PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman Sukun adalah jenis pohon yang berbuah dan tumbuh di daerah
tropis. Tanaman sukun dapat dijumpai di daerah Pasifik Selatan, mulai dari
Indonesia hingga Papua Nugini. Pohon sukun menyukai daerah tropis lembab
bertemperatur 20 – 40o Celcius dengan curah hujan 2.000 – 3.000 mm/tahun dan
Eropa, yang kemudian mengimpor tanaman ini dari Tahiti ke Amerika Tropis
(Karibia) sekitar akhir 1780-an, untuk menghasilkan makanan murah bagi para
budak disana. Buah sukun memang telah lama dimanfaatkan sebagai sumber
Samoa, serta kepulauan Sangir Talaut. Penduduk lokal disana mengolah sukun
menjadi makanan tradisional dengan cara digoreng, dibakar, atau dimasak seperti
kentang.2
seperti ukuran buah, struktur kulit buah, bentuk daun, dan kedudukan daun. Ada
Muhammad Hatta A. Fattah, Mukjizat Herbal Dalam Al-Qur’an Vol 2, (Jakarta: Mirqat,
1,2
1
tiga varietas sukun yang dikenal oleh masyarakat Indonesia seperti sukun kuning,
sukun gundul, dan sukun median. Sukun (Artocarpus altilis) merupakan nama dari
sejenis pohon yang berbuah. Sukun ini memiliki buah yang tidak berbiji serta
memiliki bagian yang sangat empuk, dapat dikatakan menyerupai roti setelah
digoreng atau di masak. Oleh karena itu masyarakat Eropa banyak yang
kultivar yang terseleksi. Kata sukun sendiri dalam bahasa Jawa memiliki arti tidak
berbagai negara, di antaranya bread fruit (Inggris); arbol de pan, fruta de pan, pan,
panapen (Spanyol); arbre a pain, fruit a pain (Prancis); fruta pao, pao de massa
(Sri Lanka); rimas (Filipina); kapiak (Papua Nugini); dan ‘ulu (Hawaii).4
Genus Artocarpus sendiri terdiri dari hampir 60 spesies yang terdapat di Asia
dari Timus sampai Selatan. Tanaman yang termasuk genus Artocarpus mempunyai
jenis lain dari tanaman genus Artocarpus yang terkenal adalah Artocarpus
3
Administrator, “Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Sukun”,
http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-sukun/. Diakses pada 24 januari
2017
4
Ning Harmanto, Daun Sukun, Si Daun Ajaib Penakluk Aneka Penyakit, (Jakarta:
Agromedia, 2012) hal 12-13.
5
Verheij dan Coronel, “Edible Fruits and Nuts”, Plant Resources of South-East Asia
(PROSEA), No 2 (1992) hal 186
2
anisophyllus (Mentawa), Artocarpus elasticus (Benda), Artocarpus odoratissimus
sukun di Pulau Ternate pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini dilakukan oleh
Suparman dan Zulkifli Ahmad pada tahun 2015 tentang “Pemetaan Awal Ditribusi
Ternate”. Penelitian ini merupakan penelitian awal yang berkelanjutan dan akan
tentang penyebaran tanaman sukun yang berada di Pulau Ternate, sehingga penulis
tentang varietas dan kekerabatan fenetik antar jenis sukun yang tumbuh di Pulau
Ternate.
Tanaman sukun yang tumbuh di Pulau Ternate, tentunya tidak hanya satu
jenis saja yaitu (Artocarpus altilis), tetapi terdapat jenis-jenis sukun lain yang
belum diketahui kekerabatannya. Oleh sebab itu, identifikasi dan karakterisasi jenis
di Pulau ternate. Hal tersebut perlu dilakukan guna menjaga kelestarian sumberdaya
3
B. Batasan Masalah
dapat menghemat waktu dan tenaga peneliti, maka ruang lingkup masalah dalam
1. Jenis tanaman yang diteliti hanya berasal dari varietas Sukun (Artocarpus
altilis) saja.
C. Rumusan Masalah
1. Varietas lokal Sukun (Artocarpus altilis) apa sajakah yang berada di Pulau
Ternate?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dari
di Pulau Ternate.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan akan tercapai dari penelitian ini yaitu;
4
1. Teoritis
Secara kajian dengan melakukan penelitian ini dalam upaya konservasi alam
tanaman Sukun (Artocarpus altilis) dan jenis apa saja yang terdapat di Pulau
Ternate.
2. Praktis
tanaman Sukun yang nantinya dapat digunakan sebagai data untuk menganalisa
F. Defenisi Operasional
lapangan.
2. Analisa atau analisis adalah suatu usaha untuk mengamati secara detail
didasarkan pada hubungan filogeni antara takson yang satu dengan takson
5
yang lain. Sedangkan kekerabatan fenetik merupakan kekerabatan yang
didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri-ciri yang tampak pada takson
4. Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang
ditandai oleh bentuk dan pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan
jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang
G. Sistematika penulisan
Penelitian ini terdiri dari tiga bab dan setiap bab terdiri dari sub bab. Adapun
Bab I: Pendahuluan pada bab pendahuluan ini dibagi dalam beberapa sub bab
bahasan yaitu Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan
Bab II: Tinjauan Pustaka, Menguraikan tentang Deskripsi Identifikasi Dan Analisis
Bab III: Metode Penelitian menjelaskan tentang Lokasi dan Waktu Penelitian, Jenis
data.
Tumbuhan ini dapat dijumpai di deaerah Pasifik Selatan, mulai dari Indonesia
hingga Papua New Guinea. Pohon sukun menyukai daerah tropika lembab
6
kelembapan udara 70 – 90%.6 Hal ini terbukti dari penamaan tanaman sukun
dengan istilah yang cukup beragam. Berikut nama daerah yanng sering kali
dijumpai di Indonesia.
Sumba, dan Flores), kundu (Alor), susu aek (Roti), naunu, Naun Laku
baka (Bugis)
berbagai negara, di antaranya bread fruit (Inggris); arbol de pan, fruta de pan, pan,
panapen (Spanyol); arbre a pain, fruit a pain (Prancis); fruta pao, pao de massa
(Sri Lanka); rimas (Filipina); kapiak (Papua Nugini); dan ‘ulu (Hawaii). 7
6
Muhammad Hatta A. Fattah, Mukjizat Herbal Dalam Al-Qur’an Vol 2, (Jakarta: Mirqat,
2016) hal 189
7
Ning Harmanto, hal 12-13.