Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No.

2
ISSN : 1978 - 0303

WATER HOLDING CAPACITY (WHC), KADAR PROTEIN, DAN


KADAR AIR DENDENG SAPI PADA BERBAGAI KONSENTRASI
EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN LAMA
PERENDAMAN YANG BERBEDA

Water Holding Capacity (WHC), Protein and Moisture Content on Different Concentration of
Ginger (Zingiber Officinale Roscoe) Extract and Soaking Time

Akhadiyah Afrila1 dan Budi Santoso2


1)
Program Studi Peternakan Fakultas Ilmu Pertanian dan Sumber Daya Alam Universitas
Tribhuwana Tunggadewi
2)
Program Studi Teknologi Industri Pertanian Fakultas Ilmu Pertanian dan Sumber Daya Alam
Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Diterima 26 Februari 2010; diterima pasca revisi 11 Juli 2011


Layak diterbitkan 1 Agustus 2011

ABSTRACT

The aims of this research was to study the effect of different concentration of ginger
extract and soaking time to produce beef meat on WHC, protein content, and moisture
content. This study was carried out factorial type of Randomized Complete Design. Factor 1
was ginger extract (J) : (j1) 0%, (J2) 5%, (J3) 10%, and factor 2 was soaking time (P): 5, 10,
and 20 minutes. All treatments was replicated in three times, and if three was significant
different, it would be tested using BNT. The research result showed that the higher of ginger
extract concentration and the longer soaking time, the higher of WHC, protein content, and
moisture content. 10 % ginger extract and 20 minutes gave the best result on WHC, protein
content, and moisture content.

Key Words : Dendeng, Ginger, Soaking Time, WHC, Protein, Moisture Content

PENDAHULUAN pemasaran daging olahan tersebut


(Munarnis, 1987). Salah satu cara
Daging segar mudah busuk atau pengolahan dan pengawetan daging sapi
rusak karena perubahan kimiawi dan yang sudah di lakukan yaitu pengolahan
kontaminasi mikroba. Oleh kerena itu dendeng sapi.
berbagai cara pengawetan daging perlu Dendeng sapi adalah produk daging
dikembangkan . Tujuan dari pengolahan yang dibuat secara tradisional di Indonesia,
atau pengawetan daging adalah untuk dengan cara curing yaitu menabur gula,
memperpanjang daya simpan dan untuk garam dan rempah-rempah pada irisan
meningkatkan cita rasa yang sesuai dengan daging kemudian dijemur (Winarno, 1993).
selera konsumen serta dapat Dendeng adalah lembaran tipis daging sapi
mempertahankan nilai gizinya sehingga atau kerbau yang suda diberi bumbu.
diharapkan dapat memperluas rantai Pengawetan daging merupakan suatu cara

41
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

penyimpanan daging untuk jangka waktu J1P3 : Perendaman selama 20 menit


yang cukup lama agar kualitas maupun dengan konsentrasi ekstrak jahe
kebersihannya tetap terjaga. Kandungan 0%.
gizi dendeng yang terdapat dalam dendeng J2P1 : Perendaman selama 5 menit
yaitu kandungan protein, selama dengan konsentrasi ekstrak jahe
penyimpanan perlu diperhatikan dan dijaga 5%.
agar kadar air dendeng tetap stabil. J2P2 : Perendaman selama 15 menit
Jahe memiliki zat aktif yang dengan konsentrasi ekstrak jahe
terdapat pada minyak volatile (volatile oil) 5%.
yang mempunyai komposisi 1 3 % dari J2P3 : Perendaman selama 20 menit
bobot. Zat aktif tersebut dapat berfungsi dengan konsentrasi ekstrak jahe
sebagai antioksidan alami (natural 5%.
antioxidant) yang dapat menurunkan J3P1 : Perendaman selama 5 menit
tingkat oksidasi dan mencegah bau (off- dengan konsentrasi ekstrak jahe
flavor). Antioksidan ini dapat bekerja pada 10%.
daging sebelum ataupun sesudah J3P2 : Perendaman selama 15 menit
pengolahan (Cros and Winger, 1988) dengan konsentrasi ekstrak jahe
Jahe juga memiliki kemampuan 10%.
sebagai agen pengempuk dan antimikroba J3P3 : Perendaman selama 20 menit
pada dendeng sapi (Soputan, 2004) hal ini dengan konsentrasi ekstrak
berarti bahwa penggunaan jahe dapat jahe10%.
memperbaiki kualitas daging baik secara J3P1 : Perendaman selama 5 menit
fisik, kimiawi WHC, kadar protein dan dengan konsentrasi ekstrak jahe
kadar air. Berdasarkan hal itu, maka 15%.
dilakukan penelitian tentang WHC, kadar J3P2 : Perendaman selama 15 menit
protein, dan kadar air dendeng sapi pada dengan konsentrasi ekstrak jahe
berbagai konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber 15%.
officinale Roscoe) dan lama perendaman J3P3 : Perendaman selama 20 menit
yang berbeda. dengan konsentrasi ekstrak jahe
15%
MATERI DAN METODE
Data yang diperoleh dianalisa
Penelitian ini mengunakan metode
mengunakan metode analisa ragam
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola
Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut
faktorial 4 x 3. Faktor yang pertama adalah
petunjuk (Yitnosumarto, 1991) dan bila
lama perendaman yang terdiri atas 3 level
diantara perlakuan terdapat perbedaan,
(J) : 5 menit, 10 menit dan 20 menit.
dilanjutkan dengan uji uji Beda Nyata
Faktor yang kedua adalah konsentrasi
Terkecil (BNT) untuk menunjukan
ekstrak jahe terdiri atas 4 level (P) : 0%,
perbedaan pengaruh masing-masing
5%, 10%, dan 15%. Sehingga akan
perlakuan. P < 0,01
diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Masing
masing kombinasi perlakuan diulang
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak tiga kali, adalah sebagai berikut:
J1P1 : Perendaman selama 5 menit
Pengaruh Perlakuan terhadap Water
dengan konsentrasi ekstrak jahe
Holding Capacity (WHC) Dendeng
0%.
Hasil penelitian menunjukkan
J1P2 : Perendaman selama 15 menit
bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak jahe
dengan konsentrasi ekstrak jahe
dan lama perendaman memberikan
0%.

42
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

perbedaan yang sangat nyata (p<0.01) yang signifikan terhadap daging yaitu
terhadap WHC dendeng diperoleh rataan memberikan waktu yang lebih lama bagi
seperti tertera pada Tabel 1. enzim proteolitik untuk bekerja. Hal ini
sesuai dengan sistem kerja enzim yang
Tabel 1. Rataan WHC Dendeng pada dipengaruhi oleh waktu, konsentrasi enzim,
Perlakuan Konsentrasi Ekstrak cara kerja enzim, dan suhu (Muchtadi,
Jahe dan Lama Perendaman yang 1987).
Berbeda Perbedaan WHC disebabkan
Konsentrasi Lama Perendaman* Rataan perubahan pada lemak dan protein
adanya
jahe** P1 P2 P3
J1 52.72 55.60 57.80
dalam daging yang diakibatkan oleh enzim
18.45a
J2 56.23 60.28 63.100 proteolitik
20.04 b yang bersumber dari jahe. Enzim
J3 60.34 64.70 67.30 proteolitik
21.36 c
merusak membran otot sehingga
c
J4 62.02 64.80 66.81 21.511
terjadi difusi ion ke dalam protein daging.
Jumlah 231.32 245.34 255.73
Rataan 19.2770a 20.4456b 21.311c
Jika terjadi difusi ion ke dalam protein
Keterangan : ** notasi yang berbeda pada kolom daging maka akan terjadi pergantian ion
dan baris yang sama menunjukkan divalensi (misalnya Mg2+ dan Ca2+) dengan
perbedaan yang sangat nyata (p<0.01) ion monovalen pada rantai protein.
Akibatnya pergantian kation divalent maka
Hasil perhitungan statistik ion monovalen protein akan dapat mengikat
menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi air dan WHC dapat dipertahankan.
ekstrak jahe dan lama perendaman Interaksi antara konsentrasi ekstrak
memberikan pengaruh yang sangat nyata jahe dan lama perendaman tidak
terhadap WHC, namun interaksi antara memberikan pengaruh yang nyata (p>0.05)
kedua faktor ini tidak memberikan pada WHC. Hal ini diduga perlakuan antara
pengaruh yang nyata terhadap WHC. konsentrasi ekstrak jahe dan lama
Hasil penelitian menunjukkan perendaman adalah sama saja, ini
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak menunjukkan bahwa tidak saling
jahe dan semakin lama perendaman mempengaruhi antara konsentrasi ekstrak
menghasilkan WHC yang semakin tinggi. jahe dan lama perendaman. Pengaruh dari
WHC adalah kemampuan protein daging perlakuan lebih banyak disebabkan oleh
untuk mengikat atau menahan kandungan kerja dari masing-masing faktor. Rataan
air selama mengalami perlakuan dari luar WHC yang tertinggi dihasilkan oleh
seperti pemotongan, penggilingan, dan konsentrasi ekstrak jahe 15%, namun hasil
pengolahan. WHC yang paling tinggi ini tidak berbeda nyata dengan perlakuan
dicapai pada perlakuan konsentrasi ekstrak konsentrasi ekstrak jahe 10%. Dengan
jahe 10% (tidak berbeda nyata dengan alasan ekonomis maka diambil kesimpulan
konsentrasi ekstrak jahe 15%) dan semakin bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak jahe
lama perendaman menyebabkan WHC juga 10% memberikan hasil WHC yang
semakin tinggi yaitus (konsentrasi jahe 15 tertinggi.
% dan lama perendaman 20 menit). WHC
yang tinggi disebabkan oleh adanya enzim Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar
proteolitik jahe yaitu zingibain yang bekerja Protein Dendeng
melonggarkan mikrostruktur daging. Hasil penelitian menunjukkan
Dengan melonggarnya struktur daging ini bahwa perlakuan interaksi konsentrasi
maka daging akan menyerap air lebih ekstrak jahe dan lama perendaman
banyak lagi yang mengakibatkan tingginya memberikan perbedaan yang sangat nyata
nilai WHC (Soeparno, 1994). Lama (p<0.01) terhadap kadar protein dendeng
perendaman juga memberikan pengaruh

43
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

diperoleh rataan seperti disajikan pada meningkat oleh adanya penurunan berat
Tabel 2. bahan.

Tabel 2. Rataan Kadar Protein Dendeng Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar


pada Perlakuan Konsentrasi Air Dendeng
Ekstrak Jahe dan Lama Hasil penelitian menunjukkan
Perendaman yang Berbeda bahwa perlakuan konsentrasi ekstrak jahe
Konsentrasi Lama Perendaman* Rataan dan lama perendaman memberikan
jahe** P1 P2 P3 perbedaan yang sangat nyata (p<0.01)
J1 164.3495b 158.568a 156.1765a 53.2327a
J2 163.7235b 166.57b 169.5685c 55.5402b terhadap kadar air dendeng diperoleh rataan
J3 167.0105 b
171.087 c
173.1515c 56.8054c seperti tertera pada Tabel 3.
c c
J4 169.825 173.0275 174.049d 57.4335c
Jumlah 664.9085 669.2525 672.9455
Tabel 3. Rataan Kadar Air Dendeng pada
Rata-rata 55.4090a 55.7710a 56.0788b
Keterangan : ** notasi yang berbeda pada kolom Perlakuan Konsentrasi Ekstrak
dan baris yang sama menunjukkan Jahe dan Lama Perendaman yang
perbedaan yang sangat nyata (p<0.01) Berbeda
Konsentrasi Lama Perendaman* Rataan
jahe** P1 P2 P3
Hasil perhitungan statistik
J1 75.571 78.355 81.8695 26.1995a
menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak J2 78.5316 81.8425 84.353 27.1919b
jahe dan interaksi konsentrasi ekstrak jahe J3 80.7795 84.114 85.7705 27.8516b
dan lama perendaman memberikan J4 80.471 82.8075 84.066 27.4827b
Jumlah 315.3531 327.119 336.059
pengaruh yang sangat nyata (p<0.01) Rata-rata 26.2794a 27.2599b 28.0049c
terhadap kadar protein dendeng, sementara Keterangan : ** notasi yang berbeda pada kolom
lama perendaman memberikan pengaruh dan baris yang sama menunjukkan
yang nyata (p<0.05) terhadap kadar protein perbedaan yang sangat nyata (p<0.01)
dendeng.
Perlakuan masing-masing faktor
yaitu lama perendaman yang makin lama Hasil perhitungan statistik
menyebabkan kadar protein daging menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi
meningkat, sementara konsentrasi ekstrak ekstrak jahe dan lama perendaman
jahe 15% menghasilkan kadar protein yang memberikan pengaruh yang sangat nyata
paling tinggi, namun hasilnya tidak berbeda (p<0.01) terhadap kadar air daging. Akan
nyata dengan konsentrasi ekstrak jahe 10%. tetapi interaksi konsentrasi jahe dan lama
Hasil terbaik dari konsentrasi ekstrak jahe perendaman tidak memberikan pengaruh
dan lama perendaman diperoleh pada yang nyata. Hal ini diduga bahwa interaksi
perlakuan J4P3 (konsentrasi ekstrak jahe kedua faktor ini tidak memberikan dampak
15% dan lama perendaman 20 menit). Hal yang cukup berarti terhadap kadar air,
ini disebabkan adanya enzim zingibain jahe namun pengaruh terhadap kadar air cukup
yang membuat struktur daging menjadi terlihat oleh pemberian masing-masing
longgar dan selanjutnya menghidrolisa faktor.
protein daging sehingga menjadi struktur Air yang diikat dalam daging dapat
yang lebih sederhana. Aprianto et al (1989) dibagi dalam tiga komponen, yaitu air yang
menyatakan bahwa proses pengeringan akan terikat secara kimiawi oleh protein daging
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar sebesar 4 5% yang merupakan lapisan
protein dari produk, hal ini disebabkan oleh monomolekuler pertama. Lapisan kedua
adanya peningkatan konsentrasi ion nitrogen, adalah air yang terikat agak lemah dari
dimana selama pengeringan berlangsung molekul air terhadap kelompok hidrofilik
terjadi pelepasan molekul air oleh protein yakni sebesar 4%. Lapisan ketiga
daging sehingga konsentrasi protein daging

44
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

merupakan air bebas yang terdapat di antara lama perndaman 20 menit memberikan
molekul-molekul protein yang memiliki hasil terbaik terhadap WHC, kadar protein,
jumlah terbanyak (Muchtadi dan Sugiyono, dan kadar air.
1992). Air bebas terletak di bagian luar
sehingga mudah lepas, sedangkan air terikat DAFTAR PUSTAKA
adalah kebalikkannya dimana air sulit
dilepaskan karena terikat kuat pada rantai Aprianto, A. D., Frardiaz., N. L.
protein, dan air dalam bentuk tidak tetap Puspitasari, Sedarnawati, dan
merupakan air labil sehingga mudah lepas Budiyanto. 1989. Analisa
bila terjadi perubahan. Winarno et al (1980) Pangan (Petunjuk Laboratorium
menyatakan kadar air dalam daging Depdikbud. PAU. IPB, Bogor.
berkisar antara 60 70% dan apabila bahan Cross, H.R dan R. J. Winger.1988. Factors
(daging) mempunyai kadar air tidak terlalu Affecting Sensory Properties Of
tinggi atau tidak terlalu rendah yaitu antara Meat. Dalam: H. R. Cross Dan A. J.
kisaran 15 50% maka bahan (daging) Overby (Eds). Meat Science, Milk
tersebut dapat tahan lama selama Science And Technology. Elsevier
penyimpanan. Hal ini diperkuat oleh Science Publishers, Amsterdam.
Purnomo (1996) , bahwa bahan pangan Muchtadi D. 1987. Studies on Dendeng ,
setengah lembab (contohnya dendeng) an Indonesia Traditional Meat
berkadar air 20-40% tidak memerlukan Product II. Nutritomal Value and
penyimpanan dingin, stabil dalam suhu Mutagenic Effect by Biosasay.
kamar, dan perkembangbiakan Forum pasca sarjana 2 (10): 1-10.
mikroorganisme terhambat. Fakultas Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Gula kelapa dan garam yang Munarnis E. 1982. Pengolahan Daging CV.
ditambahkan dalam pembuatan dendeng Yasaguna, Jakarta.
berperan sebagai humektan yang dapat Muchtadi, T. R. dan Sugiyono. 1992. Ilmu
menurunkan kadar air dan aktifitas air Pengetahuan Bahan Pangan.
produk (Purnomo, 1996). Dari hasil Petunjuk Laboratorium. Departemen
penelitian semakin banyak konsentrasi Pendidikan Dan Kebudayaan.
ekstrak jahe dan semakin lama perendaman Dikrektorat Jenderal Tinggi. Pusat
meningkatkan kadar air dendeng. Hal ini Antar Pangan Dan Gizi Institut
sejalan dengan WHC yang juga semakin Pertanian Bogor, Bogor.
tinggi yang diakibatkan kerja dari protease Purnomo, H. 1996. Dasar-Dasar
jahe terhadap melonggarnya mikrostruktur Pengolahan dan Pengawetan
daging sehingga menyerap air lebih banyak Daging. P. T. Gramedia
(Soeparno, 1994). Selain itu dengan adanya Widiasarana indonesia, Jakarta.
lama perendaman juga memberikan waktu Soeparno. 1994. Ilmu Dan Teknologi
bagi air bebas untuk terikat ke dalam Daging. UGM Press, Yogyakarta.
struktur daging. Soputan, J. E. M., 2004. Dendeng Sapi
Sebagai Alternatif Pengawetan
KESIMPULAN Daging. Sekolah Pascasarjana/ S3 .
Institut Pertanian Bogor.
Semakin tinggi konsentrasi ekstrak Winarno, F.G. dan Fardiaz. 1993. Pangan
jahe dan semakin lama perendaman maka Gizi teknologi Dan Konsumen. PT
akan memberikan hasil Water Holding Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Capacity (WHC), kadar protein, dan kadar Winarno F G, S Fardiaz, dan D Fardiaz.
air dendeng sayat yang makin tinggi. 1980. Pengantar Teknologi
Dengan konsentrasi ekstrak jahe 10% dan Pangan. PT Gramedia, Jakarta.

45
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal 41-46 Vol. 6, No. 2
ISSN : 1978 - 0303

Yitnosumarto, S. 1991. Percobaan,


Perancangan, Analisa dan
Interprestasinya. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

46

Anda mungkin juga menyukai