Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKUNTANSI MANAJEMEN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

Dosen Pengampu : Muh.Al Amin.,

Nama Kelompok

Muhammad Aza Musta’ana ( 17.0102.0069 )

Yunissa Fitriani ( 17.0102.0075 )

Juliana Primasiwi ( 17.0102.0084 )

Anisa Fajarini ( 17.0102.0091 )

Yunia Dwi Astuti ( 17.0102.0098 )

Rizkita Meliasani H. ( 17.0102.0111 )

Fatiha Citra.K ( 18.0102.0111 )

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-
Nya yang tidak terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Manajemen Biaya Lingkungan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik


dari segi tulisan maupun materi. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat
membangun senantiasa penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi kepada saudara-saudara, bermanfaat untuk
pembacanya dan dapat memberikan semangat untuk membawa sesuatu ke arah
yang positif.

Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir.
Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha dan langkah kita semua. Amin.

Penulis

Magelang, 29 Juni 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan Makalah ...................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN ...................................................................... 6
Model Biaya Kualitas Lingkungan ................................................................................. 7
Laporan Biaya Lingkungan............................................................................................. 8
Mengurangi Biaya lingkungan ........................................................................................ 8
Laporan Keuangan Lingkungan ...................................................................................... 9
Membebankan Biaya Lingkungan ................................................................................ 10
Biaya Produk Lingkungan ............................................................................................ 11
Pembebanan Produk Lingkungan Berbasis Fungsi ....................................................... 12
Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas ..................................................... 13
Penilaian Siklus Hidup .................................................................................................. 14
Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi ................................... 15
Desain untuk lingkungan .............................................................................................. 17
Ukuran keuangan .......................................................................................................... 18
BAB III ............................................................................................................................. 19
PENUTUP ........................................................................................................................ 19
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan saat ini. Banyak
perusahaan yang berjuang untuk mencapai ecoefficiency yang maksimal, yang
berarti meningkatkan produksi barang dan jasa, sementara pada saat yang sama
mengurangi efek yang merusak lingkungan. Tapi sayangnya tidak semua
perusahaan mau berusaha keras untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Salah
satu komponen dalam mencapai ecoefficiency yang maksimal adalah dengan
adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development), yang berarti
menjalankan kegiatan usaha yang menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan
dimasa kini tanpa membatasi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
kebutuhan mereka (Hansen dan Mowen, 2009).

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan salah satu upaya


tanggung jawab suatu organisasi di bidang sosial. Tanggung jawab dalam bidang
sosial ini dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR). Sehubungan
dengan gagasan yang terkandung dalam CSR maka setiap perusahaan yang
melakukan kegiatan usaha tidak cukup hanya dihadapkan pada kebijakan yang
menganut sistem single buttom line (keuangan) tetapi harus berpijak pada triple
buttom line (keuangan, sosial dan lingkungan).

Dalam rangka melakukan tanggung jawab dan upaya perlindungan serta


pengelolaan lingkungan maka suatu organisasi melakukan berbagai aktifitas yang
berkaitan dengan lingkungan. Misalnya: dengan melakukan pengolahan limbah.
Dengan adanya aktivitas tersebut maka timbul biaya yang disebut biaya
lingkungan.

Tujuan dari penyusunan laporan biaya lingkungan adalah sebagai bahan


pertimbangan untuk melaksanakan segala bentuk perencanaan, pengendalian,
serta evaluasi terkait lingkungan. Hal ini akan bermanfaat bagi manajemen
perusahaan dalam melaksanakan perencanaan, kontrol dan pengambilan
keputusan yang tepat berkitan dengan lingkungan (planning, controlling< and
decision making). Menurut Hansen dan Mowen (2007) pelaporan biaya
lingkungan penting jika sebuah organisasi serius untuk memperbaiki kinerja
lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen biaya lingkungan?
2. Apa pengaruh manajemen biaya lingkungan?

C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui maksud manajemen biaya lingkungan.
2. Mengetahui pengaruh dari penerapan manajemen biaya lingkungan.
BAB II

PEMBAHASAN

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN


Kinerja lingkungan dapat meiliki pengaruh yang signifikan terhadap posisi
keuangan perusahan. Hal ini juga menunjukkan perlunya informasi biaya
lingkungan yang memadai. Bagi banyak organisasi, pengelolaan biaya lingkunagn
menjadi prioritas utama dan minat yang intens. Ada dua alasan utama yang
mendukung atas peningkatan minat tersebut :

1) di banyak negara, peraturan lingkungan telah meningkat secara signifikan,


bahkan diperkirakan akan semakin ketat lagi.
2) keberhasilan penyelesaian masalah-masalah lingkungan menjadi isu yang
semakin kompetitif. Untuk memahami dua alasan utama tersebut, kita
perlu memahami konsep yang disebut ekoefiensi.
Ekoefiensi

Manfaat Ekoefisiensi

Ekoefisiensi pada intinya mempertahankana bahawa organisasi dapat


memproduksi barang dan jasa yang lebih bermanfaat sambil secara simultan
mengurangi dampak lingkungan yang negative, konsumsi sumber daya, dan
biaya.Konsep ini mengandung paling tidak tiga pesan penting.

 perbaikan kinerja ekologi dan ekonomi dapat dan sudah seharusnya saling
melengkapi.
 perbaikan kinerja lingkungan seharusnya tidak lagi dipadang hanya sebagai
amal dan derma, melainkan sebagai kebersaingan.
 ekoefiensi adalah suatu pelengkap dan mendukung pengembangan yang
berkesinambungan.
Ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa peningkatan efisiensi berasal dari
perbaikan kinerja lingkungan.
Beberapa penyebab-penyebab dan insentif-insentif untuk peningkatan
ekoefisiensi antara lain :

1. Permintaan pelanggan akan produk yang lebih bersih


2. Pegawai yang lebih baik dan produktivitas yang lebih besar
3. biaya modal yang lebih rendah dan asuransi yang lebih rendah
4. keuntungan social yang signifikan sehingga citra perusahaan menjadi lebih baik
5. inovasi dan peluang baru
6. pengurangan biaya dan keunggulan bersaing

Model Biaya Kualitas Lingkungan


Bagi banyak perusahaan, biaya lingkungan merupakan persentase yang
signifikan dari total biaya operasional. Fakta ini, ditambah dengan ekoefisiensi,
menekankan pentingnya pendefinisian, pengukuran, dan pelaporan biaya
lingkungan. Biaya lingkungan adalah biaya-biaya yang terjadi karena adanya
kualitas lingkungan yang buruk atau karena kualitas lingkungan yang buruk
mungkin terjadi. Biaya lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori,
yaitu :

1. Biaya pencegahan lingkungan

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk mencegah


diproduksinya limbah dan atau sampah yang dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan.

2. Biaya deteksi lingkungan

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk menentukan


apakah produk, proses, dan aktivitas lainnya di perusahaan telah memenuhi
standar yang berlaku atau tidak.

3. Biaya kegagalan internal lingkungan

Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan karena diproduksinya


limbah dan sampah, tetapi tidak dibuang ke lingkungan luar.

4. Biaya kegagalan eksternal lingkungan


Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan setelah melepas limbah
atau sampah ke dalam lingkungan. Biaya kegagalan eksternal dibagi menjadi dua
lagi, antara lain;

 Biaya kegagalan eksternal yang direalisasi, adalah biaya yang dialami dan
dibayar oleh perusahaan.
 Biaya kegagalan eksternal yang tidak direalisasikanatau biaya sosial,
disebabkan oleh perusahaan tetapi dialami dan dibayar oleh pihak-pihak
diluar perusahaan.

Laporan Biaya Lingkungan


Pelaporan biaya adalah penting jika sebuah organisasi serius untuk
memperbaiki kinerja lingkungannya dan mengendalikan biaya lingkungannya.
Langkah pertama yang baik adalah laporan yang memberikan perincian biaya
lingkungan menurut kategori. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategori
memberikan hasil yang penting terhadap:

 Dampak biaya lingkungan terhadap profitabilitas perusahaan


 Jumlah relative yang dihabiskan untuk setiap kategori.

Mengurangi Biaya lingkungan


Biaya kegagalan lingkungan dapat dikurangi dengan menginvestasikan
lebih banyak pada aktivitas-aktivitas pencegahan dan deteksi. Adalah sesuatu
yang mungkin bahwa model pengurangan biaya lingkungan akan berperilaku
serupa dengan model biaya kualitas total. Hal ini dipandang ketika biaya
lingkungan yang terendah diperoleh pada titik kerusakan – nol.

Ide yang mendasari pandangan “kerusakan nol” (zero-damage point)


adalah mencegah lebih murah daripada mengobati.

Banyak perusahaan dan organisasi yang menerapkan konsep ini pada


perusahaannya. Profitabilitas perusahaan tetap menjadi tujuan perusahaan dalam
pelaksanaan konsep ini. Pelaporan biaya lingkungan menurut kategorinya
mempeerlihatkan aspek pentingnya dan menunjukkan peluang untuk mengurangi
biaya lingkungan dengan cara memperbaiki kinerja lingkungan.
Laporan Keuangan Lingkungan
Ekoefiensi menyarankan sebuah kemungkinan modifikasi untuk pelaporan
biaya lingkungan. Selain melaporkan biaya lingkungan, keuntungan lingkungan
juga perlu adanya untuk dilaporkan. Dalam suatu periode tertentu, ada tiga jenis
keuntungan :

1) Pemasukan, mengacu pada pendapatan yang mengalir ke organisasi karena


adanya tindakan lingkungan
2) Penghematan saat ini, mengacu pada pengurangan biaya lingkungan yang
dicapai tahun ini.
3) Penghindaran biaya, mengacu pada penghematan berjalan yang dihasilkan
di tahun-tahun sebelumnya.

Di dalam laporan keuangan lingkungan, pengurangan biaya yang


ditunjukkan adalah jumlah penghematan saat ini ditambah dengan penghindaran
biaya lingkungan karena tindakan lingkungan pada periode sebelumnya.
Membebankan Biaya Lingkungan
Produk dan proses merupakan sumber sumber biaya lingkungan . Proses
yang memproduksi produkdapat menciptakan residu padat , cair , dan gas yang
selanjutnya akan dilepas ke lingkungan. Residu ini memiliki potensi
mendegradasi lingkungan. Dengan demikian , residu merupakan penyebab
biayalingkungan. Pengemasan juga merupakan sumber biaya lingkungan . sebagai
contoh di Amerika Serikat , 30% dari semua limbah padat perkotaan merupakan
bahan kemasan.
Thamus Corporation
Laporan Keuangan Lingkungan
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2018
Keuntungan Lingkungan :
Pengurangan biaya, pencemaran $ 3.000.000
Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
Pemasukan daur ulang 2.000.000
Penghematan biaya konservasi energy 1.000.000
Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000
Total keuntungan lingkungan 11.500.000
Biaya Lingkungan :
Biaya pencegahan 2.800.000
Biaya deteksi 3.200.000
Biaya kegagalan internal 6.000.000
Biaya kegagalan eksternal 18.000.000
Total biaya lingkungan 30.000.000

Produk sendiri dapat menjadi sumber biaya lingkungan. Setelah menjual


produk , penggunaan dan pembuangan oleh pelanggan dapat mengakibatkan
degradasi lingkungan. Hal ini adalah contoh biaya lingkungan pasca pembelian .
biaya lingkungan pasca pembelian sering ditanggung oleh masyarakat , bukan
oleh pengusaha sehingga merupakan biaya social . akan tetapi , biaya lingkungan
pascapembelian terkadang dikonversi menjadi biaya eksternal yang di relisasikan.

Biaya Produk Lingkungan


Biaya lingkungan dari proses produksi , memasarkan , serta mengirimkan
produk dan biaya lingkungan pascapembelian yang di sebabkan oleh penggunaan
dan pembuanga produk merupakan contoh contoh biaya produk lingkungan (
environmental product costs). Penghitungan biaya lingkungan penuh ( Full
Enviromental costing) adalah pembebanan semua biaya lingkungan . baik yang
bersufat privat maupun social pada produk. Penghitungan biaya privat penuh (
Full Private costing) adalah pembebanan biaya privat pada produk individual .
jadi penghitungan biaya privat membebabnkan biaya lingkungan yang disebabkan
oleh proses internal organisasi pada produk . penghitungan biaya privat mungkin
merupakan pengumpulan data yang dihasilkan di dalam perusahaan dari pihak
ketiga. Ketika perusahaan mulai berpengalaman dengan penghitungan biaya
lingkungan, pembebanan biaya produk mungkin dapat diperluas dan
memplementasikan pendekatan yang disebut penilaian biaya siklus hidup ( life-
cost diassesment). Hal tersebut akan di jelaskan pada bagian seanjutnya di bab ini.

Pembebanan biaya lingkungan pada produk dapat menghasilkan informasi


manajerial yang bermanfaat. Contohnya dapat di ketahui bahwa suatu prodk
tertentu lebih bertanggung jawab daripada produk lainya. Informasi ini dapat
mengarah pada desain produk dan proses alternative yang lebih efisien dan ramah
lingkungan . dengan membebankan biaya lingkungan secara tepat dapat diketahui
apakah suatu produk menguntungkan atau tidak . jika tidak menguntungkan,
produk tersebut dapat dihentikan untuk mencapai perbaikan yang signifikan
dalam kinerja lingkungan dan efisien ekonomi . peluang perbaikan tersedia luas ,
tetapi pengetahuan mengenai biaya produk lingkungan merupakan kuncinya. Oleh
sebab itu , biaya lingkungan perlu dibebankan secara akurat.

Pembebanan Produk Lingkungan Berbasis Fungsi


Pada sebagian besar sistem akunsi biaya, biaya lingkungan di
sembunyikan di daam overhead. Dengan menggunakan difinisi biaya lingkungan
dan kerangka kerja klasifikasi yang baru dikembangkan. Pertama – tama biaya
lingkungan lurus dipisahkan dalam kelompok biaya berbasis fungsi akan
membebankan biaya biaya tersebut pada produk individual dengan menggunakan
pergerakan tingkat unit seperti jumlah jam tenaga kerja dan jam mesin.
Pendekatan ini dapat berjalan baik untuk produk jam tenaga kerja dan jam mesin.
Pendekatan ini dapat berjalan baik untuk produk yang homogan. Namun, dalam
perusahaan yang memiliki banyak produk bervariasi , pembebanan berbasis fungsi
dapat mengakibatkan distorsi biaya.

Keakuratan pembebanan merupakan hal yang penting. Sebagai contoh,


bagaimana jika kaca jenis A merupakan penyebab dari semua atau sebagian besar
emisi cadmium? Jika jenis A menyebabkan semua emisi , maka biaya lingkungan
emisi seharusnya s3 per unit untuk jenis A dan $0 per unit untuk jenis B. dalam
hal ini , pembebanan biaya jenia A terlalu rendah da jenis B terlalu tinggi.
Kemungkinan itu bukanlah suatu yang mustahil , namun demikian , sistem
akuntansi biayanya membebankan

Pembebanan Biaya Lingkungan Berbasis Aktivitas


Munculnya penghitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing)
ikut memfasilitasi penghitungan biaya lingkungan.Untuk perusahaan yang
menghasilkan beragam produk, pendekatan berbasis aktivitas lebih tepat. ABC
membebankan biaya ke aktivitas lingkungan dan kemudian menghitung tingkat
atau tariff aktivitas. Tingkat ini digunakan untuk membebankan biaya lingkungan
ke produk. Untuk aktivitas-aktivitas lingkungan ganda, setiap aktivitas akan
dibebankan biaya, dan tingkat aktivitas akan dihitung.

AKTIVITAS PEMBERSIH A PEMBERSIH B


Evaluasi dan memilih pemasok 0.20 0.05
Desain proses mengurangi polusi 0.10 0.10
Periksa proses masalah polusi 0.25 0.15
Tangkap dan hilangkan racun 0.05 1.00
Memelihara peralatan lingkungan 0.00 0.50
Buang limbah beracun 0.10 1.75
Penggunaan bahan baku berlebihan 0.08 0.25
biaya lingkungan perunit 0.78 3.80
Biaya manufaktur nonlingkungan 9.02 16.20
biaya unit 9.80 20.00
Penilaian Siklus Hidup
Penilaian biaya siklus hidup merupakan bagian mendasar dari penilaian
siklus hidup. Pembebanan produk adalah praktik mendesain, mengolah, dan
mendaur ulang produk untuk meminimalkan dampak buruknya terhdap
lingkungan. Penilaian siklus hidup adalah sarana untuk meningkatkan
pembenahan produk. Penilaian siklus hidup mengidentifikasi pengaruh
lingkungan dari suatu produk di sepanjang siklus hidupnya dan kemudian mencari
peluang untuk memperoleh perbaikan lingkungan.

Penilaian Biaya Siklus Hidup

Biaya siklus hidup membebankan biaya dan keuntungan pada pengaruh


lingkungan dan perbaikan.

Siklus Hidup Produk

Tahapan dalam siklus hidup antaaraa lain :


1) Ekstraksi sumber daya
2) Pembuatan produk
3) Penggunaan produk
4) Daur ulang dan pembuangan
5) Pengemasan produk
Sudut pandang siklus hidup yang digunakan mengggabungkan sudut
pandang pemasok, produsen, dan pelanggan. Hubungan internal maupun eksternal
dianggap penting dalam menilai pengaruh lingkungan dari produk, desain produk,
dan desain proses yang berbeda-beda.Penilaian siklus hidup didefinisikan oleh
tiga tahapan formal :

 Analisis PersediaanMenyebutkan jenis dan jumlah input bahan baku dan


energy yang dibutuhkan serta pelepasan ke lingkungan yang dihasilkan
dalam bentuk rsidu padat, cair, dan gas. Anylisis ini mencakup seluruh
siklus hidup produk.
 Analisis Dampak Menilai pengaruh lingkungan dari beberapa desain
bersaing dan menyediakan peringkat relative dari pengaruh-pengaruh
tersebut.
 Analisis PerbaikanBertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan yang
ditunjukkan oleh tahap persediaan dan dampak Penilaian Biaya.

Penilaian biaya siklus hidup membebankan biaya ke dampak lingkungan


dari beberapa desain produk. Biaya ini adalah fungsi dari penggunaan bahan baku,
energy yang dikonsumsi, dan pelepasan ke lingkungan yang berasal dari
manufaktur produk. Sebelum menilai pembebanan produk ini, pertama-tama
perrlu dilakukan analisis persediaan yang memberikan perrincian bahan baku,
energy, dan pelepasan ke lingkungan. Analisis ini dilakukan di sepanjang siklus
hidup produk. Setelah selesai, dampak keuangan dan operasional dapat dinilai dan
langkah-langkah dapat diambil untuk memperbaiki kinerja lingkungan. Langkah
terakhir ini juga disebut dengan analisis lingkungan.

Akuntansi Pertanggungjawaban Lingkungan Berbasis Strategi


Tujuan keseluruhan dari perbaikan kinerja lingkungan mengusulkan
bahwa kinerja perbaikan berkelanjutan untuk pengendalian lingkungan yang
paling sesuai. Pengendalian biaya lingkungan bergantung pada system akuntansi
pertanggungjawaban berbasis strategi. System ini memiliki dua fitur penting :
komponen strategi dan komponen operasional.
Komponen strategi menggunakan kerangka balance scorecard.
Penyesuaian untuk pengendalian lingkungan adalah penambahan perspektif
kelima yaitu perspektif lingkungan.

Perspektif Lingkungan

Kita dapat mengidentifikasi sekurang-kurangnya lima tujuan inti dari perspektif


lingkungan, antara lain :

1) Meminimalkan bahan baku atau bahan yang masih asli


2) Meminimalkan penggunaan bahan berbahaya
3) Meminimalkan kebutuhan energy untuk produksi dan penggunaan produk
4) Meminimalkan residu padat, cair, dan gas
5) Memaksimalkan peluang untuk daur ulang

Ukuran kinerja yang memungkinkan untuk tujuan nomor 1 dan 2 ialah


berapa jumlah kuantitas total dan per unit dari berbagai bahan baku dan energi
(misalnya, berat bahan kimia beraun yang digunakan), ukuran produktivitas
(output/bahan baku, output/energi), dan biaya bahan(energi)berbahaya yang
dinyatakan sebagi persentase total biaya bahan baku.Tujuan inti yang keempat
dapat direalisasikan dalam salah satu dari dua car berikut :

 Menggunakan teknologi dan metode untuk mencegah pelepasan residu,


ketika diproduksi, dan
 Menghindari produksi residu dengan mengidentifikasi penyebab dasar dan
mendesain ulang produk dan proses untuk menghilangkan penyebab-
penyebabnya.

Peran Manajemen Aktivitas

Manajemen berbasis aktivitas menyediakan system operasional yang


menghasilkan perbaikan lingkungan. Aktivitas lingkungan diklasifikasikan
sebagai bernilai tambah (value-added) dan tak bernilai tambah (nonvalue-added).
Aktivitas tak bernilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu ada jika perusahaan
beroperasi secara optimal dan efisien.

Penggunaan paradigma ekoefisiensi mengimplikasikan bahwa selalu ada


aktivitas yang secara simultan dapat menghindari degradasi lingkungan dan
menghasilkan keadaan efisiensi ekonomi yang lebih baik daripada keadaan yang
sekarang. Biaya lingkungan tak bernilai tambah adalah biaya aktivitas tak bernilai
tambah. Biaya ini mewakili keuntungan yang dapat ditangkap dengan cara
memperbaiki kinerja lingkungan.

Desain untuk lingkungan


Merupakan pendekatan khusus yang menyentuh produk, proses, bahan
baku, energy, dan daur ulang. Dengan kata lain, keseluruhan daur hidup produk
dan pengaruhnya terhadap lingkungan harus dipertimbangkan. Dalam konsep
ukuran keuangan, perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan
keuangan yang signifikan. Jika keputusan ekoefisien dibuat, maka total biaya
lingkungan harus terhapus bersamaan dengan perbaikan kinerja lingkungan.

Diperlukan keberhati-hatian dalam mengukur biaya dan tren. Pengurangan


biay harus terkait dengan perbaikan lingkungan dan bukan sekadar
menghilangkan kewajiban terhadap lingkungan. Jadi, biay kegagalan eksternal
harus mencerminkan kewajiban thunan rata-rata yang berasal dari efisiensi
lingkungan saat ini. Kemungkinan penghitungan lain adalah dengan menghitung
biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan dan menelusuri nilai tersebut
selama beberapa periode. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa perbaikan
ekoefisiensi harus menghasilkan konsekuensi keuangan yang menguntungkan
yang dapat diukur dengan menggunakan tren biaya lingkungan tak bernilai
tambah dan tren total biaya lingkungan.

TUJUAN UKURAN
Meminimalkan penggunaan bahan Jenis dan jumlah (total danperunit)
berbayar persentase total biaya bahan baku
ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan penggunaan bahan baku Jenis dan jumlah (total danperunit)
atau bahan yang masih asli ukuran produktivitas (output/input)
Meminimalkan pelepasan residu Jenis dan jumlah (total dan perunit
ukuran produktivitas (output/input)
Memaksimalkan peluang untuk daur Berat bahan baku yang didaur ulang
ulang jumlah komponen yang berbeda-beda
persentase unit yang dibuat ulang
energy yang diproduksi dari
pembakaran

Ukuran keuangan
Perbaikan lingkungan harus menghasilkan keuntungan keuangan yang
signifikan. Hal ini berarti perusahaan telah mencapai trade off yang
menguntungkan antara aktivitas yang gagal dan aktivitas pencegahan. Jika
keputusan ekofisien dibuat, maka total biaya lingkungan harus terhapus
bersamaan dengan perbaikan kinrja lingkungan. Jadi biaya tren lingkungan
merupakan ukuran kinerja yang penting. Satu kemungkinan adalah
mempersiapkan biaya laporan lingkungan yang brnilai tidak tambah dari periode
berjalan dan membandingkannya dengan periode sebelumnya. Kemungkinan
lainnya adalah menghitung biaya lingkungan total sebagai persentase penjualan
dan menelusuri nilai ini selama beberapa periode.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen biaya sangatlah penting peranannya dalam perusahaan,
organisasi, maupun pemerintahan non laba baik berupa informasi keuangan
tentang biaya dan pendapatan maupun informasi non keuangan yang relevan yaitu
produktivitas, kualitas dan faktor kunci sukses lainnya untuk perusahaan. Fokus
utama informasi manajemen biaya adalah kemanfaatan dan ketepatan waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen/Mowen. (2009). Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai