ABSTRACT
Sang Pemimpi is one of the novels written by Andrea Hirata, lt can be clossified
os a young adult novel becouse the main characters are teenogers. ln the event
arranged seporately from other events in a number of sub-chapters, a topic on power
and repression which is displayed on the rebellion of the main characters towards
*veral saciol institutions oppeor. Based on Roberta Seelinger Trites' theory, this
Papu will discuss what rebellion the moin characters execute and towards what
imtitutios they rebel. By Seymour Chatman's norrative structure, the points of the
npicwill show up through the plot, on events particularly, and the characterization.
This poper will let us know that the novel has a topic about the resistance of two
W)ng adult choracters towards tvvo institutions: school and politics (governement's
Wlicy).
I. PENDAHULUAN
Menurut Roberta Seelinger Trites dalam bukunya Disturbing the {Jniverse
@00), sastra remaja (Trites kadang menyebutnya adolescent novel atau young
< novel) biasanya adalah tentang remaja yang berhadapan dengan kekuatan
sial. Mereka sadar akan adanya kekuatan sosial yang mengatur dirinya dan
nrsyarakatnya dengan mempertanyakan atau bahkan memberontak melawan
tckuatan tersebut. Tetapi sastra remaja selalu mengajarkan pembacanya, terutama
rruaj4 untukbelajarmenerima semuakekuatan institusi sosial dalamkehidupannya.
sqna ambil sepenggal kutipan dari buku tersebut: *f 7 in the adolescent novel,
lmtaganist rnust learn about the social forces that have made them what they are.
@r learn to negotiate the levels of power that exist in the myriad social institution
frbh they mustfunction, ... " (2000: 3). Perlawanan ini membuat mereka menjadi
&rffi4 memahami kekuatan institusi sosial yang mengatur kehidupannya dan
reslrarakatnya untuk kemudian mengikuti aturan yang dibuat kekuatan-kekuatan
lrsrl
T-T
I lffmmmtoB* \,irltrnrc I, Nonror4,Apr.il 20t0lial 3t5-4t9
tersebut.
Perlarvanan tokoli remaja dalam sastra remaja terhadap kekuataan-kekuatan
institusi sosial sebenarnya adalah upaya mereka untuk mendapatkan power
(selanjutnya saya sebut 'kuasa'). Mereka mulai menyadari bahwa mereka ditekan
oleh kekuasaan di luar mereka, kemudian mereka mencoba melakukan suatu
tindakan untuk menunjukkan bahwa mereka juga mempunyai kuasa dan mempunyai
kekuatan untuk membebaskan diri dari kuasa di luar dirinya. Seperti saya sebutkan
dalam paragraf sebelumnya, berdasarkan penelitiaannya terhadap berbagai sastra
rema-ia di Amerika Serikat, Trites berpendapat bahwa sebagian besar sastra remaja
akan mengakhiri ceritanya dengan kekalahan tokoh remaja itu 12000: 25). Kekalahan
ini niengajarkan pembaca remaja untuk bernegosisasi dengan kuasa dari kekuatan-
kekuatan institusi sosial. Institusi sosial di sini adalah keluarga. sekolah, agama,
pemerintah , gendeq ras, kelas dan lain-lain (2000: 3).
Melihat sastra remaja Indonesia, saya rnendapati novel karya Andrea Hirata
yang berjudol Sang Pemimpi (2006) mencerminkan teori kuasa dan represi dalam
sastra remaja dari Trites ini. Dalam makalah ini saya akan menganalisis masalah
perlawanan apa yang dilakukan tokoh remaja novel ini dan kepada institusi apa.
2. METODE PENELITIAN
untuk mencari jawaban masalah di atas, saya menggunakan teori kuasa dan
represi dalamnovel remajayang disusun oleh Roberta SeelingerTrites dalambukunya
Disturbing the Universe (2000). Namun sebelumnya, saya akan rnenggunakan teori
struktural Seymour chatman, dari bukunya story and Discourse (1978), untuk
mendapatkan data dari teks, khususnya unsur peristiwa dalam alur dan penokohan.
Menurut Trites, semua sastra rema-ja mengandung al;pek interaksi antara
seorang remaja dan institusi-institusi yang membentuk pribadinya (2000: 23).
Manusia tumbuh menjadi dewasa dengan bimbingan institusi institusi sosial
seperti institusi keluarga, sekolalt, dan agama. Institusi-institusi ini mendidik anak-
anak bagaimana caranya berinteraksi dengan kekuatan institusi yang ada dalam
kehidupan mereka. Bagi remaja-remaja, semua insititusi sosial terasa menekan
mereka karena mereka harus mengikuti serangkaian aturan yang jika mereka
langgar akan mengakibatkan konsekuensi tertentu. Menurut Judith Butler dalam
bukunya The Psychic Life of Power, yang dikutip Trites, kuasa dari suatu pihak
akan menyebabkan dua kemungkinan respon dari objek kuasa tersebut: tertekan
terus atau terdorong melakukan suatu tindakan'. "power not only octs on a subject
but, in a transitive sense, enacts the subject into being." (2000 5) (penekanan dari
penulis buku). Begitu juga dengan institusi-institusi sosial yang memiliki kuasa
atas masyarakat, termasuk remaja. Mereka menekan dan sekaligus mendorong
objeknya untuk bertindak: "fsocial institutionsf serve as sites of empowerment and
repression for nlany adolescents." (2000: 22).
Dalanr buku Drslur"bingthe Llniverse (2000), bab kedua "l don't Knou, the {I/ords;
lssel
Perlawanon Remajo Terhadap Kekuaton lnstitusional Dotam Navet Sang pemimpi
I esz
f-TO*O**,1If,[ \4rlume I, Nomor4.Aprit 20t0 trai 3I5-4I9
i ssa
Perlowanon Remaia Terhadap Kekuatan lnstitusianal Dalam Novel Sang Pemimpi
adalah pelajar sMU. Tidak banyak yang tahu bahwa novel kedua Andrea ini
rnempunyai keistimewaan 1ain. Novel ini bukan sekedar novel ringan yang bercerita
pengalaman masa SMA dengan santai dan ceria, tapi ada topik-topik serius dibalik
cerita ini yang membuat kita sadar akan jiwa remaja dan sesuatu yang sedang
diperjuangkan tokoh-tokoh utama ini dibalik cerita narator tentang pengalarnan
mereka melewati masa SMA.
sang Pemimpi terdiri atas 18 bab, yang disebut penulisnya dengan mozaik.
Hal ini cukup beralasan karena novel ini bukan satu kisah yang semua peristiwanya
berhubungan membentuk satu cerita utuh. Mozaik 1 sampai 18 adalah penggalan-
penggalan kisah dua remaja yang melalui masa sMUnya di Bg6llnegeri. Kunci
keberhasilan mereka adalah kekuatan mimpi yang menjadi obsesi mereka sepanjang
kehiduparurya, yaitu bermimpi bersekolah di sorbonne, paris. Mimpi, atau cita-cita
yang sangat tinggi-bagi rakyat miskin seperti mereka, selalu mereka ingat dan
mereka akan meraih kesempatan apapun yang tersedia di sekitar mereka.
Dari judul dan tema umum novel ini, bila kita lihat dari teori Trites, kita akan
melihat perlawanan mereka terhadap nasib, lebih tepat terhadap kemiskinan.
Kemiskinan tercipta karena pengelolaan negara yang tidak adil dan professional.
Karena itu, saya akan menganalisis tema novel ini dari teori Trites, yaitu dari
poin bahasan pemberontakan remaja terhadap kekuatan institusional yang
berupa kebijakan politik pemerintah. selain tema umum, novel ini menyuguhkan
pengalaman masa SMU di luar semangat akademik, yaitu pemberontakan mereka
terhadap beberapa disiplin sekolah. Karena itu, dari empat kekuatan institusi sosial
yang dibahas Trites dalam bukunya Disturbing the IJniverse, saya hanya akan
menggunakan dua saja, yaitu perlawanan rernaja terhadap politik pemerintah darr
aturan sekolah (yang berbasis agama).
lasel
II*t **0fif Volunre I . Nonror 4, April 201 0 hat 3 I 5-4 I 9
leool
perlawanan Remajo Terhadap Kekuotan lnstitusionat Dalam Novel Sang Pemimpi
yang terjadi dengan dua carik merah yang dikenakan wanita di poster terpal itu' ltu saja, tak
lebih dari itu.
(2007:101)
Saya akan mengurut alur ini sesuai dengan teori Trites: Regulasi sekolah :
dilarang menonton film bioskop+perlawanan yang tak dapat diterima: tiga siswa
menonton bioskop-+lspresi: dihukum pihak sekolah (Pak Mustar)-rpemberontakan
yang ditoleransi : jengkel pada pihak sekolah tapi hanya dalam hati-+transendesi
dalam batasan yang diterima: kesadaran bahwa film itu tak bermutu dan amoral'
Bagain terakhir, transendensi dalam batasan yang diterima saya peroleh dari
hal lain, karena tak ada narasi yang menceritakan bahwa mereka jera' Sebelunya
menguraikan bagian terakhir bagan alur di atas, ada satu hal yang akan saya
sampaikan terlebih dahulu. Novel ini adalah kisah masa remaja narator
yang kini
telah dewasa. Novel ini diakhiri dengan peristiwa di mana Ikal dan Arai telah lulus
sarjana dan mendapat beasiswa ke Sorbonne, Paris. Jadi, suara dalam cerita ini
adalah suara narator yang telah dewasa. Ia mengarnbil jarak dengan kisah
yang
disampaikannya- Saa1. &fityaia masih belum banyak mengerti, setelah dewasa ia
!aarl
lfEmfmem Volume l, Nonior4.April 2010 hal 3l-5-419
Irzl
Perlawanan Remajo Terhadap Kekuatafl tnstitusionat Daram
Nove! sang peminpi
I ?.e' t
TIf{UfiTffHIRT Vulunre l, Nornor4, April 2010 hai 3l-5-4 l9
Dengan lecutan kata-kata pedas dari Arai, optimisme lkal kembali muncul. Ia
danArai pergi ke Jakarta setelah lulus. Mereka terdampar di Bogor, bekerja serabutan
hingga Ikal diterima menjadi pegawai pos dan kuliah di Universitas Indonesia. Arai
mencari kerja ke Kalimantan dan mampu bersekolah di Universitas Mulawarman,
Samarinda. Mereka berdua bertemu di tes wawancara untuk mendapatkan beasiswa
dari Uni Eropa. Keduanya masih punya semangat yang sa.ma: kuliah di Sorbonne,
Paris. Arai datang dari Kalimantan dan ia yakin akan bertemu Ikal di situ.
Inilah perlawanan dua remaja terhadap kemiskinan yang mereka alami saat
kecil hingga remaja. Mereka mempunyai kuasa dan dengan kuasa itu, mereka
memilih untuk bertindak, tidak larut dalam sikap pesimis. Kebijakan pemerintah
yang tak adil ternyata memengaruhi nasib mereka. Mereka tak pernah berhenti
bercita-cita. Mereka tak ingin terus-menerus tertekan dalam kemiskinan. Sesuai
dengan teori Butler, kemiskinan ini tidak hanya menekan mereka tapi sekaligus
mendorong mereka melakukan tindakan apapun yang mungkin untuk menuju cita-
cita. Ikal juga menyerap filsafat seorang pedagang Cina di kampungnya untuk
mgraih kemungkinan apa saja yang lewat di depan mata. Beasiswa ke luar negeri
adalah satu kemungkinan baik. Walau riwayat kerjanya adalah sebagai buruh ikan,
pekerja pabrik tali, tukang fotokopi, dan tukang sortir surat, ia tak menyia-nyiakan
kecerdasan otaknya. Ketiadaan uang membuatnya bekerja rendahan, tapi otaknya
tetap bekerja' hingga level sarj ana.
| "soe
Perlowonan Remajo Terhadop Kekuatan lnstitusional Dalam Novel Sang Pemimpi
4. SIMPULAN
Dari analisis di atas, saya sampai pada simpulan bahwa teori kuasa dan represi
yang disusun oleh Roberta Seelinger Trites berlaku dalam novel Sarzg Pemimpi
karya Andrea Hirata. Si pengarang memunculkan konsep kuasa dan represi ini
melalui peristiwa dalam alur dan sudut pandang para tokohnya.
Dua tokoh remaja (karena Jimbron tidak ikut ke Jakarta) menghadapi kekuatan
dua institusi sosial dan melawannya. Mereka ditekan dan sekaligus melawan
dua kekuatan yaitu institusi sekolah dan politik pemerintah. Tekanan institusi
sosial membuat mereka mempunyai kuasa Qtower) untuk menerima keberadaan
institusi-institusi tersebut dan bertindak membebaskan diri dari represinya. Dalam
menghadapi intitusi sekolah, mereka menerima aturan disiplin sekolah itu dan
menyadari manfaatnya, sedangkan terhadap insitusi politik, mereka sebenarnya
menerima juga tapi dengan perlahan melawan kekuatannya dengan kuasa mereka.
Nasib miskin yang memeluk mereka dan masyarakat Belitong tidak membuat
mereka terus tertekan dan tenggelam dalam kemiskinan. Mereka bercita-cita tinggi
dan mencari jalan untuk meraihnya. Kuasa dari luar ternyata membuat mereka
tertekan sekaligus terdorong untuk bertindak.
tmsl
Beberapa Prosedur Penerjemahan Dalam Perspektif Seorang Peter
Newmark
(Several Translation Procedures in a Peter Newmark's Perspective
Erlina, M. Hum.
PrianganAbad Ke-19
Tinjauan Sejarah dan Demografi
Mumuh Muhsin Zakaria
Saman:
Is It A Gratuitous Pornography?
Lusia Neti Harwati