Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN GOWA

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMAONA
Jln. Andi Baso Makkumpalle No. 10 Tombolo 92174

KERANGKA ACUAN PEMICUAN CLTS


PUSKESMAS TAMAONA
KABUPATEN GOWA
TAHUN 2019

A. Latar Belakang
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah social budaya dan
perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar di sembarang tempat, khususnya kedalam
badan air yang digunakan juga mandi,mencuci dan kebutuhan higienis lainnya. Pendekatan
Stop BABS merupakan suatu pendekatan dalam perubahan perilaku hygiene dan sanitasi
secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan untuk mencapai
status Stop BABS.
Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3
tahun yaitu sebesar 19 % atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya
dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3 % dari produk domestic bruto.
Proses fasilitasi stop buang air besar sembarangan dimasyarakat pada prinsipnya
adalah pemicuan terhadap rasa jijik, rasa malu, rasa takut sakit, rasa berdosa, dan rasa
tanggung jawab yang berkaitan pada kebiasaan BAB disembarang tempat dan untuk
membantu pemicuan tersebut digunakan beberapa komponen PRA seperti pemetaan, transek,
alur kontaminasi dan simulasi.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama , CLTS (Community Led Total Sanitation) atau”
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) “ merupakan Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat untuk menganalisis keadaan dan risiko pencemaran lingkungan yang disebabkan
BAB di tempat terbuka dan membangun Jamban tanpa bantuan dari luar atau atas inisiatif
sendiri. Hal ini penting untuk membangun kemandirian masyarakat untuk hidup sehat serta
untuk menurunkan angka Penyakit berbasis lingkungan.
Tangga sanitasi merupakan tahap perkembangan sarana sanitasi yang digunakan
masyarakat, dari sarana yang sangat sederhana sampai sarana sanitasi yang sangat layak
dilihat dari aspek kesehatan, keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya. Dalam stop
buang air besar sembarangan, masyarakat tidak diminta atau disuruh untuk membuat sarana
sanitasi tetapi hanya mengubah perilaku sanitasi mereka namun pada tahap selanjutnya
ketika masyarakat sudah mau berubah kebiasaan BAB nya sarana sanitasi menjadi suatu hal
yang tidak terpisahkan.
Seringkali pemikiran masyarakat akan sarana sanitasi adalah sebuah bangunan yang
kokoh, permanen, dan membutuhkan biaya yang besar untuk membutnya. Pemikiran ini
sedikit banyak menghambat animo masyarakat untuk membangun jamban, karena alasan
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMAONA
Jln. Andi Baso Makkumpalle No. 10 Tombolo 92174

ekonomi dan lainnya sehingga kebiasaan masyarakat untuk buang air besar pada tempat yang
tidak seharusnya tetap berlanjut.
Out put yang diharapkan dari kegiatan pemicuan ini adalah tidak adanya lagi
masyarakat yang membuang kotoran / tinja (BAB) di tempat terbuka yang dikenal dengan
istilah “OPEN DEFECATION FREE (ODF) akan tetapi menggunakan jamban sehingga
penyakit yang ditularkan melalui kotoran dapat diputuskan rantai penularannya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan dukungan, semangat dan apresiasi kepada masyarakat yang mau
melakukan perubahan dibidang sanitasi serta memfasilitasi proses Stop Buang Air Besar
Sembarangan di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat memahami permasalahan sanitasi dikomunitasnya dan berkomitmen
untuk memecahkannya secara swadaya.
b. Tersusunnya rencana kegiatan masyarakat dalam rangka pemecahan masalah sanitasi
di komunitasnya.
c. Munculnya natural leader komunitas yang mengkoordinir kegiatan masyarakat.

C. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan berlangsung pada hari Selasa tanggal 18 Juni 2019.
Tempat : Desa Erelembang
D. Peserta
Peserta dalam pemicuan CLTS ini adalah masyarakat yang berada di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolopao
E. Pembahasan
Langkah-langkah fasilitasi atau pemicuan di masyarakat yaitu :
1. Perkenalan dan penyampaian tujuan
Perkenalkan terlebih dahulu anggota tim fasilitator dan sampaikan tujuan bahwa tim
ingin melihat kondisi sanitasi dari kampong tersebut, jelaskan dari awal bahwa
kedatangan tim bukan untuk memberikan bantuan. Tim hanya ingin melihat dan
mempelajari bagaimana kehidupan masyarakat, bagaimana masyarakat mendapat air
bersih, bagaimana melakukan kegiatan membuang air besar dan lain-lain. Tanyakan
kepada masyarakat apakah mereka mau menerima tim dengan maksud dan tujuan
yang telah disampaikan.
PEMERINTAH KABUPATEN GOWA
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS TAMAONA
Jln. Andi Baso Makkumpalle No. 10 Tombolo 92174

2. Bina Suasana
Untuk menghilangkan jarak antara fasilitator dan masyarakat sehingga proses
fasilitasi berjalan lancer sebaiknya lakukan pencairan suasana pada saat itu temukan
istilah setempat untuk tinja.
3. Analisa partisipatif dan Pemicuan
Memulai proses pemicuan di masyarakat yang diawali dengan analisa partisipatif
misalnya melalui pembuatan peta Desa, Dusun, Kampung yang akan menggambarkan
wilayah BAB masyarakat.
4. Tindak Lanjut Oleh Masyarakat
Jika masyarakat sudah terpicu dan kelihatan ingin berubah, maka saat itu juga susun
rencana tindak lanjut oleh masyarakat, semangati masyarakat bahwa mereka dapat
100 % terbebas dari kebiasaan BAB di sembarang tempat.
5. Monitoring
Lebih kepada memberikan energy bagi masyarakat yang sedang dalam masa
perubahan di bidang sanitasi.

F. Biaya
Dana yang digunakan bersumber pada DAK Non Fisisk Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK) Tahun 2019.
Demikian Kerangka acuan pelaksanaan pemicuan CLTS di Desa Erelembang
Kecamatan Tombolopao Kabupaten Gowa tahun 2019.

Tamaona,18 Juni 2019


Mengetahui,
Kepala Puskesmas Tamaona Pelaksana,

(dr. H. Irwanto IL). (Rahmat, SKM).


NIP. 19771021 201101 1001 Nip. 19800728 201001 1 014

Anda mungkin juga menyukai