Haidar Bagir
BUKU SAKU FILSAFAT ISLAM
© Haidar Bagir, 2005
Hak cipta dilindungi undang-undang
All rights reserved
Cetakan I, Shafar 1426 H/Maret 2005
Edisi revisi, cetakan II, Shafar 1427 H/Maret 2006
Diterbitkan oleh Penerbit Mizan
PT Mizan Pustaka
Anggota IKAPI
Jln. Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan)
Ujungberung, Bandung 40294
Telp. (022) 7834310 — Faks. (022) 7834311
e-mail: khazanah@mizan.com
http://www.mizan.com
Desain sampul: Andreas Kusumahadi
Digitalisasi: Tim Konversi Mizan Publishing House
ISBN 979-433-424-3
Didistribusikan oleh
a kh sy gh n
b d sh f w
t dz dh q h
ts r th k ’
j z zh l y
h s ‘ m
â = a panjang
î = i panjang
û = u panjang
ISI BUKU
Transliterasi — 7
Glosarium — 11
Prakata — 19
Prakata Cetakan Kedua — 27
Indeks — 227
10
Glosarium
12
GLOSARIUM
13
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
14
GLOSARIUM
15
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
16
GLOSARIUM
17
PRAKATA
20
PRAKATA
21
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
22
PRAKATA
23
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
24
PRAKATA
25
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
26
PRAKATA
Cetakan Kedua
28
PRAKATA CETAKAN KEDUA
Haidar Bagir
29
B A B 1
PENDAHULUAN:
FILSAFAT DAN MASALAH-
MASALAH KEMANUSIAAN*
Kenapa Filsafat?
32
P E N DA H U LUA N
33
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
34
P E N DA H U LUA N
35
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
36
“Dalam filsafat, Anda
selalu bisa menemukan
pandangan-pandangan
yang bertentangan
tentang masalah
apa saja.”
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
38
Filsafat, lewat
metodologi-berpikirnya
yang ketat, mengajari
orang untuk meneliti,
mendiskusikan, dan
menguji kesahihan dan
akuntabilitas setiap
pemikiran dan
gagasan—pendeknya,
menjadikan
kesemuanya itu bisa
dipertanggungjawabkan
secara intelektual
dan ilmiah.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
40
Filsafat bisa mengambil
peranan, yaitu untuk
membuka wawasan
berpikir umat untuk
bersikap lebih
sophisticated, adil, dan
apresiatif dalam meneliti
berbagai agama dan ke-
percayaan yang dianut
oleh berbagai
kelompok manusia.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
42
P E N DA H U LUA N
43
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
44
P E N DA H U LUA N
45
B A B 2
DEMI MEMeCAHKAN
KRISIS MODERNISME
48
D E M I M E M E C A H KA N K R I S I S M O D E R N I S M E
49
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
50
D E M I M E M E C A H KA N K R I S I S M O D E R N I S M E
51
Pelepasan sains dari
filsafat—selain bagi
beberapa orang berarti
hilangnya kesempatan
bagi sains untuk bisa
mengambil manfaat dari
kekayaan filsafat—telah
pula melepaskan sains
dari transendentalisme
dan religiusitas yang
terkandung dalam filsafat.
D E M I M E M E C A H KA N K R I S I S M O D E R N I S M E
53
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
54
Manusia modern
mengalami kehampaan
spiritual, krisis makna,
dan legitimasi hidup,
serta kehilangan visi dan
mengalami keterasingan
(alienasi) terhadap
dirinya sendiri.
55
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
56
B A B 3
FILSAFAT SEBAGAI
BASIS BERBAGAI
SISTEM KEHIDUPAN
58
FILSAFAT SEBAGAI SISTEM KEHIDUPA N
59
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
60
FILSAFAT SEBAGAI SISTEM KEHIDUPA N
61
Sedikitnya ada tiga manfaat filsafat.
Pertama, filsafat bisa membekali kita
untuk memajukan sikap kritis ....
Kedua, filsafat bisa mendorong kaum
Muslim agar benar-benar memahami
kompleksitas persoalan dalam
upayanya membangun sistem-sistem
kehidupan Islami. Ketiga, hanya
dengan penguasaan akan isu-isu
filosofis mendasar seperti ini kaum
Muslim ... dapat berpartisipasi dalam
upaya mencari sistem-sistem terbaik
bagi kepentingan semua orang.
FILSAFAT SEBAGAI SISTEM KEHIDUPA N
63
B A B 4
MASIH IHWAL
MANFAAT FILSAFAT:
DARI KESUKSESAN BISNIS
HINGGA KEIMANAN
Syahdan, adalah seorang ulama yang menikah
dengan seorang wanita cantik. Ketika itu malam
menjelang tiba, “malam pertama” bagi sepasang
pengantin baru itu. Sang ulama merasa masih ada
sedikit waktu luang sebelum ia harus menemui
istrinya di kamar tidur. Dia pun masuk ke perpus-
takaan pribadinya. Tanpa direncanakannya, dia
tertarik membaca satu kitab yang ada di sana.
Saking asyiknya membaca, dia lupa segala. Tidak
terasa, malam pun berlalu dengan cepat hingga
azan Subuh dikumandangkan. Baru pada saat itu,
sang ulama tersadar. Ternyata, dia telah meng-
habiskan malam-pertamanya di perpustakaan.
Dia pun bergegas menemui istrinya sambil me-
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
66
M A S I H I H WA L M A N FA AT F I L SA FAT
67
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
68
Bagi yang tidak percaya pada
kemungkinan filsafat
membawa orang kepada
kebahagiaan, saya persilakan
Anda membaca buku karya
Alain De Botton yang berjudul
The Consolations of philosophy.
Boleh juga dilengkapi dengan
Plato, Not Prozac! karya
Louis Marinoff, yang juga
sama-sama best-seller.
Di dalamnya kedua penulis itu
mendemonstrasikan manfaat
filsafat untuk menjawab per-
soalan-persoalan praktis dan
immediate kehidupan.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
70
M A S I H I H WA L M A N FA AT F I L SA FAT
71
Filsafat, betapapun spekulatifnya,
memberi kita berbagai
penjelasan tentang misteri-
puncak (the ultimate mystery)
ini. Filsafat ... mengajari kita
tentang proses penciptaan,
tentang hierarki wujud
(hierarchy of being), tentang alam
semesta dan posisi manusia
di dalamnya, tentang
tujuan-hidupnya, dan berbagai
jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan mendasar seperti ini.
M A S I H I H WA L M A N FA AT F I L SA FAT
73
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
74
M A S I H I H WA L M A N FA AT F I L SA FAT
75
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
76
B A B 5
APA ITU FILSAFAT ISLAM?
78
Ciri yang membedakan filsafat
Islam dari pendekatan tradisional
(ta‘abbudî) dan teologis adalah
pada metode yang digunakannya.
Kalau dalam yang disebut
belakangan metode yang
digunakannya bersifat dialektik
(jadalî), maka dalam filsafat
Islam—meski sama-sama rasional-
logis—metode yang diterapkan
adalah demonstrasional (burhânî).
79
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
80
APA ITU FILSAFAT ISL AM?
81
Filsafat Islam pada akhirnya
bisa dilihat sebagai gabungan
antara pemikiran liberal dan
agama. Ia bisa disebut
sebagai liberal dalam hal
pengandalannya pada
kebenaran-kebenaran primer
dan metode demonstrasional
untuk membangun
argumentasi-argumentasinya.
Pada saat yang sama,
pengaruh keyakinan religius
atau quasi religius amat
dominan ....
APA ITU FILSAFAT ISL AM?
83
Akal, bahkan dalam alirannya
yang lebih peripatetik, tak
pernah dipahami sebagai
semata-mata rasio (ratio atau
reason) yang bersifat cerebral
(terkait dengan otak) belaka.
... menerjemahkannya
dengan intelek (intellect) jauh
lebih tepat. Tercakup
di dalam konsep intelek ini,
bahkan lebih utama dari rasio,
adalah apa yang disebut
dengan intuisi atau “ilham”
(pencerahan, iluminasi, atau
isyrâq), atau terkadang disebut
sebagai “kesadaran poetik”.
APA ITU FILSAFAT ISL AM?
85
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
86
APA ITU FILSAFAT ISL AM?
87
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
88
APA ITU FILSAFAT ISL AM?
89
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
90
B A B 6
BERBAGAI ALIRAN
DALAM FILSAFAT ISLAM
92
BERBAGAI ALIRAN DA L AM FILSAFAT ISL AM
93
Dalam Peripatetisme, proses
silogistik tersebut didasarkan
atau dimulai dari premis-
premis yang telah disepakati
sebagai kebenaran yang tak
perlu dipersoalkan lagi
(primary truth). Dari sini
kemudian dapat diperoleh
kebenaran-kebenaran yang,
pada gilirannya, akan menjadi
premis-premis baru bagi
proses silogistik selanjutnya.
Begitu seterusnya.
BERBAGAI ALIRAN DA L AM FILSAFAT ISL AM
95
Suhrawardi menyatakan,
“Saya, pada awalnya,
mendapatkan
(gagasan-gagasan) bukan
lewat proses berpikir
(kogitasi), tetapi lewat
sesuatu yang lain. Hanya
setelah itu saya mencari
bukti-bukti tentangnya.”
BERBAGAI ALIRAN DA L AM FILSAFAT ISL AM
97
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
98
BERBAGAI ALIRAN DA L AM FILSAFAT ISL AM
99
B A B 7
SEJARAH RINGKAS
FILSAFAT ISLAM*
102
SEJARAH RINGKAS FILSAFAT ISL AM
103
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
104
SEJARAH RINGKAS FILSAFAT ISL AM
105
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
106
SEJARAH RINGKAS FILSAFAT ISL AM
107
SKEMA SEJARAH FILSAFAT ISLAM
SHADR AL-DIN
IBN ‘ARABÎ
AL-KINDI AL-QUNAWI
(Tasawuf Filosofis)
(Tasawuf Filosofis)
ian
.
ter
dsb isme,
as
Zoro
FAKHRUDDIN NASHIR AL-DIN
>< MULLA SHADRA
IBN SINA AL-RAZI AL-THUSI
(Hikmah)
(Teologi Filosofis) (Filsafat Mistikal)
><
AL-GHAZALI >< IBN RUSYD
Teologi (Teologi dan Mistisisme) (Peripatetisme)
(Ilmu Kalam)
TEKS-TEKS
AL-QURAN
&
SUNNAH
KRONOLOGIS SEJARAH FILSAFAT ISLAM
Tahun
801-873 870-950 980-1037 1058-1111 1126-1198 1149-1209 1154-1191 1164-1240 1201-1274 1210-1274 1236-1311 1571-1640
Aliran
Peripatetisme
Al-Kindi Al-Farabi Ibn Sina
Neo-Platonik
Shadr
Tasawuf-
Ibn ‘Arabî Al-Din
Filosofis
Al-Qunawi
Isyrâqiyyah Quthb
Suhrawardi Al-Din
(Iluminisme)
Al-Syirazi
Hikmah Mulla
Muta‘aliyah Shadra
B A B 8
PRINSIP-PRINSIP
PERIPATETISME ISLAM
(MASYSYÂ’IYYAH)
112
PRINSIP- PRIN S I P PE R I PATE TI S ME I S L AM
113
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
114
PRINSIP- PRIN S I P PE R I PATE TI S ME I S L AM
115
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
116
PRINSIP- PRIN S I P PE R I PATE TI S ME I S L AM
117
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
118
PRINSIP- PRIN S I P PE R I PATE TI S ME I S L AM
Akal Pertama
(al-‘aql al-awwal)
119
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
Wâjib Al-Wujûd
Dunia
120
PRINSIP- PRIN S I P PE R I PATE TI S ME I S L AM
121
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
Jiwa hewan/
al-nafs al-hayawâniyyah
Jiwa tumbuhan/
al-nafs al-nabâtiyyah
Jiwa mineral/
al-nafs al-‘aqdiyyah
122
B A B 9
AKAL DAN PEMBAGIAN-
PEMBAGIANNYA
Akal Potensial/ Akal Aktual/ Akal Capaian/ Akal Suci Jibril/ Akal Transeden/
Al-‘Aql bi Al-Malakah Al-‘Aql bi Al-Fi‘l Al-‘Aql Al-Mustafâd Al-‘Aql Al-Qudsî (Transcendental
(Potential Intellect) (Actual Intellect) (Acquired Intellect) (The Holy Ghost) Intellect)
*) Dikutip dari Fazlur Rahman, Prophecy in Islam, George Allen & Unwin 1959, hh. 10-14.
125
B A B 10
TINGKATAN-TINGKATAN
WUJUD menurut
para hukamâ’
128
Ghayb Al-Ghuyûb Hâhût
Dzât Al-Wujûd
Wâhidiyyah Lâhût
Alam Ruhani
129
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
130
T I N G KATA N -T I N G KATA N W U J U D
131
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
132
B A B 11
FILSAFAT ILUMINASI
(ISYRÂQIYYAH)
SUHRAWARDI
135
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
136
F I L SA FAT I LU M I N A S I
137
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
138
Menurut Henry Corbin,
iluminisme Suhrawardi
telah membuka jalan bagi
suatu dialog dengan
wacana-wacana dan
upaya-upaya modern
untuk mencarikan tempat
bagi pengalaman religius
atau mistis dalam
dunia ilmiah.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
140
Suhrawardi termasuk
salah seorang filosof yang
mempercayai adanya
perennial wisdom. Dalam
artian, bahwa sebetulnya
hikmah (wisdom) itu
bersifat perenial dan
bersumber Tuhan yang
sama yang diturunkan
lewat para utusan.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
142
Suhrawardi mengatakan
bahwa prinsip Filsafat
Isyrâqiyyah adalah
mendapat kebenaran
lewat pengalaman intuitif,
kemudian mengelaborasi
dan memverifikasinya
secara logis-rasional.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
144
Sama seperti
filsafat-emanasi dalam
peripatetisme yang
mendahuluinya, dalam Isyrâ-
qiyyah wujud mempunyai
hierarki-hierarki, dari yang
paling atas sampai terbawah.
Hanya saja kalau dalam filsafat
emanasi setiap tingkat
diidentikkan dengan intelek,
maka dalam Filsafat
Isyrâqiyyah tingkatan-
tingkatan tersebut diidentikkan
dengan nûr (cahaya).
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
1. Tahap Pertama
“Dalam tahap ini seseorang harus rela mem-
bebaskan diri dari kecenderungan diri, dari
kecenderungan duniawi, untuk menerima peng-
alaman Ilahi.” Menurut Suhrawardi, sesungguh-
nya dalam diri setiap orang terdapat yang di-
sebut sebagai Kilatan Ilahi (Al-Barîq Al-Ilâhî).
Kilatan Ketuhanan inilah yang akan diaktifkan
dengan membebaskannya dari “perangkap”
jasmani. Tahapan ini ditandai oleh periode
pengasingan-diri (‘uzlah) selama 40 hari.
2. Setelah menempuh tahap pertama, sang filosof
memasuki tahap iluminasi yang di dalamnya
ia mendapatkan penglihatan akan Sinar Ke-
tuhanan (Al-Nûr Al-Ilâhî) serta mendapatkan
apa yang disebut Cahaya Ilham (Al-Anwâr Al-
Sânihah).
3. Tahap pembangunan pengetahuan yang utuh,
didasarkan atas logika diskursif.
4. Pengungkapan atau penulisannya.
Sama seperti filsafat-emanasi dalam peripate-
tisme yang mendahuluinya, dalam Isyrâqiyyah
wujud mempunyai hierarki-hierarki, dari yang
paling atas sampai terbawah. Hanya saja kalau
146
F I L SA FAT I LU M I N A S I
147
B A B 12
SEKELUMIT TENTANG
FILSAFAT IBN ‘ARABî
150
SEKELUMIT TENTANG FILSAFAT IBN ‘ARABÎ
151
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
152
SEKELUMIT TENTANG FILSAFAT IBN ‘ARABÎ
153
pengetahuan intelektual/rasional
pengetahuan eksperiensial
melalui prosedur
3 kelompok rasional
154
pengetahuan
pengetahuan
deskriptif
SEKELUMIT TENTANG FILSAFAT IBN ‘ARABÎ
155
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
156
SEKELUMIT TENTANG FILSAFAT IBN ‘ARABÎ
157
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
158
B A B 13
FILSAFAT HIKMAH
160
Sifat-sifat sintetik pemikiran
Shadra ini, dan inkorporasi
Al-Quran dan hadis yang
dilakukannya, telah
menjadikan filsafatnya ini tidak
hanya sebagai bukti masih-
hidup dan dinamisnya filsafat
Islam pasca-Ibn Rusyd, tetapi
juga menunjukkan bahwa—
lebih dari peripatetisme dan
Isyrâqiyyah—Filsafat Hikmah
barangkali lebih layak disebut
sebagai filsafat Islam
yang sesungguhnya.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
162
F I L SA FAT H I K M A H
163
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
164
F I L SA FAT H I K M A H
165
Aliran Teosofi Transenden
(Al-Hikmah Al-Muta‘âliyah)—biasa
disebut secara ringkas sebagai
Hikmah saja—yang belakangan
dibangun oleh Shadra memang
berbagi keyakinan dengan
mistisisme dalam hal penggunaan
intuisi (dzauq) sebagai daya paling
andal—bahkan satu-satunya daya—
untuk mencapai (kebenaran) ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, pada
saat yang sama, aliran ini
beranggapan bahwa kebenaran
tersebut justru harus dapat
diungkapkan dan diverifikasikan
lewat suatu perumusan secara
diskursif-demonstrasional.
F I L SA FAT H I K M A H
167
Mulla Shadra membangun
mazhab baru filsafat
dengan semangat untuk
mempertemukan berbagai
aliran pemikiran yang
berkembang di kalangan
kaum Muslim.
F I L SA FAT H I K M A H
169
B A B 14
PRINSIP-PRINSIP
FILSAFAT HIKMAH (1)
173
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
174
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT HIKMAH (1)
175
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
176
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT HIKMAH (1)
177
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
178
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT HIKMAH (1)
179
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
180
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT HIKMAH (1)
181
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
182
B A B 15
PRINSIP-PRINSIP
FILSAFAT HIKMAH (2)
185
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
186
PRINSIP-PRINSIP FILSAFAT HIKMAH (2)
187
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
188
B A B 16
ETIKA
190
E T I KA
191
Kita tahu bahwa etika juga
merupakan bagian penting,
kalau malah bukannya
bagian terpenting, dari
ajaran Islam, sebagai tampak
dalam dua sumber utama
ajaran Islam: Al-Quran dan
Tradisi Kenabian. Itulah
sebabnya, bahkan sebelum
filsafat etika Islam
berkembang, pembahasan
tentang etika ini telah
mendominasi wacana
pemikiran Islam awal.
E T I KA
193
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
194
Semua filosof Muslim
mengajarkan
kebijaksanaan “moderasi”
(al-hadd al-wasath)—sikap
pertengahan dalam segala
sesuatu—yang memang
merupakan salah satu inti
dari ajaran Aristoteles
sebagaimana tertuang
dalam buku tersebut.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
196
Dalam hal sumber-sumber
kebijaksanaan etis,
para filosof Muslim—
melanjutkan keyakinan
Mu‘tazilah—percaya pada
rasionalisme. Yakni, etika
pada dasarnya sejalan
dengan prinsip-prinsip
rasio, dan pada keadilan
Tuhan. Juga bahwa
kecenderungan etis
bersifat bawaan—intrinsik
dalam fitrah manusia.
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
198
E T I KA
JIWA VEGETATIF
JIWA HEWAN
Syahwat Semangat
JIWA RASIONAL
199
Ibn Sina, misalnya,
merinci sifat-sifat baik itu
ke dalam: kesabaran,
keberanian, kebijaksanan,
kedermawanan,
kemurahhatian,
kesediaan-memaafkan,
keteguhan hati,
kerendahhatian, dan
kesetiaan pada janji.
E T I KA
201
Ibn Miskawaih merinci
tanda-tanda orang
yang berbahagia sebagai
berikut: penuh energi,
optimistis, penuh
keyakinan, tabah/ulet,
murah hati, memiliki skap
istikamah, dan rela
(qanâ‘ah).
E T I KA
203
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
204
Ketakutan terhadap mati
seharusnya bisa diatasi
dengan kesadaran bahwa
sesungguhnya kematian
adalah sesuatu yang,
bukan hanya niscaya,
tetapi justru akan
membawa kita ke
“dataran yang lebih
tinggi” kehidupan kita.
B A B 17
FILSAFAT POLITIK
208
F I L SAFAT P O L I T I K
209
Al-Farabi adalah filosof
Islam pertama yang
berupaya menghadapkan,
mempertalikan,
dan sejauh mungkin
menyelaraskan filsafat
politik (Yunani) klasik
dengan Islam, dan
berupaya membuatnya
bisa dimengerti
di dalam konteks
agama-agama wahyu.
F I L SAFAT P O L I T I K
211
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
212
F I L SAFAT P O L I T I K
213
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
214
F I L SAFAT P O L I T I K
215
Menurut Al-Farabi, ada
tiga golongan manusia,
dari segi kapasitas untuk
memimpin, yaitu
kapasitas untuk memandu
dan menasihati, yakni
penguasa tertinggi atau
penguasa mutlak;
penguasa subordinat yang
memimpin dan sekaligus
dipimpin; dan yang
dikuasai sepenuhnya.
F I L SAFAT P O L I T I K
217
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
218
B A B 18
Kritik terhadap
Filsafat Islam
dan Responsnya:
Sebuah
Catatan Penutup
220
KRITIK TERHADAP FILSAFAT ISL AM
221
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
222
KRITIK TERHADAP FILSAFAT ISL AM
223
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
224
KRITIK TERHADAP FILSAFAT ISL AM
225
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
226
INDEKS
228
INDEKS
229
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
230
INDEKS
231
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
ontologi, 97
Naess, Arne, 47
Oppenheimer, 53
al-nafs al-muthtma’innah, 132
orang bahagia, tanda, 203
al-nafs al-nâthiqah, 123
Otto, Rudolf, 74
nafs, 132
Nashir Al-Din Al-Thusi, 105,
pemilikan, 198
169, 217
penemuan, konteks, 86
Nasr, Seyyed Hossein, 54,
142 pengalaman intuitif, 97
Nâsût, 131 pengetahuan, 157
Negara tiga klasifikasi —, 151
despotik, 215 diri, 73
jahat, 215 eksperiensial, 151
kebutuhan dasar, 214 intelektual, 151
kehormatan, 215 tentang yang gaib, 152-
153
232
INDEKS
233
BUKU SAKU FILSAFAT ISL AM
234