimal pada 450°C dan 75 min
untuk proses pirolisisnon-catalytic pada awalnya
ditentukan oleh analisis TGA (Mettler Toledo
TGA/SDTA851)dari sample plastik PS yang berada
dalam kondisi yang telah dikontrol. Analisis dilakukan

dengan pemanasan 10μg dari sample PS pada kecepatan

10°C/min dari 25 hingga 900°C dibawah aliran nitrogen


dengan kecepatan yang konstan pada 50 ml/min.
Analisis Karakterisasi Analisis Brunauere Emmete Teller (BET)digunakan
untuk mengetahui luas permukaan, ukuran pori dan
volume katalis zeolit alam dimana dianalisis
menggunakan Micromeritics Tristar3000 (UK). Analisis
Scanning Electron Microscopy (SEM) digunakan untuk
mengetahui ukuran partikel dan distribusi morfologi
zeolit alam dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy
(FTIR) untuk mengetahui struktur kimia dari bahan baku.
Gas Cromatography Mass Spectrophotometry (GCMS)
digunakan untuk analisis komposisi kimia dari produk
minyak dari proses thermal and catalytic pyrolysis.
Pembahasan Ketidakjelasan harga minyak mentah akhir-akhir ini,
kekurangan dan ketidakberlanjutan pasokan di masa yang
akan datang, bersama dengan pencemaran lingkungan
yang dihasilkan terutama oleh emisi gas rumah kaca
(GHG), semua mendukung pengembangan dari alternatif
minyak bumi. Energi terbarukan seperti angin, solar,
panas bumi, waste-to-energy (WTE) dan biomassa yang
signifikan mengundang perhatian antara permintaan dan
pasokanenergi. Dengan kemajuan teknologi, biaya
menjadi efektif dan teknik bersama pemerintah lebih
lanjut meningkatkan pertumbuhan perolehan sektor
energi terbarukan. Pirolisis dari limbah plastik telah
muncul sebagai teknologi WTE yang efektif. (Table 1)
Sebagai solusi penanganan limbah plastik dan untuk
menghasilkan energi (minyak cair) dan value-added
produk (cair dan gas). Proses pirolisis melibatkan
pemutusan termal dan katalitik yang kompleks pada
molekul organik menjadi molekul yang lebih kecil atau
rantai pendek hidrokarbon.
Pada pirolisis katalitik, limbah plastik di depolimerisasi
menjadi minyak cair yang lebih baik pada suhu rendah
(~400oC)dibandingkan dengan pirolisis termal, yang
dilakukan tanpa katalis pada suhu yang lebih tinggi
(~500oC). Pemilihan katalis dalam pirolisis katalitik
bergantung pada hasil yang diinginkan seperti cairan
minyak, gas, charserta kualitasnya. Polistiren (PS),
polietilen (PE) dan polipropilen (PP) adalah jenis plastik
yang paling umum digunakan dalam mempelajari
pirolisis. Diperoleh minyak dari pirolisis katalitik pada
limbah polyethylene (HDPE) dengan densitas tinggi
menggunakan xeolit yang dinodifikasi.Cairan minyak
bisa digunakan untuk modifikasi mesin diesel
setelahdilakukan upgradinghingga hidrokarbonnya
memiliki rentang (C4-C12) melalui pemurnian dan
pencampuran dengan diesel konvensional. Selain itu,
cairan minyak dapat digunakan untuk menghasilkan
panas dan produksi listriksetelah menghilangkan asam,
residu padat dan kontaminan dalam minyak.
Di Saudi Arabia (KSA) dan di daerah Gulf, tidak ada
fasilitas WTE untuk mengubah limbah plastik menjadi
energi dan produk yang bernilai. Limbah plastik dan
zeolit alam belum dapat dikarakterisasikan untuk
menggali potensi katalis dalam teknologi pirolisis. Efek
katalis zeolit sintetis dan alami diuji pada fraksinasi
cairan minyak, gas dan chardibandingkan denga pirolisis
termal. Kualitas produksi minyak cair dievaluasi
berdasarkan properti fisiko-kimia dan kandungan energi.
KSA merupakan salah satu negara yang mengkonsumsi
energi terbesar karena melihat pertumbuhan penduduk
yang cepat(sekitar 3.4 % per tahun), urbanisasi (sekitar
1.5 % per tahun) dan peningkatan standar hidup yang
dihasilkan dari pertumbuhan ekonomi. Saat ini, 55%
kebutuhan energi KSA dipenuhi oleh minyak bumi dan
sisanya 45% oleh gas alam.
Di KSA produksi limbah padat perkotaan sangat tinggi
yaitu sekitar 15.3 juta ton. Limbah plastik telah
merugikan lingkungan hidup dan operasional karena
adanya zat beracun pewarna dan aditif untuk
memperlambat degradasi sehingga dilakukan berbagai
upaya untuk mengurangi limbah plastik. Upaya yang
dilakukan sebisa mungkin tidak membuat polusi udara
maupun efek samping lainnya.
Hasil Penelitian Dalam penelitian ini, rata-rata HHV bahan baku plastik
PS, minyak cair yang dihasilkan dari pirolisis termal dan
katalitik dengan katalis zeolit alami dan sintetisyang
ditemukan 39.4, 41.6, 41.7 dan 40.6 MJ/kg. HHV yang
sedikit lebih rendah dari bahan baku ke minyak bisa jadi
karena bentuk fase padatnya. Demikian pula, perbedaan
kecil dalam HHV minyak dari katalis zeolit
sintesisterhadap minyak lain mungkin disebabkan oleh
adanya partikel abu atau katalis di produk akhir.
Kekuatan Penelitian Minyak yang dihasilkan memiliki potensi untuk
digunakan sebagai alternatif diesel konvensional.
Tingginya persentase styrene dalam minyak cair dari
pirolisis termal maupun pirolisis katalitik dapat
digunakan sebagai bahan kimia yang berharga dalam
meningkatkan jumlah oktan bahan bakar bensin untuk
memproduksi minyak mentah dengan memadukannya
dengan pirolisis yang berbeda.
Kelemahan Penelitian Studi yang lebih komprehensif diperlukan untuk
memahami transformasi pirolisis minyak cair menjadi
bahan bakar transportasi murni dan efeknya pada kinerja
mesin pembakaran internal, stabilitas dan struktur
merusak serta jenis dan dampak gas emisi.
Simpulan Hasil dari analisis GCMS, 99% hidrokarbon aromatik
ditemukan dalam produksi minyak dengan proses
thermal and catalytic pyrolysis. Komponen utama dari
thermal pyrolysis adalah styrene (48,4%), ethylbenzene
(21,2%), toluene (25,6%) danbenzo (b) triphenylene
(1,6%). Untuk catalytic pyrolysis menggunakan zeolit
alam, komponen utamanya adalah styrene
(60.8%),methylstyrene(10.7%), azulene (4.8%), 1H-
indane (2.5%) danethylbenzene (1.3%). Untuk pirolisis
katalitik menggunakan zeolit sintesis, komponen
utamanya adalah alpha-methylstyrene (38.4%), styrene
(15.8%), benzene (16.3%), ethylbenzene (9.9%), dan
isopropylbenzene(8.1%).
Persentase komponen aromatik yang tinggi dalam cairan
minyak membuatnya kurang cocok apabila dijadikan
sebagai bahan bakar transportasi hingga melewati tahap
pemurnian termasuk pencampuran dengan diesel. Minyak
ini akan di upgrade menjadi bensin yang memiliki
hidrokarbon antara C4-C12.

Anda mungkin juga menyukai