Anda di halaman 1dari 3

OPINI

ESWT
(Extracorporeal Shock Wave Therapy)
untuk Calcaneal Spur
Desy Kurniawati Tandiyo
Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret / RSUD Dr. Moewardi, Surakarta, Indonesia

ABSTRAK
Nyeri tumit ditandai dengan nyeri pada tumit bagian inferior atau posterior yang diperparah dengan posisi tubuh weight bearing,
bersifat progresif dan ditemukan spur pada 50% kasus. Terapi modalitas yang umum diberikan antara lain terapi dingin, terapi panas,
iontophoresis, dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation). ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) merupakan terapi
yang menggunakan shock wave (gelombang kejut) dengan impuls tekanan mikrodetik; tergantung dari energi yang digunakan dapat
mengurangi nyeri dan fragmentasi deposit kalsifikasi, sehingga dapat dipertimbangkan sebagai terapi alternatif dalam penanganan nyeri
tumit dengan spur.

Kata kunci: Calcaneal spur, terapi modalitas, ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy)

ABSTRACT
Painful heel is characterized by severe pain in the inferior or posterior aspect of the heel, aggravated by weight bearing, progressively
worsening, with evidence of spur in about 50% of cases. Treatment modalities for painful heel are usually cold therapy, heat therapy,
iontophoresis, and TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation). ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy) is based on the use of
shock wave with microsecond pressure impulses, depending on the energy used to reduce pain and fragmentation of calcific deposits.
ESWT can be used as an alternative therapy for painful heel with calcaneal spur. Desy Kurniawati Tandiyo. ESWT (Extracorporeal Shock
Wave Therapy) for Calcaneal Spur.

Keywords: Calcaneal spur, modality treatment, ESWT (Extracorporeal Shock Wave Therapy)

PENDAHULUAN Terapi modalitas yang biasa diberikan untuk penanganan nyeri, khususnya spur.1
Nyeri tumit merupakan kelainan yang untuk nyeri tumit antara lain terapi dingin,
sering ditemukan, ditandai dengan nyeri terapi panas, iontophoresis, dan TENS EPIDEMIOLOGI
tumit bagian inferior atau posterior, dan (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation). Beberapa penelitian melaporkan gambaran
diperparah dengan posisi tubuh weight Selain terapi modalitas tersebut, radiologis calcaneal spur pada 11-16%
bearing; kelainan ini bersifat progresif dan terdapat terapi alternatif berupa ESWT populasi umum, dan lebih sering ditemukan
ditemukan spur pada 50% kasus. Spur pada (Extracorporeal Shock Wave Therapy) yang pada kelompok tertentu seperti orang tua,
tumit dilaporkan pertama kali pada tahun dapat menurunkan nyeri dan mengurangi perempuan, penderita osteoartritis, dan
1900 oleh Plettner, dokter Jerman, yang spur.1,3,4 ESWT energi tinggi biasa digunakan penderita dengan masalah nyeri tumit.
memberi istilah Kalkaneussporn (calcaneal untuk disintegrasi batu urologi. Valchanou Calcaneal spur tampak pada 50-65% orang
spur).1,2 (1991) melaporkan keberhasilan aplikasi dengan nyeri tumit.2,3
PXSCBT/MSN/1401/IS/1

ESWT energi tinggi pada penanganan


Penanganan nyeri tumit meliputi cara non- pseudoarthrosis dan delayed union of fracture, Menz, et al, (2008), melaporkan bahwa
farmakologis dan farmakologis. Penanganan menyatakan bahwa stimulasi osteogenesis sebanyak 55% dari sampelnya mempunyai
non-farmakologis meliputi edukasi, terapi dengan shock wave (gelombang kejut) dapat setidaknya satu calcaneal spur, 11-16% lebih
modalitas, latihan, dan alat bantu. Sedang- berpengaruh pada destruksi kortikal lokal tinggi pada populasi muda sampai umur
kan penanganan farmakologis meliputi obat dan fragmentasi, dan efek yang sama diha- pertengahan. Bassiouni (1965) melaporkan
analgesik oral dan/atau anti-inflamasi oral rapkan terjadi pada disintegrasi kalsifikasi sebanyak 72% prevalensi spur terjadi pada
ataupun topikal, serta injeksi lokal (anestesi dalam penanganan tendinosis calcaneus. pasien berusia di atas 51 tahun di rumah
atau kortikosteroid).1,3,4 Sejak 1992, ESWT energi rendah digunakan sakit Zimbabwe.2

Alamat korespondensi email: tandiyo.desy@yahoo.co.id

CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015 945


OPINI

ETIOLOGI
Penyebab keluhan nyeri tumit masih belum
jelas, beberapa faktor dilaporkan dapat
menghasilkan kondisi ini dengan adanya
bony spur, functional overuse, penyakit
degeneratif, penyakit inflamasi, dan penyakit
metabolik.1

Obesitas merupakan faktor risiko terjadinya


nyeri tumit. Menurut Menz, et al, (2008), ada
hubungan antara calcaneal spur dengan
obesitas, 45% orang obesitas mempunyai
spur, dibandingkan hanya 9% pada yang
tidak obesitas. Penelitian lain melaporkan
adanya hubungan antara peningkatan Gambar 1. Mekanisme spur pada tumit: A. Hubungan dan perlekatan fascia plantaris ke calcaneus normal; B. Tarikan
berat badan dengan terjadinya calcaneal tension fascia ke periosteum memisahkan periosteum dari tumit; C. Invasi subperiosteal dengan inflamasi jaringan dan
spur. Hubungan ini sesuai dengan hipotesis memicu kalsifikasi menjadi spur.5
kompresi vertikal pada pembentukan
spur, beberapa penelitian menunjukkan PATOFISIOLOGI PENATALAKSANAAN1,3,4,6
tekanan vertikal pada tumit selama ber- Patofisiologi calcaneal spur masih belum Penatalaksanaan Non-farmakologis
jalan berhubungan dengan berat badan. jelas. Hipotesis traksi longitudinal me- • Edukasi untuk menghilangkan tekanan
Kelebihan massa tubuh memacu proses nyatakan bahwa traksi berulang dari saat weight bearing dengan modifikasi
degeneratif terjadi pada area telapak kaki, insersio fascia plantaris pada calcaneus sepatu, seperti sepatu dengan posisi
khususnya terjadinya kekakuan yang ber- mengacu pada proses inflamasi dan osifikasi tumit lebih tinggi
hubungan dengan usia pada bantalan reaktif. Bukti yang mendukung hipotesis ini • Terapi modalitas, seperti terapi
tumit. Obesitas dapat menghasilkan arkus berasal dari penelitian yang menunjukkan dingin, terapi panas, iontophoresis,
longitudinal medial yang lebih mendatar, adanya hubungan peningkatan tension TENS (Transcutaneous Electrical Nerve
sehingga membentuk tarikan tambahan fascia plantaris dengan pengurangan arkus Stimulation), dan ESWT (Extracorporeal
pada insersio fascia plantaris dan pem- longitudinal medial.2,4,5 Shock Wave Therapy)
bentukan spur.2 • Latihan (peregangan)
GEJALA KLINIS • Alat bantu, seperti ortesa, taping, heel
Menurut Menz, et al, (2008), calcaneal spur Pasien dengan calcaneal spur merasakan pad
berhubungan dengan osteoartritis. Tidak ada nyeri tumit, meskipun spur bisa asimpto-
hubungan antara calcaneal spur dengan matik. Adanya calcaneal spur tidak selalu Penatalaksanaan Farmakologis
kondisi medis lain seperti artritis rematoid, diikuti dengan nyeri tumit. Gejala mungkin • Gel analgesik dan/atau anti-inflamasi
diabetes melitus, stroke, penyakit vaskuler disebabkan karena ukuran spur (spur • Analgesik dan/atau NSAID
perifer, dan hipertensi. Meskipun sampel lebih besar lebih menyebabkan gejala), • Injeksi anestesi lokal
pada penelitian tersebut terlalu kecil untuk abnormalitas bantalan lemak yang me- • Injeksi kortikosteroid lokal
mendeteksi hubungan yang signifikan pada ngacu pada peningkatan transmisi tekanan
kondisi-kondisi ini, penelitian sebelumnya pada spur, terjebaknya saraf abduktor digiti ESWT (EXTRACORPOREAL SHOCK WAVE
yang menggunakan jumlah sampel lebih minimi karena spur, dan fraktur pada spur. THERAPY)
besar tidak melaporkan perbedaan Faktor ekstrinsik seperti alas kaki, lingkungan Shock wave (gelombang kejut) adalah sonic
prevalensi spur pada penderita dengan pekerjaan, dan tingkat aktivitas fisik juga pulse (gelombang suara) yang ditandai
atau tanpa diabetes melitus, dan hanya mempunyai peran.2 dengan parameter fisik seperti puncak
sedikit lebih tinggi pada penderita artritis tekanan yang tinggi (kadang-kadang
rematoid (22% dibandingkan kontrol Gejala klinis yang timbul berupa nyeri di mencapai 100 MPa, umumnya sekitar 50-
16%). Hubungan antara calcaneal spur dan daerah calcaneus, dan diikuti nyeri menjalar 80 MPa), peningkatan tekanan yang cepat
osteoartitis juga sesuai dengan hipotesis ke bantalan calcaneus.5 pada awal (kurang dari 10 ns), low-tensile
kompresi vertikal, sebagai perubahan amplitude, siklus yang pendek (biasanya
degeneratif fibrokartilago dan pemben- PEMERIKSAAN FISIK kurang dari 10 μs), dan frekuensi spektrum
tukan sklerosis subkondral yang diperkirakan Pada pemeriksaan didapatkan nyeri yang luas (16-20 Hz).7
terjadi dalam pembentukan spur. Kondisi calcaneus.4,5
tersebut sesuai dengan osteoartritis. Hal ini ESWT adalah terapi yang menggunakan
sesuai dengan penelitian tentang hubungan PEMERIKSAAN PENUNJANG shock wave (gelombang kejut) dengan
positif antara pembentukan spur dan Pada pemeriksaan X-ray didapatkan adanya impuls tekanan mikro-detik, tergantung dari
osteofit.2 spur.4,5 energi yang digunakan, dapat mengurangi

946 CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015


OPINI

(setiap 7-10 hari), menggunakan 1200 waktu singkat (6 dan 12 minggu) masih di-
shock dengan frekuensi 120 shock/detik, perdebatkan.6,8
dan densitas energi yang bervariasi antara
0,03 sampai 0,4 mJ/mm2, menghasilkan Sebaliknya pada penelitian Gollwitzer, et al,
penurunan nyeri yang diukur dengan VAS diberikan 2.000 shock dengan densitas
(Visual Analogue Scale) dan pengurangan energi 0,25 mJ/mm2 sebanyak 3 kali dalam
spur yang dilihat dengan X-ray (gambar 3) interval seminggu, hasilnya ESWT efektif
ataupun sonography.1 dan non-invasif sebagai terapi modalitas
nyeri tumit.3 Loew dan Jurgowski juga me-
Menurut Thomson, Crawford & Murray (2005), laporkan pemberian ESWT energi rendah
efektivitas ESWT pada penanganan nyeri ataupun tinggi baik untuk tendinitis
tumit masih kontroversial. Dalam penelitian kalsifikasi bahu. Rompeet, et al, juga me-
yang melibatkan 897 pasien dengan nyeri ngamati adanya pengurangan nyeri
tumit yang diberi ESWT, didapatkan hasil setelah terapi ESWT pada tingkat energi
yang signifikan secara statistik, namun yang sesuai dengan hiperstimulasi
Gambar 2. Terapi ESWT pada calcaneal spur efeknya sangat kecil. Sedangkan menurut analgesik menurut Melzack. Hasil positif
Crawford & Thomson (2003), efektivitas ESWT ESWT dengan energi rendah untuk plantar
nyeri dan fragmentasi dari deposit dalam mengurangi nyeri di malam hari, fasciitis kronis juga dilaporkan pada be-
kalsifikasi.1 nyeri saat istirahat, dan nyeri tekan dalam berapa penelitian. Maier, et al, melaporkan
bahwa ESWT dengan energi rendah dapat
ESWT digunakan untuk penanganan dijadikan sebagai salah satu pilihan metode
beberapa kelainan muskuloskeletal, seperti terapi non-invasif tanpa efek samping yang
tendinitis kalsifikasi pada bahu, epikondilitis besar dapat digunakan untuk menghindari
lateral, tendinopati Achilles dan patella, pembedahan pada plantar fasciitis fase
plantar fasciitis kronis, osteonekrosis kronis yang berhubungan dengan spur
head femur, dan fraktur delayed union tumit.1 ESWT dikatakan terbukti efektif
dan nonunion. Prinsip penggunaan untuk mengurangi gejala nyeri, serta pe-
ESWT pada kondisi ini tergantung pada ngurangan nyeri yang diukur dengan VAS
stimulasi penyembuhan jaringan lunak (Visual Analogue Scale) tampak pada akhir
dengan hiperemia lokal, neovaskulerisasi, terapi sampai 3 bulan berikutnya. Edema
pengurangan kalsifikasi, penghambatan karena proses inflamasi, yang diperiksa
reseptor nyeri dan/atau denervasi untuk dengan sonografi, dilaporkan tidak tampak
menghilangkan nyeri dan penyembuhan perubahan secara signifikan pada akhir
menetap dari proses inflamasi kronis. terapi, tetapi berkurang secara signifikan
ESWT menjadi terapi alternatif, yang bisa satu bulan berikutnya.1
menghilangkan nyeri dan mencegah untuk
dilakukannya terapi invasif.3 SIMPULAN
hESWT dapat dipertimbangkan sebagai
Pada penelitian Cosentino, et al, (2001), Gambar 3. A. Gambaran X-ray spur pada tumit sebelum terapi alternatif dalam penanganan nyeri
pemberian ESWT sebanyak 6 kali terapi ESWT; B. Gambaran X-ray 1 bulan setelah terapi terakhir.1 pada tumit dengan spur.

DAFTAR PUSTAKA
1. Cosentino R, Falsetti P, Manca S, De Stefano R, Frati E, Frediani B, et al. Efficacy of extracorporeal shock wave treatment in calcaneal enthesophytosis. Ann Rheum Dis. 2001; 60: 1064-7. doi: 
10.1136/ard.60.11.1064.
2. Menz HB, Zammit GV, Landorf KB, Munteanu SE. Plantar calcaneal spurs in older people: Longitudinal traction or vertical compression. J. Foot and Ankle Res. 2008; 1: 7. doi:  10.1186/1757-
1146-1-7.
3. Gollwitzer H, Diehl P, von Korff A, Rahlfs VW, Gerdesmeyer L. Extracorporeal shock wave therapy for chronic painful heel syndrome: A prospective, double blind, randomized trial assessing
the efficacy of a new electromagnetic shock wave device. J Foot & Ankle Surg. 2007; 46(5): 348-57.
4. Cailliet R. Foot and ankle pain. Philadephia: F.A. Davis Co; 1968.
5. Cailliet R. Soft tissue pain and disability. 2nd ed. Philadephia: F.A. Davis Co; 1988.
6. Thomson CE, Crawford F, Murray GD. The effectiveness of extra corporeal shock wave therapy for plantar heel pain: A systematic review and meta-analysis. BMC Muskuloskelet Disord.
2005
7. PERDOSRI. Layanan kedokteran fisik dan rehabilitasi. Jakarta: PT. Adhitama Multi Kreasindo; 2013.
8. Crawford F, Thomson C. Interventions for treating plantar heel pain. PubMed-NCBI. 2003.

CDK-235/ vol. 42 no. 12, th. 2015 947

Anda mungkin juga menyukai