Anda di halaman 1dari 7

INGATAN MANUSIA

DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

MAKALAH
TUGAS AKHIR MODUL 3
KOMPETENSI PEDAGOGI

DIBUAT OLEH:

RUSDI GINTING MANIK


NPP.19076281010003
KELAS A

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Memori atau ingatan adalah retensi informasi dari waktu ke waktu yang
melibatkan encoding, penyimpanan dan pengambilan kembali. Para psikolog
pendidikan mempelajari bagaimana informasi diletakan atau disimpan dalam
memori, bagaimana ia dipertahankan atau disimpan setelah disandikan (encoded),
dan bagaimana ia ditemukan atau diungkapkan kembali untuk tujuan tertentu
dikemudian hari. Memori membuat diri kita terasa berkesinambungan. Tanpa
adanya memori, kita tidak mampu menghubungkan apa yang terjadi kemarin
dengan apa yang sedang kita alami sekarang.
Ingatan mempunyai peran istimewa dalam kehidupan manusia. Dan organ
penting yang mampu mengelola berbagai informasi dari ingatan itu adalah otak.
Otak atau memori yang memiliki kemampuan menangani algoritma rumit secara
bersamaan dalam jumlah tak terbatas. Namun tidak semua manusia mampu
memanfaatkan kapasitas tersebut secara optimal sehingga banyak ruang-ruang
dalam memori yang tidak terisi secara baik.
Berpikir merupakan kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Proses
berpikir merupakan proses yang kompleks dan tidak dapat dilihat secara langsung
bagaimana otak bekerja dan informasi diolah. Informasi yang diterima melalui alat
indera akan dipersepsikan oleh bagian-bagian yang berfungsi secara khusus.
Berpikir juga dapat dikatakan sebagai proses pengorganisasian informasi dalam
ingatan. Berpikir mencakup banyak aktivitas mental. Berpikir dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalam
ingatan.
Seluruh peristiwa tersebut akan terekam di ingatan. Akan tetapi, tidak semua
informasi tersebut dapat bertahan lama dalam ingatan atau hilang karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya. Ketika individu memperoleh suatu
informasi, secara tidak langsung otak akan memproses informasi tersebut. Apabila
dalam pemrosesan tersebut terdapat perhatian (attention) pada informasi yang
diperoleh, maka akan menghasilkan suatu pemahaman. Teori pemrosesan
informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting. Dalam proses pembelajaran terjadi adanya proses informasi kemudian
diolah sehingga menciptakan suasanya yang terencana, dan suasana
pembelajaran yang mendukung (Ellen, 2016:225).
Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan
dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Oleh karena itu perlu menerapkan model pembelajaran tertentu yang dapat
memudahkan semua informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka judul makalah ini seyogianya
“Ingatan Manusia dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya”.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa itu ingatan dan bagaimana proses ingatan itu bekerja?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan manusia?
3. Bagaimana alur pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia?

3. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar pembaca mengetahui dan
memahami:
1. Pengertian Ingatan (memori) dan teori pendukungnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan manusia.
3. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Ingatan
Memori merupakan simpanan informasi-informasi yang diperoleh dan diserap
dari lingkungan yang kemudian diolah sesuai dengan individu yang bersangkutan.
Memori juga merupakan suatu proses biologi, yakni informasi diberi kode dan
dipanggil kembali. Pada dasarnya juga memori adalah sesuatu yang membentuk
jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya. Memori
memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa
depan. Memori merupakan kumpulan reaksi elektrokimia yang rumit yang diaktifkan
melalui beragam saluran indrawi dan disimpan dalam jaringan syaraf yang sangat
rumit dan unik di seluruh bagian otak. Memori yang sifatnya dinamis ini terus
berubah dan berkembang sejalan dengan bertambahnya informasi yang disimpan.
Memori atau ingatan merupakan proses menerima, menyimpan dan
mengeluarkan kembali informasi-informasi yang telah diterima melalui
pengamatan, kemudian disimpan dalam pusat kesadaran (otak) setelah diberikan
tafsiran. Dalam otak, terdapat dua macam tempat penyimpan informasi atau
tanggapan yaitu :
1. Ingatan Jangka Pendek
Ingatan jangka pendek adalah tempat menyimpan informasi yang akan
dikeluarkan segera dalam waktu yang labih pendek.
2. Ingatan Jangka Panjang
Ingatan jangka panjang adalah gudang tempat menyimpan informasi untuk
masa yang cukup lama.

Sedangkan, para ahli mengatakan ada proses ingatan, yakni:


1. Encoding; Encoding adalah proses dimana informasi sensoris diubah kedalam
bentuk yang dapat diingat. Contohnya seorang anak balita menangis karena
tidak dibelikan sebuah es krim oleh ibunya. Contoh yang sering kita alami
adalah ketika kita sering melewati sebuah rute perjalanan, dengan sendirinya
akan menghafal rute tersebut.
2. Storage; Storage adalah penyimpanan apa yang telah diproses dalam
enconding tersebut. Proses ini disebut juga dengan retensi yaitu proses
mengendapkan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu.
Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori,
memori jangka pendek, atau memori jangka panjang). Setiap proses belajar
akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri seseorang dan jejak ini akan disimpan
sementara dalam ingatannya. Contohnya setiap kali ulangan matapelajaran
PPKn Milla selalu menghafal materi undang-undang yang dicatatnya. Setiap
pasal yang dihafalnya akan tersimpan di storage.
3. Retrieval adalah pemulihan kembali apa yang telah disimpan sebelumnya.
Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan
informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali. Menurut
Hilgard (1975) ada tiga jenis kegiatan mengingat yaitu recall, recognition dan
redintegrative. Contohnya: Saya sedang menonton berita di televisi mengenai
kinerja Presiden RI ketujuh Joko Widodo. Sewaktu mendengar berita itu saya
pasti akan teringat hal-hal mengenai kinerja beliau yang pernah saya dengar
ataupun baca di artikel.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan Manusia


Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke
dalam ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan
manusia memiliki kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan
tersebut saat dibutuhkan. Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami
itu akan masuk dan tinggal seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang
ternyata dapat mempengaruhi daya kerja ingatan, antara lain:
1. Faktor usia; ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa
kanak-kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis
yakni ingatan untuk kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut
kemampuan untuk mencamkan dalam ingatan juga dapat dipertinggi akan
tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian (daya ingatan logis)
dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
2. Kondisi fisik; misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan
daya kerja atau prestasi ingatan.
3. Faktor emosi; Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik,
apabila peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan
kejadian yang tidak menyentuh emosi seringkali diabaikan.
4. Minat dan Motivasi; Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati
remaja yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-
orang yang sering bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh
lebih baik daripada yang tidak pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang
yang mengingat segala sesuatu tentang hal yang disukainya jauh lebih baik
dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat meningkatkan
motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt
Lewin (1890-1947), seorang psikolog Jerman, minat dan motivasi berarti
konsentrasi energi (forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran.
Konsentrasi energi inilah yang menyebabkan suatu hal tidak begitu saja
dilupakan.

3. Pengorganisasian Informasi dalam Ingatan


Secara harafiah, ingatan itu adalah alat (daya batin) untuk mengingat atau
menyimpan sesuatu yang pernah diketahui (dipahami, dipelajari, dan sebagainya).
Informasi yang kita peroleh terekam di dalam ingatan melalui proses berpikir.
Informasi yang masuk kemudian diproses dan tersimpan berkaitan erat dengan
kemampuan kognisi seseorang (Frishammar, 2002). Dengan kata lain, pemrosesan
informasi dipengaruhi oleh faktor memori dan kognisi termasuk kecerdasan
seseorang (Frishammar, 2002). Resnick (1981) berpendapat bahwa dalam
psikologi pemrosesan informasi memfokuskan pada struktur pengetahuan dan
pada mekanisme dimana pengetahuan dimanipulasi, ditransformasi dan dihasilkan
dari proses beberapa pemecahan masalah. Pemrosesan informasi didalam pikiran
berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam
pikiran.
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Komponen tersebut diuraikan
sebagai berikut:
1. Sensory Memory (SM)
Sensory Memory (SM) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar. Di dalam SM informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan
dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau
berganti.
2. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas
(informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan)
dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya.
3. Short Term Memory (STM)
(STM) Short Term Memory (STM) atau memori jangka pendek memiliki
kapasitas yang kecil sekali, namun sangat besar peranannya dalam proses
memori, yang merupakan tempat dimana kita memproses stimulus yang
berasal dari lingkungan kita.
4. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan; (a) berisi semua pengetahuan yang
telah dimiliki individu; (b) mempunyai kapasitas tidak terbatas; (c) sekali
informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

C. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dituliskan di atas, penulis ingin merangkum beberapa
hal yakni:

1. Pengolahan informasi merupakan respon individu terhadap informasi yang di


berikan oleh lingkungan di sekitarnya. Pemrosesan informasi didalam pikiran
berlangsung terus-menerus selama adanya informasi baru yang masuk dalam
pikiran. Kita dapat mencatat bahwa karakteristik penting dari proses belajar
manusia adalah pengorganisasian memori.
2. Tahap pemahaman dalam pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus
pada bagaimana pengetahuan baru dimodifikasi. Diasumsikan, ketika individu
belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau pemantau bekerjanya
sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan informasi
ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).
3. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian
diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
4. Dengan adanya pengorganisasian informasi atau pengetahuan akan
memudahkan individu untuk menjalani proses pembelajaran secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai