Anda di halaman 1dari 64

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Kedokteran Gigi Skripsi Sarjana

2018

Perbandingan Nilai Dimensi Fractal


Trabekula Peri-Implan dan Sisi
Trabekula Normal pada Mandibula
Menggunakan Radiografi Panoramik

Shahna, Aditha Khalissha


Univesitas Sumatera Utara

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8369
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PERBANDINGAN NILAI DIMENSI FRACTAL TRABEKULA
PERI-IMPLAN DAN SISI TRABEKULA NORMAL
PADA MANDIBULA MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI PANORAMIK

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

ADITHA KHALISSHA SHAHNA

NIM : 140600171

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

Universitas Sumatera Utara


Fakultas Kedokteran Gigi
Unit Radiologi Kedokteran Gigi
Tahun 2018

Aditha Khalissha Shahna


Perbandingan Nilai Dimensi Fractal Trabekula Peri-Implan dan Sisi
Trabekula Normal pada Mandibula Menggunakan Radiografi Panoramik
xi + 44 halaman
Penggantian gigi yang hilang dengan implan saat ini telah menjadi perawatan
pilihan untuk rehabilitasi oral pasien edentulus. Kualitas tulang merupakan salah satu
faktor predisposisi untuk keberhasilan perawatan implan yang dapat dipengaruhi oleh
tulang trabekula dan dapat dinilai dengan menggunakan radiografi panoramik. Tulang
trabekula dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan osseointegrasi pada
permukaan implan. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk mengukur
perbaikan dan regenerasi tulang, namun analisa fractal pada radiografi dua dimensi
merupakan salah satu metode yang masih jarang digunakan. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui rerata dan perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan
setelah 3-6 bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada mandibula
menggunakan radiografi panoramik. Jenis penelitian adalah analitik dengan
pendekatan cross-sectional. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling
yang menggunakan data sekunder berupa 9 radiografi panoramik pasien, terdiri dari
15 implan mandibula serta 15 gigi geligi sehat sebagai kontrol. Uji analisis data
menggunakan uji T independen. Hasil penelitian ini diperoleh rerata nilai dimensi
fractal pada kelompok trabekula peri-implan adalah 1,159±0,065 dan pada kelompok
trabekula normal adalah 1,164 ± 0,046 serta didapatkan nilai p=0,840 (p>0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah nilai dimensi fractal dengan menggunakan
radiografi panoramik pada mandibula trabekula peri-implan setelah 3 sampai 6 bulan
pemasangan implan menunjukkan hasil yang sebanding dengan sisi trabekula normal.

Daftar rujukan: 36 (1997-2018)

Universitas Sumatera Utara


PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan


di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 6 Agustus 2018

Pembimbing

Lidya Irani Nainggolan,drg, Sp.RKG


NIP. 19750225 200502 2005

Universitas Sumatera Utara


TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji


pada tanggal 6 Agustus 2018

TIM PENGUJI

KETUA : Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp.RKG

ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K)


2. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara
di Medan.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ayahanda Abdul Khalik dan Ibunda tersayang Siti Miniarti atas segala kasih sayang
serta dukungan baik secara moril maupun materil yang tidak akan terbalas oleh
penulis sampai kapanpun. Serta terimakasih kepada adik tersayang Ray Azrin Karim.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang
tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan selaku Plt. Ketua Departemen
Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, petunjuk, dan dorongan kepada penulis.
2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, saran, bantuan, motivasi, bimbingan
dan dukungan yang sangat berharga sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
3. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg, dan Maria Novita H.
Sitanggang, drg selaku staf di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang
telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Olivia Avriyanti Hanafiah, drg., Sp. BM selaku penasihat akademik yang
telah memberikan nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

iv

Universitas Sumatera Utara


5. Dennis, drg., MDSc., Sp. KG (K), Ma Jupiter, drg., Sp. Perio, Dr.med.dent.
Wanda Yaparsidi, dan Dominica Dian Saraswati Sumantri,drg.,Sp.RKG yang telah
bersedia membantu penulis dalam proses penelitian pada skripsi ini.
6. Pegawai Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara ( Kak Tetty, Kak Rani, Bang Hari) yang telah memberi
saran, masukan, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama
menjalani masa pendidikan.
8. Seluruh sahabat yang memberikan motivasi dan perhatian kepada penulis
sepanjang penyusunan skripsi ini terkhusus kepada Gian, Annisa, Gadis, Nicole,
Nabila, dan Asha, sahabat CCD (Indah, Alfi, Aisyah, Vanya, Mawar), Keluarga besar
K-Mus FKG USU, Abadi F8 (Rizka, Miska, Zili, Rina), Kelompok Liqo, Kelompok
mentoring 2015 dan 2016, adik-adik Akhwat Tangguh, seluruh teman-teman
seperjuangan skripsi radiologi dental, serta teman-teman angkatan 2014 yang selalu
memberikan semangat dan menguatkan dalam doa.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam pengantar ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan hasil penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
serta sumbangan pikiran yang berguna bagi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN ..............................................................................

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI .................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5


2.1 Tulang Trabekula .............................................................................. 5
2.1.1 Definisi Tulang Trabekula ............................................................. 5
2.1.2 Gambaran Radiografi Tulang Trabekula ....................................... 5
2.2 Implan Gigi ....................................................................................... 9
2.2.1 Definisi Implan Gigi ...................................................................... 9
2.2.2 Klasifikasi Implan Gigi .................................................................. 11
2.2.3 Penilaian Kualitas Tulang Terhadap Implan.................................. 14
2.3 Radiografi Panoramik ....................................................................... 15
2.3.1 Definisi Radiografi Panoramik ...................................................... 15
2.3.2 Prinsip dan Prosedur Kerja ............................................................ 15

vi

Universitas Sumatera Utara


2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik ......................... 16
2.3.4 Gambaran Implan Gigi Pada Radiografi Panoramik ..................... 17
2.4 Software ImageJ................................................................................ 18
2.5 Dimensi Fractal ................................................................................ 19
2.5.1 Dimensi Fractal Pada Tulang Trabekula ....................................... 20
2.6 Kerangka Teori ................................................................................. 22
2.7 Kerangka Konsep .............................................................................. 23

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24


3.1 Jenis Penelitian ................................................................................. 24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 24
3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................... 24
3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................... 24
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 24
3.3.1 Populasi ......................................................................................... 24
3.3.2 Sampel ........................................................................................... 24
3.3.3 Besar Sampel ................................................................................. 25
3.4 Variabel dan Definisi Operasional .................................................... 26
3.4.1 Variabel ......................................................................................... 26
3.4.2 Definisi Operasional ..................................................................... 26
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ................................................................ 27
3.5.1 Alat ................................................................................................. 27
3.5.2 Bahan ............................................................................................. 27
3.6 Prosedur Penelitian ........................................................................... 27
3.7 Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 31
3.7.1 Pengolahan Data ............................................................................ 31
3.7.2 Analisis Data .................................................................................. 32
3.8 Etika Penelitian ................................................................................. 32

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 33


4.1 Distribusi Nilai Dimensi Fractal Trabekula Peri-implan Sisi Mesial
dan Distal Pada Mandibula ............................................................... 33
4.2 Distribusi Nilai Dimensi Fractal Trabekula Sehat Sisi Mesial dan
Distal Pada Mandibula ...................................................................... 33
4.3 Rerata Nilai Dimensi Fractal Trabekula Peri-Implan dan Sisi
Trabekula Sehat pada Mandibula ..................................................... 34

BAB 5 PEMBAHASAN ..................................................................................... 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 40

vii

Universitas Sumatera Utara


6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 40
6.2 Saran ................................................................................................. 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

LAMPIRAN

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Skema klasifikasi desain implan ............................................................. 12


2. Rerata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan sisi mesial dan distal
pada mandibula ....................................................................................... 33
3. Rerata nilai dimensi fractal trabekula sehat sisi mesial dan distal pada
mandibula ................................................................................................ 33
4. Rerata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan dan sisi trabekula
sehat pada mandibula .............................................................................. 34

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambaran histologi alveolar bone proper dan supporting bone ............ 5


2. Gambaran radiografi pola trabekula ........................................................ 6
3. Gambaran radiografi pola trabekula tingkat 1 ......................................... 7
4. Gambaran radiografi pola trabekula tingkat 2 ......................................... 7
5. Gambaran radiografi pola trabekula tingkat 3 ......................................... 8
6. Gambaran radiografi pola trabekula tingkat 4 ......................................... 8
7. Gambaran radiografi pola trabekula tingkat 5 ......................................... 9
8. Implan Subperiosteal ............................................................................... 12
9. Implan Transosteal .................................................................................. 13
10. Implan Endosseus .................................................................................... 13
11. Indeks Kualitas Tulang............................................................................ 15
12. Gambaran implan gigi pada radiografi panoramik.................................. 18
13. Tampilan software imageJ ...................................................................... 19
14. Kemiringan garis pada titik data bersama dengan nilai dimensi fractal
pasca implan.......………………………………………………….......... 21
15. Gambar radiografi panoramik yang telah didigitalisasi (dokumentasi
pribadi)…………………………………………………………………. 28
16. Penetapan region of interest (ROI) trabekula peri-implan (dokumentasi
pribadi) .................................................................................................... 29
17. Penetapan region of interest (ROI) trabekula sehat (dokumentasi pribadi) 29
18. Image processing menggunakan software ImageJ (dokumentasi pribadi) 31
19. Plot nilai dimensi fractal (dokumentasi pribadi) .................................... 31

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Persetujuan Komisi Etik (Ethical Clearance)


2. Data Hasil Penelitian
3. Data Hasil Perhitungan Statistik
4. Rincian Biaya Penelitian
5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
6. Data Personalia Peneliti

xi

Universitas Sumatera Utara


1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Implan gigi telah menjadi pilihan perawatan yang dapat di prediksi untuk
mengembalikan gigi yang hilang. Tujuan penggantian gigi dengan implan adalah
mengembalikan fungsi dan estetika yang memadai tanpa mempengaruhi struktur
jaringan keras dan/atau jaringan lunak yang berdekatan. 1
Kualitas tulang merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan
perawatan implan gigi. Studi klinis menunjukkan bahwa tulang dengan kualitas
rendah secara signifikan meningkatkan tingkat kegagalan implan. 2 Di antara faktor
yang tak terpisahkan yang mempengaruhi kualitas tulang adalah tulang trabekula.
Trabekula merupakan unit anatomis dan fungsional utama tulang cancellous. Tulang
cancellous memiliki tingkat perputaran tulang yang lebih tinggi daripada tulang
kortikal dan memiliki kontak langsung dengan mayoritas permukaan implan,
sehingga hal tersebut mempengaruhi proses penyembuhan dan osseointegrasi pada
permukaan tulang implan.3 Diperlukan jangka waktu penyembuhan minimal 3-6
bulan setelah pemasangan implan sebelum diberikan beban pengunyahan. 4
Digital Substraction Radiography (DSR), Computed Tomografi (CT),
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Dual Energi X-Ray Absorptiometry
(DEXA) adalah beberapa metode umum yang digunakan untuk mengukur perbaikan
dan regenerasi tulang. Sayangnya, berbagai kekurangan teknik ini termasuk biaya
yang relatif tinggi, paparan radiasi yang lebih tinggi, serta terbatasnya penggunaan
teknik tersebut dalam praktek klinis. Dengan demikian, analisis fractal dipromosikan
sebagai metode yang dapat dipercaya, ekonomis dan mudah didapat untuk penentuan
kualitas tulang.5 Meskipun banyak penelitian menunjukkan aplikasi potensial dimensi
fractal dalam menganalisis struktur trabekula pada radiografi periapikal atau
panoramik, tulang trabekula di sekitar implan gigi jarang dievaluasi dengan
menggunakan rata-rata dari analisis fractal.6 Gambaran perubahan trabekula dapat

Universitas Sumatera Utara


2

terlihat dengan melakukan image processing pada radiografi. Image processing


dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan filter pada software ImageJ.9
Donini et al. menunjukkan kelayakan perangkat lunak seperti software ImageJ, untuk
melakukan pengecekan gambar berdasarkan radiografi proyeksi X-ray, mamografi,
dan angiografi / fluorografi.10
Ilhan et al. menyatakan dalam penelitiannya bahwa nilai dimensi fractal dari
tulang trabekula di sekitar implan yang dihitung dari radiografi panoramik pada 12
bulan menunjukkan hasil yang sebanding dengan tulang alveolar bebas implan yang
sehat.5 Sansare et al. melakukan penelitian yang berfokus pada perubahan nilai
dimensi fractal sebelum dan sesudah pemasangan implan dimana penulis melaporkan
peningkatan dimensi fractal yang signifikan selama 3 bulan setelah pemasangan
implan.4 Penelitian Lee et al. menunjukkan korelasi yang signifikan secara statistik
antara nilai dimensi fractal dan derajat kestabilan implan RFA, dengan implan pada
mandibula menunjukkan korelasi yang lebih tinggi. 7
Menurut penelitian Zeytinoğlu et al., perbedaan antara nilai dimensi fractal
yang dihitung pada awal dan pada bulan ke 6 secara statistik signifikan untuk semua
aspek, menunjukkan penurunan nilai dimensi fractal yang signifikan 6 bulan setelah
pemuatan prostodontik. Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik yang
diamati antara nilai dimensi fractal yang dihitung pada 6 dan 12 bulan setelah
pemuatan, yang mungkin menunjukkan mikrostruktur tulang yang stabil di sekitar
implan gigi dengan prostesis tetap 15 bulan setelah insersi. 6
Corpas Ldos et al. telah mengevaluasi jaringan tulang peri-implan 3 bulan
setelah pemasangan implan dengan menggunakan analisis fractal pada Cone Beam
Computed Tomography (CBCT) dan gambaran histologis. Mereka menyatakan
bahwa, walaupun pengukuran tingkat tulang berkorelasi terhadap semua metode,
metode analisis fractal tidak mendeteksi perubahan dan gagal berkorelasi pada
gambaran histologis yang sebenarnya.8
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas peneliti tertarik untuk
meneliti perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan dan sisi trabekula

Universitas Sumatera Utara


3

normal pada mandibula menggunakan radiografi panoramik karena masih sedikitnya


penelitian tersebut di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian di atas, adapun permasalahan yang timbul:
1. Berapakah rata-rata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan setelah 3
sampai 6 bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada mandibula
menggunakan radiografi panoramik.
2. Bagaimanakah perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan
setelah 3 sampai 6 bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada
mandibula menggunakan radiografi panoramik.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui rata-rata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan
setelah 3 sampai 6 bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada
mandibula menggunakan radiografi panoramik.
2. Untuk mengetahui perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-
implan setelah 3 sampai 6 bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada
mandibula menggunakan radiografi panoramik.

1.4 Hipotesis Penelitian


Perbandingan nilai dimensi fractal tulang peri-implan setelah 3 sampai 6
bulan pemasangan implan dan sisi trabekula normal pada mandibula menggunakan
radiografi panoramik tidak signifikan.

Universitas Sumatera Utara


4

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis


1. Sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang nilai dimensi fractal
tulang trabekula di sekitar implan gigi.
2. Sebagai referensi tambahan untuk kebutuhan prognostik keberhasilan
implan.

1.5.2 Manfaat Praktis


Dapat dijadikan sebagai tuntunan bagi dokter gigi sewaktu melakukan
pemasangan implan untuk memastikan adanya tulang yang adekuat dan mendeteksi
tanda-tanda kegagalan integrasi pada tahap awal atau sebagai prediktor yang berguna
untuk stabilitas awal implan gigi menggunakan radiografi dua dimensi.

Universitas Sumatera Utara


5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tulang Trabekula

2.1.1 Definisi Tulang Trabekula


Tulang cancellous (juga disebut tulang trabekula atau spongious) terletak di
antara cortical plates di kedua rahang.11 Tulang trabekula adalah unit anatomis dan
fungsional utama dari tulang cancellous.3
Tulang trabekula yang mendukung tulang alveolar yang sesuai dengan
prosesus alveolaris umumnya terdiri dari trabekula tebal atau plat tulang dengan
ruang sumsum tulang di antara keduanya. Sumsum tulang mengandung unsur
pembentuk darah; sel osteogenik, dan jaringan adiposa (Gambar 1). 12

Foramen antara ligament periodontal dan sumsum tulang

Akar gigi

Ligamen
periodontal

Alveolar
bone proper
Supporting
bone

Tulang
alveolar
dengan garis
incremental

Gambar 1. Gambaran histologi alveolar bone


proper dan supporting bone12

2.1.2 Gambaran Radiografi Tulang Trabekula


Pola radiografi trabekula berasal dari dua sumber anatomi. Pertama adalah
tulang cancellous itu sendiri. Yang kedua adalah permukaan endosteal tulang korteks

Universitas Sumatera Utara


6

luar dimana tulang cancellous bergabung dengan tulang kortikal.11 Pada permukaan
ini plat trabekula relatif tebal dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
gambaran radiografi. Pola trabekula menunjukkan variabilitas dalam pasien dan antar
pasien yang cukup besar, merupakan hal yang normal dan bukan manifestasi
penyakit. Untuk mengevaluasi pola trabekula di area tertentu, praktisi harus
memeriksa distribusi, ukuran, dan kepadatan trabekula serta membandingkannya di
kedua rahang, terutama ke daerah yang sesuai di sisi yang berlawanan. Hal ini sering
menunjukkan bahwa wilayah yang diperhatikan (region of interest/ ROI) merupakan
ciri khas tiap individu. Trabekula di maksila anterior biasanya tipis dan banyak,
membentuk pola rapat yang halus dan terperinci (Gambar 2a), dan ruang sumsum
menjadi kecil dan relatif banyak. 11

a b c

Gambar 2. Gambaran radiografi pola trabekula (a) Pola trabekula pada maksila
anterior terlihat ruang sumsum relatif kecil (b) Pola trabekula pada
mandibula anterior terlihat ruang sumsum lebih besar dari maksila (c)
Pola trabekula pada mandibula posterior terlihat ruang sumsum lebih
besar daripada mandibula anterior11

Pada maksila posterior, pola trabekula biasanya sangat mirip dengan maksila
anterior, meskipun ruang sumsum mungkin sedikit lebih besar. Pada mandibula
anterior trabekula agak lebih tebal daripada di maksila, menghasilkan pola kasar
(Gambar 2b) dengan plat trabekula yang berorientasi lebih horizontal. Plat trabekula

Universitas Sumatera Utara


7

juga lebih sedikit daripada di maksila, dan ruang sumsumnya lebih besar. Pada
mandibula posterior, trabekula periradikular dan ruang sumsum mungkin sebanding
dengan anterior mandibula tetapi biasanya agak lebih besar (Gambar 2c).11
Taguchi et al. mengklasifikasikan pola tulang trabekula di daerah gigi
edentulus menggunakan radiografi panoramik menjadi 5 tingkatan, yaitu: 13
1. Tidak ada tulang trabekula yang terlihat. (Gambar 3)

Gambar 3. Tingkat 1: tidak ada


tulang trabekula terlihat13

2. Tulang trabekula tipis dan tidak teratur. (Gambar 4)

Gambar 4. Tingkat 2: tulang trabekula


tipis dan tidak teratur13

Universitas Sumatera Utara


8

3. Tulang trabekula yang terlihat jelas seperti yang diamati pada tulang
alveolar normal. (Gambar 5)

Gambar 5. Tingkat 3: tulang trabekula


terlihat jelas seperti pada
tulang alveolar normal13

4. Tulang trabekula tebal yang sebagiannya menempati ruang sumsum tulang.


(Gambar 6)

Gambar 6. Tingkat 4: tulang trabekula


tebal, sebagian menempati
ruang sumsum tulang13

Universitas Sumatera Utara


9

5. Tulang padat tanpa terlihat adanya tulang trabekula. (Gambar 7)

Gambar 7. Tingkat 5: tulang padat


tanpa terlihat adanya
tulang trabekula13

2.2 Implan Gigi

2.2.1 Definisi Implan Gigi


Implan gigi adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pengganti akar gigi alami
yang hilang. Penggunaan implan gigi dalam rehabilitasi oral saat ini telah meningkat
sejak studi klinis pengobatan implan gigi telah menunjukkan keberhasilan. 1 Implan
dapat ditempatkan di maksila atau mandibula. Bila dirancang dan ditempatkan
dengan benar, implan gigi berikatan dengan tulang dari waktu ke waktu dan berfungsi
sebagai jangkar untuk protesa gigi. Implan gigi digunakan untuk mengganti satu gigi
yang hilang atau lebih, atau untuk mendukung gigi tiruan penuh.14
Keberhasilan dari prosedur implan tergantung pada serangkaian parameter
yang bergantung pada pasien dan prosedur, termasuk kondisi kesehatan umum,
kemampuan biokompatabilitas dari bahan implan, ciri permukaan implan, prosedur
operasi, serta kualitas dan kuantitas lokal tulang. Keberhasilan pemasangan implan
gigi kepada pasien yang telah kehilangan gigi dan tulang di sekitarnya seringkali
bergantung pada pengumpulan informasi klinis dan radiologi pada komunikasi

Universitas Sumatera Utara


10

interdisipliner dan perencanaan yang terperinci. Salah satu faktor terpenting dalam
menentukan keberhasilan implan adalah perencanaan perawatan yang tepat. 1
Di seluruh dunia, implan gigi modern memiliki tingkat keberhasilan bertahan
hampir 95% bertahan hingga 15 tahun. Implan adalah alat permanen, yang secara
ditempatkan melalui operasi di rongga mulut, yang sering memberikan keuntungan
signifikan dibandingkan pilihan prostodontik tetap atau lepasan. Implan sering kali
lebih konservatif daripada gigi tiruan parsial tetap karena mereka melestarikan
struktur gigi dengan menghilangkan kebutuhan akan pengurangan gigi penyangga
yang berdekatan dan mereka mendukung pemeliharaan tulang sehat di wilayah ini. 14
Tujuan utama penempatan implan adalah untuk mencapai dan memelihara
kedekatan hubungan antara tulang terhadap implan. Konsep ini dikenal dengan istilah
osseointegrasi dental. Osseointegrasi adalah proses biologis dan biofisika utama yang
membuat perawatan implan gigi diprediksi efektif untuk mengganti gigi yang hilang.
Faktor-faktor yang ditemukan peneliti Swedia sebagai kunci suksesnya osseointegrasi
implan adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan bahan yang kompatibel secara biologis seperti titanium murni
2. Area implan bebas kontaminasi dan implantasi yang bebas dari penyakit
menular dan penyakit lainnya
3. Penggunaan teknik penyisipan atraumatik yang meminimalkan kerusakan
panas pada tulang yang berdekatan dengan permukaan implan
A. Bur tajam
B. Peningkatan lebar perlahan pada lokasi implan dengan menggunakan
graduated drills
C. Pendingin bur selama pengeburan
D. Kecepatan ultra rendah, bur torsi tinggi untuk pemasangan implan dan
penyisipan implan
4. Tutup aproksimasi permukaan implan ke tulang sekitarnya
A. Presisi dalam pengembangan sisi dan penyisipan implan
B. Menekan tulang kortikal yang padat

Universitas Sumatera Utara


11

5. Penundaan pemberian beban implan (penempatan prostesis), memberikan


waktu agar proses biologis osseointegrasi terjadi. 24
Keberhasilan osseointegrasi sendiri merupakan sebuah keuntungan untuk
fungsional implan dental. Osseointegrasi merupakan suatu proses kompleks yang
dipengaruhi oleh banyak faktor terkait topografi permukaan, bikompatibilitas dan
pengkondisian beban memiliki peran penting dalam osseointegrasi. 29
Titanium bersama dengan logam campurannya (Ti-alloy) merupakan pilihan
material secara klinis untuk implan endosseus karena memiliki biokompatibilitas
yang sangat baik dan memiliki sifat mekanis yang tinggi. 29 Logam campuran ini
lebih kuat secara signifikan dibandingkan dengan titanium murni komersial, memiliki
resistensi terhadap keausan namun tetap memiliki kekakuan yang diinginkan, dan
memiliki sifat termal seperti pada logam murni. 14
Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa kekuatan implan osseointegrasi
jauh lebih besar daripada implan encapsulated berserat. Kekuatan hubungan antara
tulang dan implan juga meningkat segera setelah penempatan implan (0-12 minggu).
Kekuatan ini sebenarnya berhubungan dengan jumlah tulang yang mengelilingi
permukaan implan.29
Respon tulang terhadap penempatan implan sangat penting untuk prognosis
implan. Jangka waktu penyembuhan minimal 3-6 bulan diperlukan setelah
penempatan implan sebelum implan diberikan beban pengunyahan. Implan kemudian
mengalami osseointegrasi sebagai bagian dari kontinum mekanis tulang alveolar
tanpa penyangga ruang ligamen periodontal. Sifat fractal dari pola trabekula tulang
alveolar setidaknya dapat sebagian ditandai oleh dimensi fractal (FD) .4

2.2.2 Klasifikasi Implan Gigi


Secara historis, implan gigi telah diklasifikasikan menurut rancangannya.
Desain ini didasarkan pada cara pembedahan pemasangan implan. Tiga jenis implan
yang biasa digunakan selama 40 tahun terakhir adalah implan subperiosteal, implan
transosteal, dan implan endosteal/endosseus (Tabel 1). 14

Universitas Sumatera Utara


12

Tabel 1. Skema klasifikasi desain implan14

Desain Hubungan terhadap Tulang Komposisi Lokasi


Implan Pemasangan
Subperiosteal Langsung pada permukaan tulang di Co-Cr-Mo Maksila dan
bawah jaringan gingival; tidak ada (Vitallium) Mandibula
penetrasi tulang
Transosteal Sepenuhnya menembus tulang, Titanium atau Hanya
menembus dinding kortikal dua kali Ti-alloy mandibula
Endosteal/ Di dalam tulang, menembus dinding Titanium atau Maksila dan
endosseus kortikal sekali Ti-alloy Mandibula

Tiga klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:


1. Implan subperiosteal merupakan sebuah rancangan dimana kerangka
implan logam berada tepat di atas tulang, yang mendasari periosteum, dan
menyediakan perlekatan post, yang meluas melalui jaringan gingiva untuk penahan
prosthesis (Gambar 8).14,15

Gambar 8. Implan subperiosteal15

Universitas Sumatera Utara


13

2. Implan transosteal memiliki desain yang hanya digunakan pada mandibula


anterior dimana post meluas sepenuhnya melalui mandibula dan gingiva untuk
menyediakan penahan prosthesis (Gambar 9).14,15

Gambar 9. Implan transosteal15

3. Implan endosteal memiliki desain berbentuk silinder atau sekrup dimana


implan dipasangkan dengan pembedahan di dalam maksila atau mandibula dan
menyediakan penahan prosthesis (Gambar 10).14,15

Gambar 10. Implan endosseus15

Universitas Sumatera Utara


14

2.2.3 Penilaian Kualitas Tulang Terhadap Implan


Beberapa faktor, seperti geometri implan, teknik preparasi, dan kualitas dan
kuantitas tulang lokal mempengaruhi stabilitas primer, dan stabilitas implan primer
merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat ketahanan implan.
Istilah kualitas tulang umumnya digunakan dalam perawatan implan dan
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pemasangan implan. 1
Tidak ada definisi kualitas tulang yang jelas, namun umumnya dikatakan
sebagai jumlah dari semua karakteristik tulang yang mempengaruhi resistansi
terhadap fraktur. Banyak penulis mendefinisikan kualitas tulang setara dengan
kepadatan mineral tulang. Ini termasuk aspek fisiologis dan struktural serta tingkat
mineralisasi jaringan tulang. Aspek seperti metabolisme tulang, perputaran sel,
pematangan, matriks intraselular dan vaskularitas juga ditekankan. 28
Lindh et al. menekankan bahwa kepadatan tulang (Bone Mineral Density,
BMD) dan kualitas tulang tidak identik. Kualitas tulang mencakup faktor selain
kepadatan tulang seperti ukuran skeletal, arsitektur dan orientasi 3 dimensi trabekula,
dan sifat matriks. BMD adalah jumlah jaringan tulang dalam volume tertentu dari
tulang. Penilaian BMD rahang mungkin dianggap bermanfaat dalam perencanaan
implan.
Kualitas tulang tidak hanya tentang kandungan mineral tetapi juga struktur.
Telah ditunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas tulang yang tersedia di lokasi implan
adalah faktor lokal pasien yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
implan gigi.1 Kualitas tulang dibagi menjadi empat kelompok (Gambar 11) sesuai
dengan proporsi dan struktur jaringan tulang kompak dan trabekula.
Klasifikasi yang paling umum digunakan adalah yang diusulkan oleh
Lekholmu dan Zarb, berdasarkan jumlah tulang kortikal dan trabekular yang
ditunjukkan pada radiografi panoramik dan sefalometrik pra operasi. Metode ini
memberikan informasi tentang kepadatan tulang namun dianggap sebagai metode
subjektif.28

Universitas Sumatera Utara


15

Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV

Gambar 11. Indeks kualitas tulang terdiri dari tipe I yaitu tulang kortikal
yang homogen, tipe II yaitu tulang korteks tebal dengan
rongga sumsum tulang, tipe III yaitu tulang korteks tipis
disertai tulang trabekula padat dengan kekuatan baik, dan tipe
IV yaitu tulang kortikal yang sangat tipis disertai kepadatan
trabekula rendah dengan kekuatan lemah.1

2.3 Radiografi Panoramik

2.3.1 Definisi Radiografi Panoramik


Radiografi panoramik (juga disebut pantomografi) adalah teknik untuk
menghasilkan gambaran tomografi tunggal dari struktur wajah yang mencakup
lengkungan gigi maksila dan mandibula serta struktur pendukungnya. 11 Tampilan
struktur anatomi yang penting dari mandibula pada gambaran panoramik adalah
prosesus kondiloideus dan sendi temporomandibula, prosesus koronoideus, ramus,
korpus dan sudut mandibula, sekstan anterior, gigi dan struktur pendukungnya. 16
Gambaran panoramik paling berguna secara klinis untuk masalah diagnostik
yang memerlukan cakupan rahang yang luas. Gambaran panoramik sering digunakan
sebagai gambaran evaluasi awal yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
atau membantu menentukan kebutuhan proyeksi lainnya. 11

2.3.2 Prinsip dan Prosedur Kerja


Prinsip kerja pantomografi adalah pergerakan resiprokal dari sumber sinar-x
dan reseptor gambar mengelilingi titik atau bidang pusat, yang disebut image layer,
tempat objek berada. Bila objek berada di depan atau belakang image layer ini, maka
gambar yang ditangkap tidak jelas karena pergerakan relatifnya terhadap pusat rotasi
dari reseptor dan sumber sinar-x.2.16

Universitas Sumatera Utara


16

Prosedur penatalaksanaan radiografi panoramik yaitu:


1. Pasien diarahkan untuk melepaskan semua benda logam seperti gigi tiruan,
kalung, anting-anting, penjepit rambut, kacamata, tindikan wajah, dll.
2. Memakaikan apron timah hitam (Pb) kepada pasien.
3. Posisikan pasien ke mesin panoramik. Usahakan pasien untuk duduk atau
berdiri dengan tegak dan minta pasien untuk melakukan kontak oklusi dalam keadaan
edge to edge, letakkan dagu pada chinrest sehingga posisi kepala dari pasien menjadi
simetris.
4. Untuk hasil yang baik, usahakan tulang belakang pasien sedapat mungkin
lurus dan operator dapat memandu kepala pasien sehingga dagu pasien turun
kebawah dan dahi pasien mencapai ke depan.
5. Jelaskan pada pasien tentang jalannya pemeriksaan selama eksposisi
dilakukan sebelum dilakukan pengambilan radiografi, terutama:
- film dan tube x-ray akan mengelilingi kepala pasien, tetapi tidak akan
menyentuh pasien.
- eksposisi akan berlangsung selama 15 detik dan pasien diminta untuk tidak
bergerak.17

2.3.3 Keuntungan dan Kerugian Radiografi Panoramik

2.3.3.1 Keuntungan Radiografi Panoramik


Keuntungan utama gambaran panoramik meliputi:
1. Gambar meliputi tulang wajah dan gigi
2. Dosis radiasi terhadap pasien rendah
3. Nyaman untuk pasien
4. Dapat digunakan pada pasien yang tidak bisa membuka mulut
5. Diperlukan waktu yang singkat untuk membuat gambaran panoramik,
biasanya dalam kisaran 3 sampai 4 menit (Ini mencakup waktu yang diperlukan untuk
memposisikan pasien dan siklus eksposur yang sebenarnya.)

Universitas Sumatera Utara


17

6. Pasien dengan mudah memahami gambaran panoramik; Dengan demikian


gambaran tersebut juga merupakan alat bantu visual yang berguna dalam pendidikan
pasien dan presentasi kasus.11,18

2.3.3.2 Kerugian Radiografi Panoramik


Kerugian utama dari radiologi panoramik adalah:
1. Gambar tersebut tidak menampilkan detail anatomis yang baik seperti yang
tersedia pada radiografi periapikal intraoral. Dengan demikian, radiografi panoramik
tidak berguna untuk mendeteksi lesi karies kecil, struktur halus dari periodontium
marjinal, atau penyakit periapikal.
2. Permukaan proksimal premolar juga biasanya tumpang tindih. Dengan
demikian, ketersediaan radiografi panoramik untuk pasien dewasa seringkali tidak
menghalangi kebutuhan akan film intraoral untuk diagnosis penyakit gigi yang paling
banyak ditemui.
3. Masalah lain yang terkait dengan radiografi panoramik mencakup kognisi
yang tidak sama dan distorsi geometris di seluruh gambar. Terkadang kehadiran
struktur yang tumpang tindih, seperti tulang belakang cervical spine, dapat
menyembunyikan lesi odontogenik, terutama di daerah gigi insisivus.
4. Bagian- bagian yang penting secara klinis dapat ditempatkan di luar bidang
fokus (lapisan gambar) dan mungkin tampak terdistorsi atau tidak ada sama
sekali.11,18

2.3.4 Gambaran Implan Gigi Pada Radiografi Panoramik


Beberapa peneliti telah menyarankan bahwa analisis fractal tulang trabekula
alveolar dapat digunakan sebagai alat diagnostik untuk secara obyektif mencirikan
tulang alveolar dan mungkin merupakan deskriptor sensitif dalam studi tulang. 4
Radiografi panoramik sering digunakan sebagai metode radiografi untuk
evaluasi pra implan dan persiapan protokol pengobatan.1,4 Meskipun resolusi dan
ketajaman radiografi panoramik kurang dari radiografi intraoral 1 serta sifat dari
gambar 2 dimensi yang tidak dapat memberikan informasi dalam arah bukolingual, 3

Universitas Sumatera Utara


18

namun radiografi panoramik adalah alat yang sangat baik untuk gambaran umum
daerah maksilofasial, termasuk banyak struktur vital, seperti sinus maksilaris, nervus
alveolaris inferior, dan fossa nasalis1 serta radiografi tersebut masih sering digunakan
di banyak negara untuk penilaian pra implan karena ketersediaan alat radiografi dan
tidak mengeluarkan biaya yang relatif tinggi. 1,3
Bentuk kompleks dan struktur tulang trabekula dapat dihitung dengan
melakukan analisis dimensi fractal pada gambar 2 dimensi seperti periapikal dan
radiografi panoramik. Studi saat ini mengenai analisis dimensi fractal mikroarsitektur
2 dimensi (porositas, konektivitas dan anisotropi) secara statistik sebanding dengan
metode dimensi fractal 3 dimensi. Analisis dan perhitungan dimensi fractal dari
struktur trabekula memerlukan beberapa langkah kompleks.3

Gambar 12. Gambaran implan gigi pada radiografi panoramik24


(panah kuning)

2.4 Software ImageJ


ImageJ adalah program pengolah gambar Java domain publik, berdasarkan
NIH Image, yang menghitung statistik nilai area dan piksel untuk pilihan analisis
yang ditetapkan pengguna.19,20
Program ini dapat dijalankan baik sebagai online applet atau sebagai aplikasi
yang dapat didownload, di komputer manapun dengan mesin virtual Java 1.4 atau

Universitas Sumatera Utara


19

yang lebih baru. Aplikasi yang dapat didownload tersedia untuk Windows, Mac OS,
Mac OS X dan Linux. Program aplikasi ini dapat menampilkan, mengedit,
menganalisis, memproses, menyimpan dan mencetak gambar 8-bit, 16-bit dan 32-bit.
Aplikasi tersebut juga bisa membaca banyak format gambar termasuk TIFF, GIF,
JPEG, BMP, DICOM, FITS dan "raw".
Aplikasi ini dapat menghitung statistik nilai area dan piksel dari pilihan yang
ditetapkan pengguna, juga bisa mengukur jarak dan sudut sehingga dapat membuat
histogram kepadatan dan plot profil lini. ImageJ mendukung fungsi pengolahan
gambar standar seperti manipulasi kontras, penajaman, perataan, deteksi tepi dan
penyaringan median. Plugin yang ditulis pengguna memungkinkan untuk
menyelesaikan hampir semua pemrosesan gambar atau masalah analisis. 19

Gambar 13. Tampilan software imageJ 25

2.5 Dimensi Fractal


Analisis fractal didasarkan pada perhitungan matematika fractal untuk
menggambarkan bentuk kompleks dan pola struktural. Inti dari konsep fractal adalah
adanya proses penyusunan ulang komponen-komponen yang identik yang memiliki
“kesamaan diri” (self-similarity) dalam jumlah besar.26,34 Ini menunjukkan
kompleksitas suatu gambar dan dinyatakan secara numerik sebagai dimensi fractal,
yang mengukur kesamaan diri.
Tulang trabekula memiliki pola percabangan yang menunjukkan sifat fractal,
seperti kesamaan diri dan kurangnya skala yang terdefinisi dengan baik. Oleh karena
itu, bila diterapkan pada gambar tulang trabekula pada radiografi, metode ini dapat
dianggap sebagai cerminan tulang trabekula mikroarsitektur. 5,23 Dimensi fractal pada

Universitas Sumatera Utara


20

dasarnya adalah aturan penskalaan yang membandingkan bagaimana detail pola


berubah dengan skala yang diperkirakan.21
Metode untuk perhitungan dimensi fractal diantaranya:36
1. Metode Walking-Divider,
2. Metode Box Counting,
3. Metode Prism Counting,
4. Metode Epsilon-Blanket,
5. Perimeter-Area Relationship,
6. Fractional Brownian Motion,
7. Metode Power spectrum,
8. Metode Hybrid.
Salah satu metode atau algoritma yang cukup terkenal untuk menghitung nilai
dimensi fractal suatu gambar adalah metode box counting.22,27,34,36 Dalam geometri
fractal metode Box Counting atau dikenal juga sebagai metode Minkowski-
Bouligand adalah suatu cara menentukan dimensi fractal dari sebuah himpunan S
dalam ruang Euclidean Rn, atau lebih umum dalam ruang metrik (X, d)26
Dimensi Fractal suatu citra dengan metode ini dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
D(s) = log (N(s))
log (s)
Dengan N(s) menyatakan banyaknya kotak berukuran s yang berisi informasi
(pixel) objek dan D(s) adalah dimensi Fractal objek dengan kotak berukuran s.27
Fungsi box counting dipilih dari menu analisis (analyze) pada software ImageJ.5

2.5.1 Dimensi Fractal pada Tulang Trabekula


Analisis fractal adalah metode matematis yang secara numerik
menggambarkan bentuk kompleks dan pola struktural sebagai dimensi fractal, dan
telah digunakan untuk menilai pola tulang trabekula dalam pencitraan digital. 23,34
Dalam hal ini, analisis radiografi periapikal dan panoramik telah disarankan sebagai
cara untuk memeriksa pola tulang alveolar. 23 Di antara berbagai metode kompleks
untuk perhitungan nilai dimensi fractal, yang paling sederhana dan akurat untuk

Universitas Sumatera Utara


21

penilaian tulang adalah algoritma box-counting. Ini adalah metode yang paling umum
digunakan untuk mengukur pola trabekula dengan menghitung tulang trabekula dan
sumsum tulang dalam gambar biner.23,34

Gambar 14. Kemiringan garis pada titik data dengan


nilai dimensi fractal pasca implan4

Nilai dimensi fractal dapat dilihat dari ketidakteraturan dan kompleksitas


jaringan tulang tersebut. Nilai dimensi fractal berkisar antara 1 dan 2. Nilai 1
menunjukkan struktur linier lurus atau melengkung yang hampir tidak memiliki jarak.
Nilai 2 menunjukkan struktur yang memenuhi semua ruang yang tersedia. Dimensi
fractal dari tulang alveolar adalah antara 1 dan 2, yang berarti bahwa tulang alveolar
memiliki geometri fractal. Dimensi fractal menunjukkan kompleksitas trabekula
bercabang pada tulang alveolar.23

Universitas Sumatera Utara


22

2.6 Kerangka teori

Tulang Trabekula  Definisi


 Gambaran radiografi

 Definisi
Implan Gigi
 Klasifikasi

Radiografi panoramik  Definisi


 Prinsip dan prosedur kerja
 Keuntungan dan kerugian

Software ImageJ  Definisi


 Manfaat

Nilai Dimensi Fractal

Universitas Sumatera Utara


23

2.7 Kerangka Konsep

Trabekula pada regio posterior mandibula


yang memiliki implan dan sisi trabekula
normal

Radiografi Panoramik

Nilai dimensi fractal trabekula peri-implan


dan sisi trabekula normal pada mandibula
menggunakan Software ImageJ

Universitas Sumatera Utara


24

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, bertujuan
untuk mengetahui perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan dan sisi
trabekula normal pada mandibula menggunakan radiografi panoramik.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di tiga klinik dokter gigi di Kota Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai dengan Juli 2018 yang
meliputi penelitian, pengolahan data, dan penulisan hasil penelitian.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah rekam medik hasil ronsen radiografi
panoramik pasien pemasangan implan gigi di tiga klinik dokter gigi di Kota Medan.

3.3.2 Sampel
Sampel penelitian ini adalah data sekunder 15 ronsen implan gigi dari
sembilan radiografi panoramik pasien pemasangan implan gigi di tiga klinik dokter
gigi di Kota Medan yang memenuhi kriteria inklusi. Cara pengumpulan sampel
dilakukan secara purposive sampling.

Universitas Sumatera Utara


25

3.3.2.1 Kriteria Inklusi


1. Data radiografi panoramik pasien dengan implan endosteal/endosseus pada
gigi posterior mandibula sisi sebelah kanan, kiri, atau pada kedua sisi yang
asimptomatik secara klinis pada bulan Januari-Mei 2018
2. Pemasangan implan setelah 3-6 bulan, sebelum pemasangan crown

3.3.2.2 Kriteria Eksklusi


1. Pemasangan implan pada regio anterior
2. Implan ditempatkan di area bone graft
3. Penempatan implan segera (immediate implant) setelah ekstraksi gigi
4. Pemberian beban pengunyahan segera (immediate loading)

3.3.3 Besar Sampel


Rumus Besar Sampel:
n = SD2 (Z1-α +Z1-β)2
(µ1-µ2)2
n = (0,014)2 (1,96 + 1,28)2
(0,012)2
n = 14,3 sampel

n ≈ 14 sampel
Keterangan:
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan
SD = Standart deviasi (0,014)
Z1-α = Derajat kepercayaan tipe I 5% (1,96)
Z1-β = Derajat kepercayaan tipe II 10% (1,28)
µ1-µ2 = Selisih mean, merupakan hak peneliti (1,2%)
Jumlah sampel minimal yang diperlukan adalah 14 sampel. Untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya error sebesar 10% maka peneliti
menggunakan sampel sebanyak 14 + 10% (14) = 15 sampel.

Universitas Sumatera Utara


26

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel
a. Variabel bebas: tulang trabekula peri-implan dan sisi trabekula normal
b. Variabel terikat: nilai dimensi fractal tulang trabekula peri-implan dan
sisi trabekula normal

3.4.2 Definisi Operasional


Cara Hasil
No Variabel Definisi Operasional Skala
Pengukuran Pengukuran
1. Nilai Nilai yang didapatkan Metode box- Skala Interval
dimensi dari hasil analisis counting pada Geometri
fractal fractal terhadap tulang software
tulang trabekula pada ImageJ
trabekula software ImageJ
2. Tulang Gambaran radiopaque Analisis Nilai Interval
trabekula tulang alveolar yang fractal dimensi
peri-implan tersusun dari lempeng menggunakan fractal
dan batang (trabekula) radiografi
yang mengelilingi panoramik
banyak sumsum digital
radiolusen kecil di
sekitar implan gigi
3. Tulang Gambaran radiopaque Analisis Nilai Interval
trabekula tulang alveolar yang fractal dimensi
normal (sisi tersusun dari lempeng menggunakan fractal
kontrol) dan batang (trabekula) radiografi
yang mengelilingi panoramik
banyak sumsum digital
radiolusen kecil di
sekitar gigi non-
implan

Universitas Sumatera Utara


27

3.5 Alat dan Bahan Penelitian

3.5.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pesawat radiografi panoramik merk Asahi model Ortho Stage Auto Zero III
CM 2.0 kVA
b. Apron
c. Komputer intel celeron
d. Software ImageJ 1.46r
e. Alat tulis
f. Viewer Box
g. Kamera digital 24,2 MP

3.5.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar pencatatan
b. Gambar radiografi panoramik (hardcopy)

3.6 Prosedur Penelitian


a. Pengumpulan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling.
b. Pemilihan sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.
c. Peneliti meminta persetujuan dokter gigi untuk peminjaman rekam medik
hasil ronsen radiografi panoramik.
d. Mengumpulkan hasil foto radiografi panoramik dari sampel penelitian.
e. Melakukan digitalisasi gambar panoramik dengan meletakkan hard copy
gambar panoramik di atas viewer box lalu dilakukan pengambilan foto
menggunakan kamera digital. Kemudian gambar dipindahkan ke komputer.
f. Mengunduh perangkat lunak ImageJ 1.46r dari World Wide Web
(https://imageJ.nih.gov/ij/download.html). (Diakses pada tanggal 19
November 2017, 64-bit Java 1.6.0_20).

Universitas Sumatera Utara


28

g. Gambar panoramik yang telah didigitalisasi diubah kedalam bentuk 8-bit


dengan format TIFF menggunakan software imageJ dengan ukuran gambar
panoramik sebesar 27x14 cm. (Gambar 15)

Gambar 15. Gambar radiografi panoramik yang telah didigitalisasi


(dokumentasi pribadi)

h. Penentuan ROI dilakukan menggunakan fitur crop pada imageJ yang


ditentukan secara manual di setiap radiografi. Pada kelompok trabekula
peri-implan dimulai dari ulir pertama sampai bagian apikal implan gigi
dengan ukuran ROI 3x10 mm dan diberi jarak 1 mm dari sisi mesial dan
distal.30 (Gambar 16)
i. Pada kelompok trabekula normal (sisi kontrol) ROI ditentukan dari bagian
servikal sampai apikal gigi dengan ukuran ROI 2,5x10 mm untuk sisi
mesial dan distal. Daerah krista alveolar, lamina dura, dan ligamen
periodontal tidak termasuk ke dalam ROI.5 Sisi trabekula normal diambil
pada regio mandibula yang berseberangan dari sisi yang dipasangkan
implan. Kecuali pada mandibula yang sisi kanan dan kirinya dipasangkan
implan, diambil trabekula normal pada daerah posterior yang memiliki sisi
berdekatan dengan implan. (Gambar 17)

Universitas Sumatera Utara


29

Gambar 16. Penetapan region of interest (ROI) trabekula peri-


implan (dokumentasi pribadi)

Gambar 17. Penetapan region of interest (ROI) trabekula normal


(dokumentasi pribadi)

j. Melakukan image processing dengan menggunakan perangkat lunak


ImageJ 1.46r untuk perhitungan nilai dimensi fractal:
 Tekan File, lalu Open untuk membuka gambar yang ingin dibuka
 Tarik garis horizontal menggunakan fitur Straight tool, kemudian
tekan Analyze lalu Set Scale untuk membuat satuan gambar dalam
millimeter.

Universitas Sumatera Utara


30

 Lakukan penentuan ROI dengan fitur Rectangular Tool, kemudian


dipotong dengan menekan Image lalu Crop. Kemudian tekan File lalu
Save as untuk menyimpan ROI yang telah ditentukan.
 ROI yang telah dipotong digandakan dengan menekan Image lalu
Duplicate dan gambar duplikatnya dikaburkan dengan filter Gaussian
(ukuran sigma = 3) untuk menghilangkan variasi skala terang dan
menengah dalam kecerahan gambar yaitu dengan menekan Process
lalu tekan Filters dan klik Gaussian Blur.
 Tekan Process, lalu pilih Substract Background dan ditambahkan 128
pada setiap lokasi piksel.
 Tekan Process, lalu pilih Math, dan klik Add maka gambar yang
dihasilkan dikonversi menjadi biner (binary image) dengan ambang
batas pada nilai abu-abu 128.
 Tekan Process lalu Binary, klik Make Binary untuk merubah gambar
menjadi gambar biner.
 Tekan Process, lalu Binary, klik Erode.
 Tekan Process, lalu Binary, klik Dilate.
 Tekan Process, lalu Binary, dan klik skeletonized
 Tekan Analyze, lalu Tools, dan klik Fractal Box Counting. Pada
gambar biner skeletal struktur rangka menunjukkan pola tulang,
sedangkan struktur nonskeletal mewakili sumsum tulang.
Awalnya, gambar itu ditutupi oleh kotak persegi berukuran sama, dan
jumlah kotak yang mengacu pada tulang trabekula dihitung. Lebar
kotak persegi adalah 2, 3, 4, 6, 8, 12, 16, 32 dan 64 piksel. Kemudian,
jumlah kotak yang telah dihitung diplot terhadap jumlah kotak dalam
skala logaritmik ganda.
 Akhirnya, dimensi fractal dihitung dari kemiringan garis yang
dilekatkan pada titik data dan didapatkan nilai dimensi fractal untuk
didata. (Gambar 19)

Universitas Sumatera Utara


31

Gambar 18. Image processing menggunakan software ImageJ (a) Gaussian Blur,
(b) Susbstract Background, (c) Add gray level, (d)Make Binary, (e)Erode,
(f) Dilate, (g) Skeletonized (dokumentasi pribadi)

Gambar 19. Plot nilai dimensi fractal (dokumentasi pribadi)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data


Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer,
kemudian data dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian analitik.

Universitas Sumatera Utara


32

3.7.2 Analisis Data


Data statistik yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai mean,
standar deviasi dari tulang trabekula peri-implan dan sisi trabekula normal. Namun
sebelumnya dilakukan terlebih dahulu uji normalitas data dengan menggunakan Uji
Shapiro Wilk (untuk data <50 sampel). Apabila didapatkan hasil distribusi normal
maka dilakukan uji beda dua mean independen (T-test Unpaired) untuk melihat
perbandingan terhadap kedua sisi tersebut, dilakukan analisis dengan menggunakan
uji dengan Confidence Interval (CI) sebesar 95% dan dinyatakan signifikan jika nilai
p<0,05.

3.8 Etika Penelitian


Penelitian ini telah disetujui oleh Health Research Ethical Committee dengan
nomor: 211/TGL/KEPK FK USU-RSUP HAM/2018. Peneliti mengajukan lembar
persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian kesehatan
berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional.

Universitas Sumatera Utara


33

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pengukuran nilai dimensi fractal trabekula mandibula dilakukan


menggunakan data sekunder berupa 9 radiografi panoramik pasien yang telah
memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 15 implan pada gigi molar/premolar mandibula
dan 15 gigi-geligi sehat. Pengukuran dilakukan secara komputerisasi menggunakan
software ImageJ versi 1.46r.

4.1 Distribusi Nilai Dimensi Fractal Trabekula Peri-Implan Sisi Mesial


dan Distal Pada Mandibula
Hasil penelitian ini diperoleh nilai dimensi fractal trabekula peri-implan
mandibula pasien implan pada sisi mesial dengan nilai rata-rata 1,179±0,057, nilai
dimensi fractal minimum adalah 1,102 dan maksimum 1,307. Sementara pada sisi
distal diperoleh nilai rata-rata 1,140±0,106 dengan nilai dimensi fractal minimum
adalah 0,918 dan maksimum 1,301. (Tabel 2)

Tabel 2. Rerata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan sisi mesial dan distal pada
mandibula

Nilai Dimensi Fractal


Mean SD Minimum Maksimum
Trabekula Peri-implan
Mesial 1,179 0,057 1,102 1,307

Distal 1,140 0,106 0,918 1,301

4.2 Distribusi Nilai Dimensi Fractal Trabekula Normal Sisi Mesial dan
Distal Pada Mandibula
Berdasarkan tabel 3 diperoleh nilai dimensi fractal trabekula normal
mandibula pasien implan pada sisi mesial dengan nilai rata-rata 1,156±0,052, nilai
dimensi fractal minimum adalah 1,065 dan maksimum 1,274. Sementara pada sisi

Universitas Sumatera Utara


34

distal diperoleh nilai rata-rata 1,172±0,074 dengan nilai dimensi fractal minimum
adalah 0,999 dan maksimum 1,284.

Tabel 3. Rerata nilai dimensi fractal trabekula normal sisi mesial dan distal pada
mandibula

Nilai Dimensi Fractal


Mean SD Minimum Maksimum
Trabekula Normal
Mesial 1,156 0,052 1,065 1,274

Distal 1,172 0,074 0,999 1,284

4.3 Rerata Nilai Dimensi Fractal Trabekula Peri-Implan dan Sisi


Trabekula Normal Pada Mandibula
Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata dimensi fractal pada kelompok
trabekula peri-implan adalah 1,159±0,065 dan pada kelompok trabekula normal
adalah 1,164 ± 0,046. Setelah dilakukan uji signifikansi dengan menggunakan
independent t-test, diperoleh bahwa nilai p=0,840 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa
perbandingan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan dan sisi trabekula normal
pada mandibula tidak signifikan. (Tabel 4)

Tabel 4. Rerata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan dan sisi trabekula normal
pada mandibula

No. Kelompok N Nilai Dimensi Fractal P Value

1. Trabekula Peri-implan 15 1,159±0,065


0.840
2. Trabekula Normal 15 1,164 ± 0,046

Universitas Sumatera Utara


35

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini digunakan data sekunder yang terdiri dari 9 radiografi
panoramik dengan jumlah sampel sebanyak 15 implan pada mandibula yang telah
dilakukan pemasangan selama 3-6 bulan dan 15 gigi-geligi sehat (non-implan)
sebagai sisi kontrol. Dari hasil foto panoramik tersebut dapat dilakukan pengukuran
nilai dimensi fractal menggunakan software ImageJ versi 1.46r dengan metode box-
counting. Penggunaan data sekunder tersebut dikarenakan oleh keterbatasan sampel
yang tersedia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan pengumpulan data secara
primer.
Rerata nilai dimensi fractal trabekula peri-implan mandibula pasien implan
pada sisi mesial diperoleh nilai sebesar 1,179±0,057 dan pada sisi distal diperoleh
nilai rata-rata 1,140±0,106. Nilai dimensi fractal trabekula normal mandibula pasien
implan pada sisi mesial dengan nilai rata-rata 1,156±0,052 dan pada sisi distal
diperoleh nilai rata-rata 1,172±0,074. Hasil penelitian ini didapatkan nilai dimensi
fractal lebih rendah daripada penelitian yang dilaporkan oleh Ilhan et al. (2017). Pada
penelitian Sansare et al.(2012), nilai dimensi fractal post-implan (setelah 3 bulan
pemasangan implan) pada mandibula posterior sebesar 1,23±0,18.4 Mu et al. (2013)
mendapatkan nilai dimensi fractal trabekula peri-implan sebelum pemberian beban
(loading) sebesar 1,4213±0,0525 pada maksila dan mandibula baik pada anterior dan
posterior.30
Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh adanya pemilihan area rahang yang
berbeda dan diskrepansi dalam penentuan ROI. 5 Penelitian ini hanya menggunakan
implan premolar atau molar mandibula untuk mengeliminasi terjadinya superimposisi
dari wujud anatomi lainnya seperti sinus maksilaris dan palatum durum. 6 Pada
penelitian Ilhan et al. (2017), ROI ditentukan seluas mungkin pada sisi mesial, distal,
dan apikal implan untuk mempertahankan sebanyak mungkin informasi yang berguna
dari suatu gambar radiografi.5 Namun beberapa studi telah menilai keakuratan

Universitas Sumatera Utara


36

perhitungan dimensi fractal dari gambar radiografi, ditemukan bahwa hal tersebut
tidak sensitif terhadap variasi pengukuran besar atau kecil. Selanjutnya, ditemukan
bahwa penempatan ROI lebih penting daripada penetapan ukuran ROI. Pada
penelitian ini ditetapkan ukuran ROI 3x10 mm dari ulir pertama implan dan diberi
jarak 1 mm dari sisi mesial dan distal karena adanya remodeling dalam tulang sekitar
1 mm dari implan.30
Rerata nilai dimensi fractal pada kelompok trabekula peri-implan adalah
1,159±0,065 dan pada kelompok trabekula normal adalah 1,164 ± 0,046 dengan
p=0,840 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa perbandingan nilai dimensi fractal
trabekula peri-implan dan sisi trabekula normal pada mandibula tidak signifikan. Hal
ini sesuai dengan penelitian Ilhan et al. (2017) yang diperoleh hasil tidak signifikan
terhadap nilai dimensi fractal pada trabekula peri-implan setelah pemasangan protesa
setelah 12 bulan dan sisi kontralateral sehat. 5 Dapat dinyatakan bahwa nilai dimensi
fractal pada mandibula trabekula peri-implan setelah 3 sampai 6 bulan pemasangan
implan menunjukkan hasil yang sebanding dengan sisi trabekula normal. Hal ini
disebabkan waktu pemasangan implan berada pada periode minimal yaitu 3-6 bulan
dari proses penyembuhan yang dibutuhkan sebelum dilakukan pemberian muatan 4
sehingga dianggap sudah terjadi penyembuhan tulang disekitar implan gigi.5 Nilai
dimensi fractal dari tulang trabekula pada peri-implan diberi skor dan dinilai sehat
ketika dimensi tersebut sesuai dengan sisi yang berlawanan pada radiografi
panoramik digital.34 Jung menyatakan bahwa tidak terdapat perubahan signifikan
nilai dimensi fractal dalam 6 bulan pertama setelah pemasangan implan.30
Meskipun perbandingan nilai dimensi fractal yang didapatkan dalam
penelitian ini menunjukkan perbedaan nilai yang tidak signifikan, namun nilai rata-
rata pada sisi trabekula peri-implan lebih rendah dari sisi trabekula normal dimana hal
ini berbeda dengan penelitian Ilhan et al. yang diperoleh nilai dimensi fractal sisi
peri-implan lebih tinggi dibandingkan dengan sisi trabekula sehat.5 Hal ini dapat
disebabkan perbedaan pada waktu yang digunakan pada sisi trabekula peri-implan
dimana Ilhan et al. dan Mu et al. menetapkan waktu pada sisi peri-implan yaitu 12
bulan setelah pemberian beban pengunyahan.5 Penelitian Zeytinoğlu et al.

Universitas Sumatera Utara


37

menggunakan interval waktu yaitu 3, 6 dan 12 bulan setelah pemberian beban


pengunyahan pada implan. Namun tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
pemuatan prosthesis setelah 6 dan 12 bulan.6 Pada penelitian ini, sisi trabekula peri-
implan yang ditetapkan adalah 3-6 bulan setelah pemasangan implan namun belum
diberikan beban pengunyahan.
Implan setelah pemuatan fungsional (functional loading) menunjukkan tanda-
tanda remodeling tulang, termasuk adanya unit multiseluler tulang dan tingkat
hubungan implan-tulang yang lebih tinggi.30 Pemuatan mekanik juga meningkatkan
fraksi volume tulang dan ketebalan trabekula, dan juga dapat mengubah morfologi
trabekula.6,30 Pengurangan dan penambahan matriks tulang oleh osteoklas dan
osteoblas dapat mengubah arsitektur trabekuler, yang telah terbukti menjadi faktor
penting dalam mempengaruhi sifat mekanik tulang dan sangat berkorelasi dengan
kekuatan tulang.30
Radiografi yang digunakan dalam penelitian ini adalah radiografi panoramik,
dimana jenis radiografi ini sering digunakan sebagai metode radiografi untuk evaluasi
pra-implan dan persiapan protokol perawatan. Meskipun resolusi dan ketajaman
radiografi panoramik kurang dari radiografi intraoral, radiografi panoramik adalah
alat yang sangat baik untuk gambaran area maksilofasial, termasuk banyak struktur
vital, seperti sinus maksilaris, saraf alveolar inferior dan fossa nasal. Unit radiografi
panoramik tersedia secara luas membuat teknik pencitraan ini sangat berguna dan
populer sebagai alat evaluasi.1 Radiografi panoramik untuk pemasangan implan telah
digunakan untuk analisis fractal dalam penelitian sebelumnya. Analisis fractal juga
telah dilakukan pada radiografi periapikal dan panoramik, dengan hasil signifikan
yang diperoleh pada kedua jenis gambar.4
Analisis fractal melibatkan prosedur komputasi matematika yang digunakan
untuk menentukan dimensi fractal. Dimensi-dimensi ini mengacu pada kepadatan
objek geometrik, yang dapat disegmentasikan menjadi bagian-bagian di mana setiap
bagian adalah salinan yang diperkecil dari keseluruhan.34 Palla et al. melakukan
penelitian menggunakan analisis fractal untuk melihat perbandingan pada daerah
edentulus dan daerah bergigi yang diperoleh hasil yang signifikan dengan nilai

Universitas Sumatera Utara


38

dimensi fractal pada daerah edentulus yang lebih rendah.34 Analisis fractal telah
diteliti untuk menilai perubahan pada periodontal dan periapikal rutin dan dilaporkan
dapat menjadi alat diagnostik yang bermanfaat. 33,34 Perubahan osteoporosis terkait
usia juga telah dievaluasi dalam sebuah penelitian yang menunjukkan variasi
signifikan dalam dimensi fractal pada penilaian terhadap pasien normal dan
osteoporosis serta juga dinyatakan bahwa daerah premolar bawah sebagai lokasi yang
cocok untuk dilakukan analisis fractal.33,35
Terdapat kontradiksi dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
saat ini tidak ada persetujuan mengenai hubungan antara dimensi fractal dan
kompleksitas tulang trabekula. Beberapa temuan mendukung gagasan bahwa dimensi
fractal meningkat dalam keadaan terkena penyakit dan osteoporosis, sementara yang
lain mendukung gagasan bahwa kondisi sakit dapat mengurangi kompleksitas
trabekula dan menurunkan dimensi fractal.6
Telah diketahui bahwa tulang trabekula menunjukkan anisotropi terarah dari
sifat mekanik dan arsitekturnya, tergantung pada fungsi fisiologis dan pemuatan
mekaniknya pada tulang. Oleh karena itu, mungkin dapat untuk dinyatakan bahwa
kedua asumsi itu mungkin benar, tergantung pada penyakit yang memengaruhi tulang
trabekula dan bagaimana hal tersebut dapat menghancurkan trabekula halus di
berbagai bagian tubuh.6
Menjadikan analisis fractal sebagai prosedur klinis rutin dinilai perlu adanya
kesepakatan mengenai metode estimasi analisis fractal. Hal ini dapat dicapai dengan
melakukan lebih banyak uji klinis dan pada ukuran sampel yang lebih besar.
Mengingat kontroversi seputar analisis fractal, perlu dilakukan studi klinis analitik
lebih lanjut. Penelitian ini dapat membentuk dasar untuk penelitian lebih lanjut
dengan kelompok populasi yang berbeda, akhirnya menjadikan analisis fractal
sebagai alat prognostik untuk implan intraosseus.4
Penting untuk dilakukan pemeriksaan tulang peri-implan pada interval
tertentu untuk memastikan adanya tulang yang adekuat dan mendeteksi tanda-tanda
kegagalan integrasi pada tahap awal.5-6 Telah ditunjukkan bahwa kondisi radiografi di
sekitar tulang trabekula, seperti kuantitas atau sudut penyinaran, tidak mempengaruhi

Universitas Sumatera Utara


39

dimensi fractal dari pola trabekular.5,6,23 Oleh karena itu, analisis fractal dipercaya
sebagai metode yang ekonomis dan mudah didapat untuk menilai perubahan pada
tulang trabekula.4,5

Universitas Sumatera Utara


40

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Rata-rata nilai dimensi fractal dengan menggunakan radiografi panoramik
pada kelompok trabekula peri-implan adalah 1,159±0,065 dan pada kelompok
trabekula normal adalah 1,164 ± 0,046.
2. Berdasarkan hasil uji statistik parametrik dengan independent t-test,
didapatkan nilai p>0,05 yaitu p=0,840 (tidak signifikan) yang menunjukkan bahwa
nilai dimensi fractal dengan menggunakan radiografi panoramik pada mandibula
trabekula peri-implan setelah 3 sampai 6 bulan pemasangan implan menunjukkan
hasil yang sebanding dengan sisi trabekula normal.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan
menggunakan radiografi yang berbeda.
2. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dilakukan pada kelompok dengan
jumlah sampel lebih besar agar diperoleh hasil yang lebih representatif.

Universitas Sumatera Utara


41

DAFTAR PUSTAKA

1. Gulsahi A. Bone Quality Assessment for Dental Implants.In: Turkyilmaz I. eds.


Implant Dentistry - The Most Promising Discipline of Dentistry, Croatia: In Tech.,
2011:437-452.
2. Veltri M, Ferrari M, Balleri P. Correlation of Radiographic Fractal Analysis with
Implant Insertion Torque in Rabbits Trabecular Bone Model. Int J Oral Maxillofac
Implants 2011; 26: 108-114.
3. Ibrahim N, Parsa A, Hassan B, van der Stelt P, Wismeijer D. Diagnostic imaging
of trabecular bone microstructure for oral implants: a literature review.
Dentomaxillofac Radiol 2013; 42: 1-5.
4. Sansare K, Singh D, Karjodkar F. Changes in the fractal dimension on pre- and
post-implant panoramic radiographs. Oral Radiol 2012; 28: 15–23.
5. Ilhan B, Güneri P, Saraçoglu A, Koca H, Boyacioglu H. A comparison of fractal
dimension values of peri-implant bone and healthy contralateral side using
panoramic radiographs. J Oral Maxillofac Radiol 2015; 3: 1-6.
6. Zeytinoğlu M, İlhan B, Dündar N, Boyacioğlu H. Fractal analysis for the
assessment of trabecular peri-implant alveolar bone using panoramic radiographs.
Clin Oral Invest 2014.
7. Lee DH, Ku Y, Rhyu IC, Hong JU, Lee CW, Heo MS, et al. A clinical study of
alveolar bone quality using the fractal dimension and the implant stability quotient.
J Periodontal Implant Sci 2010; 40: 19-24.
8. Corpas Ldos S, Jacobs R, Quirynen M, Huang Y, Naert I, Duyck J. Peri-implant
bone tissue assessment by comparing the outcome of intra-oral radiograph and
cone beam computed tomography analyses to the histological standard. Clin Oral
Implants Res 2011; 22: 492-9.
9. Sumantri DSS, Firman RN, A. Azhari. Analisis radiograf periapikal menggunakan
software imageJ pada abses periapikal setelah perawatan endodontik. 2017; 3(1):
29-34.

Universitas Sumatera Utara


42

10. Oliveira MCL, Santos AC, Paulo G, Campos PSF, Santos J. Application of a
newly developed software program for image quality assessment in cone beam
computed tomography. Imaging Sci Dent 2017; 47: 75-86.
11. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology principles and interpretation. Ed 6 th.
Canada: Elsevier, 2014:155-6.
12. Avery JK, Chiego DJ. Essentials of Oral Histology and Embryology. Ed 3 th.
Missouri: Elsevier, 2006:160.
13. Taguchi A, Tanimoto K, Akagawa Y, Suei Y, Wada T, Rohlin M. Trabecular
bone pattern of the mandible. Comparison of panoramic radiography with
computed tomography. Dentomaxillofac Radiol 1997; 26: 85-9.
14. Sakaguchi RL, Powers JM. Craig’s Restorative Dental Materials. Ed 13 th.
Philadelphia: Elsevier, 2012:356-367.
15. Taylor TD, Laney WR. Dental Implants: Are They for Me?.
http://dentalimplants.uchc.edu/about/types.html (17 Januari 2018).
16. Yunus B. Keterbatasan radiografi panoramik dalam pengukuran
ketidaksimetrisan mandibula. J Dentomaxillofac Sci 2007:16-20.
17. Cash M, Perschbacher S. Panoramic Radiographic Technique – Patient.
https://iits.dentistry.utoronto.ca/node/751 (15 Januari 2018).
18. Boel T. Dental radiografi prinsip & teknik. Medan: USU press, 2015:64.
19. Nowzari H, Chee W, Yi K, Pak M, Chung WH, Rich S. Scalloped Dental
Implants: A Retrospective Analysis of Radiographic and Clinical Outcomes of
17 Nobel Perfect Implants in 6 Patients. Clin Implant Dent Relat Res 2006 ;8(1):
1-10.
20. Wayne Rasband. ImageJ: Introduction. https://imagej.nih.gov/ij/docs/intro.html
(17 Januari 2018).
21. Wayne Rasband. Fractal Dimensions and Complexity.
https://imagej.nih.gov/ij/plugins/fraclac/FLHelp/FractalDimension.html (17
Januari 2018).

Universitas Sumatera Utara


43

22. Oliveira ML, Saraiva JA, Scaf G, Monteiro Loffredo LC, Tosoni GM. Fractal
dimension of the mandibular trabecular bone measured on digital and digitized
images. J Oral Maxillofac Radiol 2015; 3: 39-43.
23. Suer BT, Yaman Z, Buyuksarac B. Correlation of Fractal Dimension Values with
Implant Insertion Torque and Resonance Frequency Values at Implant Recipient
Sites. Int J Oral Maxillofac Implants 2016; 31: 55-62.
24. Hupp JR. Introduction to Implant Dentistry: A Student Guide. J Oral Maxillofac
Surg. 2017; 75(Suppl): 3, 85.
25. Darmawan M. Image-J Review (Powerful and Versatile Quantitative Image
Analysis Tool). https://martendarmawan.wordpress.com/2013/11/21/image-j-
review-powerful-and-versatile-quantitative-image-analysis-tool/ (20 Januari
2018).
26. Sampurno J, Faryuni ID. Metode Analisis Fractal. Ed 1. Yogyakarta:
DEEPUBLISH. 2016: 1-5, 14-5.
27. Putra D. Pengolahan Citra Digital. Ed 1. Yogyakarta: ANDI. 2010: 374-5, 410-1.
28. Vasovic M, Jovanovic L, Djordjevic A. Bone Quality Assessment of Dental
Implant Recipient Sites. Ser J Exp Clin Res 2015; 16 (4): 327-331.
29. S. Parithimarkalaignan, T. V. Padmanabhan. Osseointegration: An Update. J
Indian Prosthodont Soc (Jan-Mar 2013) 13(1):2–6.
30. Mu TJ, Lee DW, Park KH, Moon IS. Changes in the fractal dimension of peri-
implant trabecular bone after loading: a retrospective study. J Periodontal
Implant Sci 2013; 43(5): 209-214.
31. Bosshardt DD, Chappuis V, Buser D. Osseointegration of titanium, titanium
alloy and zirconia dental implants: current knowledge and open questions.
Periodontol 2000 2017; 73(1): 22-40.
32. Jolley L, Majumdar S, Kapila S. Technical factors in fractal analysis of periapical
radiographs. Dentomaxillofac Radiol 2006; 35: 393-7.
33. Saeed SS, Ibraheem UM, Alnema MM. Quantitative analysis by pixel intensity
and fractal dimensions for imaging diagnosis of periapical lesions. Int J Enhanc
Res Sci Technol Eng 2014; 3: 138-44.

Universitas Sumatera Utara


44

34. Palla S, Rangdhol V, Jeelani S, Vandana S, Sivasankarai T. Comparative


Evaluation of Bone Densities in Edentulous and Dentulous areas by Fractal
Analysis on Panoramic Radiographs – A Retrospective Study. J Adv Clin Res
Insights 2017; 4:84-7.
35. Tosoni GM, Lurie AG, Cowan AE, Burleson JA. Pixel intensity and fractal
analyses: Detecting osteoporosis in perimenopausal and postmenopausal women
by using digital panoramic images. Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol
Endod 2006; 102: 235-41.
36. Annadhason A. Methods of Fractal Dimension Computation. IRACST -
International Journal of Computer Science and Information Technology &
Security (IJCSITS) 2012; 2: 166-169.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 2

Data Hasil Perhitungan Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Mesial Peri-Implan 15 1.102 1.307 1.17853 .056747
Distal Peri-Implan 15 .918 1.301 1.14033 .106204
Mesial Sehat 15 1.065 1.274 1.15567 .052328
Distal Sehat 15 .999 1.284 1.17160 .074392
Valid N (listwise) 15

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


Nilai Dimensi Fraktal Peri-Implan 15 1.15943 .065049 .016796
Trabekula
Sehat 15 1.16363 .046006 .011879

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig.
(2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
Nilai Dimensi Equal 1.545 .224 - 28 .840 -.004200 .020572 - .037939
Fraktal variances .204 .046339
Trabekula assumed
Equal - 25.203 .840 -.004200 .020572 - .038151
variances .204 .046551
not assumed

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.


*
Nilai Dimensi Fraktal Peri-Implan .134 15 .200 .923 15 .215
Trabekula
Sehat .187 15 .166 .949 15 .515
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 3

RINCIAN BIAYA PENELITIAN

PERBANDINGAN NILAI DIMENSI FRACTAL TRABEKULA


PERI-IMPLAN DAN SISI TRABEKULA SEHAT
PADA MANDIBULA MENGGUNAKAN
RADIOGRAFI PANORAMIK

Besar biaya yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebesar dua juta seratus
ribu rupiah dengan rincian sebagai berikut:
Biaya alat tulis, kertas dan tinta printer : Rp 550.000,00
Biaya pengadaan proposal dan hasil penelitian : Rp 750.000,00
Biaya transportasi : Rp 700.000,00
Biaya suvenir : Rp 900.000,00
+
Jumlah : Rp 2.900.000,00

Biaya penelitian ditanggung oleh peneliti sendiri.

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Waktu Penelitian
Agustus September Oktober November Januari
No. Kegiatan
2017 2017 2017 2017 2018
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat izin

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisis Data

7. Penyusunan Laporan

Universitas Sumatera Utara


Waktu Penelitian
Februari Maret
No. Kegiatan April 2018 Mei 2018 Juni 2018 Juli 2018
2018 2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat izin

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisis Data

7. Penyusunan Laporan

Universitas Sumatera Utara


Lampiran 5
DATA PERSONALIA PENELITI

Riwayat Peneliti
Nama : Aditha Khalissha Shahna
Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 18 November 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 1 (satu) dari 2 (dua) bersaudara
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Kav. H. Darmansyah Jl. Pringgondani RT 002/010
No. 20, Margahayu, Bekasi Timur, Jawa Barat
No. Telp : 087868651419
Alamat e-mail : adithakhalissha@gmail.com

Riwayat Pendidikan
2001 – 2007 : SDN Margahayu XIII
2007 – 2010 : SMPN 2 Bekasi
2010 – 2013 : SMAN 3 bekasi
2014 – sekarang : Program Sarjana-1 Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai