Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Tetanus diproduksi oleh bakteri Clostridium Tetani dalam luka. Toksin berikatan
dengan saraf lokal dan bermigrasi ke sistem saraf pusat di mana ia mengganggu pelepasan
glisin, asam amino yang juga bertindak sebagai neurotransmitter penghambat. Akibat dari
hilangnya penghambatan ini adalah aktivitas otot yang berlebihan, kejang, dan kekakuan.
Dalam kasus yang parah, pasien tidak dapat bernapas karena kelumpuhan otot-otot
pernapasan yang kaku dan diperlukan ventilator mekanik. Pada manusia sebagian besar
kematian akibat tetanus terjadi pada bayi dan pada orang tua meskipun dengan perawatan
intensif kematian hanya 10-15%.
Rute infeksi yang paling umum pada anjing dan kucing diduga melalui luka tembus
yang terkontaminasi tanah atau feses, seperti cedera pada kaki atau anggota gerak. Namun,
tetanus umum juga dikaitkan dengan erupsi gigi, abses akar gigi, kontaminasi bedah
(misalnya, selama reseksi usus dan anastomosis), sterilisasi instrumen yang tidak memadai,
dan luka yang dikelola dengan buruk. Supurasi, nekrosis jaringan, dan benda asing dapat
menyebabkan kondisi anaerob, yang mendukung elaborasi toksin lmunisasi dengan
mengaktivasi derivat tersebut menghasilkan pencegahan dari tetanus.
3.2 SARAN
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani yang
merupakan bakteri gram positif. Dalam upaya mencegah penyebaran penyakit tetanus
dilakukan dengan melakukan vaksinasi rutin.

Anda mungkin juga menyukai