Anda di halaman 1dari 10

PERINTAH

MENUNTUT ILMU

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Bilal
Deni
Milda Maulida
Nira Anggraeni
Oki Kusmawan

SMAN 22 GARUT
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohiim
Puji syukur penyusun panjatkan kahadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya kepada penyusun, sehingga makalah yang berjudul “ Pentingnya Mentutut Ilmu
“ dapat tersusun dengan baik dan di sajikan dengan baik.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa dari kegelapan hingga seperti sekarang ini. Dan semoga kita
menjadi umatnya yang akan mendapat syafa’atnya besok di hari kiyamat. Amiin .
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan yang harus di perbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak yang
sifat-sifatnya membangun sangat penyusun harapkan, demi untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua,
dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amiin ya robbal ‘alamin.

Cisompet, Januari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu


yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan
akan didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya.
Allah SWT berfirman :

Artinya: “Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu


dengan orang-orang yang tidak berilmu?’”. (QS. Az-Zumar: 9)
Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang
tidak berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu sendiri dan manfaat dan
keutamaan yang akan didapat oleh orang yang berilmu
Dalam kehidupan dunia, ilmu pengetahuan mempunyai perang yang sangat penting.
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan memberikan kemudahan bagi kehidupan baik
dalam kehidupan individu maupun kehidupan bermasyarakat. Menurut al-Ghazali dengan ilmu
pengetahuan akan diperoleh segala bentuk kekayaan, kemuliaan, kewibawaan, pengaruh,
jabatan, dan kekuasaan. Apa yang dapat diperoleh seseorang sebagai buah dari ilmu
pengetahuan, bukan hanya diperoleh dari hubungannya dengan sesama manusia, para
binatangpun merasakan bagaimana kemuliaan manusia, karena ilmu yang ia miliki. Dari sini,
dengan jelas dapat disimpulkan bahwa kemajuan peradaban sebuah bangsa tergantung
kemajuan ilmu pengetahuan yang melingkupi.
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesutau yang wajib dimiliki,
karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Minimal, ilmu pengetahuan yang akan
memberikan kemampuan kepada dirinya, untuk berusaha agar ibadah yang dilakukan tetap
berada dalam aturan-aturan yang telah ditentukan. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah
kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya
Uraian di atas hanyalah uraian singkin betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi
manusia, baik untuk kehidupan dirinya pribadi, maupun dalam hubungan dirinya dengan
benda-benda di sekitarnya. Baik bagi kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat. Ada banyak
hadits, firman Allah, dan pendapat para ulama tentang pentingnya ilmu pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu secara Bahasa ilmu beasal dari Bahasa Arab (‘ilmun’), Bahasa Latin (science)
yang berati tahu, mengetahui, atau memahami. Sedangkan menurut istilah ilmu adalah
pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Pebedaan ilmu dan pengetahuan yaitu: secara umum,
pengertian ilmu merupakan kumpulan proses kegiatan tehadap sesuatu kondisi dengan
menggunakan berbagai cara, alat, prosedur, dan metode ilmiah lainnya guna menghasilkan
pengetahuan ilmiah yang analisis, objektif, empiris, sistematis, dan verifikatif. Sedangkan
dalam kamus besar Bahasa Indonesia ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang
yang disusun secara sistematis menurut metode ilmiah tertentu yang dapat digunakan untuk
meneangkan kondisi tetentu dalam bidang pengetahuan.
Manusia yang memiliki ilmu tinggi maka derajatnya akan semakin tinggi dan
sebaliknya manusia yang ilmunya dangkal maka deajatnya akan endah pula.
Allah S.W.T befiman:

Artinya :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS: At-Taubah
Ayat: 122).

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, ”Berilah kelapangan di


dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan, ”Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.”
(QS. al-Mujadalah : 11).

Ayat di atas mengindikasikan betapa pentingnya ilmu dan iman. Oang yang berilmu dan
beriman akan lebih mulia dibandingkan orang yang beriman tanpa ilmu. Dalam pembahasan
mengenai ilmu, maka tidak boleh mengesampingkan sifat-sifat ilmiah yang menjadi syarat
ilmu yaitu:
 Sistematis
 Objektif
 Analisis atau metodis
 Universal
 Empiris
Hadis tentang menuntut ilmu:
Hadits ibnu majah

)‫علَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم (رواه ابن ماجه‬ َ ‫ب اْل ِع ْل ِم فَ ِر ْي‬


َ ٌ‫ضة‬ ُ َ‫طل‬
َ
“menuntut ilmu itu adalah waib bagi setiap muslim” (H.R.Ibnu Majah).

‫سلَّ َم َم ْن خ ََر َج فِي‬


َ ‫ّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫ى ه‬ ‫صلَ ه‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫َع ْن أَن َِس اب ِْن َما ِل ِك قا َ َل‬
ِ ‫س ْو ُل ه‬
َ ‫ّللا‬
)‫ّللا َحتَّى يَ ْر ِج ُع (رواه الترمذي‬ ِ ‫سبِ ْي ِل ه‬َ ‫ب اْل ِع ْل ِم َكانَ فِ ْي‬
ِ َ‫طل‬
َ
Artinya: “Dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasulullah saw : “barangsiapa keluar
(pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali (HR. Tirmidzi).
Dalam hadits di atas Rasulullah menegaskan bahwa menuntut ilmu itu dinilai sebagai
berjuang di jalan Allah, sehingga barang siapa yang mencari ilmu dengan sungguh-sungguh
dia akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda bahkan bila sesorang meninggal dunia saat
mencari ilmu dia akan mendapatkan surganya Allah karena dinilai sama dengan mati syahid.
Artinya: "Dari Abu Darda: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Kelebihan seorang
alim dari seorang abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-
bintang, dan sesungguhnya para ulama itu pewaris nabi-nabi, mereka tidak mewariskan dinar
(uang), tetapi mewarisi ilmu, siapa yang mengambilnya maka ambillah dengan bagian yang
cukup." (H.R. Abu Daud dan Tirmidzi).
Hadits tersebut di atas masih ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Dijelaskan oleh
Nabi, seorang alim (orang yang berilmu) lebih utama dari seorang hamba yang gemar ibadah
(hamba yang ilmunya sedikit). Dan Rasulullah saw. menjelaskan bahwa para ulama adalah
pewaris para nabi.

Ada dua hal yang terkandung di dalam hadits ini:

Pertama: Bahwa seorang alim lebih utama dari seorang abid yang gemar beribadah.

Ini artinya bahwa orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang sangat tinggi
bahkan melebihi seorang abid yang gemar beribadah namun tidak didasari dengan ilmu yang
memadai.Yang dimaksud dengan orang yang berilmu di sini adalah orang yang mempunyai
ilmu dan mengamalkannya. Ilmu yang dimilikinya bagaikan cahaya yang dapat menerangi
kegelapan. Sebagai orang yang berilmu ia mengerti bahwa ilmunya harus dimanfaatkan.
Dengan ilmunya ia dapat membedakan antara yang hak dan yang bathil, antara yang halal dan
mengetahui yang haram. Dengan ilmunya, ia dapat beribadah dengan baik, apa yang
dikerjakannya mempunyai dasar, dan di dalam berbuat ia penuh dengan hati-hati.Dengan
ilmunya pula ia dapat merubah keadaan dan cepat menyesuaikan keadaan itu dengan segera.

Jadi, orang yang berilmu itu dapat memberi manfaat pada dirinya sendiri dan kepada
umat manusia. Di saat beribadah kepada Allah dilakukannya dengan benar sesuai dengan apa
yang dimilikinya. Dan di saat itu juga ia dapat menerangi umat manusia dengan jalan memberi
petunjuk kepada orang yang membutuhkannya. Ia tidak ingin melihat orang lain terjerumus
dalam kehinaan.Seseorang yang tidak berilmu di dalam beribadah tidak sesempurna orang
yang berilmu. Bisa jadi apa yang dilakukannya tidak memberi manfaat pada dirinya.
Rasulullah saw. mengibaratkan orang alim (ulama) dibandingkan dengan seorang abid
bagaikan bulan atas bintang-bintang. Artinya ilmu yang dimiliki (seorang alim) dapat
memancarkan cahaya yang terang seperti terangngnya cahaya bulan, sedangkan seorang abid
yang beribadah memancarkan cahaya seperti cahaya bintang.

Kedua: Para ulama adalah pewaris para nabi.


Para ulama (orang yang berilmu) bertugas sebagai pembawa amanat para nabi yang
harus disampaikan kepada umat manusia. Secara berkesinambungan dakwawah atau ajaran
yang penuh disampaikan oleh para nabi, setelah beliau wafat dilanjutkan oleh para ulama.
Seorang ulama tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi dengan ilmu yang ia miliki ia
berkewajiban mengamalkannya, dan mengajarkannya kepada orang lain. Dengan demikian,
keberadaan agama akan terus terpelihara dengan baik. Walaupun kita tidak pernah berjumpa
dengan Nabi Muhammad saw. dan tidak pernah mendengar langsung ajaran-ajarannya, namun
berkat kegigihan para ulama Islam, kita dapat mengenyam nikmat-nikmat ajaran Islam. Karena
ulama adalah pewaris nabi dan pemegang amanah Allah. Begitu pentingnya peranan ulama,
nabi pernah mengingatkan, Allah akan mencabut ilmunya dengan cara mencabut (nyawa) para
ulama.Bagi sahabat yang ingin membaca hadits lainnya mengenai menuntut ilmu.

Manfaat Ilmu
Pepatah mengatakan bahwa ilmu yang tidak diamalkan bagaikan orang pincang,
sementara amal tanpa ilmu bagaikan oang buta. Hal tesebut menunjukan bahwa ilmu dan
pengamalannya merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Karena hanya
dengan ilmu manusia mampu mengarungi kehidupan yang dijalani dan tanpa ilmu manusia
bagaikan mayat hidup atau orang buta yang tidak mengetahui tujuan hidupnya. Secara tidak
langsung semua ilmu akan menjadi bekal dalam menjalani serta meraih kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat bagi oang yang mempelaarinya.

Artinya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akherat, maka wajib baginya memiliki
ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu“. (HR. At-
Tirmidzi)
Manfaat lain yang akan diperoleh oleh orang yang menuntut ilmu yaitu Allah, S.W.T akan
memudahkan jalan orang yang menuntut ilmu menuju surge, yaitu sebaik-baik tempat kembali
yang di dalamnya tedapat banyak kenikmatan yang disediakan Allah S.W.T bagi hambanya
yang taat. Malaikat akan senantiasa membentangkan sayapnya untuk menaungi orang-oang
yang menuntut ilmu bahkan malaikat yang ada dilangit dan ikan-ikan yang ada di lautan akan
berdo’a untuk oang tesebut.
Rasulullah S.A.W juga meneangkan bahwa oang yang mencari ilmu temasuk ke dalam
golongan oang-orang yang berjuang di jalan Allah.S.W.T sehingga ia kembali. Sehingga ketika
ada oang yang meninggal dalam rangka menuntut ilmu maka orang tesebutg tegolong kedalam
mati syahid.
Selain itu ilmu yang bermanfaat yaitu ilmu yang diamalkan dan diajarkan kepada orang
lain kemudian orang lain itu mengajarkannya kepada yang lain hingga seterusnya maka orang
yang pertama kali mengajarkannya juga akan mendapat pahala atau balasan dai Allah.S.W.T
karena ilmu yang bermanfaat termasuk ke dalam amal jariyah, yaitu amal yang tidak akan
terutus selama ada yang menggunakannya.
Allah,S.W.T juga menjelaskan bahwa Dia akan meninggikan derajat orang-orang yang
beriman dan berilmu. Oleh karena itu selama masih dapat menghirup oksigen untuk bernafas
umat islam harus menggunakan kesempatan tesebut untuk menuntut ilmu apapaun dan
dimanapun tempatnya sebab, tidak ada ilmu yang tidak bermanfaat dan ilmu akan
meningkatkan keimanan.
BAB III
KESIMPULAN

Menuntut ilmu itu adalah sebuah kewajiban bagi setiap umat muslim, karena itu
merupakan perintah Rasulullah,S.A.W dan Allah,S.W.T juga akan meninggikan orang yang
berilmu dan beriman disbanding dengan orang yang lain.
Menuntut ilmu juga dapat menuntun orang kedalam syurga, dan setiap orang yang
meninggal ketika dalam keadaan mencari ilmu maka matinya adalah mati syahid.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.catatanmoeslimah.com/2016/06/kumpulan-hadits-tentang-menuntut-ilmu-
terlengkap.html

Anda mungkin juga menyukai