Anda di halaman 1dari 7

CANCER MAMMAE

Definisi :
Kanker Payudara adalah neoplasma ganas pada payudara terdiri atas dua golongan,
yaitu karsinoma duktal yang berasal dari sistem duktus dan karsinoma lobular yang berasal dari
asinus kelenjar payudara. (National Comprehensive Cancer Network, 20016.) Seiring dengan
pertumbuhan perkembangbiakannya, sel-sel kanker membentuk suatu massa dari jaringan
ganas yang menyusup ke jaringan di dekatnya (invasif) dan bisa menyebar (metastasis) ke
seluruh tubuh seperti halnya payudara. Kanker yang paling banyak terjadi pada wanita
merupakan kanker payudara (Mulyani dan Nuryani, 2013).

Etiologi / Faktor Risiko:

 Genetika

Wanita yang menderita kanker payudara dengan mutasi genetik BRCA1 atau

BRCA2 dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara

kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar bila ibu

dan saudaranya menderita kanker sebelum masa menopause (De Jong &

Sjamsuhidajat, 2005).

 Usia

Semakin tua usia seorang wanita, maka risiko untuk menderita kanker

payudara akan semakin tinggi. Pada usia 40-64 tahun adalah kategori usia

paling berisiko terkena kanker payudara, terutama bagi mereka yang

mengalami menopause terlambat yaitu setelah umur 55 tahun (Mulyani dan

Nuryani, 2013).

 Usia Saat Menstruasi Pertama (Menarche) Dini

Wanita mengalami menstruasi di usia dini, sebelum 12 tahun wanita akan

memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Karena semakin cepat seorang

wanita mengalami pubertas berhubungan dengan lamanya paparan hormon

estrogen dan progesteron pada wanita yang berpengaruh terhadap proses


proliferasi jaringan termasuk jaringan payudara (Mulyani dan Nuryani, 2013).

 Menopause Usia Lanjut

Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan risiko untuk mengalami

kanker payudara. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum

menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum

terjadinya perubahan klinis. (Pulungan, R.M, 2010).

 Riwayat Adanya Penyakit Tumor Jinak

Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas, seperti

atipikal duktal hyperplasia (Rasjidi, Imam dan Lengkung K, 2009).

 Konsumsi Lemak Tinggi dan Obesitas

Setelah Menopause Wanita yang mengalami kelebihan berat badan (obesitas)

dan mengkonsumsi makanan yang berlemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari

yang tidak obesitas dan yang tidak mengkonsumsi makanan berlemak.

Makann berelemak dapat menjadi pemicu timbulnya kanker. Lemak yang

berlebihan di dalam darah meningkatkan kadar estrogen dalam darah, sehingga

akan meningkatkan pertumbuhan sel-sel kanker (Macinnis, R., et al).

 Penggunaan Hormon Estrogen dan Progestin

Seorang wanita yang mendapatkan terapi penggantian hormon estrogen atau

estrogen plus progestin selama lima tahun atau lebih setelah menopause akan

memiliki peningkatan risiko mengembangkan kanker payudara (WHO, 2012).

 Mengkonsumsi Alkohol dan Rokok, mengkonsumsi makanan siap saji,

aktivitas fisik yang kurang

Klassifikasi

Berdasarkan WHO Histological Classification of Breast Tumor (sifat serangannya),


kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Non - Invasif Karsinoma

Non-invasif karsinoma adalah kanker yang masih berada pada tempatnya, merupakan

kanker dini yang belum menyebar keluar dari tempat asalnya. Non-invasif karsinoma

dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu:

a. Karsinoma duktus in situ (paling sering)

b. Karsinoma lobulus in situ

2. Invasif Karsinoma

Invasif karsinoma adalah kanker yang telah menyebar dan merusak jaringan lainnya,

bisa terlokalisir (terbatas pada payudara) maupun metastatik (menyebar ke bagian

tubuh lainnya). Sekitar 80% kanker payudara invasif adalah

 Invasif Duktal Karsinoma

Invasif Duktal Karsinoma, umumnya juga dikenal sebagai karsinoma duktal

infiltratif, merupakan kanker payudara invasif yang ditandai dengan

penyebaran sel-sel kanker dari saluran air susu ke jaringan payudara dan

kelenjar getah bening di sekitarnya.

 Invasif Lobular Karsinoma

Invasif Lobular Karsinoma adalah jenis kanker payudara yang berawal dari

kelenjar penghasil susu (lobules) payudara. Karsinoma lobular invasif adalah

kanker invasif, yang berarti sel kanker yang telah rusak keluar dari lobulus dan

memiliki potensi untuk menyebar ke area lain dari tubuh. Karsinoma lobular

invasif merupakan jenis yang jarang dari semua kanker payudara.

karsinoma lobular invasif lebih sering menyebabkan penebalan jaringan atau

kepenuhan di salah satu bagian dari payudara dan terdiri dari beberapa bagian

antar lain :
a. Adenoidcarsinoma merupakan kanker payudara yang berbentuk oval dan

sering menempel (invasif) pada jaringan lain

b. Medullary carcinoma merupakan jenis karsinoma invasif yang sering

menembus kelenjar getah bening.

c. Mucinous karsinoma merupakan jenis kanker karsinoma lobular invasif

yang memproduksi gelatinous tumor

d. Inflammatory karsinoma merupakan paling invasif terlihat dengan kulit

mengalami pembengkakan diakibatkan pembuluh limfa terhambat.

 Mixed Tumor

Perpaduan antara invasif ductal karsinoma dengan invasif lobular karsinoma.

Klasifikasi penyebaran TNM berdasarkan “The American Joint

Committee on Cancer Staging & End Result Reporting”:

1. Tumor primer (T)


TX Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget pada papila tanpa teraba tumor
T0 Tidak ada bukti tumor primer T1
Tumor <2 cm
T2 Tumor 2–5 cm T3
Tumor >5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke dinding thoraks atau ke kulit
dengan tanda edema, tukak atau peau d’ orange

2. Nodule atau keterlibatan kelenjar getah bening (N) NX


Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak teraba kelenjar axilla
N1 Teraba kelenjar axilla homolateral yang tidak melekat
N2 Teraba kelenjar axilla homolateral yang melekat satu sama lain atau
melekat pada jaringan sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria internal homolateral
3. Metastase jauh (M)
MX Tidak dapat ditentukan metastase jauh
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjar supraklavikula (De Jong
& Sjamsuhidajat, 2005).

Dengan tahapan stadium :

a. Stadium 0 (Tis, N0, M0)

DCIS yang termasuk penyakit paget pada puting payudara dan LCIS.

b. Stadium I (T1, N0, M0)

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah

bening negatif.

c. Stadium IIA (T0, N1, M0), (T1, N1, M0), (T2, N0, M0)

Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai dengan

metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif lebih dari 2

cm tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening negatif.


d. Stadium IIB (T2, N1, M0), (T3, N0, M0)

Karsinoma invasif berukuran garis tengah lebih dari 2 cm tetapi kurang

dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif atau karsinoma invasif

berukuran lebih dari 5 cm tanpa keterlibatan kelenjar getah bening.

e. Stadium IIIA (T0, N2, M0), (T1 atau T2, N2, M0), (T3, N1 atau N2, M0)

Karsinoma invasif ukuran berapa pun dengan kelenjar getah bening

terfiksasi dengan invasi ekstranodus yang meluas diantara kelenjar getah

bening atau karsinoma berdiameter lebih dari 5 cm dengan metastasis

kelenjar getah bening nonfiksasi.

f. Stadium IIIB (T4, N1 atau N2 dan N3, M0)

Karsinoma inflamasi yang menginvasi dinding dalam, karsinoma yang

mengivasi kulit, karsinoma dengan nodus kulit satelit, atau setiap

karsinoma dengan metastasis ke kelenjar getah bening mamaria interna

ipsilateral.

g. Stadium IV (T1–T4, N1–N4, M1)

Metastatis ke tempat jauh (De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).

Adapun prognosis pasien kanker payudara berdasarkan stadiumnya tersaji

pada tabel 1.

Tabel 1. Prognosis kanker payudara (Sumber: De Jong & Sjamsuhidajat, 2005).


Stadium Ketahanan hidup lima tahun
I 85%
II 65%
III 40%
IV 10%

National Comprehensive Cancer Network


Epidemiologi

Kanker payudara menempati urutan pertama dengan frekuensi relatif sebesar 18,6%.
(Data Kanker di Indonesia Tahun 2010, menurut data Histopatologik ; Badan Registrasi Kanker
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia (IAPI) dan Yayasan Kanker Indonesia
(YKI)). Diperkirakan angka kejadiannya di Indonesia adalah 12/100.000 wanita, sedangkan di
Amerika adalah sekitar 92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu
27/100.000 atau 18 % dari kematian yang dijumpai pada wanita. Penyakit ini juga dapat
diderita pada laki - laki dengan frekuensi sekitar 1 %.Di Indonesia, lebih dari 80% kasus
ditemukan berada pada stadium yang lanjut, dimana upaya pengobatan sulit dilakukan.
(KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PANDUAN PENATALAKSANAAN KANKER PAYUDARA )

Anda mungkin juga menyukai