Tugas Individu Praktek KMB 1
Tugas Individu Praktek KMB 1
DISUSUN OLEH
NAMA : FERDINAN TUAH GINTING MANIK
NIM : 18020705
Terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung.Pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih saya kepada ;
1. Bapak Ns.Johansen Hutajulu,AP,S.Kep.M.Kep
2. Ibu Ns.Laura Siregar,Skep,M.Kep
3. Ibu Yunida Simanjuntak,SKM,MKM
4. Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tapanuli Utara
5. Ibu Kepala Ruangan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tapanuli Utara
6. Teman – teman sejawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tapanuli
Utara.
Semoga laporan tugas ini dapat bermanfaat untuk saya maupun yang membaca makalah
ini.Akhir kata saya mengucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………. i
Daftar isi ……………………………………………………………………… ii
BAB I Pendahuluan ………………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II Tinjauan Pustaka …………………………………………………… 3
2.1 Konsep dan Teori kolesistitis
1. Defenisi
2. Klasifikasi
3.Etiologi
4.Patofisiologi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Manfaat
Penyusunan laporan tugas ini diharapkan bermanfaat bagi penulis untuk dapat melaksanakan
asuhan keperawatan yang tepat sehingga dapat memberikan kepuasan bagi penderita dan keluarga.
Laporan tugas ini juga diharapkan mampu memberikan motivasi bagi teman – teman perawat
Laporan tugas ini juga diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan
2. Klasifikasi
4.Patofisiologi
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan untuk penimbunan cairan dalam rongga pleura.dapat berupa
cairan transudat dan eksudat.Transudat terjadi akibat tekanan vena pulmonalis,misalnya pada gagal ginjal.Eksudat
terjadi disebabkan oleh peningkatan atau keganasan pelura dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau
gangguan absorsi getah bening.Pleura cenderung tertinbun pada dasar paru akibat gaya gravitasi.
Rongga Pleura termasuk rongga potensial tubuh yang berisi cairan kental yang mengandung protein yang
melumasi permukaan paru – paru.Membran permukaan rongga poetnsial biasanya tidak mempunyai resistensi
yang cukup bermakna bagi jalannya cairan,elektrolit ataupun protein yang dengan mudah keluar masuk antara
rongga dan jaringan interstitial di jaringan sekitarnya.Akibatnya,cairan dalam kapiler yang berdekatan dengan
rongga potensial akan berdifusi tidak hanya ke dalam cairan interstitial tetapi juga ke dalam rongga potensial.
Protein terkumpul dalam rongga potensial akibat kebocoran kapiler.Protein harus dikeluarkan melalui
saluran limfe untuk di sirkulasikan kembali.Setiap rongga potensial berhubungan langsung maupun tidak
.Ketika terjadi edema pada jaringan subkutan yang berdekatan dengan rongga poetensial,cairan edema
biasanya juga akan terkumpul di rongga potensial,dan cairan itu disebut “Efusi”.( Buku Fisiologi Kedokteran
Edisi 11 )
5.Manifestasi klinis
1. Sesak nafas
2.Keletihan
3.Batuk
6. Penatalaksanaan
1.Drainase cairan
2.Pemberian Antibiotik
3.Operatif
4.Pleurodesin
7. Pemeriksaan Penunjang
1. Istirahat
2.Sirkulasi
3.Intregritas Ego
4.Eliminasi
6.Neurosensori
7.Nyeri/ketidak nyamanan
8.Pernafasan
9.Pembelajaran/Penyebab
Diagnosa Keperawatan merupakan sebuah label singkat yang menggambarkan kondisi pasien
yang diobservasi dalam praktek.Kondisi ini dapat berupa masalah – masalah actual atau potensial atau
pemeikiran kritis dan pengambilan keputusan,serta menyediakan istilah yang dipahami secara universal
dan konsisten diantara para perawat yang bekerja di berbagai tatanan,termasuk rumah sakit,klinik rawat
jalan,fasilitas perawatan lain,fasilitas kesehatan okupasi dan praktek pribadi/swasta.(Buku saku Diagnosis
Keperawatan Edisi 9 )
2.2.3 Intervensi
No Diagnosa NOC NIC Rasional
Keperawatan
1 Defisit perawatan diri Tujuan: Kemampuan untuk Membantu atau Kebutuhan gizi
menyiapkan atau memakan menyediakan terpenuhi
mkanan secara mandiri asupan makanan
dan minuman diet
Kriteria Hasil ; Klien dapat seimbang
menghabiskan makanan
2.2.5 Evaluasi
Diagnosa 1
Menunjukkan pola pernafasan yang efektif yang dibuktikan oleh status pernafasan yang tidak
terganggu
Menunjukkan status pernafasan:ventilasi tidak terganggu
Tingkat suhu,nadi dan pernafasan dalam rentang normal
Diagnosa 2
Kelebihan cairan dapat dikurangi,yang dibuktikan oleh keseimbangan cairan
Keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
Pasien dapat menyatakan kepahaman tentang obat yang di programkan.
Diagnosa 3
Pasien dapat tidur
Perasaan pasien segar setelah tidur
Pasien terbangun di waktu yang sesuai. .
Diagnosa 4
Pasien dapat menyadari keterbatasan energy
Pasien dapat menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Kebutuhan tidur terpenuhi.
BAB.III
METODELOGI STUDI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn.J.
Umur : 22 Tahun
Status perkawinan : Belum Menikah
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Agama : Kristen
Alamat : Lumban Sibaganding Desa Sipultak Dolok
Tanggal/Jam masuk : 04 -12-2018 / 14.00 WIB
Tanggal pengkajian : 04 – 12 - 2018
Diagnosa Medis : Efusi Pleura
V. PEMERIKSAAN FISIK
A.Keadaan Umum : Lemah dan pucat
B. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah : 90/ 60 mmHg
Nadi : 80 x/m
Pernafasan : 18 x/i
Suhu : 37 ⁰C
Skala nyeri :1-3
Hb : 11,9
C.Pemeriksaan Head to Toe
> Kepala dan Rambut
- Bentuk : Simetris
- Ubun – ubun : Tidak teraba
- Kulit Kepala : Keras
> Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata
- Bau : Tidak ada
- Warna Kulit : Coklat
- Struktur wajah : Oval
> Pemeriksaan Integumen
- Kebersihan : Baik
- Kehangatan : Kurang baik
- Warna : Sawo matang
- Turgor : Baik
- Kelembaban : Baik
- Kelainan pada kulit : Tidak ada
> Pemeriksaan Thoraks/Dada
- Inspeksi Thoraks
- Pernafasan : Dsypnoe
- Tanda kesulitan bernafas : Ada
> Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi : Denyut Normal
- Palpasi : Pulsasi tidak ada
- Perkusi : Tidak Dilakukan
Diagnosa 2
Defisit perawatan diri berhubungan dengan nyeri abdomen untuk mencerna makanan ditandai
dengan ketidakmanpuan klien dalam menyelesaikan makan.
Diagnosa 3
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan peningkatan retensi cairan isotonik ditandai
dengan Effusi pleura
Diagnosa 4
Mual berhubungan dengan efek kimia obat ditandai dengan klien menghidari makanan
dan minuman
Diagnosa 5
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisik memburuk ditandai dengan lesu dan tidak
bergairah.
X. PERENCANAAN
1.Pengkajian
Pengumpulan data dilakakukan dengan wawancara dan observasi dan melakukan pemeriksaan
fisik langsung pada Tn.J Keluhan utama pasien adalah sesak nafas,batuk ,cepat merasa letih dan tidak
nafsu makan. Tanda – tanda vital TD : 90/60 mmHg,P : 18 x/i,N : 80 x/i,T:37°C.
Pada saat pengkajian dilakukan tidak semua keluhan klien merupaka gejala – gejala Effusi
pleura,kemungkinan hal ini karena terinfeksinya klien dengan penyakit lain yaitu Tuberkolosis paru.
2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan merupakan label singkat yang menggambarkan kondisi pasien yang di
observasi dalam praktek.Kondisi ini dapat berupa masalah – masalah actual atau potensial,atau diagnosis
sejahtera.( Buku Diagnosis Keperawatan Edisi 10 )
Pada saat pengkajian dilakukan ada 4 Diagnosa Keperawatan yang ditemukan
> Defisit perawatan diri b/d nyeri abdomen d/d ketidakmampuan klien menyelesaikan makan
> Kelebihan volume cairan b/d peningkatan retensi cairan isotonic d/d pleura efusi
> Mual b/d efek kimia obat d/d klien menghindarai makanan
> Keletihan b/d kondisi fisik memburuk d/d lesu dan tidak bergairah
3.Rencana Tindakan
Rencana Keperawatan adalah suatu rangkaian kegiatan penentuan langkah – langkah pemecahan
masalah dan prioritasnya,perumusan tujuan,rencana tindakan,dan penilaian asuhan keperawatan pada
pasien berdasarkan analisa data dan diagnose keperawatan
4.Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien,faktor – faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan.
5.Evaluasi
Dokumentasi keperawatan pada tahap ini adalah membandingkan secara sistemik dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan dengan kenyataan yang ada pada
klien,dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya
.Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses keperawatan yang berguna apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain.
Dan setelah 3 hari dilakukan asuhan keperawatan masih ada intervensi keperawatan yang belum
tercapai hal ini disebabkan keadaan tersebut harus dilakukan dalam waktu yang lama dan tetap
berkolaborasi dengan dokter dan keluarga pasien tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn.J.S dilakukan pengkajian baik secara teoritis maupun
secara tinjauan kasus dan di dapatkan kesimpulan sebagai berikut;
1. Pengkajian dilakukan secara head to toe yang mendukung ditegakkannya Diagnosa
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa data didapatkan 5 diagnosa pada pasien
3. Intervensi yang disusun berdasarkan pada data yang muncul pada pengkajian.
4. Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan intervensi dalam teori.
5. Mengacu pada intervensi dan implementasi hasil evaluasi,ada sebagian diagnose keperawatan
yang belum teratasi.
B. Saran
Untuk kemajuan selanjutnya maka disarankan kepada ;
1. Keluarga pasien untuk dapat memberi motivasi kepada pasien dalam hal kebutuhannya.
2. Perawat harus dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih dalam memberikan
pelayanan yang lebih komprehensif.
Daftar Pustaka
Fisiologi kedokteran Edisi 11,Patofisiologi Edisi 1,Buku saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9,
Buku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.
DAFTAR PUSTAKA
Diisi ya pak