PENDAHULUAN
Pembangunan infrasturuktur merupakan salah satu aspek penting dan vital untuk
mempercepat proses pembangungan di Indonesia. Infrastruktur juga memegang peranan
yang penting sebagai salah satu roda penggerak ekonomi di Indonesia. Ini mengingatkan
gerak laju dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh
karena itu pembangunan di sektor ini , menjadi pondasi dari pembangunan infrastruktur
di Indonesia. Pemerintah daerah disini sangat berperan penting untuk menangani
masalah pembangunan infrastruktur di Indonesia ini.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah Struktur Beton Bertulang Teknik
Sipil Universitas Bakrie yang ada pada semester 5. Kami memilih untuk merancang dan
merencanakan bangunan ruko dua lantai ini dikarenakan saat ini dalam hal
pembangunan dan perekonomian yang melesat tinggi, sangat dibutuhkan pembangunan
tempat perdagangann seperti ruko dua lantai. Selain itu juga tujuan perencanaan ruko dua
lantai ini untuk menentukan dimensi balok, menentukan letak kolom dan balok,
menentukan dimensi pelat, menentukan dimensi kolom serta menetukan tulagan pelat,
balok dan kolom. Adapun dalam pengolahan data dari perencanaan struktur ruko dua
lantai ini kami menggunakan beberapa software seperti Microsoft Excel, Autocad serta
ETABS. Dalam perencanaan elemen struktur ruko dua lantai ini kami mengacu kepada
persyaratan beton struktural yang sudah ditentukan yaitu SNI 03-2847-2013.
1.2.1 Tujuan
1.2.2 Sasaran
Sasaran perencanaan dan perancangan struktur bangunan ruko 2 lantai tidak
tahan gempa untuk para pedagang yang membutuhkan tempat untuk memasarkan
produk jasa maupun barang yang ingin dijual dan disewakan.
Adapun batasan masalah pada laporan ini yaitu menghitung dan menganalisis dimensi
dan penulangan pada balok,kolom, balok dan pelat.
BAB II
PENGOLAHAN DATA
2.2. Priliminary
A. Perhitungan
L
h=
18.5
3000
h=
18.5
h=¿ 162.162 mm
dibulatkan menjadi 200 mm
2
b= ×h
3
2
b= × 162.162
3
b=¿ 108.108 mm
dibulatkan menjadi 250 mm
B. Tabel
Balok
Lantai 1 & Lantai 2
N 1 ujung menerus
o L h h bulat b b bulat
1 3000 162.1622 200 108.1081 250
2 3000 162.1622 200 108.1081 250
3 4000 216.2162 250 144.1441 250
4 4000 216.2162 250 144.1441 250
5 3000 162.1622 200 108.1081 250
6 3000 162.1622 200 108.1081 250
7 4000 216.2162 250 144.1441 250
8 4000 216.2162 250 144.1441 250
9 4000 216.2162 250 144.1441 250
10 4000 216.2162 250 144.1441 250
11 3000 162.1622 200 108.1081 250
12 3000 162.1622 200 108.1081 250
A. Contoh Perhitungan
2 Luas Pelat
Panjang Tributary ( m ) =
4
4m x3m
Panjang Tributary ( m2 ) = x 4=12m
4
B. Tabel
a) Perhitungan Lantai 1
10
K=f c ' x
0,83
10
K=30 x
0,83
2
K=361.45 kg /c m
w
Luas kolom=
1
xK
3
6600
Luas kolom=
1
x 361.45
3
Luas kolom=54.78
b) Perhitungan Lantai 2
10
K=f c ' x
0,83
10
K=30 x
0,83
K=361.45 kg /c m2
w
Luas kolom=
1
xK
3
3300
Luas kolom=
1
x 361.45
3
Luas kolom=27.39
Lebar kolom=√ luas kolom
Lebar kolom=√ 27.39
Lebar kolom=5.234 ~ dibulatkan menjadi 300 mm
B. Tabel
Kolom I
[ ( ) ( ) (
hf 2
) ( )]
3
be hf hf be hf
k=
1+ ( )( )
bw
x
hw
x 4−6 x
hw
+4
hw
+4 x
bw
−1 x
hw
bentang pendek
be=
4
3000
be= =750 mm
4
[ ( ) ( )(
120 2 750
) ( )]
3
750 120 120 120
k=
1+ ( )( )
250
x
200
x 4−6 x
200
+4 x
200
+
200
−1 x
200
1+ ( 750
250
−1) x (
120
200 )
Inersia Balok
1 3
I balok = bh k
12
1
I balok = . 250 . 2003 . 0.49405
12
I balok = 82341818.2 mm4
Inersia Pelat
3
Bentang Pendek x h f
I plat =
12
3000 x 120 3
I plat =
12
I plat = 432000000 mm4
Nilai afm
i balok
afm =
i plat
517575758
afm =
432000000
afm = 1.19809
B. Tabel
In
hw (bentang
hf (tebal be (batang In In pembulatan
(tinggi bw alphafm k panjang h
rencana) terpendek/4) (balok) (pelat) h
balok) - b
balok)
6.
8
120 200 750 250 5E+08 4E+08 1.19809 3.1 2750 63.64 100
2.
2
BAB III
PROSEDUR MODELING
3.2. Beban-beban
1. Pertama, klik menu File> New Model> kemudian pilih Use Built-in settings with>
pilih display units menjadi Metric SI kemudian klik OK
2. Selanjutnya muncul kotak dilog Building Plan Grid System and Story Definition
seperti dibawah ini:
Pada table dialog tersebut diisi jumlah lantai, ketinggian bangunan serta
bentangnya. Kemudian klik OK.
3. Setelah data dilengkapi, muncul gambar Plan View dan 3-D View seperti :
4. Kemudian menghubungkan titik ke titik dengan garis menggunakan Draw
Beam/Coloumn/ Brace (plan, elv, 3D) tools.
5. Menentukan jenis perletakan dengan mengeklik semua join kemudian klik menu
Assign Joint>Restraint lalu pilih perletakan jepit.
7. Kemudian memasukkan data propertis untuk balok menggunakan fc’25 dan kolom
menggunakan fc’30 pada Material Property Data serta Design Property Data.
8. Kemudian memasukkan jenis property frame dengan cara klik Menu>
Define>Section Properties>Frame Section>Add New Property (Add Rectangular).
9. Setelah itu input data spesifikasi balok yang akan digunakan, yaitu balok 250 x
200, balok 250 x 250 dengan jenis material fc’25.
10. Kemudian mengubah momen inersia menjadi 0,35 serta meubah ketebalan selimut
betonnya menjadi 5 cm pada Reinforcement Data.
11. Setelah itu input data spesifikasi kolom yang akan digunakan, yaitu balok 250 x
200, balok 250 x 250 dengan jenis material fc’30.
12. Kemudian mengubah set modifiers menjadi 0,7 serta meubah ketebalan selimut
betonnya menjadi 5 cm pada Reinforcement Data.
15. Memasukkan jenis beban yang akan digunakan dengan cara klik Define>Load
Patterns dan input beban-beban yang telah ditentukan.
16. Menambahkan beban Super Imposed Dead Load (SIDL) dengan Self Weight
Multiplier=0.
17. Kemudian meninjau beban ultimate dengan cara kombinasi beban terfaktor dengan
cara klik toolsbar menu Define>Load Combinations>Add New Combo. Lalu
memasukkan kemungkinan kombinasi beban yang terjadi pada struktur sebagai
berikut :
18. Menentukan jenis perletakan yang akan digunakan gedung 2 lantai untuk
menentukan jenis perletakan pada bagian bawah struktur dengan cara mengklik
semua join kemudian klik menu Assign Joint>Restraint lalu pilih perletakan jepit.
19. Melakukan analisis terhadap struktur yang telah dirancang dengan mengeklik menu
Analyze > Run Analyze
20. Memeriksa kekuatan tulangan dengan mengeklik menu Design > Concrete Frame Design
> Start Design Check
21. Mencari gaya dalam yang terdapat pada struktur dengan meng-klik menu
Display>Show Tables. Centang pada bagian Frame output.
Berdasarkan hasil dari permodelan serta hasil dari preliminary didapatkan dimensi
awal sebgai berikut :
Balok
Dimensi balok :
a. Balok 250x200 mm
b. Balok 250x250 mm
Kolom
Kami menggunakan dimensi kolom 300x300 mm
Pelat
Setelah kami melakukan perhitungan akhirnya kami membulatkan pada ketebalan
150 mm untuk kedu lantai.
Berdasarkan analisis dari aplikasi ETABS diperoleh luas tulangan sebesar, nilai ini
akan digunakan untuk mencari jumlah tulangan yang akan digunakan:
Diketahui :
L Longitudinal atas
torsi bawah
Llongitudinal atas=logitudinal atas+
2
0
Llongitudinal atas=1,15+
2
2
Llongitudinal atas=1,15 kg /cm
L Longitudinal bawah
torsi bawah
Llongitudinal bawah=logitudinal bawah+
2
0
Llongitudinal bawah=0,58+
2
2
Llongitudinal bawah=0,58 kg /cm
Luas Tulangan
Luas Tulangan=Shear +Torsi Atas
¿ 0+0
=0
Tulangan Atas
longitudinal atas
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
1,15
Jumlah tulangan atas= =0,867=1 buah
1
x 3,14 x ( 1,3 )2
4
Tulangan Bawah
longitudinal bawah
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
0,58
Jumlah tulangan atas= =0,437=1 buah
1
x 3,14 x (1,3)2
4
Tulangan Sengkang
Jumlah sengkang x diameter tulangan x d (tabel SNI )
Tulangan Sengkang=
S(Jarak antar sengkang)
2 x 1,3 x 7,8
¿
10
¿ 2,03
Berdasarkan analisis dari aplikasi ETABS diperoleh luas tulangan sebesar, nilai ini
akan digunakan untuk mencari jumlah tulangan yang akan digunakan:
Longitudina Longitudinal
L Torsi Atas Torsi Bawah Shear
l Atas Bawah
0 2,81 1,88 0,0000 0,00 0,0000
L 2,51 2,08 0,0000 0,00 0,0000
Tabel 4.1 Data Concrete Frame Design Result
Diketahui :
L Longitudinal atas
torsi bawah
Llongitudinal atas=logitudinal atas+
2
0
Llongitudinal atas=1,15+
2
2
ngitudinal atas=1,15 kg /cm
L Longitudinal bawah
torsi bawah
Llongitudinal bawah=logitudinal atas+
2
0
Llongitudinal bawah=0,58+
2
2
Llongitudinal bawah=0,58 kg /cm
Luas Tulangan
Luas Tulangan=Shear +Torsi Atas
¿ 0+0
=0
Tulangan Atas
longitudinal atas
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
1,15
Jumlah tulangan atas= =0,867 ≈ 1buah
1 2
x 3,14 x (1,3)
4
Tulangan Bawah
longitudinal bawah
Jumlah tulangan atas=
1
x 3,14 x (1,3)2
4
0,58
Jumlah tulangan atas= =0,437 ≈ 1buah
1
x 3,14 x (1,3)2
4
Tulangan Sengkang
Jumlah sengkang x diameter tulangan x d (tabel SNI )
Tulangan Sengkang=
S(Jarak antar sengkang)
= karena luas tulangan sama dengan 0, jadi jumlah tulangan diasumsikan 2D-
13/2d-200
ASH
ASH = Luas Tulangan Sengkang
Rumus 1
0,3 x s x bc x f ' c
ASH =
ag
fyt +( −1)
ach
0,3 x 100 x 200 x 30
ASH =
900
400+( −1)
400
ASH =448,60 mm2
Rumus 2
0,9 x s x bc
ASH =
ag
fyt +( −1)
ach
0,9 x 100 x 250
ASH =
900
400+( −1)
400
ASH =4,48 mm2
Rumus 2
0,9 x s x bc x fc '
ASH =
fyt
0,9 x 100 x 200 x 30
ASH =
400
ASH =135 mm2
Jumlah Tulangan Sengkang
D
¿
¿
1
xπx ¿
4
ASH
Jumlah tulangan sengkang=
¿
16 ¿2
1
x 3,14 x ¿
4
ASH
Jumlah tulangan sengkang=
¿
300 mm
300 mm
Tebal Selimut : 50 mm
Diameter Tulangan : 16 mm
Tulangan : 8D-16
Dari hasil analisis tersebut didapatkan Momen Ultimate (Mu) = 5,686 KNm
1 b
Luas tulangan terpakai, As = π d2 ×
4 s
10
¿
= ¿
1
π¿
4
As × fy
Tinggi blok regangan, a =
0,85× f c ' × b
523,33 × 400
= =9,86 mm
0,85× 25× 1000
9,86
= 523,33× 400 × 85− ( 2 )
×10−6
¿ 16,76 KNm
Syarat : ø Mn ≥ Mu
0,8 x 16,76 ≥ 6,82 KNm
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran