Anda di halaman 1dari 6

Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Virus Nipah

49
Virus Nipah

Pendahuluan

Pada bulan Maret hingga April tahun 1999 para pejabat kesehatan di
Malaysia dan Singapura melihat adanya kenaikan dari angka kejadian
penderita demam yang disertai dengan gejala ensefalitis dan radang saluran
nafas pada pekerja peternakan babi atau rumah potong hewan babi di kedua
negara tersebut.
Penelitian selanjutnya antar para peneliti dari kedua negara tersebut
dengan para peneliti dari Australia, menunjukkan radang otak atau
ensefalitis tersebut disebabkan oleh suatu jenis virus baru dari kelompok
paramyxovirus. Dari penelitian retrospektif, ternyata kasus yang sama sudah
dilaporkan sebelumnya yaitu pada bulan Oktober 1998 dan hal ini
berlangsung terus hingga bulan April 1999, dan berakhir segera setelah
dilakukan pemusnahan ternak babi Malaysia disertai dengan larangan
transportasi ternak babi antar negara dan penutupan rumah potong hewan
babi di Singapura. Secara keseluruhan telah dilaporkan sejumlah 257 kasus
dan disertai dengan 100 kematian atau angka mortalitas kasus sebesar 39%.

Epidemiologi

Berdasarkan survei yang dilakukan kepada para tenaga kesehatan (perawat


dan dokter) yang merawat para pasien di Malaysia dan Singapura, virus ini
ternyata ditularkan kepada manusia melalui kontak dengan babi yang
terinfeksi, yang secara aerosol masuk melalui saluran pernafasan. Tidak
Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Virus Nipah

ditemukan adanya penularan dari manusia ke manusia yang lain. Termasuk


mereka yang disurvei adalah para anggota keluarga pasien, pekerja
peternakan dan rumah potong hewan, para anggota militer yang terlibat
dalam operasi pemusnahan ternak babi serta dan staf kedokteran hewan
yang mungkin terpapar.
Sebagian besar pasien adalah penderita dewasa dan umumnya laki-
laki, mengingat kelompok penduduk inilah yang terbanyak kontak dengan
babi, baik di peternakan maupun di rumah potong hewan. Hanya terdapat
sebagian kecil pasien anak anak.
Faktor risiko terinfeksi virus Nipah meliputi kontak dekat dengan
babi yang telah terinfeksi virus tersebut. Virus ini juga mempunyai
kemampuan tinggi untuk menimbulkan penyakit setelah menginfeksi
penderita, bila dibandingkan dengan virus Japanese encephalitis.

Etiologi

Virus Nipah merupakan suatu virus RNA, termasuk dalam kelompok


paramyxovirus dan genera morbillivirus. Karena kemiripannya dengan virus
Hendra maka virus ini pada tahap awal disebut sebagai Hendra-like virus,
dan juga disebut sebagai equine morbillivirus. Reservoir alami untuk virus ini
masih belum jelas tetapi reservoir untuk virus Hendra adalah kelelawar dari
genus Pteropus, dan diperkirakan bahwa terdapat kemungkinan bahwa
binatang ini juga merupakan pengidap (reservoir) alami dari virus Nipah.
Virus ini awalnya ditemukan di daerah aliran sungai Nipah di
negara bagian Negri Sembilan di Malaysia, sehingga menjadikannya dikenal
sebagai virus Nipah. Virus ini dapat menyebabkan suatu penyakit mulai dari
yang ringan hingga kematian pada babi, tetapi juga dapat menjangkiti
hewan lain seperti kucing, anjing, dan manusia yang kontak dekat dengan
babi yang terinfeksi virus ini.
Pada pembiakan dengan jaringan sel Vero, virus ini dengan cepat
membentuk formasi sinsial. Pada pemeriksaan immunofluorescens assay
dengan cairan asites hiperimun dari tikus, ternyata jaringan sel Vero yang
terinfeksi menunjukkan reaksi positif terhadap antibodi terhadap virus
Hendra, tetapi negatif terhadap berbagai jenis virus lain yang dapat
menyebabkan radang otak. Hal tersebut mengindikasikan bahwa virus ini
berasal dari kelompok yang sama dengan virus Hendra meskipun tidak
identik.
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Virus Nipah

Pemeriksaan urutan nukleotida menunjukkan bahwa virus Nipah


mempunyai 90% homologi dengan virus Hendra. Dengan berhasil
diisolasikannya virus ini, maka dapat dibuat suatu assay antibodi untuk
pemeriksaan IgM dan IgG di berbagai cairan tubuh terhadap virus Nipah.

Gejala Klinis

Masa inkubasi 3-14 hari, meskipun ada pasien yang melaporkan kontak
dengan babi yang sakit satu bulan sebelumnya. Umumnya gejala awal
adalah sakit kepala atau pusing, yang diikuti dengan demam disertai gejala
neurologis seperti mengantuk atau kejang. Gejala-gejala yang dilaporkan
secara kelompok adalah:
a. Demam: biasanya terjadi secara mendadak.
b. Gejala saluran pernafasan: pada sebagian pasien didapatkan adanya
gejala radang saluran pernafasan seperti batuk, menyerupai keadaan
flu berat dengan manifestasi pneumonitis. Gejala pernafasan yang
lain: hipoventilasi dan hiperkapnia, dan hal ini dapat disertai dengan
gangguan pernafasan yang berat sehingga memerlukan alat bantu
nafas. Pada gambaran foto paru dapat terlihat adanya bintik
granuler atau infiltrat pada lapang paru.
c. Gejala susunan saraf: dimulai dengan sakit kepala, rasa mengantuk,
gangguan orientasi seperti bingung, kaku kuduk, serta kejang.
Termasuk gejala neurologis yang pernah dilaporkan adalah
gangguan fungsi serebelar seperti gangguan berjalan, kehilangan
keseimbangan tubuh, dismetri dari kedua tungkai serta
disdiadokinesia. Juga dilaporkan hilangnya respons refleks tendon,
diikuti dengan adanya refleks patologis Babinski yang positif,
paresis dari mono hingga kuadriparesis, ataksia, sindroma Horner,
halusinasi visual serta audiologis. Juga dilaporkan adanya gangguan
bicara (disfoni), gangguan penglihatan, mioklonus serta
kelumpuhan otot abdusens. Gambaran keterlibatan susunan saraf
pusat biasanya merupakan gambaran keterlibatan batang otak.
Gejala-gejala neurologis dapat menjadi berat sehingga terjadi kondisi
koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.
d. Gejala-gejala lainnya meliputi hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, sakit-sakit pada otot tubuh (mialgia)
Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Virus Nipah

Penyulit

Dapat terjadi depresi nafas sentral yang mengakibatkan hipoventilasi dan


hiperkapnia sehingga memerlukan alat bantu nafas. Adanya gejala sisa
(sequalae) seperti kejang, perubahan/gangguan kepribadian serta gejala
psikiatri seperti halusinasi, juga telah dilaporkan. Seperti yang disebutkan
diatas angka kematian kasus dari infeksi ini pada kejadian luar biasa di
Malaysia serta Singapura pada tahun 1999 adalah 39%.

Patologi

Dijumpai gambaran patologi yang sesuai dengan infeksi virus pada neuron
dan kerusakan endotelial serta vaskulitis pada pembuluh darah, sebagian
besar pada arteriola, pembuluh kapiler serta venula, meski juga dapat
dijumpai pada pembuluh darah yang besar di berbagai organ tubuh.
Kelainan terberat dari gambaran patologi ini dijumpai pada otak
namun dapat juga dijumpai pada organ lain seperti paru, jantung dan ginjal.
Keadaan ini menimbulkan suatu penyakit susunan saraf pusat yang luas
akibat vaskulitis yang nekrotik serta formasi sinsial yang berbeda dengan
gambaran ensefalomielitis pasca infeksi karena infeksi dengan virus yang
lain, meskipun terdapat beberapa kesamaan dengan gambaran radang otak
akibat infeksi virus Hendra.
Kerusakan pembuluh darah yang terjadi berupa peradangan dan
nekrosis dinding pembuluh darah, adanya trombosis disertai infiltrasi sel-sel
radang berupa netrofil dan monosit, serta micro-infark dengan gambaran
iskemi jaringan di sekitar pembuluh darah yang mengalami vaskulitis.
Dijumpai pula formasi sel-sinsial pada endotel dari otak, paru serta kapsula
Bowman dari glomerulus ginjal.
Pada otak terjadi penyebaran (inklusi) sitoplasmik eosinofil serta
nukleus virus pada neuron yang dekat dengan pembuluh darah yang
mengalami peradangan (vaskulitis) seperti yang sering dijumpai pada
infeksi dengan virus paramyxovirus yang lain. Juga dijumpai area fokal
dengan neuronofagia serta pembentukan nodul-mikroglia.
Gambaran pembengkakan perivaskuler serta meningitis biasanya
ringan dan tak dijumpai adanya demielinisasi perivaskuler. Kejadian
vaskulitis serta micro-infark dengan iskemi pada otak tersebar secara acak,
melibatkan baik bagian otak kelabu maupun bagian putih dari serebrum,
serebelum, ganglia basal, batang otak serta medula spinalis.
Buku Ajar Infeksi & Penyakit Tropis : Virus Nipah

Pemeriksaan Penunjang

Pada pemeriksaan darah tepi diperoleh jumlah lekosit normal atau lebih
rendah, dan pada beberapa pasien dapat ditemukan trombositopenia. Pada
salah-satu pasien didapatkan gangguan elektrolit berupa hiponatremia serta
sindroma gangguan sekresi anti-diuretic hormone (IADH).
Pada pemeriksaan cairan serebrospinal biasanya dijumpai
peningkatan kadar protein serta jumlah sel darah putih (limfosit ataupun
polimorfonuklear).
Gambaran foto paru sering menunjukkan adanya bintik granuler
atau infiltrat pada lapang paru.
Pemeriksaan elektroensefalogram dijumpai adanya gambaran
perlambatan aktifitas elektrik otak yang menyeluruh, meski hal ini tidak
berlangsung terus menerus dan kadang dapat dijumpai aktifitas listrik yang
sesuai dengan kondisi epilepsi.
Pada pemeriksaan MRI dilaporkan adanya beberapa lesi dengan
gambaran hiperintens yang tersebar yang merupakan gambaran serebritis,
serta lesi lesi fokal yang tersebar, berbeda dengan infeksi Japanese encephalitis
yang umumnya lebih melibatkan bagian thalamus, ganglia basal,
hippocampus dan batang otak.

Pengobatan dan Pencegahan

Obat antivirus Ribavirin menunjukkan aktifitas invitro tetapi hasil


penggunaannya pada pasien tidak memberikan jawaban yang pasti bahwa
penggunaan obat ini bermanfaat. Pada pemberian dosis tinggi obat ini secara
intravena, banyak disertai efek samping yang berat, sehingga pemberiannya
harus diamati dengan baik. Pada beberapa kasus di Singapura,
dipergunakan pengobatan empiris dengan asiklovir dan seftriakson.
Usaha pencegahan yang dapat dilakukan antara-lain adalah
menghindari kontak dengan hewan yang terinfeksi atau menggunakan alat
serta pakaian pelindung yang sesuai bila kontak ini tak dapat dihindari.
Vaksin untuk virus Nipah hingga kini belum ditemukan. Deteksi dini kasus
merupakan kunci usaha pencegahan untuk menghindari penyebaran lebih
lanjut.
Usaha penanggulangan kejadian luar biasa di Malaysia dan
Singapura berhasil dilakukan dengan pemusnahan 890.000 ternak babi,
penyuluhan masyarakat mengenai kontak dengan babi, penggunaan alat-alat
Buku Ajar Infeksi & Penyakit  Tropis : Virus Nipah

(seperti masker dan sarung tangan) dan pakaian pelindung bagi individu
yang mungkin akan terpapar. Dilakukan pula suatu sistem surveilans dan
kontrol nasional terhadap kasus dan hewan yang mungkin terinfeksi.
Sedangkan di Singapura usaha pencegahan dilakukan dengan
larangan impor ternak hewan babi dari Malaysia serta penutupan rumah
potong hewan babi.

Daftar Bacaan

1. Lee KE, Umapathi T, Tan CB, Tjia HTL, Chua TS, Oh HML, Fock KM,
Kurup A, Tan AKY, Lee WL. The neurological manifestations of Virus
Nipah encephalitis, a novel Paramyxovirus. Ann Neurol, 1999; 46 (3):
428-32.
2. CDC/ MMWR weekly, 1999; 48(13): 265-9.
3. CDC/ MMWR weekly, 1999; 48(16): 335-7.
4. Paton NI, Lee YS, Auchus AP, Lee KE, Ling AE, Chew SK, Ang B,Rollin
PE, Umapathi T, Sng I, Lee CC, Ksiazek TG. Outbreak of Nipah-virus
among abattoir workers in Singapore. Lancet, 1999; 354: 1253-6.
5. Chua KB, Goh KJ, Wong KT, Kamarulzaman A, Tan PSK, Ksiazek TG,
Zaki SR, Paul G, Lam SK, Tan CT. Fatal encephalitis due to Virus Nipah
among pig farmers in Malaysia. Lancet, 1999; 354: 1257-9.
6. Shetty N, Shetty PS. Epidemiology of disease in the tropics. Dalam:
Manson’s Tropical Diseases, edisi ke-21. Philadelphia: WB Saunders Co,
2003: hal. 19-31.

Anda mungkin juga menyukai