Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ematul S’diah

Nim : 180192138

INSIDEN RATE

Insiden Rate Insidensi adalah gambaran tentang frekwensi penderita baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu di satu kelompok masyarakat.
Untuk dapat menghitung angka insidensi suatu penyakit , sebelumnya harus diketahui
dahulu tentang : a. Data tentang jumlah penderita baru b. Jumlah penduduk yang
munkin terkena penyakit baru ( population at risk )

Incidence rate yaitu jumlaj penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan.

Rumus Insidence Rate = Jumlah penderita baru xK

Jumlah populasi yang beresik

PREVALENSI RATE

prevalensi ialah gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan
pada suatu jangka waktu tertentu disuatu kelompok masyarakat tertentu.

Ada 2 Yaitu

1. Angka prevalensi periode (Period Prevalence rate)

adalah jumlah penderita lama dan baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada jangka waktu yang
bersangkutan dalam persen

Rumus : Period Prevalence rate = Jumlah penderita lama dan baru xK

Jumlah penduduk pertengahan tahun

2. Angka prevalensi poin (Point Prevalence rate)


adalah jumlah penderita lama dan baru pada suatu saat, dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu dalam persen

Rumus : Jumlah penderita lama dan baru pada saat itu x K


Jumlah penduduk pada sat itu

ATTACK RATE

Attack rate adalah jumlah kasus baru dari penyakityang berjangkit dalam masyarakat di
suatu tempat/ wilayah/negara pada waktu tertentu.

Attack rate (AR) : Jumlah Penderita x 100 %


Jumlah penduduk beresiko
CASE FATALY RATE

CFR adalah persentase angka kematian oleh penyakit tertentu, untuk menentuka
kegawatan/keganasan penyakittersebut.

CFR (Case Fatality Rate) : Jumlah Kematian karena penyakit x 100 %

Jumlah seluruh penderita penyakit

CRUDE BIRTH RATE

Angka kelahiran kasar didefenisikan sebagai banyaknya kelahiran hidup pada


suatu tahun tertentu tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun (Mantra, 2006).

Rumus :
CBR = B X K
PM

Dimana:
CBR = Crude Birth Rate atau Tingkat Kelahiran Kasar
Pm = Penduduk pertengahan tahun
k = Bilangan konstanta yang biasanya 1.000
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu

CRUDE DEATH RATE

Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR) adalah jumlah kematian yang
dicatat dalam 1 tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun yang sama.

Rumus :
CDR = D X K
P
M = Angka kematian kasar
D = Jumlahkematian padaa tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada tahun pertengahan tertentu
K = Konstanta , umumnya 1000

INFANT MORTALITY RATE ( IMR )


IMR adalah jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun ( 0-11 bulan ) per 1000
kelahiranhidup dalam tahun tertentu
IMR = jumlah kematian bayi berusia dibawah 1 tahun pada tahun tertentu X K
Jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu

MATERNITY MORTALITY RATE


adalah kematian seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi
kehamilan, terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang
berhubungan dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau pengelolaannya, tetapi
bukan dari sebab-sebab kebetulan atau insidental (WHO, 2007).
MMR = Jumlah kematian Ibu X 100.000
Jumlah kelahiran hidup

1.Gambaran klinis
Keracunan makanan dapat menyebabkan kombinasi beberapa gejala seperti mual,
muntah, dan diare berdarah atau tidak, terkadang disertai oleh gejala lainnya. Sesudah
mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi, nyeri perut, diare, dan muntah dapat
berlangsung selama satu 1 atau 3 hari tergantung pada jenis patogen penyebab
keracunan makanan, jenis racun, maupun tingkat kontaminasi yang terjadi.
2.ETIOLOGI

Kontaminasi makanan yang disebabkan oleh organisme menular tertentu bisa terjadi
pada tahap apa pun, misalnya saat proses produksi, penyimpanan, pengiriman,
atau saat mempersiapkannya. Makanan yang paling mudah terkontaminasi adalah
jenis makanan mentah dan makanan siap saji.

Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa menyebabkan makanan terkontaminasi:

 Makanan yang tidak dimasak hingga matang.


 Menyimpan makanan tidak di dalam kulkas dan malah membiarkannya di suhu
udara biasa terlalu lama.
 Adanya risiko kontaminasi silang.
 Mengonsumsi makanan yang tersentuh orang yang sedang sakit atau orang
yang tangannya

3. MASA INKUBASI

Berikut ini adalah beberapa jenis bakteri yang dapat mengontaminasi makanan:

 Campylobacter. Bakteri jenis ini biasa ditemukan di dalam daging mentah atau
kurang matang, susu, dan air yang tidak diolah dengan benar. Masa inkubasi
yang disebabkan oleh bakteri ini adalah antara 2-5 hari. Gejala biasanya
berlangsung kurang dari 7 hari.
 Salmonella. Bakteri ini sering ditemukan di dalam daging mentah atau kurang
matang, telur, susu, dan produk olahan susu lainnya. Masa inkubasi akibat
salmonella adalah 12-72 jam. Gejala berlangsung selama 4-7 hari.
 Escherichia coli (E. coli). Kasus infeksi bakteri ini kebanyakan terjadi setelah
mengonsumsi daging yang kurang matang, seperti pada daging cincang dan E.
coli bisa juga ditemukan pada susu yang tidak dipasteurisasi dan air yang kotor.
Masa inkubasi bakteri ini adalah 1-7 hari. Gejala berlangsung selama beberapa
hari hingga beberapa minggu.
 Clostridium botulinum (C. botulinum). Bakteri ini bisa ditemukan pada
makanan kaleng dengan tingkat keasaman yang rendah, seperti asparagus,
kacang hijau, buah bit, dan jagung. Selain itu, bakteri ini juga dapat ditemukan di
potongan bawang berminyak, lada, tomat, kentang rebus yang dibungkus
dengan kertas aluminium, hingga ikan kalengan. Bakteri ini menyebabkan
konstipasi hingga kelumpuhan otot-otot tubuh karena adanya racun terhadap
saraf. Masa inkubasi botulinum adalah 18-36 jam.
 Listeria. Bakteri ini bisa ditemukan di dalam makanan siap saji (misalnya roti isi
yang dikemas) dan keju. Wanita hamil harus berhati-hati dengan infeksi akibat
bakteri ini karena berisiko menyebabkan keguguran dan komplikasi kehamilan
serius lainnya. Masa inkubasi mulai dari beberapa hari hingga beberapa minggu.
Gejalanya akan selesai dalam waktu tiga hari.
 Shigella. Bakteri ini bisa muncul pada makanan apa pun yang dicuci dengan air
yang kotor. Gejalanya biasanya muncul tujuh hari setelah bakteri masuk ke
dalam tubuh dan berlangsung sekitar satu minggu. Bakteri ini dapat
menyebabkan disentri.
 saji. Gejalanya muncul sekitar 3 hari setelah mengonsumsi makanan
terkontaminasi dan berlangsung antara 6-7 hari.

4. PENGOBATAN
Kondisi kesehatan secara umum. Cara mengatasi keracunan makanan akan
disesuaikan oleh penyebabnya, karena beda kuman, beda pula cara pengobatannya.
Namun, sebagian besar kasus keracunan makanan dapat sembuh sendiri dan tidak
memerlukan pengobatan khusus.

Berikut sejumlah prinsip umum cara mengatasi keracunan makanan yang dapat Anda
lakukan di rumah sebelum mendapat pertolongan medis:

 Beristirahatlah yang cukup.


 Perbanyak minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Bisa juga
ditambah dengan minum oralit (larutan garam dan gula).
 Konsumsi obat antidiare untuk memadatkan feses sekaligus untuk menyerap
racun yang ada di dalam usus, seperti alumunium hidroksida atau kaopectate.
 Jangan berikan obat antimuntah.Hanya berikan obat tersebut jika Anda atau
pasien mengalami dehidrasi parah.
 Makan makanan yang padat, seperti biskuit, sereal kering secara perlahan
sampai Anda bisa kembali mengonsumsi seperti biasa hal ini berlaku pada anak
anak
 Terapkan pola hidup sehat dan selalu jaga kebersihan diri sendiri.

5. EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
Penyelidikan KLB keracunan pangan ini menggunakan rancangan penelitian
epidemiologi deskriptif dengan menggunakan desain studi kasus. Data primer diperoleh
dengan melakukan investigasi langsung dengan warga yang terpapar keracunan
pangan
6. KLB
Pada tanggal 23 mei 2017 pukul 13.30 telah diterima laporan dari puskesmas tenayan
raya ada nya dua 0rang penderita berobat ke PKM dengan keluhan pusing ,mual, dan
adanya 2 muntah-muntah. mereka mengaku menghadiri pesta hajatan tetangga nya
hari pada pukul 10:00-12:00 Wib.kemudian pada jam 14:00 melaporkan kembali
tambahan penderita dengan keluhan yang sama dan juga menghadiri acara hajatan
yang sama dengan kasus kasus pertama.pada jam14:30 dilakukan wawancara kembali
ternyata 10 penderita dari 12 penderita tersebut mengaku menyantap dari pesta hajatan
tetangga dan penderita mengatakan menyantap gulai jengkol.
Dari hasil investigasi di lapangan ternyata ada 12 penderita yang terpapar dengan
rincian sebagai berikut :
1. Pusing dan mual 2 orang
2. Muntah muntah 2 orang
3. Sisa nya 8 orang keluhan yang sama

Berdasarkan frekwensi menurut gejala seperti terlihat diatas :


Warga yang menghadiri pesta hajatan tetangga menyantap gulai jengkol dengan
keluhan yang sama yaitu pusing, mual, dan muntah.
Waktu terjadinya penyakit dapat dilihat pada masa inkubasi dan kurva epidemik
Keracunan gulai jengkol:
Masa inkubasi :
- Terpendek 1,5 jam
- Terpanjang 2,5 jam
- Selisih 8 orang jarak masa inkubasi nya
Lokasi kejadian diwilah kerja pusmas tenayan raya
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil investigasi dapat disimpulkan:
1. Telah terjasi kejadian luar bisa (KLB) diwilayah kerja puskesmas tenayan raya
pada tanggal 23 mei 2017
2. Dari gejala tersebut masa inkubasi nya terpendek 1,5 jam dan terpanjang 2,5
jam
3. Gejala yang timbul dan dirasakan sama yaitu: pusing , mual, munta muntah

Anda mungkin juga menyukai