Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PARALLEL COMPENSATION DAN SERIES COMPENSATION

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik II

Oleh Kelompok 4 :

Aldi Setya M. (NIM. 1641150098)

Denny Agung S. P. (NIM. 1641150027)

Ilham Akbar M (NIM. 1641150086)

Muhammad Mudafi’ul Haq (NIM. 1641150014)

Satria Ali Mutarom (NIM. 1641150030)

Wulan Afi Liana (NIM. 1641150068)

D4 Sistem Kelistrikan-3D

PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2019
PRAKTIKUM 1
PARALLEL COMPENSATION

1.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari Praktikum 1 Parallel Compensation adalah untuk mengetahui
pengaruh dari kompensasi paralel pada stabilitas tegangan di beban dan kerugian
pada saluran transmisi.

1.2 Dasar Teori


Kapasitor adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan daya reaktif yang
diperlukan oleh beban sehingga aliran daya reaktif disaluran bisa berkurang,
dengan kata lain kapasitor bemanfaat untuk menaikkan faktor daya. Semakin
tinggi faktor daya semakin efisien pula penyaluran dayanya.

Secara teoritis sistem dengan faktor daya rendah tentunya akan


menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan
menyebabkan rugi rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi lebih
besar.

Untuk memperbesar harga cos 𝜃 (faktor daya) yang rendah hal yang
mudah dilakukan adalah memperkecil sudut 𝜃 sehingga menjadi 1. Sedang untuk
memperkecil sudut φ itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil
komponen daya reaktif. Berarti komponen daya reaktif yang bersifat induktif
harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu
sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.

Kapasitor paralel adalah rangkaian dari beberapa kapasitor (dua atau lebih)
yang disusun secara sejajar. Untuk mengetahui nilai total beberapa kapasitor yang
dihubungkan paralel dapat menggunakan rumus yang mirip dengan resistor seri.
Misalkan beberapa kapasitor dirangkai secara paralel dengan kapasitas kapasitor
masing masing C1, C2, C3, dan Cn, maka beberapa kapasitor tersebut dirangkai
seperti gambar berikut.

Gambar Rangkaian paralel

Maka untuk menghitung besarnya nilai total kapasitor adalah

Ctotal = C1 + C2 + C3 + Cn
Kapasitor paralel digunakan secara luas pada sistem distribusi untuk
perbaikan faktor daya. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka muatan elektron
akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan
elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari
kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan
demikian pada saat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang
berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali
elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (IC) berarti sama juga
kapasitor menyuplai daya reaktif ke beban. Beban yang bersifat induktif sudut 
adalah positif sehingga daya reaktif Q positif. Beban yang bersifat kapasitif sudut
 adalah negatif sehingga daya reaktif Q adalah negatif.

Pada saluran distribusi, kapasitor paralel berguna untuk mengkompensasi


rugi-rugi daya reaktif (I’X). Beban yang bersifat induktif akan menyerap daya
reaktif yang kemudian akan dapat menimbulkan jatuh tegangan pada sisi
penerima. Dengan melakukan pemasangan kapasitor paralel, beban akan
mendapatkan suplai daya reaktif. Kompensasi yang dilakukan oleh kapasitor
paralel, akan dapat mengurangi penyerapan daya reaktif sistem oleh beban,
dengan demikian jatuh tegangan yang terjadi dapat dikurangi.

Gambar Rangkaian dan diagram fasor pada kapasitor paralel

Dari gambar diatas terlihat bahwa pemasangan kapasitor paralel mereduksi


arus sumber (I). IC merupakan arus yang dialirkan kapasitor saat kapasitor terisi
penuh. IC akan mengalir ke sisi penerima (VR), sehingga sisi pengirim (VS) hanya
mencukupkan arus yang dibutuhkan oleh beban sekitarnya. Oleh karena arus yang
mengalir beban dicukupkan oleh arus injeksi kapasitor maka arus yang mengalir
ke saluran jauh lebih kecil sehingga dapat mengurangi rugi-rugi daya aktif (Plosses)
maupun rugi-rugi daya reaktif (Qlosses). Pada fasor juga menunjukkan bahwa IC
membuat garis vektor I naik dan memperkecil sudut antara arus dan tegangan,
sehingga pemasangan kapasitor paralel akan memperbaiki faktor daya.

Jatuh tegangan pada saluran dengan faktor daya lagging dinyatakan


dengan persamaan berikut :

VD = IR . R + IX . XL

Dimana VD = Jatuh tegangan (drop volatge) pada saluran (Volt)

R = Resistansi total saluran ()

XL = Jumlah reaktansi induktif saluran ()

IR = Komponen ril dari arus (A)

IX = Komponen reaktif dari arus, komponen arus tertinggal 90° dari


tegangan (A)

Ketika dipasang kapasitor paralel, seperti ditunjukkan pada gambar (b) dan
(d) jatuh tegangan dihasilkan pada persamaan berikut :

VD = IR . R + IX . XL – IC XL

Dari dua persamaan diatas dapat diketahui bahwa jatuh tegangan akan
mengecil dengan penambahan kapasitor paralel pada jaringan. Penurunan
tegangan yang terjadi sebesar :

VR = IC . XL

Adapun kelebihan dari kapasitor paralel, apabila salah satu komponen ada
yang rusak maka tidak akan mempengaruhi komponen lain, dengan kata lain
apabila salah satu dicabut maka yang lain akan tetap berfungsi. Kekurangan dari
kapasitor paralel dari segi ekonomis lebih mahal dari kapasitor seri karena
membutuhkan komponen yang banyak dan juga memiliki arus yang berbeda-beda
sesuai dengan hambatan.

(sumber:
http://digilib.unila.ac.id/23541/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf)

1.3 Alat dan Bahan Praktikum


 1 DL 2108TAL Three-phase power supply unit
 1 DL 2108T02 Power circuit breaker
 1 DL 1080TT Three-phase transformator
 1 DL 7901TT Overhead line model
 1 DL 1017R Resistive load
 1 DL 1017L Inductive load
 1 DL 1017C Capacitive load
 1 DL 2109T26 Power meter
 1 DL 2109T27 Power factor meter
 3 DL 2109T2A5 Moving-iron ammeter (2,5A)
 1 DL 2109T1PV Moving-iron voltmeter (600V)
1.4 Gambar Rangkaian
1.5 Prosedur Praktikum
a. Merangkai rangkaian sesuai dengan diagram topografi
b. Melepas semua kabel jumper (bridging plugs) yang menghubungkan
kapasitansi CE dan CL ke overhead line model.
(catatan: kelompok ini kapasitansi CE dan CL tidak dilepas atau tetap
terhubung pada overhead line model)
c. Mengatur sisi primer dari transformator tiga fasa dalam hubungan delta
380 V dan dengan menggunakan kabel jumper (bridging plugs) untuk
mengatur sisi sekunder dalam hubungan star UN +5%
d. Mengatur tegangan suplai sebesar UN = 380 V
e. Mengatur nilai L2 sebesar 3.19 H pada beban induktif: sebuah kapasitansi
sebesar 3.2 𝜇F diperlukan untuk mengkompensasi induktansi itu
sepenuhnya (𝜔 ∙ C ∙ L = 1)
f. Menghubungkan C2 = 3 𝜇F pada beban kapasitif dan mengukur tegangan
U1, arus I1, daya aktif P1, dan daya reaktif Q1 pada sumber jaringan dan
tegangan U2, arus I2, dan cos𝜑2 pada ujung jaringan untuk berbagai
pengaturan dari beban resistansi.
g. Memasukkan hasil pengukuran pada tabel
h. Membandingkan hasil pengukuran dengan paktikum 4 (Ohmic-Inductive
Load) bahwa kompensasi paralel dapat mengurangi kebutuhan daya
reaktif dari sistem beban saluran; pada waktu yang sama, tegangan pada
beban bertambah atau meningkat
i. Mengatur beban induktif L5 dan beban resistif R3.
Dari hasil pengukuran praktikum 4 (Ohmic-Inductive Load) dengan
beban induktif L5 = 0.9 H dan beban resistif R3 = 435 Ω dapat diketahui
bahwa nilai cos𝜑2 0.5 terjadi di kasus beban ini.
j. Mengukur tegangan U1, arus I1, daya aktif P1, dan daya reaktif Q1 pada
sumber jaringan dan tegangan U2, arus I2, dan cos𝜑2 pada ujung jaringan
untuk berbagai pengaturan dari beban resistansi.
1.6 Hasil Praktikum

1.6.1 Tabel Data Hasil Praktikum

1.6.1.1 Beban Induktif L2 = 3.19 H dan Kompensasi Kapasitansi C2 = 3 𝝁F


Q1
R U1 (V) I1 (A) P1 (W) U2 (V) I2 (A) cos𝝋2
(VAR)
R1 380 0,47 72 80 QC 422 0,25 1
0,99
R3 380 0,65 144 42 QC 400 0,58
Cap
0,99
R4 378 0,81 186 19 QC 380 0,79
Cap

1.6.1.2 Beban Induktif L4 = 1.27 H dan Kompensasi Kapasitansi C4 = 8 𝝁F


Q1
R U1 (V) I1 (A) P1 (W) U2 (V) I2 (A) cos𝝋2
(VAR)
R1 390 0,49 76 80 QC 422 0,29 1
0,99
R3 380 0,68 149 46 QC 400 0,59
Cap
0,99
R4 380 0,82 194 19 QC 380 0,79
Cap

1.6.1.3 Beban Induktif L5 = 0.9 H dan Kompensasi Kapasitansi C2 = 10 𝝁F


Q1
R U1 (V) I1 (A) P1 (W) U2 (V) I2 (A) cos𝝋2
(VAR)
R1 390 0,39 72 51 QC 410 0,3 0,97 Ind
R3 380 0,61 138 28 QC 390 0,59 0,99 Ind
R4 380 0,79 184 0 370 0,79 1

1.6.1.4 Beban Induktif L5 = 0.9 H dan Beban Resistif R3 = 435 Ω


Q1
U1 (V) I1 (A) P1 (W) U2 (V) I2 (A) cos𝝋2
(VAR)
0,68
385 0,52 82 88 QL 305 0,78
Ind

1.6.2 Hasil Data Perhitungan


Diket. 𝑃1∅ = 82 W

𝑃3∅ = 3 . 𝑃1∅ = 3 . 82 W = 246 W

cos𝜑1 = 0,9 sehingga 𝜑1 = cos-1(0,9) = 25,84°

cos𝜑2 = 0,68 sehingga 𝜑2 = cos-1(0,68) = 47,156°

Ditanya: C...?
Jawab:

QC = 𝑃3∅ (tan 𝜑1 – tan 𝜑2)

= 246 (tan 25,84° - tan 47,156°)

= 146,11 VAR

𝑉 2 𝑠𝑖𝑛𝜑1
XC = 𝑄𝑐

3852 𝑠𝑖𝑛25,83°
= 146,11

= 442 Ω
1
C = 𝜔. 𝑋𝑐

1
= 2. 𝜋 . 50 . 442

= 7,2 𝝁F
PRAKTIKUM 2
SERIES COMPENSATION

2.1 Tujuan Praktikum


Tujuan dari Praktikum 2 Series Compensation adalah untuk mengetahui
pengaruh dari kompensasi seri pada stabilitas tegangan di beban.

2.2 Dasar Teori


Kapasitor adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan daya reaktif yang
diperlukan oleh beban sehingga aliran daya reaktif disaluran bisa berkurang,
dengan kata lain kapasitor bemanfaat untuk menaikkan faktor daya. Semakin
tinggi faktor daya semakin efisien pula penyaluran dayanya.

Secara teoritis sistem dengan faktor daya rendah tentunya akan


menyebabkan arus yang dibutuhkan dari pensuplai menjadi besar. Hal ini akan
menyebabkan rugi rugi daya (daya reaktif) dan jatuh tegangan menjadi lebih
besar.

Untuk memperbesar harga cos 𝜃 (faktor daya) yang rendah hal yang
mudah dilakukan adalah memperkecil sudut 𝜃 sehingga menjadi 1. Sedang untuk
memperkecil sudut 𝜃 itu hal yang mungkin dilakukan adalah memperkecil
komponen daya reaktif. Berarti komponen daya reaktif yang bersifat induktif
harus dikurangi dan pengurangan itu bisa dilakukan dengan menambah suatu
sumber daya reaktif yaitu berupa kapasitor.

Kapasitor seri adalah rangkaian dari beberapa kapasitor (dua ataupun


lebih) yang dihubungkan secara seri atau berantai. Untuk mengetahui total nilai
beberapa kapasitor yang dihubungkan secara seri dapat menggunakan rumus yang
mirip dengan resistor paralel. Misalkan beberapa kapasitor dirangkai secara seri
dengan kapasitas masing masing kapasitor sebesar C1, C2, C3 dan Cn. Maka
beberapa kapasitor tersebut dirangkai seperti berikut.

Gambar Rangkaian C seri

Maka untuk menghitung besarnya nilai total kapasitor adalah


1 1 1 1 1
=𝐶 +𝐶 +𝐶 +𝐶
𝐶𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 1 2 3 𝑛

Apabila kapasitor dipasang seri pada saluran, maka kapasitor akan


mengkompensasi reaktansi induktif. Sehingga kapasitor memiliki reaktansi
negatif dalam hubungan seri dengan rangkaian reaktansi positif, dimana
memberikan efek kompensasi dan akan meminimalkan jatuh tegangan yang
disebabkan sifat induktif pada jaringan.

Untuk pemakaian pada saluran distribusi, ukuran kapasitor dipilih


sedemikian rupa sehingga resultan reaktansi akan mengecil dengan penambahan
reaktansi kapasitif. Pada gambar (a) dan (c) jatuh tegangan pada saluran dapat
dinyatakan dengan persamaan berikut :

VD = I . R cos  + I . XL sin 

dimana VD = jatuh tegangan (drop volatge)

R = resistansi saluran

XL = reaktansi induktif saluran

cos  = faktor daya sisi penerima

sin  = sinus sudut fase sisi penerima


Seperti ditunjukkan pada gambar terlihat bahwa pemasangan kapasitor
mengurangi rugi-rugi akibat adanya reaktansi induktif dan tidak mengubah besar
sudut fase dari sisi penerima. Ketika rangkaian kapasitor ditempatkan, seperti
ditunjukkan pada gambar (b) dan (d), tegangan jauh semakin rendah, dengan
persamaan berikut:

VD = I . R cos  + I . (XC –XL) sin 

dimana VD = jatuh tegangan (drop volatge) (Volt)

R = resistansi saluran (

XC = reaktansi kapasitif dari kapasitor seri

XL = reaktansi induktif saluran

cos  = faktor daya sisi penerima

sin  = sinus sudut fase sisi penerima

Biasanya untuk kompensasi reaktansi induktif, ukuran kapasitor seri yang


dipilih untuk aplikasi pada sistem distribusi memperhatikan besarnya reaktansi
induktif dari sistem distribusi. Sehingga jatuh tegangan yang dihasilkan pada
persamaan berikut:

VD = I . R cos  – I . (XC – XL) sin 

Penggunaan kapasitor dengan nilai kapasitas yang terlalu besar


menyebabkan resultan reaktansi membesarAdapun kelebihan dari kapasitor seri,
praktis dan daya stabil tinggi, jika ada kerusakan mudah dalam
mengidentifikasikannya, tidak memerlukan komponen yang banyak dengan kata
lain dari segi ekonomis lebih murah. Kekurangan dari kapasitor seri yaitu
konsumsi daya harus tinggi supaya daya stabil, mengganggu komponen lain
apabila salah satu komponen rusak, arus listrik yang sama tetapi tegangan
berbeda-beda.

(sumber:
http://digilib.unila.ac.id/23541/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf)

2.3 Alat dan Bahan Praktikum


 1 DL 2108TAL Three-phase power supply unit
 1 DL 2108T02 Power circuit breaker
 1 DL 1080TT Three-phase transformator
 1 DL 7901TT Overhead line model
 1 DL 1017R Resistive load
 1 DL 1017L Inductive load
 1 DL 1017C Capacitive load
 1 DL 2109T26 Power meter
 1 DL 2109T27 Power factor meter
 3 DL 2109T2A5 Moving-iron ammeter (2,5A)
 1 DL 2109T1PV Moving-iron voltmeter (600V)
2.4 Gambar Rangkaian
2.5 Prosedur Praktikum
a. Merangkai rangkaian sesuai dengan diagram topografi
b. Komponen induktif dari saluran harus dikompensasi menggunakan
kapasitansi yang dihubungkan seri
c. Melepas semua kabel jumper (bridging plugs) yang menghubungkan
kapasitansi CE dan CL ke overhead line model.
(catatan: kelompok ini kapasitansi CE dan CL tidak dilepas atau tetap
terhubung pada overhead line model)
d. Mengatur sisi primer dari transformator tiga fasa dalam hubungan delta
380 V dan dengan menggunakan kabel jumper (bridging plugs) untuk
mengatur sisi sekunder dalam hubungan star UN + 5%
e. Sesuai dengan rumus yang disajikan, nilai kompensasi kapasitansi:
1
C = 𝜔 (𝜔 𝐿 + 𝑅 ∙ 𝑐𝑜𝑡𝑎𝑛 𝜑
2)

1
C = 2 𝜋 50 (2 𝜋 50 ∙ 290 ∙ 10−3 +13 ∙1.333) = 29.4 𝜇F

f. Mengatur kapasitansi seri menjadi 18 𝜇F dengan menghubungkan tiga


kapasitansi individu C7 = 18 𝜇F dalam seri di setiap penghantar.
g. Mengatur tegangan suplai sebesar UN = 380 V
h. Mengatur ohm-induktif secara berurutan ke masing-masing nilai yang
diberikan pada tabel dan kemudian mengukur setiap langkah tegangan
U1, arus I1, daya aktif P1, dan daya reaktif Q1 pada sumber transmisi dan
tegangan U2, arus I2, dan cos𝜑2 pada ujung transmisi.
i. Membandingkan tegangan yang terukur pada dua line pada ujung
transmisi dengan yang diukur untuk beban L dan R sama tanpa
kompensasi seri (praktikum 4), tegangan meningkat pada ujung transmisi
sementara kompensasi seri berfungsi terutama untuk mengurangi jatuh
tegangan dari transmisi.
2.6 Data Hasil Praktikum

2.6.1 Tabel Data Hasil Praktikum

Tabel Hasil Praktikum


U1 P1 Q1 U2
R L C I1 (A) I2 (A) cos𝝋2
(V) (W) (VAR) (V)
0,87
R4 L4 C7 362 1,21 284 23 QC 445 1,19
Ind
0,85
R5 L5 C7 359 1,72 398 0 QC 440 1,6
Ind
0,50
R3 L5 C5 359 2,31 430 354 QC 580 1,95
Ind

Anda mungkin juga menyukai