Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan infrasturuktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk
mempercepat proses pembangungan di Indonesia. Infrastruktur juga memegang peranan
yang penting sebagai salah satu roda penggerak ekonomi di Indonesia. Ini mengingatkan
gerak laju dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh
karena itu pembangunan di sektor ini , menjadi pondasi dari pembangunan infrastruktur
di Indonesia. Pemerintah daerah disini sangat berperan penting untuk menangani
masalah pembangunan infrastruktur di Indonesia ini.

Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah Struktur Beton Bertulang Teknik
Sipil Universitas Bakrie yang ada pada semester 5. Kami memilih untuk merancang dan
merencanakan bangunan ruko dua lantai ini dikarenakan saat ini dalam hal
pembangunan dan perekonomian yang melesat tinggi, sangat dibutuhkan pembangunan
tempat perdagangann seperti ruko dua lantai. Selain itu juga tujuan perencanaan ruko dua
lantai ini untuk menentukan dimensi balok, menentukan letak kolom dan balok,
menentukan dimensi pelat, menentukan dimensi kolom serta menetukan tulagan pelat,
balok dan kolom. Adapun dalam pengolahan data dari perencanaan struktur ruko dua
lantai ini kami menggunakan beberapa software seperti Microsoft Excel, Autocad serta
ETABS. Dalam perencanaan elemen struktur ruko dua lantai ini kami mengacu kepada
persyaratan beton struktural yang sudah ditentukan yaitu SNI 03-2847-2013.

1.2 Tujuan dan Sasaran

1.2.1 Tujuan

a. Menentukan dimensi balok menggunakan persyaratan beton struktural untuk


bangunan gedung yaitu SNI 03-2847-2013
b. Menentukan letak kolom dan balok
c. Menentukan dimensi kolom
d. Menentukan dimensi pelat
e. Menentukan tulangan pelat, balok dan kolom

1.2.2 Sasaran
Sasaran perencanaan dan perancangan struktur bangunan ruko 2 lantai tidak
tahan gempa untuk para pedagang yang membutuhkan tempat untuk memasarkan
produk jasa maupun barang yang ingin dijual dan disewakan.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada laporan ini yaitu menghitung dan menganalisis dimensi
dan penulangan pada balok,kolom, balok dan pelat.

BAB II
PENGOLAHAN DATA

2.1. Teori Dasar

2.2. Priliminary

2.2.1. Perencanaan Dimensi Balok

A. Perhitungan

a) Balok 1 Ujung Menerus (L = 3000)

L
 h=
18.5

3000
h=
18.5
h=¿ 162.162 mm
dibulatkan menjadi 200 mm

2
 b= ×h
3

2
b= × 162.162
3

b=¿ 108.108 mm
dibulatkan menjadi 250 mm

B. Tabel

Balok
Lantai 1 & Lantai 2
N 1 ujung menerus
o L h h bulat b b bulat
1 3000 162.1622 200 108.1081 250
2 3000 162.1622 200 108.1081 250
3 4000 216.2162 250 144.1441 250
4 4000 216.2162 250 144.1441 250
5 3000 162.1622 200 108.1081 250
6 3000 162.1622 200 108.1081 250
7 4000 216.2162 250 144.1441 250
8 4000 216.2162 250 144.1441 250
9 4000 216.2162 250 144.1441 250
10 4000 216.2162 250 144.1441 250
11 3000 162.1622 200 108.1081 250
12 3000 162.1622 200 108.1081 250

2.2.2. Tributary Area

A. Contoh Perhitungan

2 Luas Pelat
Panjang Tributary ( m ) =
4

4m x3m
Panjang Tributary ( m2 ) = x 4=12m
4
B. Tabel

Menghitung Ketebalan Minimum Balok


Beban Luas Tributary Beban Beban
No Lantai
Tebakan (m2) Merata Kumulatif
1 lantai 2 1100 3 3300
6600
lantai 1 1100 3 3300
2 lantai 2 1100 6 6600
13200
lantai 1 1100 6 6600
3 lantai 2 1100 3 3300
6600
lantai 1 1100 3 3300
4 lantai 2 1100 6 6600
13200
lantai 1 1100 6 6600
5 lantai 2 1100 12 13200
26400
lantai 1 1100 12 13200
6 lantai 2 1100 6 6600
13200
lantai 1 1100 6 6600
7 lantai 2 1100 3 3300
6600
lantai 1 1100 3 3300
8 lantai 2 1100 6 6600
13200
lantai 1 1100 6 6600
9 lantai 2 1100 3 3300
6600
lantai 1 1100 3 3300

2.2.3. Perencanaan Dimensi Kolom


A. Perhitungan
Ketentuan yang menjadi acuan dalam penentuan beban maksimal, jenis
mutu beton, lantai yang dipikul oleh kolom adalah pada lantai 1 dan 2
tidak boleh kurang dari 30. Adapun jenis mutu beton adalah :
Beban : 1100 kg /m2 Jenis Mutu Beton = f c ' 30 Mpa

a) Perhitungan Lantai 1

 W =beban x tributary area x lantai yang dipikul


W =1100 x 3 x 2
W =6600 kg

10
 K=f c ' x
0,83
10
K=30 x
0,83

2
K=361.45 kg /c m

w
Luas kolom=
 1
xK
3
6600
Luas kolom=
1
x 361.45
3
Luas kolom=54.78

 Lebar kolom=√ luas kolom


Lebar kolom=√ 54.78
Lebar kolom=7.401 ~ dibulatkan menjadi 300 mm

b) Perhitungan Lantai 2

 W =beban x tributary area x lantai yang dipikul


W =1100 x 3 x 1
W =3300 kg

10
 K=f c ' x
0,83
10
K=30 x
0,83

K=361.45 kg /c m2

w
Luas kolom=
 1
xK
3
3300
Luas kolom=
1
x 361.45
3
Luas kolom=27.39
 Lebar kolom=√ luas kolom
Lebar kolom=√ 27.39
Lebar kolom=5.234 ~ dibulatkan menjadi 300 mm

B. Tabel

Kolom I

Lantai Jumlah Luas Beban f'c W K Luas For Square Result


Lantai Tributary (kg/m2) (Mpa) (kg) Kolom (mm)
2 1 3 1100 30 3300 361 27.39 5.2335456 30
1 2 3 1100 30 6600 361 54.78 7.4013512 30
Karena balok yang dipotong oleh kolom tersebut lebih besar daripada dimensi perhitungan tsb, maka
berdasarkan teori Strong Coloum Weak Beam jadi dimensi yg akan dimasukkan ke etabs adalah 30 &
30.

2.2.4. Perencanaan Dimensi Pelat


A. Perhitungan Nilai Konstanta pada Inersia Balok

[ ( ) ( ) (
hf 2
) ( )]
3
be hf hf be hf

k=
1+ ( )( )
bw
x
hw
x 4−6 x
hw
+4
hw
+4 x
bw
−1 x
hw

1+ ( bwbe −1) x ( hwhf )


 Tebal Rencana (hf)
Asumsi = 120 mm
 Tinggi Balok (hw) = 200 mm
 Batang Pendek (be)

bentang pendek
be=
4

3000
be= =750 mm
4

 Lebar Balok (bw) = 250 mm

[ ( ) ( )(
120 2 750
) ( )]
3
750 120 120 120

k=
1+ ( )( )
250
x
200
x 4−6 x
200
+4 x
200
+
200
−1 x
200

1+ ( 750
250
−1) x (
120
200 )

 Inersia Balok
1 3
I balok = bh k
12
1
I balok = . 250 . 2003 . 0.49405
12
I balok = 82341818.2 mm4

 Inersia Pelat
3
Bentang Pendek x h f
I plat =
12
3000 x 120 3
I plat =
12
I plat = 432000000 mm4

