Anda di halaman 1dari 3

Nama : Lya Rizka Herawati

NIM : 160322605243

PERUBAHAN PANDANGAN KLASIK KE PANDANGAN KUANTUM PADA FISIKA


Mekanika klasik berawal ketika Aristoteles mengemukakan mengenai bidang dinamika.
Selanjutnya adalah Galileo yang menyatakan baik benda berat maupun ringan jatuh pada
kecepatan yang sama kecuali sampai batas mereka berkurang kecepatannya akibat pergeseran
udara. Penemuan Galileo yang lainnya yaitu mengenai hukum kelembaman (inersia). Selain itu,
Isaac Newton juga meneliti tentang mekanika.
Di akhir abad ke-19 merupakan masa puncak dari fisika klasik, saat itu fisika klasik
mempunyai dua cabang utama yaitu :
1. Mekanika klasik Newtonian yang dicirikan oleh adanya partikel sebagai sesuatu yang berada
di dalam ruang, dan secara sederhana dapat dikatakan sebagai adanya batas yang jelas antara
materi dan sesuatu di luar atau lingkungannya.
2. Teori medan elektomagnetik Maxwellian yang dicirikan oleh kuantitas medan dari gelombang
yang menyebar di dalam ruang bagai kabut dengan ketebalan yang berbeda dan menipis
sampai akhirnya benar-benar lenyap. Persamaannya adalah :

Di abad ke-19 muncul teori fisika kuantum yang bermula ketika mekanika klasik tidak
dapat menjelaskan mengenai dinamika benda mikroskopik seperti atom. Selain itu mekanika
klasik juga tidak dapat menjelaskan spektrum radiasi benda hitam, efek fotolistrik, efek compton,
dan difraksi elektron. Lahirnya mekanika kuantum tidak terlepas dari perkembangan-
perkembangan teori atom. Mekanika kuantum bukan untuk menghapus teori atau hukum
sebelumnya, melainkan untuk menyempurnakan teori atau hukum tersebut.
Perkembangan mekanika kuantum adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi
beberapa paket atau kuanta yang secara khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran
intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam.

E=n.h.v
Dimana :
n = bilangan kuantum (n = 0, 1, 2, dst)
h = konstanta Planck (6,626 .10-34 J.s = 4,136-15.10 eV.s)
v = frekuensi radiasi (Hz)

2. Tahun 1905, Albert Enistein menjelaskan tentang efek fotolistrik dengan menyimpulkan
bahwa energi cahaya datang dalam bentuk kuanta yang disebut foton.
3. Tahun 1913, Neils Bohr menjelaskan garis-garis spektrum dari atom hidrogen dengan
menggunakan teori kuantisasi.
4. Tahun 1924, Louis de Broglie menyatakan teorinya tentang gelombang benda.

Dimana :
𝞴 = panjang gelombang (m)
h = konstanta Planck (6,626 .10-34 J.s = 4,136-15.10 eV.s)
p = momentum (m2/s)
5. Tahun 1925, Erwin Schrodinger menganalisis bagaimana elektron memiliki gelombang yang
mengelilingi inti.
6. Tahun 1926 Schrodinger menganalisis persamaan matriks Heisenberg dengan fungsi
gelombang yang dibuatnya untuk memprediksi perilaku elektron.

Persamaan diatas merupakan Persamaan Schrodinger tak gayut waktu satu dimensi.
Mekanika kuantum sangat berguna untuk menjelaskan mengenai atom dan partikel
subatomik seperti proton, neutron, dan elektron yang tidak mematuhi hukum-hukum fisika klasik.
Atom biasanya digambarkan seperti sebuah sistem, dimana elektron yang bermuatan negatif
beredar di sekitar inti atom yang bermuatan positif. Menurut mekanika kuantum, ketika sebuah
elektron berpindah dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah,
misalnya dari kulit atom ke-2 ke kulit atom ke-1, maka akan memancarkan atau melepaskan energi
yang berupa sebuah partikel cahaya yang disebut dengan foton. Energi yang dilepaskan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut:
E=hf
dimana:
 E adalah energi (J)
 h adalah tetapan Planck, h=6.63 x 10-34 (Js)
 f adalah frekuensi cahaya (Hz)

Sumber:
Hadiyan, Adli. 2017. KEGAGALAN FISIKA KLASIK MENJELASKAN MEKANIKA
KUANTUM (Online). (https://dokumen.tips/education/kegagalan-fisika-klasik-
menjelaskan-mekanika-kuantum.html). Diakses 14 Februari 2019.
Ruthmianingsih, V. 2015. Kegagalan Mekanika Klasik Dan Lahirnya Mekanika Kuantum
(Online). (https://id.scribd.com/doc/260315637/Makalah-Kegagalan-Mekanika-Klasik-
Dan-Lahirnya-Mekanika-Kuantum). Diakses 14 Februari 2019.

Anda mungkin juga menyukai