Anda di halaman 1dari 13

MODUL 10

GESEKAN KULIT NEGATIVE


(NEGATIVE SKIN FRICTION)

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 1 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

DAFTAR ISI
Bab 1 Pengantar...................................................................................................1
1.1. Umum..............................................................................................1
1.2. Tujuan Instruksional Umum.............................................................1
1.3. Tujuan Instruksional Khusus...........................................................1
Bab 2 Gesekan Kulit Negative............................................................................2
2.1. Umum..............................................................................................2
2.2. Mekanisme Gesekan Kulit Negative...............................................2
2.3. Metode Das.....................................................................................4
2.3.1. Lempung Menutupi Lapisan Granular........................................4
2.3.2. Tanah granular menutupi lapisan lempung.................................4
2.4. Metode Prakash & Sharma.............................................................6
2.5. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan Undrained
Strength (Undrained Analysis)....................................................................7
2.6. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan Effective
Stress (Drained Analysis)...........................................................................8
2.7. Kapasitas Ijin Pada Tiang dengan NSF...........................................9
2.8. Negatife Skin Friction dan Settlement.............................................9
2.9. Lapisan Bitumen............................................................................11

i
Modul 10

Bab 1 Pengantar

1.1. Umum

Tiang yang menerima beban vertikal, biasanya akan mendapat perlawanan dari tanah
berupa gesekan kulit yang arahnya berlawanan (ke atas) dengan pembebanan vertikal.
Namun pada kondisi tertentu, terutama karena tanah lunak (soft soil), tiang tidak hanya
menerima gesekan kulit ke atas (positive) tapi juga akan menyeret (downdrag) tiang ke
bawah (negative). Meskipun ujung tiang pada umumnya diletakkan pada lapisan tanah
keras, sehingga gesekan kulit negative yang kecil mungkin tidak mempengaruhi daya
dukung ujung tiang. Namun untuk gesekan kulit yang cukup besar bisa mengakibatkan
daya dukung tiang (dari sudut kemampuan tiang itu sendiri) tidak mampu memikul
tambahan beban negative ini, sehingga membuat tiang tersebut menjadi patah.

Gesekan kulit negative terjadi karena tanah lunak mengalami penurunan, sehingga
menyeret tiang dalam gerakan penurunan tersebut. Agar gerakan menyeret ini tidak
menimbulkan beban tambahan pada tiang, maka tiang sebelum dimasukkan ke dalam
tanah dapat terlebih dahulu dilumuri dengan aspal dan lain-lain, untuk melicinkan kulit.

1.2. Tujuan Instruksional Umum

Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa mampu menghitung tambahan


beban pada tiang akibat gerakan menyeret dari gesekan kulit negative.

1.3. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat memenuhi hal-hal berikut.

1. Mahasiswa memahami konsep gesekan kulit negative yang bekerja pada tiang.

2. Mahasiswa mampu menghitung besarnya beban tambahan akibat gesekan kulit


negative yang kemudian dijumlahkan dengan gesekan kulit positive untuk seterusnya
memperkirakan daya dukung tiang.

3. Mahasiswa mampu mempertimbangkan kondisi tanah dimana gesekan kulit


negative akan mempengaruhi stabilitas pondasi tiang.

4. Mahasiswa mampu menunjukkan metode untuk mengeliminir beban tambahan


akibat gesekan kulit negative.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 1 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

Bab 2 Gesekan Kulit Negative

2.1. Umum

Secara tradisional, perencanaan pondasi tiang mencakup daya dukung baik sebagai end
bearing pile maupun friction pile dan penurunan (settlement). Namun dalam kondisi
tertentu, disamping standard perencanaan tiang yang harus dituruti, terdapat hal-hal lain
yang juga harus dipertimbangkan. Jika tiang disorongkan ke dalam tanah hingga
mencapai stratum yang kuat, namun diatasnya terdapat lapisan tanah yang lunak, maka
perhitungan daya dukung ujung tiang (end bearing) harus dikoreksi karena adanya gaya
seret (dragload) yang timbul akibat memampatnya tanah lunak tadi. Fenomena ini
biasanya dikenal dengan negative skin friction. Hal-hal khusus semacam ini harus
dipertimbangkan dalam tingkat desain, karena hal ini bisa jadi memicu kegagalan
konstruksi. Hal-hal lain berkenaan dengan metoda pelaksanaan konstruksi juga harus
dipertimbangkan, jika tiang akan dimasukkan ke dalam tanah lunak, yaitu tanah yang
umumnya dikenal memiliki daya dukung yang rendah dan sifat kompressibilitas yang
tinggi.

2.2. Mekanisme Gesekan Kulit Negative

Gesekan kulit negatif (negative skin friction) adalah suatu gaya menyeret ke bawah
(downward drag force) yang ditimbulkan tanah pada tiang. Hal ini dapat terjadi di bawah
beberapa kondisi, seperti berikut ini:

(1) Jika lempung diisikan di atas tanah granular dimana tiang dimasukkan, isian tanah
lempung ini lambat laun akan berkonsolidasi. Proses konsolidasi ini akan
menimbulkan gaya seret ke bawah pada tiang, seperti terlihat pada Gambar 1(a)
selama waktu konsolidasi.
(2) Jika pasir diisikan di atas lapisan lempung lunak, seperti pada Gambar 1(b), ini juga
akan menghasilkan proses konsolidasi pada lapisan lempung dan dengan demikian
akan menghasilkan gaya seret ke bawah juga.
(3) Penurunan muka air tanah akan meningkatkan tegangan vertikal efektif pada tanah.
Ini akan menimbulkan penurunan konsolidasi di tanah lempung. Jika tiang
ditempatkan pada lapisan lempung ini, maka tiang akan juga menderita gaya seret
ke bawah.
(4) Aggaplah pondasi direncanakan akan dipancang sampai lapisan tanah keras
sementara tanah di atasnya adalah lapisan kompresibel. Tanah kompresibel ini

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 2 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

akan mengalami konsolidasi akibat adanya pertambahan beban pada permukaan


tanah. Selama proses konsolidasi ini tanah akan bergerak relatif terhadap tiang.
Sehingga, menghasilkan tahanan geser ke bawah di sekeliling tiang. Fenomena ini
dikenal dengan istilah negative skin friction. Gambaran kondisi dimana fenomena
ini akan terjadi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 1 Gesekan kulit negatif

Gambar 2 Timbulnya Negative Skin Friction

Adakalanya gaya seret ke bawah ini dapat berlebihan sehingga menyebabkan kegagalan
pondasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menghitung gesekan kulit negatif.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 3 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

2.3. Metode Das

2.3.1. Lempung Menutupi Lapisan Granular


Kondisi lempung menutupi lapisan granular adalah seperti ditunjukkan pada Gambar 1(a).
Perhitungan gaya seret negative disini mirip dengan metode b yang telah diberikan pada
Modul V, tegangan kulit negatif pada tiang dapat diberikan dalam hubungan berikut:

Maka gaya seret ke bawah total, Qn pada sebuah tiang adalah

dimana Hf = tinggi tanah isian. Jika isian di atas muka air tanah, berat isi efektif g �
f harus

digantikan oleh berat isi tanah lembab ( g ).

2.3.2. Tanah granular menutupi lapisan lempung


Dalam kasus [Gambar 1(b)] ini terdapat cukup bukti untuk menunjukkan bahwa tegangan

kulit negatif pada tiang bisa ada dari z = 0 sampai z = L1 , yang dikenal sebagai
kedalaman netral (Vesic, 1977). Kedalaman netral bisa diberikan sebagai (Bowles, 1982)

dimana g �
f dan g �berturut-turut adalah berat isi efektif tanah isian dan lapisan lempung di

bawahnya.
Sekali nilai L1 telah ditentukan, maka gaya seret ke bawah dapat diperoleh dengan cara

berikut ini. Gesekan kulit negatif satuan pada setiap kedalaman dari z = 0 sampai z = L1
adalah

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 4 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

Maka gaya seret total menjadi

Jika tanah dan isian berada di atas muka air tanah, maka berat isi efektif harus digantikan
dengan berat isi lembab. Kadang-kadang tiang bisa juga dilapisi dengan aspal di daerah
panjang tiang yang potensial seret, sehingga pengaruh seret ini bisa diabaikan.

2.3.2.1 Contoh Soal 1

Mengacu pada Gambar 1(a). Hf = 2 m . Tiang berpenampang lingkaran dengan diameter


0.305 m. Untuk tanah isian yang berada di atas muka air tanah,

g f = 16 kN/m3 dan f = 32o . Tentukanlah gaya seret total ke arah bawah.


Penyelesaian

2.3.2.2 Contoh Soal 2

Mengacu pada Gambar 1(b). Hf = 2 m , diameter tiang = 0.305 m, g f = 16,5 kN/m3 ,

flempung = 34o , g sat(lempung) = 17,2 kN/m3 , dan L = 20 m. Letak muka air tanah berimpit

dengan lapisan lempung. Tentukanlah gaya seret ke bawah.


Penyelesaian
Kedalaman hingga ke bidang netral diberikan sebagai

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 5 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

Perlu diketahui bahwa g �


f pada Pers. diatas telah diganti dengan g f , karena isian berada

di atas muka air tanah. Sehingga

Dan dengan Pers. (5)

2.4. Metode Prakash & Sharma

Besarnya negative skin friction ini dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

Fnegative = p D(K s�
o tan fe )L e

dimana,
K = koefisien tekanan lateral tanah
fe = sudut geser dalam efektif

s�
o = tekanan efektif tanah

Le = tebal efektif lapisan tanah yang mengalami konsolidasi

Prakash dan Sharma (1990) mengusulkan tebal efektif lapisan tanah yang mengalami
konsolidasi tersebut dengan menggunakan persamaan:

L e = 0,75 Lc

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 6 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

dimana,

Lc = tebal total dari lapisan tanah yang mengalami konsolidasi

Nilai unit skin friction untuk tiang coated dan uncoated dpat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Unit Skin Friction untuk Tiang Coated dan Uncoated (Prakash dan Sharma, 1990)

Kondisi tanah dan tiang Unit negative skin friction


(a) uncoated pile
[1]. lapisan lanau dan lempung yang kompresibel, soft 0,15 - 0,30 s�
o
[2]. pasir, loose 0,30 - 0,80 s�
o

(b) coated pile, menggunakan bitumen atau bentonite 0,01 - 0,05 s�


o

Umumnya sudut geser dalam lanau lempungan berpasir adalah 10o. Untuk K s / K o = 1,5
dan K s / K o = 0,7 , unit skin friction diberikan dengan persamaan berikut,

fs = 0,15 s�
o

Fill material

Soft soil,
Consolidating soil

Bearing soil

Gambar 2 Distribusi dari Negative Skin Friction (Tomlinson, 2002)

2.5. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan


Undrained Strength (Undrained Analysis)
Analisis NSF berdasarkan kondisi tegangan tak salur (undrained strength) adalah analisis
NSF yang berdasarkan kondisi insitu dimana excess pore water pressure dari timbunan
belum terdissipasi. Analisis ini digunakan untuk kondisi short term yang berkenaan
dengan besarnya gaya yang akan dipikul oleh tiang pada saat proses driving selesai.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 7 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

Besarnya NSF pada kondisi undrained bisa dihitung dengan menggunakan formula
berikut,

x = L f + Lc + Lb

Pfriksi = �
x = L f + Lc
t Y luas selimut

= p �fdiameter tiang ( �a �cu + �0,5 �K s �s v �tan d �Dz )


dimana,
a = faktor adhesi
cu = tegangan geser undrained dari nilai N – SPT

Ks = Koeffisien tekanan tanah lateral

d = sudut geser dalam antara tiang dan tanah


sv = tegangan overburden efektif

2.6. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan


Effective Stress (Drained Analysis)
Drained analysis (analisis salur) adalah cara perhitungan NSF untuk kondisi long term.
Dalam perhitungan drained transfer tegangan dari tanah ke tiang berlangsung lambat
sehingga tekanan air pori ekses (excess pore pressure) sempat terdissipasi. Pada kondisi
ini, secara perlahan beban dari timbunan akan dipikul oleh tanah lunak sehingga akan
menimbulkan peningkatan tekanan overburden dan kekuatan tanah. Besarnya NSF untuk
kondisi drained dapat dihitung dengan menggunakan formula seperti di bawah,
z=L f +L e
(Qf )negatif = � t �p �R �Dz
z =0
z=L f +L e
= � so �No �p �R �Dz
z =0

dimana,
s�
o = tegangan vertikal efektif pada kedalaman z
f = diameter tiang
Le = panjang effective dari lapisan yang terkonsolidasi yang

menimbulkan negative skin friction. Lc = 0,75L e (Prakash


dan Sarma, 1990)
No = faktor tak berdimensi

Besarnya nilai No ditujukkan pada Tabel 2.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 8 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

Tabel 2 Non-dimensional factor untuk kondisi drained

Soil Type No
a. Uncoated Pile
- Sand 0.35 – 0.50
- Silt 0.25 – 0.35
- Clay 0.20 – 0.25
b. Coated Pile with Bitumen SL pile : t = 0, 2 ton / m2

2.7. Kapasitas Ijin Pada Tiang dengan NSF

Khusus untuk kasus tiang pancang dimana diprediksi akan mengalami negative skin
friction, perhitungan daya dukung ijin atau allowable bearing capacitynya adalah sebagai
berikut:
sultimate - NSF
sijin =
3
atau
sultimate
sijin = - NSF
2,5
Dari kedua persamaan untuk memperoleh kapasitas ijin tiang dipilih mana yang hasilnya
paling kecil itu yang digunakan sebagai kapasitas ijin tiang pancang.

2.8. Negatife Skin Friction dan Settlement


Perhitungan terdahulu menekankan bahwa pengaruh negative skin friction pada tiang
terletak pada berkurangnya daya dukung dengan adanya tambahan beban seret
(dragload) pada tiang. Namun menurut Fellenius (1984) persoalan negative skin friction
tidak semata-mata terletak pada dragload, tetapi terutama pada timbulnya downdrag
(terseretnya tiang ke bawah) yang mengakibatkan bertambahnya settlement.

Merujuk pada Fellenius (1984), desain tiang dengan mempertimbangkan negative skin
friction, harus menentukan terlebih dahulu neutral plane. Neutral plane adalah sebuah
bidang pada tiang dimana terjadi perubahan dari negative skin friction menjadi positive
skin friction. Bidang ini adalah dimana tidak terdapat perpindahan relatif antara tiang dan
tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.

Pada gambar ini distribusi beban layan yang bekerja pada tiang dinyatakan dengan Qd
dan dimasukkan ke dalam tanah yang reltif homogen, dimana tegangan geser yang
bekerja disepanjang tiang akibat perpindahan relatif merupakan fungsi tegangan effective
overburden. Diasumsikan bahwa excess pore pressure telah terdissipasi dan pore

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 9 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana
Modul 10

pressure terdistribusi secara hidrostatis. Untuk penyederhanaan, aggaplah tegangan


geser sepanjang tiang diasumsikan tidak bergantung pada arah perpindahan, yaitu
negative skin friction, qn arahnya sama dengan tahanan positif, rs. Diasumsikan juga
bahwa tahanan ujung Rt ada. Gaya seret, Qn adalah jumlah negative skin friction di
seluruh tiang dan Rs adalah jumlah dari seluruh tahanan gesek tiang. Dengan kondisi ini
maka lokasi neutral plane dapat ditentukan.

Gambar 3 Definisi dan diagram neutral plane (Fellenius, 1984)

Gambar 4 memberikan illustrasi bagaimana lokasi dari neutral plane untuk tiang pada
Gambar 3 berubah dengan berubahnya beban yang diberikan pada kepala tiang, dan
dengan demikian juga berubahnya dragload. Jika diasumsikan settlement tanah di sekitar
tiang seperti yang diperlihatkan pada bagian kanan dari Gambar 4 untuk kasus beban
layan medium, dengan menggambarkan garis horizontal dari neutral plane hingga
berpotongan dengan kurva settlement, maka settlement pada neutral plane dapat
ditentukan. Settlement kepala tiang adalah settlement ini ditambah dengan kompressi
tiang akibat beban. Illustrasi pada gambar ini dibuat untuk baik pada settlement yang kecil
yang berkurang drastis dengan kedalaman maupun untuk settlement besar. Jika
settlement kecil, maka perpindahan ujung tiang tidak cukup besar untuk memobilisasi
seluruh tahanan ujung. Dalam hal ini, neutral plane akan bergerak ke lokasi yang lebih
tinggi sebagaimana yang ditentukan oleh kondisi kesetimbangan tertentu.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 10 Universitas Mercu Buana
Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng
Modul 10

Gambar 4 Menentukan settlement tiang (Fellenius, 1984)

2.9. Lapisan Bitumen

Jika perhitungan menunjukkan pengaruh negative skin friction adalah signifikan, maka
beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh ini. Sebagai contoh,
dengan menambah panjang tiang serta mengurangi diamater tiang. Namun jika cara ini
tidak praktis atau ekonomis, maka pengaruh negative skin friction dapat dikurangi dengan
melapisi tiang dengan bahan-bahan bitumen (bituminous coating) sebelum tiang
dipasang.

Referensi
[1]. Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design, 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York, 1988.

[2]. Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering, PWS Publishers, Boston, 1984.

[3]. Meyerhof, G.G.: Bearing capacity and settlement of pile foundations, Journal of the
Geotechnical Engineering Divisions, ASCE, Vol. 102, No. GT3, pp. 197-228,

[4]. Teng, W.C.: Foundation Design, Prentice-Hall, New Jersey, 1962.

[5]. Tomlinson, M.J.: Pile Design and Construction Practice, A Viewpoint Publication,
Cement and Concrete Association, 1977.

[6]. Tschebotarioff, G.P.: Foundation, Retaining and Earth Structures, 2nd ed., Mc-Graw-
Hill, New York, 1973.

[7]. Vesic, A.S.: Experiment with instrumented pile groups in sand, American Society for
Testing and Materials; Special Technical Publication, No. 444, pp. 177-222, 1969.

[8]. Vesic, A.S.: Test on instrumented piles-Ogeechee River site, Journal of the Soil
Mechanics and Foundations Divisions, ASCE, Vol. 96, No. SM2, pp. 561-584, 1970.

[9]. Vesic, A.S.: Design of Pile Foundations, National Cooperative Highway Research
Program Synthesis of Practice No. 42, Transportation Research Board, Washington,
D.C., 1977.

Rekayasa Pondasi II Pusat Pengembangan Bahan Ajar


‘11 11 Dr. Ir.Pintor T Simatupang MT.Eng Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai