Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit

salah satu penyebab terbesar kematian pada anak usia balita didunia adalah

pneumonia. Menurut World Health Organization (WHO) insidensi pneumonia

didunia sebesar 1,4 jta ana atau sekitar 18 % anak <5 tahun setiaap tahunnya

meninggal akibat pneumonia di negara-negara berkembang pneumonia

merupakan penyebab utama kematian pada anak usia balita. Sebanyak 1,1 juta

meninggal dunia pada tahun 2012 karena pneumonia, sebagian besar balita

yang meninggal berusia kurang dari 2 tahun. Setiap tahun lebih dari 2 juta

anak balita meninggal disebabkan oleh pneumonia kejadian tersebut melebihi

dari penyakit AIDS, malaria, dan TBC (WHO, 2012)

Angka kejadian pneumonia pada tahun 2012 di Indonesia pada balita

diperkirakan 10-20% pertahun dengan angka kematian 6 per 1000 kelahiran

hidup. Berdasarkan Hasil survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2018, ditemukan angka kejadian pneumonia di Indonesia mencapai 2,0% dari

jumlah penduduk 265 juta jiwa. Di indonesia sendiri terddapat provinsi yang

memiliki angka kejadian pneumonia yang tertinggi diantaranya NTT (7%),

Gorontalo (6%), Papua barat (6,2%), dan sulawesi tengah (6%). Sedangkan

pneumonia pada anak atau balita menunjukan hasil papua sebagai provinsi

tertinggi dengan kejadian penumonia (8%) (Kementrian Kesehatan RI, 2018).


Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang sering terjadi

pada bayi dan masa kanak-kanak awal (toddler), biasanya merupakan

komplikasi dari penyakit lain. Penyebab bronkopneumonia adalah bakteri

(hemophillus influenzae), virus (respiratory syncytial virus), jamur (candida

albicans) dan aspirasi seperti makanan, cairan amnion dan benda asing. Faktor

resiko yang mempengaruhi timbulnya bronkhopneumonia adalah daya tahan

tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi, penyakit

menahun,pengobatan antibiotik yang tidak sempurna ( Wong, 2010)

Faktor risiko yang menyebabkan tingginya kejadian pneumonia pada anak

balita dinegara berkembang terutama adalah pneumonia yang terjadi pada

masa bayi, berat bdan lahir rendah (BBLR) dan tidak mendapatkan ASI

ekslusif faktor risiko lainnya penyebab kejadian pneumonia yaitu tidak

mendapatkan Imunisasi,malnutrsi, defisiensi vitamin A. faktor lingkungan

seperti tingginya pajanan terhadap polusi udara (polusi industri dan asap rokok

serta polusi ruangan) dan lingkungan perumahan yang padat juga

meningkatkan kecenderungan balita untuk teserang pneumonia ( Said, 2011)

Anak biasanya rentan terhadap penyakit ini karena daya tahan tubuh yang

belum optimal dan biasanya diawali batuk dan pilek, mereka belum mampu

mengeluarkan sekret sehingga terjadi penumpukan sekret disaluran pernafasan

yang mengakibatjan anak keseulitan bernafas sehingga akan menimbulkan

masalah sesak nafas, asupan gzii kurang karena tidak nafsu makan, bila
penyakit ini tidak segera ditangani, maka akan menyebakan beberapa

komplikasi bahkan kematian (Taher, 2014).

Berdasarkan data dari Medical Record Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

dari bulan Januari sampai Desember 2018 jumlah kunjungan pasien ke rumah

sakit karena brokopneumonia rawat jalan sebanyak 107 orang dan rawat inap

sebanyak 294 orang, jadi di jumlah kan sebesar 401 kunjungan diantaranya

adalah anak-anak dan balita. Data tersebut menunjukan bahwa

bronkopneumonia masalah yang harus ditangani dengan serius karena

bronkopneumonia menepati urutan penyakit terbanyak pada tahun 2018 di

Kabupaten Karawang.

Pasien dengan Bronkopneumonia di rawat di Ruang Rawamerta, ruangan

khusus perawatan anak. Di ruangan Rawamerta masih terdapat pasien dengan

Bronkopneumonia di rawat di ruangan bersama dengan pasien lainnya, yang

seharusnya pasien dengan Bronkopneumonia mendapatkan ruangan khusus

seperti ruang isolasi. Pembatasan pengunjung dan penunggu pasien juga harus

di perhatikan agar tidak lebih dari 1 orang penunggu pasien. Sedangkan Peran

perawat secara preventif dengan tindakan mandiri perawat masih kurang

seperti tindakan fisioterapi dada untuk pasien dengan gangguan bersihan jalan

napas, dan secara promotif perawat harus lebih sering melakukan tindakan

pendidikan kesehatan (discharge planning).

APAKAH PERLU RUANG ISOLASI SEPERTI TBC? APAKAH

MENULAR?
Berdasarkan masalah yang timbul dan dengan melihat angka kejadian

Bronkopneumonia yang ada di RSUD Karawang. Maka penulis mengangkat

masalah ini menjadi kasus untuk kelolaan penyusunan Tugas Akhir dengan

judul “Asuhan Keperawatan pada An. A usia (2 tahun 7 bulan) dengan

Bronkopneumonia di Ruang Rawamerta RSUD Karawang”.

B. Tujuan Penulisan

A. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan tugas akhir ini adalah penulisan dapat

memberikan asuhan keperawatan pasien An. A usia (2 tahun 7 bulan)

dengan Bronkopneumonia di Ruang Rawamerta RSUD Karawang

B. Tujuan Khusus

Secara khusus penulisan ini bertujuan agar mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengkajian pada An. A usia (2 tahun 7 bulan) dengan

Bronkopneumonia di Ruang Rawamerta RSUD Karawang

b. Menegakkan diagnosa keperawatan pada An. A usia (2 tahun 7 bulan)

dengan Bronkopneumonia di Ruang Rawamerta RSUD Karawang

c. Menyusun rencana keperawatan berdasarkan masalah keperawatan

pada An. A usia (2tahun 7 bulan) dengan Bronkopneumonia di Ruang

Rawamerta RSUD Karawang

d. Melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana tindakan

keperawatan pada An. A usia (2 tahun 7 bulan) dengan

Bronkopneumonia Ruang Rawamerta RSUD Karawang


e. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan keperawatan pada anak

An. A usia (2 tahun 7 bulan) dengan Bronkopneumonia Ruang

Rawamerta RSUD Karawang

C. Metode Telaahan

Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah metode

deskriptif yang berbentuk studi kasus, dengan teknik pengumpulan data:

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengkajian

seperti tanya jawab

2. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara langsung

melakukan observasi ke pasien seperti pemeriksaan fisik.

3. Studi literatur

Studi literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan membaca

berbagai sumber referensi (buku dan jurnal).

4. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

mencatat semua data yang telah didapat dan di cantumkan dalam asuhan

keperawatan.

D. Sistematika Penulisan
Tugas akhir ini disusun secara sistematik, yang terdiri dari empat bab yang

meliputi : Bab I. Pendahuluan meliputi latar belakang, tujuan penulisan,

metode penulisan, dan sistematika penulisan, Bab II. Tinjauan Teoritis

meliputi tentang konsep dasar yang terdiri dari pengertian, etiologi,

patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan,

pengobatan, komplikasi serta asuhan keperawatan, Bab III. Tinjauan Kasus

dan Pembahasan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan, serta Bab IV. Penutup

yang meliputi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai