Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Duwi Iryani (A11701409)
2. Abdulah (A11701511)
3. Aenalia Ikrima Fatikhah (A11701512)
4. Alfian Dwi Saputro (A11701515)
5. Anis Chabibah (A11701521)
6. Annisa Tiara M. (A11701524)
7. Asnira Widiyaswuri (A11701530)
8. Bondan Berlian (A11701533)
9. Dwi Hidayanti (A11701536)
10. Erica Aulia A. (A11701539)
11. Faif Khafidoh (A11701542)
12. Fatimah Afriliyanti (A11701545)
13. Fita Fatimatul L. (A11701548)
14. Fiyandari Setianingsih (A11701551)
15. Gea Andriani (A11701552)
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gagal ginjal kronik ?
2. Bagaimana etiologi dari gagal ginjal kronik ?
3. Bagaimana anatomi fisiologi Ginjal ?
4. Bagaimana patofisiologi gagal ginjal kronik ?
5. Bagaimana manifestasi klinis gagal ginjal kronik ?
6. Bagaimana tanda dan gejala gagal ginjal kronik ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang gagal ginjal kronik ?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik
?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui dan memahami tentang definisi gagal ginjal
kronik .
2. Dapat mengetahui dan memahami tentang tentang etiologi
gagal ginjal kronik.
3. Dapat mengetahui dan memahami tentang anatomi fisiologi
gagal ginjal kronik.
4. Dapat mengetahui dan memahami tentang patofisiologi gagal
ginjal kronik
5. Dapat mengetahui dan memahami tentang manifestasi klinis
gagal ginjal kronik.
6. Dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala gagal ginjal
kronik.
7. Dapat mengetahui dan memahami tentang pemeriksaan
penunjang gagal ginjal kronik.
8. Dapat mengetahui dan memahami bagaimana asuhan
keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kreatinin
Kreatinin merupakan produk sampingan dari hasil
pemecahan (kreatin) diotot yang dibuang melalui ginjal.
2. Fosfor Organik
Fosfor Organik merupakan nutrient penting dalam
reaksi biokimia pada tubuh makhluk hidup. Fosfat terlarut
terbagi atas fossfat organic dan fosfat anorganik, yang terdiri
atas artofosfat dan polifosfat
3. Eritrosit
Eritrosit merupakan jenis sel darah yang paling
banyak berfungsi mengikat oksigen yang diberikan untuk
oksidasi dan jaringan tubuh lewat darah.
4. Kompos Metis
Kesadaran penuh
5. Creatinin
2006).
mengakibatkan uremia.
nefropati
Anatomi Ginjal
gram. Bentuk ginjal seperti kacang dan sisi dalamnya atau hilum
pendek dan lebih tebal dari yang kiri. Kedua ginjal dilapisi oleh
Organ utama dari sistem saluran kemih terdiri atas dua ginjal,
dua saluran dari ginjal ke kandung kemih (ureter), satu kandung kemih
dan satu saluran dari kandung kemih keluar tubuh (uretra). Panjang
keluarnya sperma. Pada wanita uretra jauh lebih pendek sekitar 2,5-3,8
wanita yang dekat sekali dengan organ reproduksi dan anus, maka pada
keluar tubuh.
Fisiologi ginjal
Menurut Price (2010) ginjal mempunyai berbagai macam fungsi
adalah :
rentang normal.
4. Patofisiologi ginjal
pada bagian ginjal yang sakit. Sampai fungsi ginjal turun kurang dari
nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagaian dari siklus
kecepatan filtrasi dan beban zat terlarut bagi setiap nefron demikian
urine tetap pada nilai 1,010 atau 285 mOsm (yaitu sama dengan
pericardial.
memar (purpura).
gastrointestinal.
diseluruh masa nefron turun dibawah normal : Hal yang dapat terjadi
(Corwin,2009)
masalah :
Retensi urine
Reteni Na
Edema
Hipertropi
Curah
jantung menurun
Sesak nafas
Hb rendah
Lemas
(2000) adalah :
1. Urine
2. Darah
f) Kalsium menurun
3. Pemeriksaan Radiologik
a) Foto ginjal, ureter dan kandung kemih (kidney, ureter
dan bladder/KUB): menunjukkan ukuran ginjal,
ureter, kandung kemih, dan adanya obstruksi (batu).
b) Pielogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan
mengidentifikasi ekstravaskuler, masa
c) Sistouretrogram berkemih; menunjukkan ukuran
kandung kemih, refluks kedalam ureter dan retensi.
d) Ultrasonografi ginjal: menentukan ukuran ginjal dan
adanya masa, kista, obstruksi pada saluran
perkemuhan bagian atas.
e) Biopsy ginjal: mungkin dilakukan secara endoskopik,
untuk menentukan seljaringan untuk diagnosis
hostologis.
f) Endoskopi ginjal dan nefroskopi: dilakukan untuk
menentukan pelis ginjal (keluar batu, hematuria dan
pengangkatan tumor selektif).
g) Elektrokardiografi (EKG): mungkin abnormal
menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa.
h) Fotokaki, tengkorak, kolumna spinal dan tangan,
dapat menunjukkan demineralisasi, kalsifikasi.
i) Pielogram intravena (IVP), menunjukkan keberadaan
dan posisi ginjal, ukuran dan bentuk ginjal.
j) CT scan untuk mendeteksi massa retroperitoneal
(seperti penyebararn tumor).
k) Magnetic Resonance Imaging (MRI) untuk
mendeteksi struktur ginjal, luasnya lesi invasif ginjal