 Nilai afm
i balok
afm =
i plat
517575758
afm =
432000000
afm = 1.19809

 Nilai Pelat (h)


Karena αfm
fy
l n x (0.8
)
h= 1400
36 +5 β ( afm−0.20 )
400
h=
2750 x 0.8(
1400 )
36 +5 (1.33333 ) x ( 1.19809−0.20 )
= 63.64 ~ dibulatkan menjadi 150 mm

B. Tabel

In
hw (bentang
hf (tebal be (batang In In pembulatan
(tinggi bw alphafm k panjang h
rencana) terpendek/4) (balok) (pelat) h
balok) - b
balok)
6.
8
120 200 750 250 5E+08 4E+08 1.19809 3.1 2750 63.64 100
2.
2

BAB III
PROSEDUR MODELING

3.1 Material Properties


Material Properties yang akan digunakan adalah :

Tabel Spesifikasi Material Beton


Spesifikasi Beton
Beton balok fc’ 25 Mpa
Beton kolom fc’ 30 Mpa
Massa jenis beton yc’ 2400 Kgf/m3

Tabel Spesifikasi Tulangan Baja


Tulangan Baja
Tegangan leleh Fy 240 Mpa
Tegangan Ultimate Fu 410 Mpa

3.2. Beban-beban

Tabel Pembebanan Lantai 1

Live 0,192 N/m2


SIDL 0,12 N/m2

Tabel Pembebanan Lantai 2

Live 0,192 N/m2


SIDL 0,15 N/m2

Tabel Pembebanan Lantai 2

Live 0,192 N/m2


SIDL 0,12 N/m2
Tabel Pembebanan Atap

Live 0,096 N/cm2


SIDL 0,03 N/cm2

3.3. Pemodelan Struktur

Adapun prosedur dalam melakukan permodelan struktur dengan menggunakan


software ETABS :

1. Pertama, klik menu File> New Model> kemudian pilih Use Built-in settings with>
pilih display units menjadi Metric SI kemudian klik OK
2. Selanjutnya muncul kotak dilog Building Plan Grid System and Story Definition
seperti dibawah ini:

Pada table dialog tersebut diisi jumlah lantai, ketinggian bangunan serta
bentangnya. Kemudian klik OK.

3. Setelah data dilengkapi, muncul gambar Plan View dan 3-D View seperti :
4. Kemudian menghubungkan titik ke titik dengan garis menggunakan Draw
Beam/Coloumn/ Brace (plan, elv, 3D) tools.

5. Menentukan jenis perletakan dengan mengeklik semua join kemudian klik menu
Assign Joint>Restraint lalu pilih perletakan jepit.

6. Untuk memasukkan jenis material yang akan digunakan dengan spesifikasi-


spesifikasi yang telah ditentukan, klik Define > Material Properties > Add New
Material.

7. Kemudian memasukkan data propertis untuk balok menggunakan fc’25 dan kolom
menggunakan fc’30 pada Material Property Data serta Design Property Data.
8. Kemudian memasukkan jenis property frame dengan cara klik Menu>
Define>Section Properties>Frame Section>Add New Property (Add Rectangular).

9. Setelah itu input data spesifikasi balok yang akan digunakan, yaitu balok 250 x
200, balok 250 x 250 dengan jenis material fc’25.

10. Kemudian mengubah momen inersia menjadi 0,35 serta meubah ketebalan selimut
betonnya menjadi 5 cm pada Reinforcement Data.
11. Setelah itu input data spesifikasi kolom yang akan digunakan, yaitu balok 250 x
200, balok 250 x 250 dengan jenis material fc’30.

12. Kemudian mengubah set modifiers menjadi 0,7 serta meubah ketebalan selimut
betonnya menjadi 5 cm pada Reinforcement Data.

13. Memasukkan jenis frame property dengan cara klik menu


Define>Wall/Slab/Deck>Add New Property (Add Slab).
14. Masukkan spesifikasi pelat yang sudah ditentukan yaitu dengan menggunakan
mutu beton fc’25 dengan ketebalan Slab sebesar 15 cm.

15. Memasukkan jenis beban yang akan digunakan dengan cara klik Define>Load
Patterns dan input beban-beban yang telah ditentukan.

16. Menambahkan beban Super Imposed Dead Load (SIDL) dengan Self Weight
Multiplier=0.

17. Kemudian meninjau beban ultimate dengan cara kombinasi beban terfaktor dengan
cara klik toolsbar menu Define>Load Combinations>Add New Combo. Lalu
memasukkan kemungkinan kombinasi beban yang terjadi pada struktur sebagai
berikut :

18. Menentukan jenis perletakan yang akan digunakan gedung 2 lantai untuk
menentukan jenis perletakan pada bagian bawah struktur dengan cara mengklik
semua join kemudian klik menu Assign Joint>Restraint lalu pilih perletakan jepit.

19. Melakukan analisis terhadap struktur yang telah dirancang dengan mengeklik menu
Analyze > Run Analyze
20. Memeriksa kekuatan tulangan dengan mengeklik menu Design > Concrete Frame Design
> Start Design Check

21. Mencari gaya dalam yang terdapat pada struktur dengan meng-klik menu
Display>Show Tables. Centang pada bagian Frame output.

22. Kemudian didaptkan tabel dari Beam Force


BAB IV
PENULANGAN

4.1. Penulangan Utama

Berdasarkan hasil dari permodelan serta hasil dari preliminary didapatkan dimensi
awal sebgai berikut :

 Balok
Dimensi balok :
a. Balok 250x200 mm
b. Balok 250x250 mm
 Kolom
Kami menggunakan dimensi kolom 300x300 mm
 Pelat
Setelah kami melakukan perhitungan akhirnya kami membulatkan pada ketebalan
150 mm untuk kedu lantai.

Berdasarkan analisis dari aplikasi ETABS diperoleh luas tulangan sebesar, nilai ini
akan digunakan untuk mencari jumlah tulangan yang akan digunakan:

Diketahui :

 Longitudinal Atas : 1,15 cm2


 Longitudinal Bawah : 0,58 cm2
 Torsi :0
 Shear :0

 L Longitudinal atas

torsi bawah
Llongitudinal atas=logitudinal atas+
2

0
Llongitudinal atas=1,15+
2

2
Llongitudinal atas=1,15 kg /cm

 L Longitudinal bawah

torsi bawah
Llongitudinal bawah=logitudinal bawah+
2

0
Llongitudinal bawah=0,58+
2
2
Llongitudinal bawah=0,58 kg /cm

 Luas Tulangan
Luas Tulangan=Shear +Torsi Atas
¿ 0+0
=0

 Tulangan Atas
longitudinal atas
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
1,15
Jumlah tulangan atas= =0,867=1 buah
1
x 3,14 x ( 1,3 )2
4

 Tulangan Bawah
longitudinal bawah
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
0,58
Jumlah tulangan atas= =0,437=1 buah
1
x 3,14 x (1,3)2
4

 Tulangan Sengkang
Jumlah sengkang x diameter tulangan x d (tabel SNI )
Tulangan Sengkang=
S(Jarak antar sengkang)
2 x 1,3 x 7,8
¿
10
¿ 2,03

4.2. Penulangan Pada Balok

Berdasarkan analisis dari aplikasi ETABS diperoleh luas tulangan sebesar, nilai ini
akan digunakan untuk mencari jumlah tulangan yang akan digunakan:

Longitudina Longitudinal
L Torsi Atas Torsi Bawah Shear
l Atas Bawah
0 2,81 1,88 0,0000 0,00 0,0000
L 2,51 2,08 0,0000 0,00 0,0000
Tabel 4.1 Data Concrete Frame Design Result

Diketahui :

 Longitudinal Atas : 1,15 kg/cm


 Longitudinal Bawah : 0,58 kg/cm
 Torsi : 0 kg/cm
 Shear : 0 kg/cm

 L Longitudinal atas

torsi bawah
Llongitudinal atas=logitudinal atas+
2

0
Llongitudinal atas=1,15+
2

2
ngitudinal atas=1,15 kg /cm

 L Longitudinal bawah

torsi bawah
Llongitudinal bawah=logitudinal atas+
2

0
Llongitudinal bawah=0,58+
2
2
Llongitudinal bawah=0,58 kg /cm

 Luas Tulangan
Luas Tulangan=Shear +Torsi Atas
¿ 0+0
=0

 Tulangan Atas
longitudinal atas
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
1,15
Jumlah tulangan atas= =0,867 ≈ 1buah
1 2
x 3,14 x (1,3)
4

 Tulangan Bawah
longitudinal bawah
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
0,58
Jumlah tulangan atas= =0,437 ≈ 1buah
1
x 3,14 x (1,3)2
4

 Tulangan Sengkang
Jumlah sengkang x diameter tulangan x d (tabel SNI )
Tulangan Sengkang=
S(Jarak antar sengkang)
= karena luas tulangan sama dengan 0, jadi jumlah tulangan diasumsikan 2D-
13/2d-200

Gambar 4.1 keperluan tulangan sengkang pada balok

4.3. Penulangan Pada Kolom

Berdasarkan analisis dari aplikasi ETABS diperoleh luas tulangan sebesas

Luas tulangan longitudinal kolom = 30 x 30 x 1%

Luas tulangan longitudinal kolom = 9 cm2

 Jumlah tulangan (JL)


luas tulangan 9
Jl= = =6,78 ≈ 8 buah
luas 1tulangan 1 2
× π ×13
4

Jadi desain tulangan longitudinal kolom menggunakan 8 Tulangan berdiamter


13mm (8D13).

 ASH
ASH = Luas Tulangan Sengkang
Rumus 1
0,3 x s x bc x f ' c
ASH =
ag
fyt +( −1)
ach
0,3 x 100 x 200 x 30
ASH =
900
400+( −1)
400
ASH =448,60 mm2

Rumus 2
0,9 x s x bc
ASH =
ag
fyt +( −1)
ach
0,9 x 100 x 250
ASH =
900
400+( −1)
400
ASH =4,48 mm2
Rumus 2
0,9 x s x bc x fc '
ASH =
fyt
0,9 x 100 x 200 x 30
ASH =
400
ASH =135 mm2
 Jumlah Tulangan Sengkang
D
¿
¿
1
xπx ¿
4
ASH
Jumlah tulangan sengkang=
¿
16 ¿2
1
x 3,14 x ¿
4
ASH
Jumlah tulangan sengkang=
¿

300 mm

300 mm

Tebal Selimut : 50 mm

Diameter Tulangan : 16 mm

Dimensi : 300 x 300 mm

Tulangan : 8D-16

Sengkang : 4p8 – 150 mm


4.3. Penulangan Pada Pelat

Dari hasil analisis tersebut didapatkan Momen Ultimate (Mu) = 5,686 KNm

Digunakan tulangan polos P10 – P150

1 b
Luas tulangan terpakai, As = π d2 ×
4 s

10
¿
= ¿
1
π¿
4

As × fy
Tinggi blok regangan, a =
0,85× f c ' × b

523,33 × 400
= =9,86 mm
0,85× 25× 1000

Momen nominal, Mn = ( a2 ) ×10


As × fy × d− −6

9,86
= 523,33× 400 × 85− ( 2 )
×10−6

¿ 16,76 KNm

Syarat : ø Mn ≥ Mu
0,8 x 16,76 ≥ 6,82 KNm

13,408 ≥ 6,82 KNm OK, Plat mampu menerima beban yang


telah direncanakan.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

Anda mungkin juga menyukai