Anda di halaman 1dari 8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah. ............................................................................... 5
1.3 ManfaatPenulisan. ................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Gambaran Umum Negara .................................................................... 7
Batas-Batas Negara Singapura ....................................................... 7
Bentuk Negara Singapura .............................................................. 7
Jumlah Penduduk Singapura .......................................................... 7
Luas Wilayah Singapura ................................................................ 7
Kepadatan Penduduk ..................................................................... 7
2.2 Sejara Singkat Perencanaan Tata Ruang Singapura. ........................... 22
2.3 Perencanaan Tata Ruang Singapura. .................................................... 45
2.4 Isu Masalah Perencanaan Tata Ruang Singapura ................................ 49
2.5 Peraturan Undang-Undang Tentang Tata Ruang di Singapura ............ 53
2.6 Skema Perencanaan Tata Ruang Singapura ......................................... 54
2.7 Pembagian Wewenang ......................................................................... 54
2.8 Peta dan Grafik .................................................................................... 54

BAB III Penutup


3.1 Kesimpulan. ........................................................................................ 57
3.2 Saran ................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ iii


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Negara


Ibu Kota : Singapura
Bentuk Pemerintahan : Republik
Kepala Negara : Presiden
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Bahasa Nasional : Inggris
Lagu Kebangsaan : Majulah Singapura
Mata Uang : Dolar Singapura
Agama : Budha, Konghucu, dan Tao (75 %), Islam (20 %),
Kristen (5 %).
Penduduk : Cina (74 %), Melayu (14 %), India, dan Pakistan
(8 %), ras lain (4 %)
Jumlah Pendudu : 5.31 juta jiwa pada tahun 2012

A. Letak, Luas dan Batas- Batasan Negara Singapura


Letak geografis Singapura di sebelah selatan semenanjung melayu,
merupakan sebuah negara yang berupa pulau kecil di Semenanjung
Malka. Secara astronomis pada garis lintang 1º15' LU - 1º26' LU dan
garis bujur 103º40' BT - 104º BT. Luas negara ini 818 km² dengan 54
pulau di sekitarnya.
Batas - batas negara singapura adalah
 Utara : Selat Johor
 Timur : Laut China Selatan
 Selatan : Selat Singapura
 Barat : Selat Malaka.
B.Bentang Alam :
Di bagian tengah Singapura terdapat perbukitan dengan puncak tertinggi
Bukit timah (177m). Bagiat barat merupakan perbukitan rendah dan
lembah sungai, antara lain Sungai Jurong dan lebah Sungai Pengsiang.
Bagian timur merupakan dataran rendah di bagian selatan ditandai
dengan adanya rawa.
C. Iklim
Singapura beriklim tropis dengan temperatur dan curah hujan tinggi.
D. Keaadaan Penduduk
Penduduk singapura tahun 2300 berjumlah 4,4 juta jiwa. Singapura
merupakan negara dengan penduduk terpadat di dunia (7.120 jiwa/km²)
dengan angka pertumbuhan penduduk mencapai 0,75 pertahun. Penduduk
Singapura terdiri dari beberapa golongan, China (75%), Melayu (15%),
India, sisanya adalah orang India, Pakistan, Srilangka, dan keturunan
Eropa. Agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Singapura
adalah agama Buddha (56%), sisanya agama Kristen, Islam dan Hindu.
E. Kegiatan Ekonomi
Singapura merupakan negara yang kehidupan ekonominya tinggi yang
didukung dari sektor industri dan perdangangan wisata dan jasa-jasa.
Singapura merupakan negara dengan mengedepankan perdagangan hal ini
didukung oleh letak yang strategis (daerah transito) baik laut maupun
udara. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan diadakan bulan belanja
murah.
2.2 Sejarah Singkat Perencanaan Tata Ruang
Singapura modern terjadi pada tahun 1819 oleh Sir Stamford Raffles, pada
saat itu ia mendirikan sebuah pelabuhan untuk para koloni dari Inggris. Di
bawah pemerintahan kolonial Inggris, Singapura telah berubah menjadi
pelabuhan yang amat strategis, mengingat letaknya yang ada di tengah-tengah
jalur perdagangan di antara India dan Cinayang yang akhirnya menjadi salah
satu pelabuhan yang terpenting di dunia sampai hari ini.
Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819. Dia menjumpai sebuah
perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh
seorang Temenggung Johor. Karena limpahan airnya yang sangat segar pada
saat itu, Raffles menjadikan tempat itu untuk para koloninya tinggal. Setelah
menandatangani perjanjian pada tanggal 6 Februari tahun yang sama, Raffles
meninggalkan pemukiman, dan menyerahkan tanggung jawab kepada Kolonel
William Farquhar dan pada akhir Mei, Raffles kembali lagi, karena semakin
pesatnya perkembangan kota, ia menyadari perlunya rencana perkotaan formal
untuk memandu perluasan fisik. Lalu Raffles pergi kembali dan pada Oktober
1822, raffles kembali ke singapura dan membentuk Komite Kota dipimpin
oleh Letnan Philip Jackson untuk menyusun suatu rencana formal untuk
jajahan, yang kemudian dikenal sebagai Rencana Jackson. Yaitu dengan
meletakkan dasar jalan kota dan tata letak zonal, Misalnya, alokasi lembaga
sipil di tepi utara sungai Singapura dan penciptaan daerah komersial utama
yang kemudian dikenal sebagai "Komersial Persegi" dan ditepi selatan
berkembang menjadi distrik Civic dan CBD di kedua sisi sungai dengan pola
grid. Sedangkan zona permukiman berada di Chinatown, Little India, dan
Kampong Glam, yang bias menarik perhatian wisatawan. Tetapi rencana
komite kota yang dipimpin oleh Jackson hanya berjalan 8 tahun karena
semakin berkembang pesatnya populasi dan terjadi kepadatan penduduk yang
parah, akhirnya banyak penduduk yang pindah kedaerah pinggiran kota daerah
timur Singapura. Pertumbuhan ini juga mengakibatkan jalan pinggiran kota
menjadi padat oleh lalu lintas, terutama di sepanjang Geylang Road yang
mengarah ke Pantai Timur.
Pada tahun 1927, pemerintah kolonial berusaha menangkap situasi dengan
mendirikan Singapura Improvement Trust (SIT), dengan tujuan utama
mengurangi kemacetan perkotaan dan penyediaan dan peningkatan
infrastruktur publik, khususnya dalam pelebaran jalan untuk mengakomodasi
dan modernisasi lalu lintas. Upaya mereka hanya di daerah lokal, karena
mereka tidak memiliki kekuasaan legislatif untuk menghasilkan rencana yang
komprehensif atau untuk mengendalikan pembangunan perkotaan. Dan
karena adanya Perang Dunia Kedua menyebabkan terganggunya upaya
mengurangi masalah kota hal ini berlangsung selama 1941-1945. Pada tahun
1947 upaya SIT tidak berhasil menanggulangi kepadatan yang terjadi di
Singapura. Dan dibawah naungan Partai Aksi Rakyat yang berkuasa pada
saat itu, SIT (Singapore Improvement Trust) telah digantikan dengan HDB
(Housing Development Board) yang didirikan pada tahun 1960. Hal ini
terbukti menjadi titik balik Singapura dalam menghadapi kepadatan
penduduknya, HBD telah membangun 50.000 unit rumah yang telah
dibangun dalam rentang waktu lebih dari 20 tahun. Dalam tahun 1970-an,
sebagian besar penduduk telah menemukan perumahan yang layak. Sebagian
besar kebijakan perencanaan kota saat ini berasal dari praktik HDB tersebut.
Dan kebijakan perencanaan wilayah dan kota Singapura berada dibawah
Urban Redevelopment Authority, yaitu menciptakan kota-kota yang mandiri
dan kabupaten yang dilayani oleh 4 pusat regional, yang mempunyai
fungsinya masing-masing. Tujuan rencana kota adalah untuk memaksimalkan
penggunaan lahan secara efisien namun nyaman dan untuk melayani
penduduk sebanyak mungkin dengan fungsinya masing-masing, seperti
Infrastruktur, pelestarian lingkungan, ruang untuk resapan air dan lahan
untuk penggunaan militer semua memerlukan pertimbangan dan perencana
perkotaan nasional.
2.3 Perencanaan Tata Ruang Singapura
Singapura menggunakan Green Infrastructure, adalah infrastruktur hijau yang
dikembangkan di daerah perkotaan. Tujuannya untuk mengembangkan jaringan
hijau pada jalan air (waterway), green park (taman hijau), sebagai bagian dari
kegiatan konservasi dalam satu wilayah kota. Pembangunan kota di Singapura
memperhatikan betul semua aspek lingkungan, sehingga kota ini menjadi salah satu
sepuluh kota terbaik di dunia. Tata kelola air dan konservasi di kota Singapura
bermanfaat banyak bagi masyarakatnya. Kota Singapura adalah kota serba teratur,
jangan berpikir akan menemukan pedagang kaki lima di sepanjang jalan.
Singapore sendiri juga sudah ditegaskan zona CBD hanya dilokalisir di kawasan
bibir pantai marina, memanjang hanya dari Tanjong Pagar hingga Clarke Quai.
Konsep penataan kawasan CBD di negara maju pada umumnya menggunakan
pola sederhana grid superblok. Gedung gedung pusat komersial diatur sedemikian
rupa dalam satu blok yang saling menghimpit sehingga Garis Sempadan Jalanpun
diusahakan hanya mepet 0 meter. Bangunan langsung bertemu trotoar di sebelah
gedung pencakar langitnya. Pola superblok selain praktis, rapi dan sedap
dipandang, secara tidak langsung akan menghasilkan impact positif bagi
pekerja/karyawan untuk gemar berjalan kaki. Jika ada perjanjian meeting dengan
partner bisnis pada gedung perkantoran lain di 2-3 blok sebelah misalnya, kita
tidak perlu memakai mobil karena dalam 5-10 menit jalan kaki saja kita sudah
sampai di gedung yang bersangkutan. Kota Singapura ditata agar warga kota
nyaman berjalan kaki di kawasan wisata. Transportasi umum seperti BRTnya
(Bus Rapid Transit) juga sangat bersih, aman dan nyaman. Salah satu faktor yang
menyebabkan tata kota Singapura berjalan sesuai dengan rencana adalah, kota
Singapuraa menerapkan aturan ZR (Zoning Regulation). Zoning Regulation atau
peraturan zonasi, adalah turunan dari Rencana Detail Tata Ruang. Peraturan
zonasi mengatur pemanfaatan lahan dalam satu kawasan dalam aturan yang sangat
rigid. Singapura terlihat begitu mudah mengatur dan menata kotanya, karena
tanah di Singapura merupakan milik pemerintah. Saya mengunjungi salah satu
galeri kota di Singapura yakni Urban Redevelopment Autorhity (URA), lembaga
inilah yang merencanakan pembangunan kota di Singapura. Urban
Redevelopment Authority inilah yang mengawasi pembangunan di Singapura.
Mereka sudah memiliki rencana pembangunan kota dalam bentuk maket, dan
rencana tersebut sesuai dengan kenyataan di lapangan. Mereka tidak hanya
mengatur apa yang boleh dibangun, melainkan ketinggian bangunan hingga
ketentuan penyediaan taman (halaman hijau) sudah ditetapkan oleh pemerintah.

2.4 Isu Masalah Perencanaan Tata Ruang Singapura


 Sejak Singapura lepas sebagai Negara sendiri, Singapura mencanangkan
program reklamasi pantai. Hal ini mengingat Singapura adalah Negara
dengan luas wilayah yang sempit. Reklamasi pantai Singapura tentu
berhubungan dengan Indonesia karena Reklamasi berhadapan dengan
pulau Nipah, Riau yang berada di depan Pulau Jorong, Singapura. Selain
itu, proses reklamasi pantai Singapura yang menggunakan pasir didapat
dari Indonesia. Pengerukan yang berlebihan dan penambahan pantai
Singapura yang signifikan diduga akan memicu konflik jika tidak
diselesaikan karena pengerukan menyebabkan abrasi di Kepulauan Riau
dan penambahan pantai dikhawatirkan akan menggeser garis perbatasan
antara Singapura dan Indonesia yang telah disepakati sejak 1973.
 Mulai 1973 telah ditetapkan garis batas antara Indonesia dan Singapura.
Namun, penentuan tersebut hanya mengatur mengenai garis batas selatan.
Seiiring dengan reklamasi pantai Singapura, Indonesia khawatir akan
berubahnya garis batas yang telah disepakati. Walaupun terdapat pasal
UNCLOS 1982 yang berpihak pada Indonesia, namun ada pasal yang bisa
memberikan celah terjadinya konflik perbatasan antara Indonesia dan
Singapura. Sehingga, mulai tahun 2005 Indonesia dan Singapura
mengadakan perundingan. Dan pada 2009, terjadi kesepakatan mengenai
batas bagian barat. Batas bagian timur dan tengah masih dirundingkan
kembali
 Dampak adanya Reklamasi Pantai Singapura adalah abrasi di daerah Riau,
khusunya di pulau Nipah. Pulau ini terancam tenggelam karena adanya
abrasi akibat dari pengerukan – pengerukan tanah untuk Singapura. Selain
itu, reklamasi menyebabkan pengkaburan garis batas antara Indinesia dan
Singapura.
2.5 Peraturan Undang-Undang Tentang Tata Ruang (singapura, jpn, Indonesia)
(UU 26 tahun 2007)
2.6 Skema Perencanaan Tata Ruang Singapura
2.7 Pembagian Wewenang
2.8 Peta dan Grafik

Anda mungkin juga menyukai