PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SEFT dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT), oleh Gary
Craig (USA), yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, & Australia sebagai
solusi tercepat dan termudah untuk mengatasi berbagai masalah fisik, dan emosi, serta
untuk meningkatkan performa kerja. Saat ini EFT telah digunakan oleh lebih dari
100.000 orang di seluruh dunia (Zainuddin, 2009).
Penelitian yang di lakukan Wells, S., Polglase, K., Andrews, H. B.,
Carrington, P. & Baker, A. H. (2003) tentang Evaluation of a meridian-based
intervention, emotional freedom techniques (EFT), for reducing specific phobias of
small animals menunjukkan bahwa EFT mampu mereduksi phobia spesifik dan
menghasilkan perilaku valid. Penelitian yang dilakukan oleh sekelompok peneliti
(Steve Wells, dkk.) dari Curtin 6 University, Western Australia (tahun 2000),
membuktikan bahwa EFT jauh lebih efektif untuk menyembuhkan phobia (hanya
dalam 30 menit), dibandingkan dengan terapi “deep breathing treatment” dan hasilnya
tetap bertahan setelah 6 -9 bulan pasca therapy. Penelitian replikasi oleh Harvey
Baker dan Linda Siegel dari Queens College di New York (tahun 2000) membuktikan
hasil yang sama saat membandingkan efektivitas EFT dengan pendekatan konselling
(dalam Zainuddin, 2006).
SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas, melalui doa, keikhlasan,
dan kepasrahan, dengan energy psychology. Teknik ini telah dibuktikan oleh berbagai
macam riset ilmiah. SEFT dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT),
oleh Gary Craig, yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, dan Australia
sebagai solusi tercepat dan temudah untuk mengatasi berbagai masalah fisik, emosi,
serta performa kerja. Saat ini EFT telah digunakan oleh sekitar 100.000 orang di
seluruh dunia (Zainuddin, 2009).
Beberapa bukti sudah menunjukkan bahwa SEFT telah berhasil mengatasi
berbagai kasus psikologis, seperti gangguan kecemasan (phobia), kecanduan rokok
dan beberapa kasus lainnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk
mengetahui efektifitas terapi SEFT dalam menangani kasus phobia spesifik.
1
B. Tujuan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep terapi SEFT dalam menurunkan
aktivitas merokok
b) Tujuan khusus
1. Agar diketahui pengertian terapi SEFT
2. Agar diketahui Manfaat terapi SEFT
3. Agar diketahui SOP terapi SEFT
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian SEFT
Ilmu kedokteran cina, sekitar 5000 tahun yang lalu telah mengenal sistem energi
tubuh (energy medicine). Salah satu bentuk peninggalannya adalah terdapat buku Cina
“Huang Di Nei Jing” (The Yellow Emperor’s Classic on Internal Medicine) yang ditulis
oleh Kaisar Kuning yang memerintah Cina pada abad 26 SM (2697-2597 SM). Pada ilmu
accupuncture dan accupressure adalah contoh nyata penggunaan sistem energi tubuh
untuk menyembuhkan klien dengan berbagai macam gangguan fisik.
3
a) khusyu’
b) ikhlas
c) pasrah.
Ketiga hal inilah yang menjadi kunci kesuksesan pada pelaksanaan terapi SEFT
(spiritual emotional freedom technique).
4
jelek yang sukar kita tinggalkan, ketakutan untuk mengambil resiko, dan sebagainya.
Berusaha mengembangkan diri dengan masih memikul beban emosi yang belum
terselesaikan ibarat mengendarai mobil dengan hand rem terkunci. Bisa maju, tetapi
tersendat-sendat, tidak bisa full-speed.
SEFT (spiritual emotional freedom tehnique) adalah terapi yang membantu membebaskan
diri dari masalah masalah pribadi tersebut. Dengan kata lain, menyelesaikan unfinished
business yang tertunda, konflik batin yang belum terselesaikan. Setelah bebas dari
belenggu “penjajahan emosi”, barulah dapat melangkah lebih jauh untuk
mengembangkan potensi diri dengan optimal. Mengolah diri menjadi manusia paripurna.
b. Kelompok
a) Keluarga
Keluarga adalah tempat mendapatkan “Kepuasan terbesar”, tetapi juga berpotensi
menjadi sumber “Kepedihan terdalam”. Orang bilang keluarga bisa menjadi surga
dunia, tetapi juga bisa menjadi neraka dunia.
Kebahagiaan atau kepedihan dalam keluarga sebagian besar berkaitan dengan
“hubungan” yang terbangun antara suami-istri dan orang tua anak. Dalam bidang ini
(membangun hubungan yang kokoh), SEFT bisa menjadi alat bantu yang sangat
bermanfaat. Menggunakan SEFT bermanfaat untuk menetralisir emosi negatif yang
sering timbul dalam keluarga, misalnya :
1. Rasa cemburu yang berlebihan
2. Mudah tersinggung atau mudah marah
3. Rasa kecewa karena istri/suami/anak tidak bersikap seperti yang kita harapkan
4. Rasa terlalu posesif atau protektif yang tidak produktif
5. Rasa takut kehilangan
6. Hilangnya romantisme atau rasa cinta
7. Ingin (dan bernafsu untuk selingkuh)
8. Anak yang tidak mau menurut
9. Remaja yang memberontak
b) Sekolah
SEFT (spiritual emotional freedom tehnique) bisa digunakan oleh guru, pelajar, dosen
dan mahasiswa untuk menyelesaikan berbagi masalah yang berkaitan dengan
pendidikan, misalnya :
1. Guru dapat mengajarkan SEFT (spiritual emotional freedomtechnique) (atau
melakukan SEFT atau surrogate SEFT pada muridnya yang mengalami gangguan
5
emosi (bandel, sukar konsentrasi, malas belajar, moody, masalah yang berkaitan
dengan perubahan hormon seksual pada remaja, dan sebagainya.
2. Pelajar atau mahasiswa dapat menggunakan SEFT saat malas belajar, mempelajari
pelajaran yang dibenci, menghadapi guru atau dosen killer, atau nervous menjelang
ujian, serta mengendalikan emosi untuk meraih prestasi yang tinggi.
6
BAB III
TREND DAN ISU TERAPI SPIRITUAL
Contoh kasus :
Seorang siswa berusia 17 tahun bersekolah di SMA XX. Seorang siswa tersebut
mengatakan sudah mulai terbiasa merokok sejak duduk dibangku SMA kelas X. Siswa
7
tersebut mengatakan awalnya tertarik dengan rokok dengan motivasi coba coba dan adanya
dorongan pengaruh teman sebaya atau teman sepergaulan untuk menunjukkan jati dirinya.
Siswa tersebut mengatakan lama kelamaan menjadi sebuah kebutuhan yang dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi perokok, tanpa menghiraukan dampaknya bagi diri dan
lingkungan nya.
Seorang perawat kemudian melakukan terapi SEFT kepada siswa tersebut agar siswa
tersebut dapat berhenti merokok setelah dilakukan terapi SEFT
8
1. Estimate Severity
Hainsworth (2008) mengatakan bahwa ada baiknya terlebih dahulu subjek
menentukan nilai seberapa tinggi intensitas emosi / rasa sakit yang dialami sekarang
dengan menggunakan skala 0-10 (0 = tidak terasa, 10 = intensitas maksimum). Nilai
subjektif tersebut (0-10) yang menjadi tolok ukur kemajuan setelah SEFT diterapkan.
2. The Set Up
Cara melakukan set up adalah dengan mengucapkan kalimat set up seperti “
Meskipun saya ingin merokok ketika minum kopi padahal saya juga ingin berhenti
merokok, saya benar – benar menerima dan mencintai diri saya sendiri ”. Kalimat
tersebut diucapkan sebanyak tiga kali sambil menekan pada titik karate chop yaitu pada
samping telapak tangan
3. Tapping
Pada bagian tapping yang dilakukan adalah dengan menekan atau mengetuk 5-7 kali
ketukan pada titik-titik di bagian tubuh tertentu sambil mengucapkan permasalahn yang
sedang dialami subjek. Adapun titik-titik tersebut adalah pada bagian top of head (bagian
atas kepala), end of eyebrow (titik permulaan alis mata), side of eye (titik permulaan alis
mata), under eye (2 cm di bawah mata), under nose (di bawah hidung), chin (antara dagu
dan bagian bawah bibir), collarbone (pada ujung tempat bertemu tulang dada dan tulang
rusuk pertama), under arm, (untuk laki-laki terletak di bawah ketiak sejajar dengan
putting susu dan wanita terletak di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah
payudara), gamut (di bagian antara perpanjangan tulang jari manis dan tulang jari
kelingking), karate point (di samping telapak tangan) (Hainsworth, 2008).
4. Continuation
Pada tahap conntinuation individu memperkirakan kembali berapa tinggi intensitas
emosi / rasa sakit yang dialami. Jika sudah turun namun belum nol maka melakukan
langkah-langkah EFT kembali mulai langkah pertama hingga ketiga. Akan tetapi, kalimat
yang diucapkan ketika melakukan set up disesuaikan menjadi seperti contoh berikut ini :
“Meskipun saya masih ingin merokok ketika minum kopi, padahal saya juga ingin
berhenti merokok, saya benar-benar mencintai dan menerima diri saya sendiri". Individu
juga dipastikan untuk memasukkan setiap kenangan, pikiran, emosi atau perasaan dalam
tubuhnya yang muncul saat melakukan EFT berikutnya
5. nine gamut procedure
nine gamut procedure adalah proses keseluruhan dari sembilan bagian dari bentuk
panjang EFT yang pada awalnya diajarkan namun tidak banyak digunakan pada saat
9
sekarang. Tetapi proses ini bisa sangat kuat dalam menghilangkan semua link dalam otak
seseorang untuk menghilangkan peristiwa traumatis. Hainsworth (2008) juga mengatakan
bahwa beberapa praktisi percaya bahwa melakukan proses ini sangat penting untuk
menghilangkan trauma. 9 langkah yang dilakukan dalam nine gamut procedure sambil
menekan pada titik gamut dan tuning adalah sebagai berikut:
a. Menutup mata
b. Membuka mata
c. Menggerakkan mata dengan keras ke kanan bawah d) Menggerakkan mata dengan
keras ke kanan bawah
d. Memutar bola mata searah jarum jam
e. Memutar bola mata berlawanan arah jarum jam
f. Bergumam dengan berirama selama 2 detik
g. Menghitung dari 1 sampai 5
h. Bergumam dan bersenandung lagi selama 2 detik
Zainuddin (2009) mengatakan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika
melakukan SEFT agar hasilnya efektif :
a. Testing
Sebelum menerapkan SEFT, terlebih dahulu subjek menentukan nilai seberapa tinggi
intensitas emosi/rasa sakit yang dialami sekarang dengan menggunakan skala 0-10 (0 =
tidak terasa, 10 = intensitas maksimum). Nilai subjektif tersebut (0-10) yang menjadi
tolok ukur kemajuan setelah SEFT diterapkan.
b. Aspects
Ketika melakukan SEFT, subjek dibantu untuk memikirkan dan membayangkan masalah
yang dialaminya. Memikirkan dan membayangkan aspek yang membuat subjek ingin
merokok, sudah dapat menimbulkan gangguan energi yang hampir sama ketika subjek sedang
merokok. Efektivitas SEFT yang diterapkan pada saat membayangkan aspek tersebut
cenderung bertahan.
c. Be Spesific
Semakin spesifik mengenali akar masalah dari gangguan emosi, pikiran, dan perilaku
yang dialami maka semakin efektif hasilnya.
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Terapi SEFT termasuk teknik relaksasi merupakan salah satu bentuk mind-body
therapy dari terapi komplementer dan alternatif dalam keperawatan. SEFT merupakan
teknik penggabungan dari sistem energi tubuh (energy medicine) dan terapi spiritual
dengan menggunakan metode tapping pada beberapa titik tertentu pada tubuh. Terapi
SEFT bekerja dengan prinsip yang kurang lebih sama dengan akupuntur dan
akupresur. Ketiga nya berusaha merangsang titik-titik kunci pada sepanjang 12 jalur
energi (energi meridian) tubuh. Bedanya dibandingkan metode akupuntur dan
akupresur adalah teknik SEFT menggunakan unsur spiritual, cara yang digunakan
lebih aman,lebih mudah, lebih cepat dan lebih sederhana, karena SEFT hanya
menggunakan ketukan ringan (tapping) (Zinuddin,2009;Thayib,2010;Saputra,2012)
Terapi SEFT (Spiritual Emosional FreedomTechnique) bisa sangat membantu
mengobati berbagai penyakit, baik fisik maupun psikis. Terapi SEFT dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja, akan tetapi Saat melakukan terapi SEFT dianjurkan untuk
melakukannya dalam kondisi meditatif (khusyu’, ikhlas dan pasrah)
Terapi SEFT dapat dilakukan pada seseorang yang terkena penyakit kanker,
Mengatasi berbagai masalah fisik: sakit kepala, nyeri punggung, magh, asma, sakit
jantung, kelebihan berat badan, alergi dan sebagainnya. Mengatasi berbagai masalah
emosi: takut atau phobia, trauma,depresi, cemas, candauan rokok, stress, sulit tidur,
mudah marah, mudah sedih.
Terapi SEFT dapat dilakukan dan diterapkan karena terapi ini tanpa menggunakan
alat, penggunaan nya yang mudah, aman, cepat dan biayanya yang murah.
Adapun SOP (Standar Operasional Prosedur) dari SEFT adalah sebagai berikut :
a. Jauhkan benda toksin ( sabuk, jam, handphone, cincin, pakaian yang wangi atau
benda yang berada di tubuh kita dijaukan)
b. Anjurkan untuk meminum air putih terlebih dahulu untuk mencegah energy yang
keluar saat tapping
c. Posisi SEFTer dengan pasien tidak boleh berhadapan karena adanya hantaran
energiyang keluar dari tubuh dianjurkan untuk posisi menyamping antara SEFTer
dengan pasien
d. Tentukan masalah yang akan diterapi ,maslaah ini harus jelas dan spesifik,bisa
dibayangkan atau dirasakan langsung
11
e. Selanjutnya ukur skala awal dari masalah dengan kisaran angka 0 -10 identifikasi
rasa sakitnya bukan nama sakitnya (contoh : sakit kepala bagian samping ,nyeri
pundak atas kanan dll . angka 0 berarti tidak ada gangguan (tidak terasa sakit sama
sekali ) .Angka10 berarti gangguan sangat kuat atau masalah sangat berat
f. Melakukan set up
Ucapkan kalimat set up sesuai dengan masalah yang anda hadapi dengan enuh
perasaan sebanyak 3 kali .Sambil menekan dada dibagian sore spot yaitu didaerah
sekitar dada atas yang jika ditekan terasa agak sakit contoh “Ya allah, meskipun
saya menderita nyeri gout yang sangat hebat saya ikhlas saya pasrah kepada MU
sepenuhnya”
g. Lakukan tune in
Pikirkan dan bayangkan peristiwa spesifik yang membangkitkan emosi negative
yang akan dihilangkan sambil mengulangi kata pengingat yang mewakili emosi
negative yang kita rasasakan. Kata pengingat terbaik,biasanya di ambil dari
kalimat yang kita pilih dalam set up misalnya rasa nyeri
h. Lakukan tapping
Bersamaan dengan Tune In melakukan ketukan ringan dengan kedua ujung jari
(telunjuk dan tengah) pada daerah titik kunci dari The Major Energy Meredians,
yaitu:
a. Daerah Kepala:
1. Crown Point (CP) : Pada titik dibagian atas kepala
2. Eye Brown (EB) : Pada titik permulaan alis mata
3. Side of Eye (SE) : Di atas tulang di samping mata (lateral canthus)
4. Under the Eye (UE) : 2cm di bawah kelopak mata
5. Under the Nose (UN) : Tepat di bawah hidung
6. Chin Point (CP) : Di antar dagu dan bagian bawah bibir
b. Daerah Dada:
1. Collar Bone (CB) : Di ujung tempat bertemunya tulang dada, collar bone dan
tulang rusuk pertama
2. Under the Arm (UA) : Di bawah ketiak sejajar dengan puting/ nipple
3. Bellow Nipple (BN) : 2,5 cm di bawah puting/nipple
c. Daerah Tangan
1. Inside of Hand (IH) : Di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak
tangan
12
2. Outside of Hand (OH) : Di bagian luar tangan yang berbatasan dengan telapak
tangan
3. Thum Point (Th) : Ibu jari disamping luar bagian bawah kuku
4. Index Finger (IF) : Jari telunjuk di samping luar bagian bawah kuku (bagian
yang menghadap ibu jari)
5. Middle Finger (MF) : Jari tengah samping luar bagian bawah kuku (bagian
yang menghadap ibu jari
6. Ring Finger (RF) : Jari manis di samping luar bagian bawah kuku (bagian
yang menghadap ibu jari)
7. Baby Finger (BF) : Di jari kelingking di samping luar bagian bawah kuku
(bagian yang menghadap ibu jari)
8. Karate Chop (KC) : Di samping telapak tangan, bagian yang digunakan untuk
mematahkan balok
9. Gamut Spot (GS) : Di antar ruas tulang jari kelingking dan jari manis
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dalam penerapan atau penggunaan terapi SEFT untuk :
1. Perawat : dapat di praktikan langsung kepada pasien karena biaya nya murah, cepat
dan aman untuk dilakukan
2. Intitusi : disarankan agar dapat di terapkan sebagai mata kuliah wajib, khususnya
untuk mahasiswa ilmu keperawatan
3. Individu : disarankan bagi mahasiswa keperawatan agar terapi ini dapat di
aplikasikan atau di terapkan
14
DAFTAR PUSTAKA
-------. 2009. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) for Healing + Success +
Happiness + Greatness. Jakarta : Afzan Publishing.
Baker, B.T., dkk. 2004. School-related stresss and Psychosomatic symptoms among
Norwegian adolescents : Annual Review of Psychology. http://www.proquest.com/ 14 April
2011.
Jurnal Laila Komariah. efektivitas spiritual emotional freedom technique (seft) untuk
menurunkan perilaku merokok pada mahasiswa. UAD diakses tanggal 28 april 2016
Tesis Dewi Masyitah. 2013. Pengaruh Terapi SEFT terhadap penurunan Tekanan Darah pada
pasien hipertensi. UI diakses tanggal 28 april 2016
Skiripsi Prapti Anggorowati. Evaluasi hasil penggunaan Terapi SEFT terhadap pecandu
Rokok. Universitas islam syarif hidayatullah. Diakses tanggal 29 mei 2016
Tesis Mulia Hakam. Pengaruh intervensi terapi SEFT terhadap pasien kanker di Rumah Sakit
Dr. Soetomo Surabaya. Magister Ilmu keperawatan UI. Diakses tanggal 26 april 2016
Jurnal M. Mudatsyir, Heru purbo k, tavaria sundari. Spiritual emotional freedom technique dan
nyeri pasien pasca operasi fraktur femur. Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Jurusan Fisioterapi. Di akses 29 april 2016
15
16