Anda di halaman 1dari 9

NAMA : REGITA SALSABILA

NIM : 04011281621104
KELAS : BETA

1. Tn. R, berusia 65 tahun, pensiunan seorang guru, datang ke poliklinik RS dengan keluhan
berkurangnya pendengaran pada kedua telinga yang terjadi secara perlahan sejak 2 tahun
yang lalu. Keluhan kadang disertai bunyi berdenging.
c. Bagaimana fisiologi sistem pendengaran?
Gelombang Membran timpani  Ossicle (Malleus, incus, stapes)  Cochlea Skala
vestibuleMembrana Reissner Endolimfa Gerak relatif antara membran basilaris dan
membran  Defleksi stereosilia sel-sel rambut Neurotransmieter  Nukleus auditorius 
korteks pendengaran (area 39-40) lobus temporalis.

d. Apa saja penyebab berkurangnya pendengaran pada kedua telinga secara umum? Penuaan,
Infeksi, Trauma, Sumbatan, Sering mendengar suara keras, Obat ototoksik

f. Bagaimana mekanisme berkurangnya pendengaran disertai bunyi berdenging?


Degenerasi dari koklea bisa disebabkan berbagai faktor seperti penuaan, DM,
Hiperkolesterol, Hipertensi, dan genetik. Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur
koklea dan Nervus vestibulocochlearis ( VIII ). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah
atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai dengan
perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan,
berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi
juga pada myelin akson saraf. Kerusakan saraf-saraf pendengaran ini akan menyebabkan
tinitus nada tinggi dan

3. Pasien tidak batuk maupun pilek. Tidak terdapat riwayat keluar cairan dari telinga maupun
riwayat penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama.
a. Apa makna klinis dari kalimat di atas?
Untuk menyingkirkan diagnosis banding yang berhubungan dengan fungsi penghidu
yang menyebabkan gangguan konduksi dari gangguan tersebut, menyingkirkan diagnosis
banding penurunan fungsi pendengaran karena otitis media, dan menyingkirkan diagnosis
banding karena penggunaan obat ototoksik.

a. Tatalaksana
1. Kurangi paparan terhadap bising
2. Gunakan pelindung telinga (ear plegs atau ear muffs) untuk mencegah kerusakan lebih
lanjut
3. Gunakan alat bantu dengar
4. Lakukan latihan untuk meningkatkan keterampilan membaca gerak bibir dan latihan
mendengar
5. Berbicaralah kepada penderita presbikusis dengan nada rendah dan jelas.

b. Pemeriksaan Tambahan
Skrining pendengaran, tes garpu tala, tes audiometric, tes timpanometri

c. Komplikasi
Depresi, tuli permanen, gangguan psikososial, gangguan kognitif

d. Edukasi dan pencegahan


1. Menghindari suara yang terlalu keras
2. Menggunakan proteksi telinga apabila hendak berpergian ke lokasi yang bersuara keras,
seperti earplugs
3. Membersihkan telinga secara teratur
4. Hindari pemakaian jangka panjang obat yang menyebabkan penurunan fungsi
pendengaran, Apabila akan mengonsumsi obat tersebut dalam jangka waktu panjang,
konsultasikan ke dokter untuk memeriksa pendengaran dan keseimbangan tubuh sebelum
dan selama pengobatan.
5. Perhatikan faktor resiko yang dapat menyebabkan presbikusis, seperti hipertensi, DM,
hiperkolestrolemia.
e. Periksa fungsi pendengaran untuk pencegahan dini

f. Prognosis
Pasien dengan presbikusis tidak dapat disembuhkan, semakin lama akan semakin
menurun fungsi pendengarannya. Penurunan fungsi dengar terjadi secara lambat,
sehingga pasien masih dapat menggunakan fungsi pendengaran yang ada.Pasien
presbikusis perlu diingatkan mengenai faktor risiko yang dapat memperburuk
keadaannya, seperti penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit metabolik.

g. SKDI
3A. Bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter
mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
LEARNING ISSUE
PRESBIKUSIS
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan Nervus
vestibulocochlearis ( VIII ). Pada koklea perubahan yang mencolok ialah atrofi dan
degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti. Proses atrofi disertai dengan
perubahan vaskuler juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu terdapat pula perubahan,
berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf. Hal yang sama terjadi
juga pada myelin akson saraf.
Patofisiologi terjadinya presbikusis menunjukkan adanya degenerasi padastria vaskularis
(tersering). Bagian basis dan apeks koklea pada awalnya mengalami degenerasi, tetapi
kemudian meluas ke regio koklea bagian tengah dengan bertambahnya usia. Degenerasi
hanya terjadi sebagian tidak seluruhnya. Degenerasi sel marginal dan intermedia pada stria
vaskularis terjadi secara sistemik, serta terjadi kehilangan Na+K+ ATPase.Kehilangan
enzim penting ini,dapat terdeteksi dengan pemeriksaan imunohistokimia.Prevalensi
terjadinya presbikusis metabolik (strial presbyacusis) cukup tinggi.Stria vaskularis yang
banyak mengandung vaskularisasi, pada penelitian histopatologi tikus kecil yang mengalami
penuaan terdapat keterlibatan vaskuler antara faktor usia dengan terjadinya kurang
pendengaran.Analisis dinding lateral dengan kontras pada pembuluh darah menunjukkan
hilangnya stria kapiler. Perubahan patologi vaskular terjadi berupa lesi fokal yang kecil pada
bagian apikal dan bawah basal yang meluas pada regio ujung koklea. Area stria yang tersisa
memiliki hubungan yang kuat dengan mikrovaskular normal dan potensial
endokolear.Analisis ultrastructuralmenunjukkan ketebalan membran basal yang signifikan,
diikuti dengan penambahan deposit laminin dan akumulasi imunoglobulin yang abnormal
pada pemeriksaan histokimia. Pemeriksaan histopatologis pada hewan dan manusia
menunjukkan hubungan antara usia dengan degenerasi stria vaskularis.1

Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getara
tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian
tulang pendengaran yang akan diamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang
pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Energi getar yang teah diamplifikasi ini akan diterukan ke stapes yang menggerakan
tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan
melalui membrana Reissner yang mendorong endolimfa, sehinga menimbulkan gerak
relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang
mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga
melepaskan neurotransmieter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi
pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks
pendengaran (area 39-40) di lobus temporalis.

Beberapa organ yang berperan penting dalam proses pendengaran adalah


membran tektoria, sterosilia dan membran basilaris. Interaksi ketiga struktur penting
tersebut sangat berperan dalam proses mendengar. Pada bagian apikal sel rambut sangat
kaku dan terdapat penahan yang kuat antara satu bundel dengan bundel lainnya, sehingga
bila mendapat stimulus akustik akan terjadi gerakan yang kaku bersamaan. Pada bagian
puncak stereosillia terdapat rantai pengikat yang menghubungkan stereosilia yang tinggi
dengan stereosilia yang lebih rendah, sehingga pada saat terjadi defleksi gabungan
stereosilia akan mendorong gabungan-gabungan yang lain, sehingga akan menimbulkan
regangan pada rantai yang menghubungkan stereosilia tersebut. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan terbukanya kanal ion pada membran sel, maka terjadilah depolarisasi.
Gerakan yang berlawanan arah akan mengakibatkan regangan pada rantai tersebut
berkurang dan kanal ion akan menutup.
Terdapat perbedaan potensial antara intra sel, perilimfa dan endolimfa yang
menunjang terjadinya proses tersebut. Potensial listrik koklea disebut koklea mikrofonik,
berupa perubahan potensial listrik endolimfa yang berfungsi sebagai pembangkit
pembesaran gelombang energi akustik dan sepenuhnya diproduksi oleh selrambut luar
Pola pergeseran membran basilaris membentuk gelombang berjalan dengan amplitudo
maksimum yang berbeda sesuai dengan besar frekuensi stimulus yang diterima. Gerak
gelombang membran basilaris yang timbul oleh bunyi berfrekuensi tinggi (10 kHz)
mempunyai pergeseran maksimum pada bagian basal koklea, sedangkan stimulus
berfrekuensi rendah (125 kHz) mempunyai pergeseran maksimum lebih kearah apeks.
Gelombang yang timbul oleh bunyi berfrekuensi sangat tinggi tidak dapat mencapai
bagian apeks, sedangkan bunyi berfrekuensi sangat rendah dapat melalui bagian basal
maupun bagian apeks membran basilaris. Sel rambut luar dapat meningkatkan atau
mempertajam puncak gelombang berjalan dengan meningkatkan gerakan membran
basilaris pada frekuensi tertentu. Keadaan ini disebut sebagai cochlear amplifier.
Organ Corti

Organon corti (OC) terletak di atas membran basilaris dari basis ke apeks, yang mengandung
organel penting untuk mekanisme saraf pendengaran perifer. Terdiri bagi tiga bagian sel utama
yaitu sel penunjang, selaput gelatin penghubung dan sel-sel rambut yang dapat membangkitkan
impuls saraf sebagai respon terhadap getaran suara. 2
OC terdiri satu baris sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3 000 dan tiga baris selrambut luar
yang berjumlah sekitar 12 000.12 Rambut halus atau silia menonjol ke atas dari sel-sel rambut
menyentuh atau tertanam pada permukaan lapisan gel dari membran tektorial. Ujung atas sel-sel
rambut terfiksasi secara erat dalam struktur sangat kaku pada lamina retikularis. Serat kaku dan
pendek dekat basis koklea mempunyai kecenderungan untuk bergetar pada frekuensi tinggi
sedangkan serat panjang dan lentur dekat helikotrema mempunyai kecenderungan untuk bergetar
pada frekuensi rendah.3
Saraf Koklearis Sel-sel rambut di dalam OC diinervasi oleh serabut aferen dan eferen dari
saraf koklearis cabang dari nervus VIII, 88% Serabut aferenmenuju ke sel rambut bagian dalam
dan 12 % sisanya menuju ke sel rabut luar.4
Serabut aferen dan eferen ini akan membentuk ganglion spiralis yang selanjutnya menuju ke
nuleus koklearis yang merupakan neuron primer, dari nucleus koklearis neuron sekunder berjalan
kontral lateral menuju lemnikus lateralis dan ke kolikulus posterior dan korpus genikulatum
medialis sebagai neuron tersier, selanjutnya menuju ke pusat pendengaran di lobus temporalis
tepatnya di girus transversus.
DAFTAR PUSTAKA

1. Gates GA, Mills JH. 2005. Presbycusis. Lancet ; 366: 111120

2. Ballenger JJ. 1997. Penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher. Alih bahasa:
Staf pengajar FKUI-RSCM. 13rd ed. Jakarta: Binarupa Aksara,:105-9

3. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Alih bahasa: Setiawan I,
Tengadi KA, Santoso A. 1st ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, : 827-34

4. Rappaport JM, Provensan C. 2002.Neuro-otology for audiologist. In: Jack Katz


eds.Handbook of audiology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins: 9-13

Anda mungkin juga menyukai