Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Spasial Vol 5. No.

2, 2018
ISSN 2442 3262

ANALISIS ELEMEN – ELEMEN PEMBENTUK CITRA KOTA


DI KAWASAN PERKOTAAN TAHUNA, KABUPATEN KEPULAUAN
SANGIHE

Ival Tom Rees Budiman , Dwight M Rondonuwu,¹ , Aristotulus E Tungka,²


Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota. Fakultas Teknik. Universitas Sam Ratulangi.
Manado

ABSTRAK
Pada era globalisasi suatu kota dalam perkembangan perlu adanya suatu citra kota atau
identitas kota untuk sebagai penambah daya tarik kota. Tahuna memiliki kawasan pusat niaga
yang disebut “Trikora”. Selain berada pada pusat kegiatan perdagangan dan jasa, kawasan ini
juga memiliki sejarah penting bagi perkembangan di Kawasan Perkotaan Tahuna. Kondisi ini
dapat terlihat sangat jelas dari kondisi arsiktekturnya yang masih terdapat banyak bangunan tua,
seperti pertokoan, perkantoran, dan juga pasar tradisional yang belum banyak berubah yang
nampak pada wajah kotanya. Citra kota menjadi sesuatu yang penting untuk memperkuat
identitas dan wajah kota sehingga membuat kota tersebut menarik dan memiliki daya tarik.
tujuan penelitian menemukan citra kota di kawasan perkotaan Tahuna melalui lima elemen
pembentuk citra kota. dalam teori Kevin Lynch yaitu, Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna dan
menganalisis elemen – lemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaa Tahuna. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kualitatif dimana landasan teori yang berkaitan dengan judul
analisis elemen – elemen pembentuk citra kota di kawasan perkotaan Tahuna. metode statistik
deskriptif dan data kuantitatif dipakai untuk membuat kesimpulan pada peta mental maupun
kuesioner berdasarkan hasil presentase responden yang berjumlah 99 responden. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, kawasan perkotaan Tahuna, kabupaten Kepuauan Sangihe
berdasarkan tata ruang kota memiliki 29 elemen pembentuk citra kota oleh kevin lynch,
diantaranya ada 7 kawasan (District ), 5 elemen batas (Eedges), 2 titik temu ( Nodes ) serta
memiliki 16 jalur ( Path ). Hasil dari menurut masyarakat Tahuna, kawasan perkotaan Tahuna
memiliki 24 elemen fisik sebagai elemen pembentuk citra kota, diantaranya adalah 5 elemen
kawasan ( District ), 2 elemen jalur ( Path ), 1 elemen penanda kawasan ( Landmark ), 1
elemen titik temu ( Nodes ) serta 7 elemen batas ( Edges ).

Kata Kunci : Analisis, Elemen Kota, Kawasan Perkotaan, Citra Kota.

PENDAHULUAN menunjukan suatu “gambaran” (image)


(Mangunwijaya,1988). Menurut Kevin Lynch
Latar Belakang
Pemahaman seseorang tentang suatu (1960) terdapat lima kategori elemen yang
kota akan lebih mendalam dari pada sekedar digunakan orang untuk menyusun kesadaran
kesan visual. Namun sebagai penilaian sepihak atas image kawasan yaitu: paths, edges,
terhadap kualitas suatu kawasan terutama aspek districts, nodes, dan landmarks. Kawasan
citra/image kawasan walaupun obyektif. Dari perkotaan Tahuna terdapat dalam batas
sebuah lingkungan, bagi setiap orang akan administratif Kabupaten Kepulauan Sangihe
terbentuk gambaran citra (image) dalam yang merupakan salah satu wilayah yang
hubungan fisik antara satu lingkungan dengan terletak paling utara di Indonesia yang letaknya
yang lainnya. Citra itu sendiri sebenarnya hanya sangat strategis karena berbatasan langsung

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 190


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

dengan Negara Filipina, Jepang, Malaysia, dan citra kotanya. hal ini bisa terlihat dari
Vietnam. Kondisi ini menjadikannya gerbang kondisi fisik kota tersebut, dimana
masuk dibagian Timur Laut Indonesia, baik masyarakat tidak mengenal elemen
disektor pariwisata, perikanan, perdagangan dan pembentuk citra kota.
jasa, juga sektor lainnya. Pada era globalisasi 2). Tahuna belum memiliki ikon yang

saat ini suatu kota yang dalam perkembangan merupakan ciri khas untuk arah

perlu adanya suatu citra kota atau identitas kota perencanaan pembangunan.

untuk sebagai penambah daya tarik kota. Citra


kota menjadi sesuatu yang penting untuk Rumusan Masalah

memperkuat identitas dan wajah kota sehingga 1) Bagaimana kondisi elemen-elemen

membuat kota tersebut menarik dan memiliki pembentuk citra kota di Kawasan Perkotaan

daya tarik. Oleh karena itu,dengan judul Tahuna di Kabupaten Kepulauan Sangihe ?

penelitian yang ada, dapat menemukan citra 2) Bagaimana pandangan Masyarakat mengenai

kota di kawasan perkotaan Tahuna melalui lima Elemen Pembentuk citra kota di Kawasan

elemen pembentuk citra kota. Perkotaan Tahuna ?

Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian

Sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional Dari latar belakang serta rumusan masalah yang

(PKSN), Kota Tahuna mempunyai kriteria telah dijelaskan maka tujuan dari penelitian:

sebagai: 1) Identifikasi elemen-elemen pembentuk citra


kota di Kawasan Perkotaan Tahuna,
- Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai
Kabupaten Kepulauan Sangihe
pos pemeriksaan lintas batas dengan
2) Menganalisis elemen-elemen pembentuk
negara tetangga.
citra di Kawasan Perkotaan Tahuna,
- Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai
Kabupaten Kepulauan Sangihe
pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga.
TINJAUAN PUSTAKA
- Pusat perkotaan yang merupakan simpul
Lima Elemen Pembentuk Citra Kota (Kevin
utama transportasi yang menghubungkan
Lynch)
wilayah sekitarnya
Teori ini diformulasikan oleh Kevin Lynch,
- Pusat perkotaan yang merupakan pusat
seorang tokoh peneliti kota. Risetnya didasarkan
pertumbuhan ekonomi yang dapat
pada citra mental jumlah penduduk dari kota
mendorong perkembangan kawasan di
tersebut ( Lynch, Kevin. The image of the city.
sekitarnya.
Cambridge. 1969 ). Dalam risetnya, ia
menemukan bahwa pentinganya suata citra
1). Namun berbagai permasalahan terkait citra
mental karena citra yang jelas akan memberikan
kota masih banyak didapati, seperti:
banyak hal yang sangat penting bagi
Tahuna belum memiliki Identitas yang
masyarakatnya, seperti kemampuan untuk
jelas mengenai elemen-elemen pembentuk
berorientasi dengan mudah dan cepat disertai

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 191


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

perasaan nyaman karena merasa tidak tersesat, Batas ( Edges )


identitas yang kuat terhadap suatu tempat,dan Tepi adalah elemen linier yang tidak digunakan
keselarasan hubungan dengan tempat-tempat atau dianggap sebagai jalan oleh pengamat.
yang lain. Ada lima elemen kota yang mendasar Mereka adalah batas antara dua fase,
yang mampu memberikan kualitas visual bagi inkontinuitas linier: pantai, jalan kereta api, tepi
kota itu sendiri. Elemen-elemen inilah yang pembangunan, dinding "(Lynch, 1960: 47).
dianggap kasat mata dan terasa di kawasan kota. Ujung adalah garis yang memisahkan dua area
Semakin kuat kelima elemen ini maka semakin dengan fitur yang berbeda satu sama lain, garis
baik kota itu akan memberikan kualitas ini mungkin merupakan batas alami seperti
imageeble terhadap pengamat. Lima elemen sungai, jembatan dan topografi atau bentuk
kota ini adalah : buatan seperti greenbelt, waterfront, highway,
1. Jalur (Path ) jalan raya yang ditinggikan atau yang lainnya,
2. Tepian (Edge) karena mungkin saja Tingkat diferensiasi antara
3. Kawasan (District ) dua kabupaten melalui karakteristiknya yang
4. Simpul (Nodes) berbeda, karakteristik ini dapat dihasilkan dari
5. Tangeran (Landmark ) penggunaan kosa kata arsitektur yang berbeda
di fasad, jenis elemen lanskap tertentu, sifat
Jalur (Paths) cekung, tinggi bangunan, jenis rumah,
Mereka adalah saluran pergerakan di klasifikasi kegiatan, kelas sosial lainnya.

mana kota dapat dikandung seperti Gambar 2: Tepi alam: Sungai sebagai tepi alami.

gang, jalanan, rel kereta api, jalan raya,


kanal dan sejenisnya. Jalan mana pun
memiliki tiga karakteristik yang
meningkatkan keunggulannya, yaitu
identitas, kontinuitas dan kualitas
Sumber www. k43.pbase.com (diakses tanggal
terarah. Jalan mungkin kontinuitas, jika 28/04/2017, pukul 13.00 wita

ada konsentrasi dan variasi kegiatan di Gambar 3: Boston water front edge

sekitarnya, maka orang akan


berorientasi dengan mengikuti arus lalu
lintas utama.
Gambar: 1 Jalan bercabang dan jumlah perubahan kecil di
sepanjang jalanmenyebabkan masalah orientasi

Sumber: Lynch, 1960

Kawasan ( District )
Kabupaten adalah daerah karakter yang
Sumber : Kaplan, et al., 1998/ www. dianggap memiliki karakteristik umum, identitas
Faculty.ksu.edu.sa/DrMohsen/Selected Readings
visual yang terpisah dari lingkungan lainnya.

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 192


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Daerah ini bisa dikenali sebagai unit tematik. Gambar 6 :Tempa terbaik untuk simpul
Karakteristik fisik kabupaten yang baik
ditentukan oleh kontinuitas dan homogenitas
bahan fasad, tekstur, ruang, bentuk, rincian,
simbol, jenis bangunan, kegunaan, aktivitas,
penghuni, warna, topografi dan langit (Lynch,
Menghindari Simpul di jalur utama
1960). Semua fitur ini memberi identitas pada menemukan simpul dari jauh lebih efisien dan
jalur utama paling baik
distrik, menciptakan keintiman antara bagian- menangkap pergerakan
ekonomi
bagiannya, dan mengidentifikasi petunjuk dasar Sumber http:/ /www.mfe.govt.nz/ publications/
rma/people-places-spaces-mar02/people-places-
kota. Gambar 4: District events spaces- mar02.pdf

Tangeran
( Landmark)
Berbeda dengan simpul, yang bisa dimasukkan,
tengara merupakan ciri eksternal bagi individu
yang bertindak sebagai rujukan (Lynch, 1960).
Sumber Lynch, 1960
Tengaran berbeda dengan pengalaman pribadi
seseorang. Mereka biasanya statis (mereka juga
Simpul (Nodes)
bisa menjadi benda bergerak seperti matahari)
Menurut Lynch "Node adalah fokus strategis
dan benda unik (struktur fisik atau fitur
dimana pengamat Dapat masuk, biasanya
geografis) yang bisa dipilih dari sejumlah
persimpangan jalan, atau konsentrasi beberapa
kemungkinan. Tengaran adalah isyarat yang
karakteristik "(Lynch, 1960: 72). Mereka adalah
sangat penting dalam proses pencarian jalan
titik temu seperti kotak, stasiun kereta api, plaza
ketika mereka berbeda dan tidak terlalu banyak
dan persimpangan bahkan persimpangan jalan
(Kaplan, et al., 1998).
biasa adalah simpul. Simpul bisa berupa
Gambar 7 :Tangeran (Landmark)
persimpangan, maka kaitannya dengan jalur,
sebagai konvergensi dari jalur ini seperti kotak;
Atau konsentrasi tematik seperti konsentrasi
belanja; Atau kedua persimpangan dan
konsentrasi.
Gambar 5: Simpul ( Nodes )

Sumber: Lynch, 1960

Peta Mental (Cognitive Map)


Sumber: Bentley, et al., 1985 Sumber: Bentley, et al., 1985 Kontribusi paling menonjol dan studi peta
mental adalah karya KevinLynch dalam The
Image of the City. Lynch menggunakan sketsa
sederhana dari peta yang dibuat berdasarkan
memori, untuk mengungkapkan lima elemen

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 193


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

kota; nodes, edges, districts, paths and seluruh komponen kota secara kolektif,
landmarks. Perbedaan peta mental dengan sehingga peta mental masyarakat
kenyataan ini menunjukan bahwa peta mental HASIL DAN PEMBAHASAN
itu sangat subjektif. Apa yang dirasakan penting Penelitian ini berfokus pada lima elemen
oleh seseorang akan digambarkan dengan jelas, pembentuk citra kota yang ada di kawasan –
berukuran besar, dan sebaliknya sesuatu yang kawasan vital yang ada di Tahuna yaitu jalan (
dianggapnya kurang penting digambar kecil. path ), batas ( edges ), kawasan ( district ),
Karena peta mental ini peta pengalaman, bukan simpul ( nodes ), dan landmark. Serta
peta berdasarkan ukuran yang presisi. Menurut bagaimana kondisi elemen – elemen Pembentuk
Lynch, semakin nyata unsur-unsur itu dalam citra kota di Tahuna.
suatu lingkungan, misalnya lingkungan kota, Penelitian ini terdiri atas 3 (tiga) wilayah urban
makin mudah orang menyusun peta mental. di Tahuna yakni, Kecamatan Tahuna,
Artinya, orang akan lebih cepat mengenal Kecamatan Tahuna Timur dan Kecamatan
lingkungan geografis yang ada. Tahuna Barat. Dengan luas wilayah yang
dimiliki dalam wilayah urban di Tahuna yakni
METODOLOGI PENELITIAN 91.57Km2 dan secara geografis terletak
Dalam penelitian ini analisa purposive Sampling diantara:
acak digunakan untuk membentuk sebuah a. Sebelah Utara dengan Kecamatan Tabukan
pengelompokan yang dapat mewakilkan suatu Utara;
populasi dari karakteristik tertentu. Analisa b. Sebelah Selatan dengan Laut Sulawesi;
sampling acak dalam penelitian ini juga c. Sebelah Timur dengan Kecamatan
berkaitan dengan hasil dari analisa slovin Manganitu;
dimana jumlah respoden yang telah ditentukan d. Sebelah Barat dengan Kecamatan Kendahe
akan dikelompokan untuk mewakili berbagai Luuas Wilayah Administrasi Kota
Tahuna
golongan profesi dalam masyarakat.
Analisa peta mental digunakan untuk Jumlah
No Kecamatan Luas Wilayah
Kelurahan
mengetahui masyarakat dalam mengidentifikasi (Km2)
1 Tahuna 8 18.55
bentuk dan upaya untuk memahami citra 2 Tahuna 32.36
8
Timur
lingkungan perkotaan di Kawasan Perkotaan 3 Tahuna 40.66
6
Barat
Tahuna. Peta mental seseorang yang tinggal di
Kota Tahuna 91.57
22
suatu kota, tetapi jarang melihat-lihat kota
Sumber : Tahuna dalam angka 2018
tersebut, akan berbeda dengan peta mental
sesorang yang tinggal di kota yang sama, akan
tetapi sering berkeliling melihat perkembangan
kota. Akan tetapi pada perkembangnnya,
kawasan kota yang berkembang cepat dan pesat,
akan membuat masyarakat sulit untuk
mengetahui, memahami dan mengartikan
Gambar 8 : Peta Kabupaten Kepulauan Sangihe
Sumber : Peneliti 2018

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 194


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

- elemen pembentuk citra kota di kawasan


perkotaan Tahuna berdasarkan tata ruang.

Interpertasi Data Tata Ruang terhadap teori


Kevin Lynch

Gambar 9 : Peta wilayah Kota Tahuna


Sumber : Peneliti 2018

Identifikasi Elemen – Elemen Pembentuk Sumber : Peneliti 2018


Citra Kota Berdasarkan subtansi
Hasil Identifikasi Elemen – Elemen Pembentuk
Citra Kota Berdasarkan subtansi merupakan
gabungan kedua sumber tata ruang yaitu,
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Kepulauan Sangihe ( RTRW) dan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan ( RDTR ) yang
kemudian menggunakan peta overlay Gambar 10 : Peta Hasil Idetifikasi elemen district
berdasarkan tata ruang
membentuk sebuah struktur elemen – elemen Sumber : Peneliti 2018
pembentuk citra kota pada kawasan perkotaan
Tahuna. Berikut adalah hasil Identifikasi Interpertasi Data Tata Ruang terhadap teori
Kevin Lynch
Elemen - elemen pembentuk citra kota di
kawasan perkotaan Tahuna berdasarkan tata
ruang.

Interpertasi Data Tata Ruang terhadap teori


Kevin Lynch
Identifikasi elemen – elemen pembentuk citra
Sumber Peneliti 2018
Kota berdasarkan tata ruang merupakan
identifikasi berfokus pada dokumen Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan ( RDTR ) yang
yang di dalamanya di atur adalah pola ruang
dan pola pemanfaatan ruang yang mendukung
terjadinya elemen pembentuk citra kota Tahuna,
kemudian menggunakan peta overlay
membentuk sebuah struktur elemen – elemen
Gambar 11 : Peta Hasil Idetifikasi elemen Edges
pembentuk citra kota pada kawasan perkotaan berdasarkan tata ruang
Sumber : Peneliti 2018
Tahuna. Berikut adalah hasil Identifikasi elemen

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 195


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Interpertasi Data Tata Ruang terhadap teori


Kevin Lynch

Gambar 12 : Peta Hasil Idetifikasi elemen District


berdasarkan Pandangan masyarakat
Sumber Peneliti 2018 Sumber : Peneliti 2018
Kemampuan Elemen fisik (Path) pembentuk citra kota
Tahuna menurut masyarkat di Kecamatan Tahuna
Timur

Sumber : Peneliti 2018

Gambar 11 : Peta Hasil Idetifikasi elemen Nodes


berdasarkan tata ruang
Sumber : Peneliti 2018

Hasil Identifikasi Elemen Citra Kota di


Tahuna Menurut Masyarakat
Hasil Identifikasi elemen pembentuk citra kota
di Tahuna merupakan identifikasi menurut Gambar 13 : Peta Hasil Idetifikasi elemen Path
berdasarkan Pandangan masyarakat
presepsi masyarakat terhadap bentuk dan Sumber : Peneliti 2018

visualisasi kota yang mampu menciptapkan


Kemampuan Elemen fisik (Landmark) pembentuk citra
suatu sense of place terhadap masyarakat, dari 3 kota Tahuna menurut masyarkat di Kecamatan Tahuna
Timur
(tiga) wilayah penelitian, Kecamatan Tahuna
Timur, Kecamatan Tahuna Barat dan
Kecamatan Tahuna masyarakat mampu
mengidentifikasi sebanyak 24 Elemen fisik.
Kemampuan Elemen fisik (Distric) pembentuk citra
kota Tahuna menurut masyarkat di Kecamatan Tahuna
Sumber : Peneliti 2018

Sumber : Peneliti, 2018

Gambar 14 : Peta Hasil Idetifikasi elemen Landmark


berdasarkan Pandangan masyarakat
Sumber : Peneliti 2018

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 196


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Kemampuan Elemen fisik (Nodes) pembentuk citra kota Kodim, kawasan Pemerintahan kabupaten,
Tahuna menurut masyarkat di Kecamatan Tahuna
Timur kawasan perkantoran Kabupaten, dan kawasan
Pusat perdagangan dan jasa.
B. Batas ( Edges )
Untuk kategori Edges ada empat (5 ) elemen
fisik telah teridentifikasi, yaitu Rawa Soataloara
Sumber : Peneliti 2018
dan Towo’e, Rawa Tona , Rawa Bareto ,
Kawasan Sempadan Sungai, Kawasan
Sempadan Pantai
C. Ttik Temu ( Nodes )
Sebanyak Dua (2 ) elemen Nodes teridentifikasi
sebagai elemen pembentuk citra kota Tahuna,
yakni Terminal Towo’e dan Terminal Tona, dan
yang belum teridentifikasi sebagai elemen
Nodes, yaitu Taman kota Malahasa sebagai
Gambar 15 : Peta Hasil Idetifikasi elemen Landmark
berdasarkan Pandangan masyarakat bagian dari ruang terbuka kawasan perkotaan
Sumber : Peneliti 2018
Tahuna.
D. Jalur ( Path )
KESIMPULAN
Elemen fisik pembentuk citra kota kategori
Berdasarkan hasil identifikasi dan analisa
path sebanyak enam belas (16) telah
pembentuk citra kota di kawasan perkotaan
teridentifikasi di kawasan perkotaan
Tahuna, kabupaten kepulauan Sangihe,
Tahuna yakni, jalan Boulevard, Jalan
Terdapat Elemen fisik yang dinilai berdasarkan
Tidore, Jalan Tapuang, Jalan Tona 1, Jalan
Tata Ruang, peta mental masyarakat di Tahuna
Stadion Tona, Jalan Dumuhung, Jalan
dan Juga masyarakat pendatang yang mampu
Makaampo, Jalana Malahasa, Jalan Dr.
menjadi pembentuk citra kota yakni :
Sutomo, Jalan Nustar, Jalan Tatehe Woba,
29 ( dua puluh sembilan) elemen fisik telah
Jalan Mahena, jalan Manente dan Jalan
diidentifikasi sebagai elemen fisik pembentuk
Santiago.
citra kota Tahuna berdasarkan substansi,
Hasil identifikasi dan analisa menurut
peneliti mengidentifikasi ke 29 elemen ini
masyarakat Tahuna :
berdasarkan tata ruang, yang di dalamanya di
24 (dua puluh empat) elemen fisik diatas telah
atur adalah pola ruang dan pola pemanfaatan
di identifikasi sebagai elemen fisik pembentuk
ruang yang mendukung terjadinya elemen
citra kota di Tahuna menurut masyarakat,
pembentuk citra kota Tahuna:
masyarakat mengidentifikasi ke 24 elemen ini
A. Kawasan ( District )
berdasarkan banyaknya aktivitas yang mereka
Sebanyak Sembilan (7) elemen fisik telah
lakukan maupun adanya satu sejarah yang kuat
teridentifikasi menjadi pembentuk citra kota
pada tempat-tempat tersebut
diantaranya, kawasan Kawasan Pelabuhan, ,
Elemen fisik Pembentuk Citra Kota ( District )
pasar Towo’e , Pangkalan TNI AL, kawasan

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 197


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Dari 24 elemen fisik yang mampu diidentifikasi menciptakan suatu kesan kepada masyarakat di
sebagai elemen fisik khusus kategori distric ada Tahuna dan juga bagi pendatang.
5 yakni, pelabuhan nusantara, kampung tidore, Elemen fisik Pembentuk Citra Kota ( Nodes )
trikora, pasar towo’e dan pangkalan militer Hasil identifikasi dan interpertasi khusus
(Kodim 1301 dan Lanal), District pelabuhan kategori nodes, Taman Kota Malahasa mampu
mampu dikenali sebagai pembentuk citra kota dikenali sebagai elemen Pembentuk citra kota
oleh masyarakat, di kawasan perkotaan Tahuna. Hal ini tidak terlepas dari latar
Tahuna. karena mengingat pelabuhan nusantara belakang fungsi kawasan sebagai ruang terbuka,
memiliki fungsi spesifik yakni sebagai suatu dan letaknya dekat dengan kawasan
gerbang masuknya pelayaran dari ibukota pemerintahan serta digunakan berbagai
provinsi maupun negara tetangga. kegiatan, seperti kesenian, keagamaan, upacara
Elemen fisik Pembentuk Citra Kota ( Path ) adat dan pemerintahan.
Hasil identifikasi khusus kategori path, Elemen fisik Pembentuk Citra Kota ( Edges )
masyarakat Tahuna 2 (dua) elemen fisik (path) Hasil identifikasi khusus kategori edges,
yakni, jalan malahasa dan jalan boulevard. Path masyarakat Tahuna mampu mengidentifikasi 7
boulevard Tahuna mampu dikenali sebagai (tujuh) elemen fisik edges yakni, Gunung awu,
pembentuk citra kota. Jalur Boulevard Tahuna Bukit Tahuna, teluk Tahuna, mangrove, gunung
merupakan bagian dari reklamasi tahuna yang mentahi, sungai kolongan beha dan sungai
terletak di pesisir teluk tahuna, saat ini berbagai angges, hal ini tidak terlepas dari bentuk
kegiatan masyarakat dan titik pertemuan berada geografis Tahuna yang 60 persen daerah nya
disepanjang jalur ini, jalur boulevard juga berbukit juga memeiliki gunung berapi yang
merupakan akses tercepat antara pelabuhan dan masih aktif, serta sungai-sungai yan masih asri
pusat kota (Kawasan Trikora), disepanjang jalur mengairi Tahuna.
ini juga terdapat berbagai macam wisata kuliner
dengan pemandangan langsung dari teluk DAFTAR PUSTAKA
tahuna, hal ini menjadikan jalan boulevard Arthur, P., dan Passini, R., (1992), Wayfinding:
Tahuna mempunyai kekuatan yang kuat sebagai People, Signs, and Architecture, Ontario:
pembentuk citra kota Tahuna. Elemen fisik McGraw – Hill
Pembentuk Citra Kota ( Landmark )
Hasil Identifikasi khsusus kategori landmark Balchin, P. I., David; Chen, Jean (2000). Urban
tugu Malahasa mampu dikenali sebagai elemen Economics; a global perspective. New York,
pembentuk citra kota oleh masyarakat Tahuna, Palgrave.
karena memiliki fungsi sebagai mercusuar
pertama di Tahuna dan menjadi bagian dari Damayanti, R dan Handinoto (2005) Pengaruh
pelabuhan tua di Tahuna, posisi dari tugu Gaya Hidup Terhadap Persepsi Kota Surabaya.
malahasa yang strategis berada pada simpul
persimpangan jalur menuju pusat kota D. BRILMAN zending di kepulauan Sangihe
memberikan suatu kesan visualis terhadap dan Talaud, Tahuna, Juni 1986
bentuk dari tugu Malahasa, sehingga mampu

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 198


Jurnal Spasial Vol 5. No. 2, 2018
ISSN 2442 3262

Lawson, Bryan. The Language of Space. Oxford Data Jaringan Jalan di Kabupaten Sangihe
: Architectural Press, 2003. Sangihe Tahun 2009
Lynch, Kevin. 1960. The Image Of the City.
Massachusetts : Massachusetts Institute of
Technology and the Oresident amd Fellows of
Harvard College

Lynch, Kevin. A Theory of Good City Form.


Cambridge, MA : MIT Press, 1981.

Paputungan, Tiwi. Citra Kota Pusat


KotaMobagu. 2016

Zahnd, Markus. 1999. Teori Perancangan Kota


dan Penerapannya. Yogyakarta : Kanisius

Dewi Wulaningrum, sintia. Elemen – elemen


Pembentuk Kota yang berpengaruh terhadap
Citra Kota ( Studi Kasus: Kota Lama Semerang
).2014

Jurnal RUAS, Volume 12 No 1, Juni 2014 ISSN


1693-3702 Elemen Pembentuk Citra Kawasan
Bersejararah Di Pusat Kota Malang.

Evaluasi dan Pengembangan Prinsip Kota Hijau


Tropis Pesisir Pada Kawasan Pemerintahan
Kota Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe
(Nancy M.L Mohede, Sangkertadi, Cyntia
E.V. Wuisang)

Undang Undang no. 26 tahun 2007

RTRW Kabupate Kepulauan Sangihe 2014-


2034

RDTR Kota Tahuna 2012 - 2032

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota 199

Anda mungkin juga menyukai