DAFTAR ISI
Bab 1 Pengantar...................................................................................................1
1.1. Umum..............................................................................................1
1.2. Tujuan Instruksional Umum.............................................................1
1.3. Tujuan Instruksional Khusus...........................................................1
Bab 2 Gesekan Kulit Negative............................................................................2
2.1. Umum..............................................................................................2
2.2. Mekanisme Gesekan Kulit Negative...............................................2
2.3. Metode Das.....................................................................................4
2.3.1. Lempung Menutupi Lapisan Granular........................................4
2.3.2. Tanah granular menutupi lapisan lempung.................................4
2.4. Metode Prakash & Sharma.............................................................6
2.5. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan Undrained
Strength (Undrained Analysis)....................................................................7
2.6. Pendekatan Negative Skin Friction (NSF) Berdasarkan Effective
Stress (Drained Analysis)...........................................................................8
2.7. Kapasitas Ijin Pada Tiang dengan NSF...........................................9
2.8. Negatife Skin Friction dan Settlement.............................................9
2.9. Lapisan Bitumen............................................................................11
i
Modul 10
Bab 1 Pengantar
1.1. Umum
Tiang yang menerima beban vertikal, biasanya akan mendapat perlawanan dari tanah
berupa gesekan kulit yang arahnya berlawanan (ke atas) dengan pembebanan vertikal.
Namun pada kondisi tertentu, terutama karena tanah lunak (soft soil), tiang tidak hanya
menerima gesekan kulit ke atas (positive) tapi juga akan menyeret (downdrag) tiang ke
bawah (negative). Meskipun ujung tiang pada umumnya diletakkan pada lapisan tanah
keras, sehingga gesekan kulit negative yang kecil mungkin tidak mempengaruhi daya
dukung ujung tiang. Namun untuk gesekan kulit yang cukup besar bisa mengakibatkan
daya dukung tiang (dari sudut kemampuan tiang itu sendiri) tidak mampu memikul
tambahan beban negative ini, sehingga membuat tiang tersebut menjadi patah.
Gesekan kulit negative terjadi karena tanah lunak mengalami penurunan, sehingga
menyeret tiang dalam gerakan penurunan tersebut. Agar gerakan menyeret ini tidak
menimbulkan beban tambahan pada tiang, maka tiang sebelum dimasukkan ke dalam
tanah dapat terlebih dahulu dilumuri dengan aspal dan lain-lain, untuk melicinkan kulit.
Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan dapat memenuhi hal-hal berikut.
1. Mahasiswa memahami konsep gesekan kulit negative yang bekerja pada tiang.
2.1. Umum
Secara tradisional, perencanaan pondasi tiang mencakup daya dukung baik sebagai end
bearing pile maupun friction pile dan penurunan (settlement). Namun dalam kondisi
tertentu, disamping standard perencanaan tiang yang harus dituruti, terdapat hal-hal lain
yang juga harus dipertimbangkan. Jika tiang disorongkan ke dalam tanah hingga
mencapai stratum yang kuat, namun diatasnya terdapat lapisan tanah yang lunak, maka
perhitungan daya dukung ujung tiang (end bearing) harus dikoreksi karena adanya gaya
seret (dragload) yang timbul akibat memampatnya tanah lunak tadi. Fenomena ini
biasanya dikenal dengan negative skin friction. Hal-hal khusus semacam ini harus
dipertimbangkan dalam tingkat desain, karena hal ini bisa jadi memicu kegagalan
konstruksi. Hal-hal lain berkenaan dengan metoda pelaksanaan konstruksi juga harus
dipertimbangkan, jika tiang akan dimasukkan ke dalam tanah lunak, yaitu tanah yang
umumnya dikenal memiliki daya dukung yang rendah dan sifat kompressibilitas yang
tinggi.
Gesekan kulit negatif (negative skin friction) adalah suatu gaya menyeret ke bawah
(downward drag force) yang ditimbulkan tanah pada tiang. Hal ini dapat terjadi di bawah
beberapa kondisi, seperti berikut ini:
(1) Jika lempung diisikan di atas tanah granular dimana tiang dimasukkan, isian tanah
lempung ini lambat laun akan berkonsolidasi. Proses konsolidasi ini akan
menimbulkan gaya seret ke bawah pada tiang, seperti terlihat pada Gambar 1(a)
selama waktu konsolidasi.
(2) Jika pasir diisikan di atas lapisan lempung lunak, seperti pada Gambar 1(b), ini juga
akan menghasilkan proses konsolidasi pada lapisan lempung dan dengan demikian
akan menghasilkan gaya seret ke bawah juga.
(3) Penurunan muka air tanah akan meningkatkan tegangan vertikal efektif pada tanah.
Ini akan menimbulkan penurunan konsolidasi di tanah lempung. Jika tiang
ditempatkan pada lapisan lempung ini, maka tiang akan juga menderita gaya seret
ke bawah.
(4) Aggaplah pondasi direncanakan akan dipancang sampai lapisan tanah keras
sementara tanah di atasnya adalah lapisan kompresibel. Tanah kompresibel ini
Adakalanya gaya seret ke bawah ini dapat berlebihan sehingga menyebabkan kegagalan
pondasi. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menghitung gesekan kulit negatif.
dimana Hf = tinggi tanah isian. Jika isian di atas muka air tanah, berat isi efektif g �
f harus
kulit negatif pada tiang bisa ada dari z = 0 sampai z = L1 , yang dikenal sebagai
kedalaman netral (Vesic, 1977). Kedalaman netral bisa diberikan sebagai (Bowles, 1982)
dimana g �
f dan g �berturut-turut adalah berat isi efektif tanah isian dan lapisan lempung di
bawahnya.
Sekali nilai L1 telah ditentukan, maka gaya seret ke bawah dapat diperoleh dengan cara
berikut ini. Gesekan kulit negatif satuan pada setiap kedalaman dari z = 0 sampai z = L1
adalah
Jika tanah dan isian berada di atas muka air tanah, maka berat isi efektif harus digantikan
dengan berat isi lembab. Kadang-kadang tiang bisa juga dilapisi dengan aspal di daerah
panjang tiang yang potensial seret, sehingga pengaruh seret ini bisa diabaikan.
flempung = 34o , g sat(lempung) = 17,2 kN/m3 , dan L = 20 m. Letak muka air tanah berimpit
Besarnya negative skin friction ini dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Fnegative = p D(K s�
o tan fe )L e
dimana,
K = koefisien tekanan lateral tanah
fe = sudut geser dalam efektif
s�
o = tekanan efektif tanah
Prakash dan Sharma (1990) mengusulkan tebal efektif lapisan tanah yang mengalami
konsolidasi tersebut dengan menggunakan persamaan:
L e = 0,75 Lc
dimana,
Nilai unit skin friction untuk tiang coated dan uncoated dpat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Unit Skin Friction untuk Tiang Coated dan Uncoated (Prakash dan Sharma, 1990)
Umumnya sudut geser dalam lanau lempungan berpasir adalah 10o. Untuk K s / K o = 1,5
dan K s / K o = 0,7 , unit skin friction diberikan dengan persamaan berikut,
fs = 0,15 s�
o
Fill material
Soft soil,
Consolidating soil
Bearing soil
Besarnya NSF pada kondisi undrained bisa dihitung dengan menggunakan formula
berikut,
x = L f + Lc + Lb
Pfriksi = �
x = L f + Lc
t Y luas selimut
dimana,
s�
o = tegangan vertikal efektif pada kedalaman z
f = diameter tiang
Le = panjang effective dari lapisan yang terkonsolidasi yang
Soil Type No
a. Uncoated Pile
- Sand 0.35 – 0.50
- Silt 0.25 – 0.35
- Clay 0.20 – 0.25
b. Coated Pile with Bitumen SL pile : t = 0, 2 ton / m2
Khusus untuk kasus tiang pancang dimana diprediksi akan mengalami negative skin
friction, perhitungan daya dukung ijin atau allowable bearing capacitynya adalah sebagai
berikut:
sultimate - NSF
sijin =
3
atau
sultimate
sijin = - NSF
2,5
Dari kedua persamaan untuk memperoleh kapasitas ijin tiang dipilih mana yang hasilnya
paling kecil itu yang digunakan sebagai kapasitas ijin tiang pancang.
Merujuk pada Fellenius (1984), desain tiang dengan mempertimbangkan negative skin
friction, harus menentukan terlebih dahulu neutral plane. Neutral plane adalah sebuah
bidang pada tiang dimana terjadi perubahan dari negative skin friction menjadi positive
skin friction. Bidang ini adalah dimana tidak terdapat perpindahan relatif antara tiang dan
tanah, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.
Pada gambar ini distribusi beban layan yang bekerja pada tiang dinyatakan dengan Qd
dan dimasukkan ke dalam tanah yang reltif homogen, dimana tegangan geser yang
bekerja disepanjang tiang akibat perpindahan relatif merupakan fungsi tegangan effective
overburden. Diasumsikan bahwa excess pore pressure telah terdissipasi dan pore
Gambar 4 memberikan illustrasi bagaimana lokasi dari neutral plane untuk tiang pada
Gambar 3 berubah dengan berubahnya beban yang diberikan pada kepala tiang, dan
dengan demikian juga berubahnya dragload. Jika diasumsikan settlement tanah di sekitar
tiang seperti yang diperlihatkan pada bagian kanan dari Gambar 4 untuk kasus beban
layan medium, dengan menggambarkan garis horizontal dari neutral plane hingga
berpotongan dengan kurva settlement, maka settlement pada neutral plane dapat
ditentukan. Settlement kepala tiang adalah settlement ini ditambah dengan kompressi
tiang akibat beban. Illustrasi pada gambar ini dibuat untuk baik pada settlement yang kecil
yang berkurang drastis dengan kedalaman maupun untuk settlement besar. Jika
settlement kecil, maka perpindahan ujung tiang tidak cukup besar untuk memobilisasi
seluruh tahanan ujung. Dalam hal ini, neutral plane akan bergerak ke lokasi yang lebih
tinggi sebagaimana yang ditentukan oleh kondisi kesetimbangan tertentu.
Jika perhitungan menunjukkan pengaruh negative skin friction adalah signifikan, maka
beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi pengaruh ini. Sebagai contoh,
dengan menambah panjang tiang serta mengurangi diamater tiang. Namun jika cara ini
tidak praktis atau ekonomis, maka pengaruh negative skin friction dapat dikurangi dengan
melapisi tiang dengan bahan-bahan bitumen (bituminous coating) sebelum tiang
dipasang.
Referensi
[1]. Bowles, J.E.: Foundation Analysis and Design, 4th ed., Mc-Graw-Hill, New York, 1988.
[2]. Das, B.M.: Principles of Foundation Engineering, PWS Publishers, Boston, 1984.
[3]. Meyerhof, G.G.: Bearing capacity and settlement of pile foundations, Journal of the
Geotechnical Engineering Divisions, ASCE, Vol. 102, No. GT3, pp. 197-228,
[5]. Tomlinson, M.J.: Pile Design and Construction Practice, A Viewpoint Publication,
Cement and Concrete Association, 1977.
[6]. Tschebotarioff, G.P.: Foundation, Retaining and Earth Structures, 2nd ed., Mc-Graw-
Hill, New York, 1973.
[7]. Vesic, A.S.: Experiment with instrumented pile groups in sand, American Society for
Testing and Materials; Special Technical Publication, No. 444, pp. 177-222, 1969.
[8]. Vesic, A.S.: Test on instrumented piles-Ogeechee River site, Journal of the Soil
Mechanics and Foundations Divisions, ASCE, Vol. 96, No. SM2, pp. 561-584, 1970.
[9]. Vesic, A.S.: Design of Pile Foundations, National Cooperative Highway Research
Program Synthesis of Practice No. 42, Transportation Research Board, Washington,
D.C., 1977.