DISUSUN OLEH :
- ALFREDOS REMATOBI
- ELEONARIS .E.SERAN
2017/2018
BAB I
(system penyediaan air bersih)
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Sedangkan yang dimaksud air bersih
adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak
terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem
penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas fisik,
kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Air
merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan kesehatan. Fungsi terpenting dari sistem penyediaan
air bersih adalah pencegahan penyebaran penyakit melalui air. Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah
agar dapat menyalurkan/mensuplai air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup. Bagian
terpenting dalam sistem penyediaan air bersih adalah sumber air baku.
1. Sumber-Sumber Air Di bumi ini ada beberapa sumber air yang sangat penting bagi kehidupan
manusia yang dapat dimanfaatkan untuk penyediaan air bersih. Peradaban sumber air juga
berpengaruh pada perbedaan sifat fisik, kimiawi, dan bakteorologi. Dalam sistem penyediaan air
bersih, sumber air merupakan satu komponen yang mutlak dan harus ada, karena tanpa sumber air
sistem penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Dengan mengetahui karakteristik masing –
masing sumber air serta faktor – faktor yang mempengaruhinya, diharapkan dapat membantu di
dalam pemilihan air baku untuk suatu sistem penyediaan air bersih, serta mempermudah tahapan
selanjutnya di dalam pemilihan tipe dari pengolahan untuk menghasilkan air yang memenuhi
standar kualitas secara fisik, kimiawi dan bakteriologis. Secara umum sumber air adalah sebagai
berikut :
Air permukaan Air permukaan adalah air yang sudah tersedia di alam contohnya sungai, rawa,
danau, laut. Pada umumnya air permukaan ini akan mendaapat pengotoran selama pengalirannya,
misalnya oleh lumpur, batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan sebagainnya.
Kekeruhan air permukaan cukup tinggi karena banyak mengandung lempung dan substansi
organik.. sehingga ciri air permukaan yaitu memiliki padatan terendap (dissolved solid) rendah,
dan bahan tersuspensi (suspended solid) tinggi.
a. Air Sungai Air Sungai adalah air hujan yang jatuh kepermukaan bumi dan tidak meresap ke
dalam tanah akan mengalir secara grafitasi searah dengan kemiringan permukaan tanah dan
mengalir melewati aliran sungai. Sebagai salah satu sumber air minum, air sungai harus
megalami pengolahan secara sempurna karena pada umumnya memiliki derajat pengotoran yang
tinggi.
b. Air Danau Air danau adalah air permukaan yang berasal dari hujan atau air tanah yang kelar ke
permukaan, terkumpul pada suatu tempat yang relative rendah/cekung. Termasuk kategori supaya
adalah air rawa, air tendon, air waduk/dam. Air permukaan yang biasanya dimanfaatkan sebagai
sumber atau bahan baku air bersih adalah : - Air waduk yang berasal dari air hujan - Air sungai
yang berasal dari air hujan, air sungai, atau mata air. Di daerah hulu pemenuhan kebutuhan air
secara kuantitas dan kualitas dapat disuplai oleh air sungai, tetapi di daerah hilir pemenuhan
kebutuhan air sudah tidak dapat disuplai secara kualitas lagi karena pengaruh lingkungan seperti
sedimentasi serta kontaminasi oleh zat – zat pencemar seperti Total Suspended Oil (TSS) yang
berpengaruh pada kekeruhan dan limbah industri yang telah banyak tercemar di lingkungan.
2. Air Tanah Air tanah ( Ground Water ) merupakan air yang megandung garam dan mineral yang
terlarut pada waktu air melewati lapisan tanah dan juga air yang berasal dari air hujan yang jatuh
di permukaan bumi lalu meresap ke dalam tanah dan mengisi rongga – rongga atau pori – pori
dalam tanah. Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik karena zat – zat pencemar air
tertahan oleh lapisan tanah. Bila ditinjau dari kedalaman air tanah maka air tanah dibedakan
menjadi air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal mempunyai kualitas lebih
rendah dibanding kualitas air tanah dalam. Hal ini disebabkan air tanah dangkal lebih mudah
terkontaminasi dari luar dan fungsi tanah sebagai penyaring lebih sedikit. Air tanah terbagi atas :
a. Air Tanah Dangkal Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Air tanah lebihbanyak mengandung zat kimia berupa garam – garam terlarut meskipun
kelihatan jernih karena sudah melewati lapisan tanah yang masing – masing mempunyai unsur –
unsur kimia tertentu. Meskipun lapisan tanah di sini berfungsi sebagai saringan namun
pengotoran juga masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan muka tanah.
Air tanah dangkal umumnya mempunyai kedalaman kurang dari 50 meter. b. Mata Air Mata air
menurut segi kualitasnya adalah yang sangat baik bila dipakai sebagai air baku, karena berasal
dari dalam tanah yang muncul ke permukaan tanah akibat tekanan sehingga belum terkontaminasi
oleh zat – zat pencemar. Dari segi kuantitasnya, jumlah dan kapasitas mata air sangat terbatas
sehingga hanya mampu memenuhi kebutuhan sejumlah penduduk tertentu. Begitu pula bila mata
air tersebut terus – menerus diambil maka lama kelamaan akan habis.
3. Air Laut Air laut adalah salah satu sumber air walaupun tidak termasuk kategori yang biasa dipilih
sebagai sumber air baku untuk air bersih atau air minum, karena memiliki kandungan garam
(NaCl) yang cukup besar.
4. Air Hujan Air hujan dapat menjadi air minum akan tetapi untuk menjadikan air hujan
sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai turun, karena masih
megandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa
– pipa penyalur maupun bak – bak reservoir, sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi
atau karatan. Air hujan juga mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian
sabun. Sifat – sifat air hujan : Bersifat lunak karena tidak mengandung larutan garam dan zat – zat
mineral. Air hujan umumnya bersifat bersih. Dapat bersifat korosif karena mengandung zat – zat
yang terdapat di udara seperti NH3, CO2 Agresif, ataupun SO2 dan adanya konsentrasi SO2 yang
tinggi di udara yang bercampur dengan air hujan akan menyebabkan terjadinya hujan asam ( acid
rain ). Dari segi kuantitas air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan. Sehingga hujan
tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat
dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung
dengan musim di Indonesia.
Prinsip Dasar Penyediaan Air Bersih Penyediaan air bersih harus memenuhi konsep 3K yaitu :
1. Kualitas air bersih Air bersih di pengaruhi oleh bahan baku air itu sendiri atau mutu air tersebut
baik yang langsung berasal dari alam atau yang sudah melalui proses pengolahan.
2. Kuantitas air Tergantung jumlah dan ketersediaan air yang akan diolah pada penyediaan air bersih
yang dibutuhkan sesuai dengan banyaknya konsumen yang akan dilayani. 3. Kontinuitas air
Menyangkut kebutuhan air yang terus menerus digunakan karena air merupakan kebutuhan
pokok manusia apalagi air sangat dibutuhkan pada musim kemarau tiba.
Kualitas air Air baku yang digunakan menghasilkan air bersih yang telah memenuhi syarat yang
tertuang dalam peraturan pemerintah RI No. 82 tahun 2001 tentang pengolahan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. Pada pasal 8 PP mengenai klasifikasi dan kriteria mutu air ditetapkan
menjadi 4 (empat) kelas :
1. Kelas I yaitu air yang diperuntukan untuk air baku air minum yang mempersyaratkan mutu air
yang sama dengan kegunaannya.
2. Kelas II yaitu air yang diperuntukan untuk (prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan
tawar, peternakan, untuk mengaliri tanaman.
3. Kelas III yaitu air yang digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar peternakan, untuk
mengaliri tanaman. Atau untuk peruntukan lainnya yang sama jenis kegunaannya.
4. Kelas IV yaitu air yang digunakan untuk mengaliri tanaman atau untuk peruntukan lainnya yang
mempersyaratkan mutu yang sama kegunaannya.
Mekanisme dari sistem sambungan langsung yaitu air bersih dari PAM melalui pipa utama PAM
masuk ke instalasi meteran air dan air langsung didisribusikan ke seluruh gedung. Sistem ini diterapkan
pada bangunan rumah.
Pada sistem tangki atap, air bersih ditampung terlebih dahulu pada ground reservoir / tangki air
bawah kemudian dipompa ke tangki atap. Dari tangki atap, air didistribusikan ke jaringan perpipaan
dalam gedung dengan sistem gravitasi.
Pada sistem tangki tekan, air bersih ditampung pada ground reservoir / tangki air bawah
kemudian dipompakan ke dalam tangki bertekanan. Air dalam tangki bertekanan dialirkan ke seluruh
jaringan perpipaan gedung. Pompa bekerja secara otomatis dan akan berhenti jika tekanan tangki telah
mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.
Sedangkan pada sistem tanpa tangki, tidak digunakan tangki apapun dimana air dari PDAM
dipompakan langsung ke seluruh jaringan perpipaan gedung. Sistem ini dilarang di Indonesia karena
dapat merusak jaringan distribusi air minum pada PDAM.
BAB II
Jenis-jenis proses pengolahan limbah secara fisik dan kimia antara lain :
Reduksi-Oksidasi
Elektrolisasi
Netralisasi
Presipitasi / Pengendapan
Solidifikasi / Stabilisasi
Absorpsi
Penukaran ion, dan
Pirolisa
Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet scrubbing, dan Adsorpsi
dengan karnbon aktif
Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi, Filtrasi, Flokulasi,
Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi, Dialisa, Electrodialisa, e,
Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction, dan Stripping
Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan karakterisasi dari limbah
yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai berikut :
Teknologi Pengolahan
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode yang paling populer di antaranya
ialah chemical conditioning, solidification/Stabilization, dan incineration.
Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning. Tujuan utama dari chemical
conditioning ialah :
1. Concentration thickening Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah
dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya digunakan pada tahapan ini
ialah gravity thickener dan solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal
sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya. Walaupun tidak
sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah menggunakan
proses flotation pada tahapan awal ini.
2. Treatment, stabilization, and conditioning Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa
organik dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan melalui proses pengkondisian
secara kimia, fisika, dan biologi. Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses
pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid. Pengkondisian secara fisika berlangsung
dengan jalan memisahkan bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan destruksi.
Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan
reaksi oksidasi. Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialahlagooning, anaerobic digestion, aerobic
digestion, heat treatment,polyelectrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
3. De-watering and drying De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi
kandungan air dan sekaligus mengurangi volume lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya
ialah pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying bed, filter
press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
4. Disposal Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa proses yang terjadi sebelum
limbah B3 dibuang ialah pyrolysis,wet air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah
B3 umumnya ialah sanitary landfill, crop land, atauinjection well.
Solidification/Stabilization
1. Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam
matriks struktur yang besar
2. Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation tetapi bahan pencemar
terbungkus secara fisik dalam struktur kristal pada tingkat mikroskopik
3. Precipitation
4. Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat
melalui mekanisme adsorpsi.
5. Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan menyerapkannya ke bahan padat
6. Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun menjadi senyawa lain yang tingkat
toksisitasnya lebih rendah atau bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2), dan bahan termoplastik.
Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-drum mixing, in-situ mixing, danplant mixing.
Peraturan mengenai solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan
limbah. Insinerasi mengurangi volume dan massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat).
Teknologi ini sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena pada dasarnya
hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata.
Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa
kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang
dengan cepat. Selain itu, insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating value) limbah. Selain
menentukan kemampuan dalam mempertahankan berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga
menentukan banyaknya energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling
umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple hearth, fluidized bed, open
pit, single chamber, multiple chamber, aqueous waste injection, dan starved air unit. Dari semua jenis
insinerator tersebut, rotary kilnmempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat,
cair, dan gas secara simultan.
SEPTICTANK
PROSES AIR LIMBAH DARI WC SAMPAI KEMBALI KE DALAM TANAH Limbah dari WC
melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di saring, kemudian dialirkan ke Drain Field
sehingga dapat masuk ke dalam air tanah.
b. SUMUR RESAPAN
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang digunakan
sebagai tempat penampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir banjir dan
menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan :
1. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2. Tidak memerlukan biaya yang besar.
3. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi
terjadinya banjir dan erosi.
2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3. mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
INSTALASI SEPTICTANK PEMBUANGAN LIMBAH
BAB III
Bangunan gedung harus disediakan sarana vertikal selain lift, seperti tangga darurat. Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor: 26/PRT/M/2008, tangga kebakaran adalah tangga yang direncanakan
khusus untuk penyelamatan bila terjadi kebakaran.
Dalam perencanaan tangga darurat/tangga kebakaran ada beberapa kriteria yang disyaratkan untuk
digunakan dalam perancangan menurut Juwana (2005:139) dan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor: 26/PRT/M/2008 bahwa semua tangga darurat, terutama pada bangunan tinggi harus aman
dan terlindung dari api dan gas panas yang beracun. Pada SNI 03-1746-2000 butir 5.2 kriteria tangga
darurat, antara lain: Konstruksi
Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai persyaratan, harus dari
konstruksi tetap yang permanen.
Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam bangunan yang dipersyaratkan
dalam standar ini untuk konstruksi kelas A atau kelas B harus dari bahan yang tidak mudah
terbakar.
Bordes tangga
Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa pengurangan lebar sepanjang arah
lintasan jalan ke luar. Dalam bangunan baru, setiap bordes tangga harus mempunyai dimensi
yang diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga. Pengecualian: Bordes tangga harus
diijinkan untuk tidak lebih dari 120 cm (4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai
jalan lurus.
Permukaan anak tangga dan bordes tangga
Anak tangga dan bordes tangga harus padat, tahanan gelincirnya seragam, dan bebas dari tonjolan
atau bibir yang dapat menyebabkan pengguna tangga jatuh. Jika tidak tegak (vertikal), ketinggian
anak tangga harus diijinkan dengan kemiringan di bawah anak tangga pada sudut tidak lebih dari
30 derajat dari vertikal, bagaimanapun, tonjolan yang diijinkan dari pingulan harus tidak lebih
dari 4 cm (1½ inci).
Kemiringan anak tangga harus tidak lebih dari 2 cm per m (¼ inci per ft ) (kemiringan 1 : 48).
Ketinggian anak tangga harus diukur sebagai jarak vertikal antar pingulan anak tangga.
Kedalaman anak tangga harus diukur horisontal antara bidang vertikal dari tonjolan terdepan dari
anak tangga yang bersebelahan dan pada sudut yang betul terhadap ujung terdepan anak tangga,
tetapi tidak termasuk permukaan anak tangga yang dimiringkan atau dibulatkan terhadap
kemiringan lebih dari 20 derajat (kemiringan 1 : 2,75)
Tujuan pengkondisian udara adalah untuk mendapatkan kenyamanan bagi penghuni yang berada
didalam ruangan. Kondisi udara yang dirasakan nyaman oleh tubuh manusia adalah berkisar antara :
Dengan sistim ini, pendinginan secara langsung dilakukan oleh refrigerant yang diekspansikan melalui
koil pendingin, sedangkan udara disirkulasikan dengan cara menghembuskannya dengan menggunakan
blower / fan melintasi koil pendingin tersebut. Sistim ini biasanya dipergunakan untuk beban pendinginan
udara yang tidak terlalu besar seperti keperluan ruangan di rumah
Sistim Pengkondisian Udara secara Sentral.
Secara singkat sistim Central Air Conditioning System ( Sistim Pengkondisian Udara secara
sentral ), yang biasadi rancang pada bangunan dapat di jelaskan sebagai berikut : Unit pendingin utama di
gunakan 2 unit Water Cooled Water Chiller dimana satu unit beroperasi dan satu unit sebagai cadangan,
unit Chiller beroperasi dengan menggunakan “Primary Refrigerant” berupa refrigerant R123 pada unit
Chiller & R 134A pada unit purging yang sudah ramah lingkungan, nantinya akan mendinginkan
“Secondary Refrigerant” berupa air, dimana air yang sudah didinginkan ini di sirkulasikan oleh Chilled
Water Pump ke AHU dan FCU di LQB.
Pada unit AHU air dingin akan mengkondisikan / mendinginkan udara segar dari luar gedung
sehingga mencapai temperature dan kelembaban yang cukup dan untuk selanjutnya di distribusikan ke
koridor – koridor di ruangan setiap lantainya dan kamar- kamar pada masing-masing lantai. Pada setiap
lantai akan ditangani oleh 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan yang sama, begitu pula
dengan 2 lantai diatasnya memiliki masing-masing 2 unit AHU yang memiliki kapasitas pendinginan
yang sama dengan lantai dasar. Sedangkan proses pertukaran kalor yang terjadi di masing-masing kamar
akan ditangani oleh Fan Coil Unit yang telah mendapatkan distribusi udara segar yang telah didinginkan
oleh AHU sehingga kerja FCU tidak terlalu berat. Dikarenakan lantai dasar, satu dan lantai dua memiliki
kapasaitas pendinginan yang sama dan jenis bangunana yang sama pula, maka perhitungan luasan sistim
ducting akan diwakilkan di salah satu lantai, yaitu lantai dasar.
Saat purging unit bekerja, Chiller tetap beroperasi sebagaimana mestinya tanpa terganggu. Udara
yang terhisap masuk kedalam sistim akan di tekan keluar oleh purging unit, sehingga tekanan pada sistim
mengalami kondisi stabil barulah unit Chiller dapat di perbaiki. Untuk media pendingin yang digunakan
oleh unit Chiller yaitu refrigerant jenis R 123 dan untuk Purging unit berjenis R 134 A, kedua sudah
ramah lingkungan.
Guna keperluan mensirkulasikan air yang sudah didinginkan oleh unit Chiller ke AHU maupun
air yang mendinginkan unit condenser di Chiller ke Cooling Tower, maka di gunakan masing-masing
sistim satu paket Pompa sirkulasi air dingin dan Pompa sirkulasi air pendingin. Jenis kedua pompa ini
adalah sama, yaitu digunakan jenis End Suction Centrifugal Pump dengan tekanan kerja pompa adalah 10
kg/cm2.
Pada sistim ini, sistim Chilled Water atau air yang didinginkan menggunakan 2 buah pompa yang
beroperasi sekaligus, hal ini dirancang agar umur pompa dapat lebih lama mengingat jarak antara ruang
pompa dan lokasi hotel cukup jauh. Sedangkan untuk sistim air pendinginan hanya di gunakan satu buah
pompa sirkulasi, mengingat jarak ruang pompa dan unit Cooling Tower cukup dekat.
Cooling Tower Unit.
Unit ini berfungsi sebagai pendingin unit condenser pada unit Chiller dengan media yang
digunakan adalah air, dimana sistim kerja Cooling Tower dapat di jelaskan sebagai berikut : condenser di
unit Chiller akan memiliki temperature dan tekanan yang tinggi akibat tekanan kerja dari Kompresor,
sehingga diperlukan media pendingin untuk merubah fase refrigerant di condenser tersebut, untuk itu
dibuat suatu sistim pendinginan dengan menggunakan media air yang disirkulasikan oleh pompa ke unit
Cooling Tower, dimana air yang disirkulasikan tersebut akan membawa kalor dari condenser untuk
kemudian di lepaskan kalornya ke udara di Cooling Tower, sehingga air akan mengalami penurunan
temperature dan kembali disirkulasikan kembali ke unit condenser.
Unit Cooling Tower sendiri terdiri dari : satu unit casing Cooling Tower, Motor Blower, Basin
dan Water Filler atau jika diartikan menjadi sirip – sirip pendingin air.
Komponen – komponen dari AHU maupun FCU sebernanya cukup sederhana yang terdiri dari :
Casing, Koil, Filter Udara dan Motor Blower.
Jenis yang mendasari adalah sistim pengkondisian udara sentral. Untuk menjamin pengaturan
pengkondisian udara ruangan yang di teliti, maka sesuai dengan kemajuan teknik pengkondisian udara
yang telah dicapai sampai pada saat ini, dapat dikembangkan beberapa sistim. Hal tersebut terutama
menyangkut perkembangan elemen pendinginnya.
Sistim ini merupakan sistim penghantar udara yang paling banyak dipergunakan. campuran udara
ruangan didinginkan dan dilembabkan, kemudian dialirkan kembali kedalam ruangan melalui saluran
udara.
Saluran utama berukuran besar, sehingga memerlukan tempat yang lebih besar.
Kesulitan dalam mengatur temperature dan kelembaban dari ruangan yang sedang dikondisikan,
karena beban kalor dari ruangan yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Pada dasarnya sistim pengaturan untuk sistim saluran tunggal menyangkut pengaturan
temperature udara melalui bagian-bagian utama dari saluran. Dalam hal tersebut, laju aliran air dingin,
laju aliran air panas atau uap ke koil udara, diatur sedemikian rupa sehingga temperature udara dapat
diubah. Sistim ini dinamakan sistim volume konstan temperature variable, yang sudah banyak
dipergunakan dalam sistim penghantar udara.
Dalam keadaan dimana beban kalor dari beberapa ruangan yang akan dilayani ini berbeda-beda,
boleh dikatakan tidak mungkin mempertahankan udara ruangan pada suatu temperature tertentu, kecuali
bagi beberapa ruangan utama saja. Jadi masalah tersebut dapat dipecahkan dengan melayani ruangan
dengan beban kalor yang sama oleh satu pengolah udara secara sentral.
Sistim saluran udara tunggal yang lain adalah sistim pemanasan ulang, dimana udara segar yang
mengalir didalam saluran utama tersebut dapat dipertahankan konstan, pada temperature yang rendah.
Kemudian udara tersebut masuk kedalam ruangan melalui alat pemanas yang dipasang pada saluran-
saluran cabang masing-masing. Pemanas tersebut memanaskan udara dan diatur sedemikian rupa
sehingga diperoleh temperature udara tang sesuai dengan temperature udara ruangan yang di inginkan.
Sistim ini dinamakan sistim pemanasaan ulang terminal dan banyak digunakan untuk melayani beberapa
ruangan pribadi yang ada didalam gedung perkantoran umum.
Dalam sistim ini, alat yang diperlukan untuk mencampur udara panas dan udara dingin dalam
perbandingan jumlah aliran yang ditetapkan untuk memperoleh kondisi akhir yang diinginkan, dinamai
alat pencampur. Sistim dua saluran dapat memberikan hasil pengaturan yang lebih teliti. Tetapi
memerlukan lebih banyak energi kalor dan lebih tinggi harga awalnya. Ada dua jenis sistim dua saluran,
yaitu sistim volume konstan dan sistim volume variabel.
Oleh karena berat jenis dan kalor spesifik air lebih besar dari pada udara, maka baik daya yang
diperlukan untuk mengalirkan maupun ukuran pipa yang diperlukan untuk memindahkan kalor yang sama
adalah lebih kecil. Dengan demikian, untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan di kondisikan,
banyaknya udara yang mengalir dari mesin pengolah udara jenis sentral adalah lebih kecil. Disamping itu,
ukuran mesin pengolah udara maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan
yang diperlukan oleh sistim udara penuh.
Unit ini dinamakan unit terminal dan dipasang didalam ruangan. Semua unit tersebut merupakan
bagian dari sistim penghantar udara yang berfungsi sama. Didalam unit tersebut Koil udara ditempatkan
didalam kabinet kecil, dimana dialirkan air dingin. Pada unit koil kipas udara, udara dialirkan oleh kipas
udara yang dipasang didalam unit tersebut. Pada unit induksi, udara primer berkecepatan tinggi di alirkan
melalui beberapa nosel. Selanjutnya dengan efek induksi secara primer, udara ruangan terisap masuk
kedalam unit dan didinginkanoleh koil udara, kemudian disirkulasikan kembali kedalam ruangan.
BAB VI
(Sistem Elevator/Lift)
Desain Elevator ini menggunakan motor listrik, tali, dan counterweight bukan peralatan hidrolik. Rel
panduan utama sudah terpasang pada setiap sisi kotak penumpang (box) dan sepasang tambahan rel
penyeimbang terletak pada satu sisi atau di belakang. Mesin diarahkan, bersama dengan peralatan drive
terkait, umumnya terletak di atas hoistway di ruang mesin penthouse. Dalam beberapa situasi terbatas,
dapat terletak di sebelah hoistway pada pendaratan lebih rendah. Pengaturan yang terakhir ini disebut
sebagai traksi basement.
Mesin roda gigi cacing untuk mengontrol gerakan mekanik kabin lift dengan “rolling” baja hoist tali
melalui puli katrol penggerak yang melekat ke gearbox digerakkan oleh motor kecepatan tinggi. Mesin ini
umumnya pilihan terbaik untuk bangunan tinggi yang menyediakan ruang bawah tanah dan penggunaan
traksi overhead untuk kecepatan hingga 500 ft / menit (2,5 m / s)memungkinkan kontrol kecepatan yang
akurat dari motor, untuk kenyamanan penumpang, sebuah kerekan DC motor didukung oleh AC / DC
motor-generator (MG) adalah seperangkat solusi yang diinginkan dalam lalu lintas tinggi instalasi lift
selama beberapa dekade . MG set juga biasanya didukung pengontrol relay dari lift, yang memiliki
keuntungan tambahan elektrik mengisolasi lift dari seluruh sistem listrik sebuah bangunan, sehingga
menghilangkan lonjakan daya sementara dalam pasokan listrik bangunan yang disebabkan oleh motor
start dan stop (menyebabkan redup pencahayaan setiap kali lift digunakan misalnya), serta gangguan
pada peralatan listrik lain yang disebabkan oleh lengkung dari kontaktor relay di sistem kontrol.
Mesin traksi dengan roda non gigi, putaran torsi motor listrik didukung baik oleh AC atau DC. Dalam hal
ini, puli katrol penggerak langsung melekat ke ujung motor. Lift traksi gearless dapat mencapai kecepatan
hingga 2.000 ft / menit (10 m / s), atau bahkan lebih tinggi. Rem listrik terpasang antara motor dan drive
sheave (atau gearbox) untuk menahan lift diam di lantai. Rem ini biasanya tipe Drum eksternal dan
digerakkan oleh gaya pegas dan ditahan terbuka elektrik, listrik mati akan menyebabkan rem untuk
bekerja dan mencegah lift jatuh (lihat keselamatan melekat dan teknik keamanan).
Sebuah motor-generator (MG set atau dynamotor untuk dinamo-motor) adalah perangkat untuk
mengkonversi daya listrik ke bentuk lain. Motor-generator set yang digunakan untuk mengkonversi
frekuensi, tegangan, atau fase.
Satu set motor generator yang dapat terdiri dari 2 motor yang berbeda yg digabungkan bersama-sama,
satu unit motor-generatormemiliki dua kumparan rotor dari motor dan pembangkit sekitar rotor tunggal,
dan kedua kumparan berbagi bidang yang sama atau magnet.
Kecepatan motor DC dapat dikendalikan dengan menggunakan SCR di AC sirkuit seperti yang
ditunjukkan pada gambar di bawah. A dan B SCR penyearah, tegangan o / p transformator T1 dan
mengaplikasikan tegangan DC berdenyut ke gulungan dinamo dan penyearah “C” memasok tegangan
mirip dengan motor berliku lapangan. O / p dari SCR penyearah dapat dikendalikan dengan
mengendalikan arus masuk ke gerbang SCR. Jadi, cara SCR ini dapat beroperasi pada berbagai tingkat
konduksi dengan menerapkan tegangan bervariasi ke dinamo motor, cara ini dapat megendalikan
kecepatan motor DC. Jika perilaku SCR untuk jangka waktu yang lama tegangan lebih diterapkan ke
gulungan dinamo dan kecepatan meningkat motor. Untuk kasus berikutnya tindakan, operasi akan
menjadi sebaliknya dengan yg dpt tembus.
PWM-DC
Metode Pulse Width Modulation (PWM) adalah metode yang cukup efektif untuk mengendalikan
kecepatan motor DC. PWM ini bekerja dengan cara membuat gelombang persegi yang memiliki
perbandingan pulsa high terhadap pulsa low yang telah tertentu, biasanya diskalakan dari 0 hingga 100%.
Gelombang persegi ini memiliki frekuensi tetap (biasanya max 10 KHz) namun lebar pulsa high dan low
dalam 1 periode yang akan diatur. Perbandingan pulsa high terhadap low ini akan menentukan jumlah
daya yang diberikan ke motor DC. Untuk menjalankan motor DC dengan PWN tidak dapat digunakan
relay, melainkan harus digunakan rangkaian driver motor DC lainnya. Rangkaian ini yang paling
sederhana berupa transistor yang disusun secara Darlington. Apabila diinginkan motor DC dapat bergerak
2 arah, maka diperlukan menyusun rangkaian H-Bridge. Selain transistor, dapat juga digunakan IC driver
motor DC khusus. Anda dapat juga menggunakan modul driver motor DC yang siap pakai untuk
mikrokontroler.
AC Motors.
Variable Voltage
V V V F Inv. (V/Hz) Open/Closed Loop
Vector Control Inv. Open/Closed Loop
Synchronous PM Inv. Closed Loop
Regen or Non-Regen
Kontrol Elevator.
Lift pada awalnya tidak memiliki posisi pendaratan otomatis. Lift dioperasikan oleh operator lift
menggunakan kontroler motor. Kontroler ini terkandung dalam wadah silinder tentang ukuran dan bentuk
wadah kue dan ini dioperasikan melalui pegangan memproyeksikan. Hal ini memungkinkan kontrol atas
energi yang dipasok ke motor (terletak di bagian atas poros lift atau di samping bagian bawah poros lift)
dan sebagainya memungkinkan lift yang akan akurat diposisikan – jika operator itu cukup terampil. Lebih
biasanya operator harus “jogging” kontrol untuk mendapatkan lift yang cukup dekat dengan titik
pendaratan dan kemudian mengarahkan penumpang keluar dan masuk untuk “melihat langkah”. Beberapa
lift barang tua dikendalikan oleh switch dioperasikan dengan menarik tali yang berdekatan. Keselamatan
Interlocks memastikan bahwa pintu dalam dan luar ditutup sebelum lift diperbolehkan untuk bergerak.
Sebagian besar lift yang dikendalikan secara manual yang lebih tua telah dipasang dengan kontrol
otomatis atau semi-otomatis.
Lift otomatis mulai muncul pada awal 1930-an . Sistem elektromekanis ini menggunakan sirkuit logika
relay untuk mengontrol kecepatan, posisi dan operasi pintu elevator atau kabin dari lift. Sistem Otis
Autotronik dari awal 1950-an membawa sistem prediksi awal yang dapat mengantisipasi pola lalu lintas
dalam bangunan untuk menyebarkan gerakan lift dengan cara yang paling efisien. Relay yang
dikendalikan sistem lift tetap umum sampai tahun 1980-an, dan penggantian bertahap sistem ini dengan
solid-state kontrol berbasis mikroprosesor yang sekarang menjadi standar industri lift.
HARDWIRED CIRCUITS.
Pada perancangan perangkat keras lift terdapat banyak komponen elektronika untuk dapat membangun
sebuah sistem lift. Komponen – komponen yang dibutuhkan dalam membangun sistem lift ini dibutuhkan
beberapa jenis sensor dan komponen – komponen elektronika lainnya. Berikut komponen yang digunakan
pada sistem lift serta rangkaian elektronika untuk mengkontrol perangkat keras antara lain :
Kontrol Tombol
Kontrol Driver Motor DC dan Motor DC Gear
Kontrol Penstabil Tegangan (Regulator)
Power On Reset
Kontrol Alarm
Sensor Limit Switch
BRAKE CONTROL.
Lift menggabungkan beberapa fitur keamanan untuk mencegah kabin menabrak bagian bawah shaft.
Pengaman diinstal pada kabin bisa mencegah jenis kecelakaan yg terjadi ketika rem motor gagal atau tali
kawat cangkang tiba2 putus Namun, desain yang melekat pada pengaman kabin dibuat untuk tidak
berlaku ke arah atas.
Dalam arah ke atas, rem motor diperlukan untuk menghentikan kabin ketika kondisi darurat terjadi.
Dalam operasi normal, rem motor hanya berfungsi sebagai rem parkir untuk menahan kabin saat berhenti.
Namun, ketika kondisi darurat terdeteksi, desain kontrol lift sistem moderen hanya mengandalkan rem
motor untuk menghentikan kabin.
DC injection braking.
Plugging.
Eddy current braking.
Dynamic resistor braking.
Regenerative braking.
Tali governor pada lift disediakan dengan rem tambahan yang merupakan rem fail safe dan yang
beroperasi untuk menghentikan gerakan tali governor ketika mobil lift bergerak dari pendaratan dengan
pintu terbuka. Rem ini mencakup dua rahang gripper tali di ruang mesin di bawah sheave governor, yang
rahang diadakan jauh dari tali governor oleh solenoid selama listrik tersedia untuk memberi energi
solenoida. Bila catu daya ke solenoida terganggu, rahang yang dirilis jatuh oleh gravitasi terhadap satu
sama lain untuk pegangan tali governor. Rem mobil darurat dengan demikian tersandung dan pergerakan
mobil berhenti. Rem juga dapat diberikan untuk mengendalikan tali penyeimbang governor.
Overtravel (posisi di luar jarak pengoperasian) aktif aktuasi kadang-kadang terjadi pada lift tambang.
Banyak faktor dapat menyebabkan hal ini terjadi seperti perubahan suhu, overloading dari alat angkut,
peregangan tali, atau berhenti darurat. Limit switches, peralatan ini dipasang pada lantai paling bawah dan
paling atas. Peralatan ini untuk mencegah terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat lift
turun.
Peralatan ini dipasang terintegrasi dengan door lock device, peralatan ini bekerja secara electrical, apabila
pintu dibuka maka lift tidak akan dapat difungsikan untuk jalan.
Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atasruang luncur
kereta. Untuk memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini,dipergunakan sebuah
kabel listrik multi-wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta.Ujung kabel yang terikat
pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai“kabel bergerak (traveling cable)”.Mesin
geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkandengan poros motor melalui gigi-gigi di
kotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi porosmotor menjadi kecepatan drive-sheave rendah. Mesin
gearless memiliki motor kecepatan rendahdan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.
Dalam pembuatan mekanik elevator ini digunakan pada gedung tingkat lima dimana
pada bagian dari gedung tersebut terdapat lantai ground pada posisi bawah sendiri. pada setiap pintuelevat
or terdapat indikator berupa lampu led. dimana terdapat 7 lampu inikator ( indikator untuk naik, turun,
lantai ground, lantai 1, lantai 2, lantai 3 dan lantai 4) dan juga terdapat tombol
untuk memanggil elevator. Pada bagian dalam elevator ( ruang luncur) terdapat sensor opto
coupler dimana untuk mendeteksi posisi dari elevator sehingga posisinya akan ditampilkan di lampu LEDyang terdapat
pada setiap pintu.Pada posisi paling bawah dan paling atas pada ruang luncur terdapat sensor limit
switchdimana Peralatan ini untuk mencegah terjadinya over travel lift baik saat lift naik maupun saat
liftturun.Komponen Elevator/ lift1. LED lantai,LED digunakan untuk menunjukkan posisi car dan tujuan pergerakan car
BAB VII
MEP adalah suatu pekerjaan drafter yang bertugas membuat sistem kontrol mekanikal,elektrikal,
Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air
kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air bersih.
mulai dari pemasangan pompa Jockey, pompa Electric Fire Pump, pompa Diesel Fire
Pump, Instalasi Pemipaan Sprinkler dan Hydrant, sampai dengan Head Sprinkler dan
Hydrant Box/Pillar, sehingga berfungsi sebagai pencegah kebakaran pada gedung
komersial secara aktif.
Sistem distribusi air pemadam kebakaran diambil dari groundtank / reservoir menggunakan pompa Fire
Main Pump, Diesel Fire Pump dan Jocky Pump. Sistem instalasi pipa kebakaran ini bisa tersendiri [ main
pump hydrant dan main pump sprinkler ] atau bisa menjadi satu dengan melalui pipa header [ fire main
pump, diesel fire pump dan jocky pump ] dan instalasi ini terhubung dengan pressure tank , pada pressure
tank terpasang pressure swicth yang digunakan untuk mengoperasikan pompa secara otomatis dan di-set
sesuai dengan tekanan [ standat instalasi pipa gedung ] kemudian pipa header dibagi menjadi dua instalasi
pipa yaitu pipa hydrant [warna merah] dan pipa sprinkler [warna orange].
1.Pipa Sprinkler
Instalasi pipa ini berfungsi untuk mengatasi kebakaran secara otomatis disetiap ruangan melalui head
sprinkler , pipa sprinkler dipasang pada setiap lantai [dalam flapon] dengan jarak antara 3 sampai 5 meter
, bila terjadi kebakaran pada salah satu lantai maka panas api dari titik kebakaran akan memecahkan head
sprinkler.
2.Pipa Hydrant
Instalasi pipa hydrant berfungsi untuk mengatasi dan menaggulangi kebakaran secara manual dengan
menggunakan hydrant box , hydrant box ini tersedia pada setiap lantai dengan beberapa zone /tempat.
Pada hydrant box terdapat fire hose[ selang ] ,nozzle, valve, juga terpasang alat bantu control manual call
point, alarm bell serta indicating lamp dan untuk diluar gedung [ area taman / parkir ] terpasang hydrant
pillar serta hose reel cabinet.
Digunakan untuk menstabilkan tekanan air pada pipa dan pressure tank.
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa mengalami kerusakkan atau gagal operasional [listrik
padam] dan pompa main pump serta jocky pump berhenti bekerja mensupply air maka diesel fire pump
akan melakukan start secara otomatis berdasarkan pressure swicth . Bekerjanya diesel fire pump secara
otomatis menggunakan panel diesel stater, panel ini juga melakukan pengisian accu/me-charger accu dan
dapat bekerja secara manual dengan kunci stater pada diesel tersebut . Untuk perawatan pada diesel fire
pump ini dilakukan pemanasan setiap minggu [2xpemanasan] ,sebelum dilakukan pemanasan diesel
dilakukan pemeriksaan pada accu, pendingin air [air radiator] dan peng-checkkan pada pelumas mesin
[oli mesin].
6.Siemense Conection
Digunakan bila terjadi kebakaran dan pompa [diesel fire pump, fire main pump dan jocky pump] tidak
bisa di operasional / gagal bekerja pmaka dilakukan pengisian air kedalam jaringan pipa dari mobil
pemadam kebakaran/ pompa cadangan lain untuk menggantikan fungsi peralatan yang ada dalam keadaan
emergency , siemese conection dipasang pada instalasi pipa sprinkler dan hydrant.
Fire alarm adalah merupakan sistem untuk membantu pemilik gedung untuk mengetahui secepatnya suatu
sumber kebakaran , sehingga sebelum api menjadi besar pemilik gedung sudah dapat mengambil tindakan
pemadaman.
Sistem ini memakai panel kontrol [ MCFA ] yang biasanya dikontrol dari ruang teknik dan panel
Annuciator [panel kontrol tambahan] di pasang
Instalasi Plumbing,
mulai dari pemasangan pompa transfer, pompa Booster, Instalasi Pemipaan Plumbing
sampai dengan pemasangan Sanitary Standart. Instalasi Plumbing yang dimaksud, terdiri
dari : Instalasi Air Bersih, Instalasi Air Kotor, beserta pengolahan limbahnya., Instalasi Air
Bekas, Instalasi Air Hujan.
Sistem sambungan langsung adalah sistem dimana, pipa distribusi kebangunan langsung dengan,
pipa cabang dari sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang
distribusi PDAM). Karena terbatasnya tekanan air di pipa distribusi PDAM, maka sistem ini
hanya bisa untuk bangunan kecil atau bangunan rumah sampai dengan 2 (dua) lantai. Pada
umumnya sumber air yang digunakan pada sistem, ini adalah, air yang berasal dan pipa cabang
sistem penyediaan air minum secara kolektif (dalam hal ini pipa cabang distribusi PDAM).
1. Syarat kualitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plumbing air
minum, harus memenuhi syarat kualitan air minum, yaitu syarat fisik, Syarat kirmiawi?', dan
syarat baktereiologi, yang sesuai dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini Departmen
Kesehatan.
2. Syarat kuantitas
Air minum yang masuk kedalam bangunan atau masuk kedalam sistem plumbing air
minum:, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas air minum harus
mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung tersebut.
Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan gedung didasarkan pada
pendekatan sebagai berikut :
Jumlah penghuni gedung, baik yang permanen maupun vang tidak permanen.
Unit beban alat plumbing .
Luas iantai bangunan .
1. Syarat tekanan
Tekana air yang berada pada sistem, plumbing (pada pipa) tekanannya harus sesuai dengan
kctentuan yang berlaku, diantaranya vaitu : antara 2,5 kg/cm2 atau 25 kolom air (mka) sampai
3,5 kg/cm2 atau 35 meter kolom air (mka) untuk perumahan dan hotel 4,0 kg/cm2 atau 40 meter
kolom air (mka) sampai 5,0 kg/cm2 atau 50 meter kolom air (mka) untuk perkantoran. Tekanan
tersebut tergantung dari peraturan setempat.
Untuk bangunan yang berlantai banyak, misalnya 64 tingkat maka tekanan air dilantai
bawah (untuk sistem pengaliran air dengan menggunakan tangki atap) akan sangat besar yaitu
sebasar 64 X 3,50 m = 224 meter kolom air (mka). Oleh karena itu, agar air tidak, melampoi
batas yang ditentukan, maka bangunan tersebut harus dibagi dimana setiap zona tekanan airnya
tidak melarnpoi tekanan yang yang telah ditentukan.
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang penting didalam sistem penyediaan air minum
suatu bangunan diantaranya adalah :
1) Sumber air
2) Pompa air
3) Pipa air dan perlengkapannya (assesories)
4) Tangki air
5) Peralatan plumbing air bersih
Secara kolektif, adalah sistem penyediaan air minum yang Sumber airnya diambil bersama –
sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan perusahaan, pada umumnya badan
atau perusahaan yang menyelenggarakan adalah perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sistem
yang digunakan untuk mendistribusikan menggunakan sarana pemipaan. Oleh karena itu sistem
ini juga disebut penyediaan air minum sistem perpipaan.
Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara individu dapat dijelaskan sebagai
berikut : "air dari sumber air yang, ada didalam tanah melalui sumur diangkat
kepermuk'aan tanah dengan menggunakan timba. Lalu air tersebut digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari. Ada juga air dari sumber air yang ada didalam tanah melalui sumur di pompa
langsung ke alat-alat plumbing atau di pompa ke menara air, lalu air dan menara air dialirkan
secara gravitasi ke alat-alat plumbing. Ada juga yang menggunakan sumber air dari mata air atau
dari air permukaan (sungai atau kolam).
Sistem penyediaan air minum dengan sumber air secara kolektif dapat dijelaskan sebagai,
berikut : "air dari number air (air tanah tertekan, mata air, atau air perrrnukaan) di alirkan melalui
saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara gravitasi maupun secara pemompaan
ke bangunan atau unit peneolahan air minum (water treatment plan) untuk diolah agar supaya air
dari sumber air yang belum memenuhi syarat kualitas air kualitas air minum menjadi memenuhi
syarat kualitas air minum. Air minum dari unit pengolaan air minum (water treatment
plan) dialirkan melalui pipa. transmisi (pipa pembawa) air minum secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air minum clan reservoir didistribusikan ke konsumen atau pemakai
melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa. pembagi) secara gravitasi atau
secara pemompaan atau gabungan pemompaan dan gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi,
maksimal 40 meter kolom air (mka) dan pada ujung pipa distribusii minimal 10 meter kolom air
(mka).
Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa, secara langsung keperalatan
plumbing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).
Air dari sistem penyediaan air minum kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya sudah
memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air individu, ada yang sudah
memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang belum memenuhi. Kalau belum memenuhi
syarat kualitas air minum, maka air tersebut harus diolah terlebili dahulu agar memenuhi
persyaratan air minum, sebelum masuk ke dalarn sistem, plumbing bangunan gedung.
Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih kecil atau
sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa centrifugal dengan permukaan air yang akan di
pompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih besar dari 7.00 meter
dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet pump), atau pompa
rendam (submersible pump).
Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa centrifugal), maka udara
tidak, boleh masuk kedalam pipa hisap.
Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah
Foot valve
Pipa hisap dan peralatannya
Pompa itu sendiri
Fleksible joint
Sambungan peredam getaran
Pipa tekan
Katup (valve)
Katup searah (swing valve)
Saringan (sirainer)
Kadang,-kadang manometer
BAB VIII
(Kesimpulan)
Dalam membuat sebuah bangunan baik itu sebuah rumah tinggal dari yang bertipe sederhana
sampai ke rumah yang bertipe luxury (mewah) dan gedung sederhana baik itu gedung kerja
maupun hotel dan apartment yang mewah sekali pun pasti memerlukan sanitasi yang semuanya
itu pasti menngunakan instalasi plumbing sedangkan Fungsi utama dari peralatan plumbing
gedung adalah menyediakan air bersih dan atau air panas ke tempat-tempat tertentu dengan
tekanan cukup, menyediakan air sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari
tempat-tempat tertentu tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.