Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN MONITORING PEMBUANGAN SISA DARAH

DAN CAIRAN INFEKSIUS

RS PERMATA BEKASI

JL. LEGENDA RAYA NO.9 MUSTIKA JAYA - BEKASI

TAHUN 2018
LAPORAN MONITORING PEMBUANGAN SISA DARAH DAN CAIRAN INFEKSIUS DI CSSD
RUMAH SAKIT PERMATA BEKASI APRIL – JUNI 2018

1. PENDAHULUAN
Menurut Depkes RI (1997) limbah rumah sakit, khususnya limbah medis yang infeksius, belum
dikelola dengan baik. Sebagian besar pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah
infeksius dan non infeksius. Selain itu, kerap bercampur. Percampuran tersebut justru memperbesar
permasalahan limbah medis. Yang termasuk limbah adalah limbah infeksius, limbah radiologi, dan
limbah laboratorium. Limbah infeksius misalnya jaringan tubuh yang terinfeksi kuman dan komponen
darah. Limbah jenis itu seharusnya dibakar, bukan dikubur, apalagi dibuang ke septic tank. Pasalnya
tangki pembuangan seperti di indonesia sebagaian besar tidak memenuhi syarat sebagai
pembuangan limbah. Kenyataannya, banyak tangki pembuangan sebagai tempat pembuangan limbah
yang tidak memenuhi syarat. Hal itu akan menyebabkan pencemaran, khususnya pada air tanah yang
banyak dipergunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. RS Permata Bekasi menyediakan
pembuangan limbah yang sesuai dengan sumber limbah dan jenis limbahnya

2. TUJUAN
a. Sebagai pertanggung jawaban tim pencegahan dan pengendalian infeksi dalam melakukan
program monitoring pembuangan sisa darah dan cairan infeksius
b. Meningkatkan pengetahuan petugas dalam melakukan pembuangan sisa darah dan cairan
infeksius
c. Sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan manajemen pembuangan sisa darah dan cairan
infeksius
3. Realisasi
Realisasi dari monitoring pembuangan sisa darah dan cairan infeksius pada periode Januari - Maret 2019
Rumah Sakit Permata Bekasi berdasarkan 10 elemen penilaian yaitu :
1) Tersedia spoelhock
2) Spoelhock dalam kondisi baik tidak ada sumbatan
3) Tersedia APD di unit
4) Petugas menggunakan APD dengan benar pada saat mengelola sisa darah dari tindakan di
ruangan
5) Air kran di spoelhock mengalir dengan lancar tanpa hambatan
6) Tersedia sampah medis
7) Tersedia sampah non medis
8) Dilakukan pembersihan setelah membuang darah / cairan tubuh di spoelhock
9) Petugas melepas APD dengan segera setelah melakukan pengelolaan sisa darah di unit
10) Petugas melakukan hand hyigiene setelah tindakan selesai
Monitoring pembuangan sisa darah dan cairan infeksius dilakukan di unit :
 CSSD
 OK
 VK
 Laboratorium
 IGD
 Ruang Perawatan lantai 3
 Ruang Perawatan lantai 4
 Ruang Perawatan lantai 5
Dari masing-masing unit berdasarkan 10 elemen penilaian realisaasi pencapaiannya harus 100%. Berikut hasil
dari monitoring pembuangan sisa darah dan cairan infeksius bulan Januari - Maret 2019 :
Unit
No Pernyataan atau Elemen Penilaian RANAP RANAP RANAP
CSSD OK VK LAB IGD
LT 3 LT 4 LT 5
1 Tersedia spoelhock 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Spoelhock dalam kondisi baik tidak ada
2 sumbatan 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
3 Tersedia APD di unit 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Petugas menggunakan APD dengan benar
pada saat mengelola sisa darah dari tindakan
4 di ruangan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Air kran di spoelhock mengalir dengan lancar
5 tanpa hambatan 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
6 Tersedia sampah medis 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Tersedia sampah non medis 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dilakukan pembersihan setelah membuang
8 darah / cairan tubuh di spoelhock 0% 0% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Petugas melepas APD dengan segera setelah
9 melakukan pengelolaan sisa darah di unit 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Petugas melakukan hand hygiene setelah
10 tindakan selesai 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
4. Penutup

D. Pembahasan
Dari hasil monitoring penanganan pembuangaan darah dan komponen darah yang dilakukan pada
Bulan Januari - Maret tahun 2018 terlihat bahwa hampir ruangan laboratorium, ruang VK, ruang OK
sudah melakukan penanganan pembuangan darah dan komponen darah dengan benar, hal ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Tersediah tempat pembuangan darah
 Untuk Ruangan Laboratorium sudah 100% dibuang ke tempat pembuangan darah. Tempat
pembuangan darah menggunakan tong sampah injak yang di alasi dengan kantong berwarna
kuning (darah tetap di dalam tabung). Sebelum masuk ke kantong sampah infeksius darah di
simpan terlebih dahulu untuk di bekukan, setelah itu darah dibuang ke kantong kuning dan
setelah penuh kantong kuning diangkut oleh petugas cleaning service untuk dibawa ke TPS
yang kemudian diangkut oleh pihak ketiga (wastec) untuk dihancurkan.
 Untuk Ruangan OK didapat nilai 0 % karena untuk pembuangan darah di OK masih satu
lokasi dengan Ruang VK . Darah di OK di buang ke spoel hoek.
 Untuk Ruangan VK sudah tersedia pembuangan darah sendiri (spoel hoek) sehingga di
peroleh nilai 100%
2. Petugas menggunakan APD dalam penanganan pembuangan darah.
 Untuk Ruangan Laboratorium diperoleh nilai 94,2% karena sebagian petugas dalam
penanganan pembuangan darah masih ada yang tidak lengkap menggunakan APD seperti
masker.
 Untuk Ruangan OK diperoleh nilai 94,2% karena sebagian petugas dalam penanganan
pembuangan darah masih ada yang tidak lengkap menggunakan APD seperti masker,sarung
tangan.
 Untuk Ruangan VK diperoleh nilai 98,9 % karena sebagian petugas dalam penanganan
pembuangan darah masih yang tidak lengkap menggunakan APD seperti masker.
3. Ada SPO penanganan pembuangan darah.
Untuk Ruangan Laboratorium, ruangan OK, ruang VK didapat nilai 100% karena setiap ruangan
sudah terdapatSPO penanganan pembuangan darah.
4. Mengangkut pembuangan darah dalam kantong tertutup
 Untuk Ruangan Laboratorium diperoleh nilai 100 % karena petugas dalam mengangkut
pembuangan darah kantong dalam tertutup (kantong sampah infeksius diikat)
 Ruangan OK diperoleh nilai 95,4% karena petugas terkadang lupa tidak menutup ember
yang berisi darah yang akan dibuang ke spoelhoek.
 Ruangan VK diperoleh nilai 96,5% karena petugas terkadang lupa tidak menutup ember
yang berisi darah yang akan dibuang ke spoelhoek.
5. Pembuangan darah dipisahkan dikantong kuning
 Untuk Ruangan Laboratorium diperoleh nilai 95,6 % karena petugas keliru memasukan
tabung yang berisi darah ke dalam kantong hitam.
 Ruangan OK dan ruangan VK di dapat nilai 0% karena pembuangan darah langsung dibuang
ke spoelhoek.

E. Tindak Lanjut
Dari hasil analisa diatas maka sebaiknya untuk ruangan OK perlu tersedia tempat pembuangan darah
(spoelhoek) tersendiri agar mempermudah petugas dalam pembuangan limbah darah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil monitoring penanganan pembuangan darah dan komponen darah didapatkan
bahwa penanganan pembuangan darah dan komponen darah di RS Permata Bekasi pada bulan
Januari – Maret sudah cukup baik. Akan tetapi untuk penggunaan APD masih ada sebagian
petugas yang tidak lengkap menggunakan APD dalam penanganan pembuangan darah dan
komponen darah.

B. Saran
Petugas lebih memperhatikan lagi dalam penanganan pembuangan darah dan komponen
darah terutama dalam penggunaan APD.

Anda mungkin juga menyukai