Anda di halaman 1dari 14

1.

1 Embriologi1
Penurunan testis dimulai pada sekitar minggu ke-10. Walaupun mekanismenya belum
diketahui secara pasti, namun para ahli sepakat bahwa terdapat beberapa faktor yang
berperan penting, yakni: faktor endokrin, mekanik(anatomik), dan neural. Terjadi dalam 2
fase yang dimulai sekitar minggu ke-10 kehamilan segera setelah terjadi diferensiasi
seksual. Fase transabdominal dan fase inguinoscrotal. Keduanya terjadi dibawah kontrol
hormonal yang berbeda.
Fase transabdominal terjadi antara minggu ke-10 dan 15 kehamilan, dimana testis
mengalami penurunan dari urogenital ridge ke regioinguinal. Hal ini terjadi karena adanya
regresi ligamentum suspensorium cranialis dibawah pengaruh androgen (testosteron),
disertai pemendekan gubernaculums (ligament yang melekatkan bagian inferior testis ke-
segmen bawah skrotum) di bawah pengaruh Mullerian Inhibiting Factors (MIF). Dengan
perkembangan yang cepat dari region abdominopelvic, maka testis akan terbawa turun ke
daerah inguinal anterior. Pada bulan ke-3 kehamilan terbentuk processus vaginalis yang
secara bertahap berkembang ke-arah skrotum. Selanjutnya fase ini akan menjadi tidak aktif
sampai bulan ke-7.
Fase inguinoscrotal terjadi mulai bulan ke-7 atau minggu ke-28 sampai dengan minggu
ke-35 kehamilan. Testis mengalami penurunan dari regioinguinal ke-dalam skrotum
dibawah pengaruh hormon androgen. Mekanismenya belum diketahui secara pasti, namun
diduga melalui mediasi pengeluaran calcitonin gene-related peptide (CGRP). Androgen
akan merangsang nervus genitofemoralis untuk mengeluarkan CGRP yang menyebabkan
kontraksi ritmis dari gubernaculum.
Faktor mekanik yang turut berperan pada fase ini adalah tekanan abdominal yang
meningkat yang menyebabkan keluarnya testis dari cavum abdomen, di samping itu
tekanan abdomen akan menyebabkan terbentuknya ujung dari processus vaginalis melalui
canalis inguinalis menuju skrotum. Proses penurunan testis ini masih bisa berlangsung
sampai bayi usia 9-12 bulan.
1.2 Anatomi2
Secara anatomis skrotum terdiri atas lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
a. Kutis dan subkutis.
b. Tunika dartos.
c. Fascia spermatica eksterna.
d. Fascia dan muskulus kremasterika.
e. Tunika vaginalis externa
f. Tunika vaginalis interna
1.3 Definisi3
Istilah hidrokel berasal dari bahasa Yunani, yang berarti pembengkakan yang berisi air
( hidro = air, cele = pembengkakan). Saat ini, definisi hidrokel adalah penumpukan cairan
yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan
normal, cairan yang berada di dalam rongga ini memang ada dan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh limfatik sekitarnya.

1.4 Epidemiologi4

- 1 dari 10 bayi laki-laki menderita hidrokel.


- 90 -95% di antaranya, akan menghilang dengan sendirinya dalam tahun pertama
kehidupan.
- Pada dewasa, insiden hidrokel didapatkan pada 1 dari 100 laki-laki dewasa.
- Hidrokel yang muncul saat dewasa biasanya terjadi setelah dekade kedua kehidupan.

1.5 Faktor resiko5

Faktor risiko terjadinya hidrokel meningkat pada :


o Bayi terutama yang lahir prematur. Kelahiran bayi dengan hidrokel adalah satu
hingga dua bayi diantara 100 kelahiran.
o Pria dewasa diatas usia 40 tahun. Risiko ini dipengaruhi oleh trauma pada skrotum
dan infeksi termasuk penyakit menular seksual.
Tanda bahaya harus berkonsultasi dengan dokter jika:
o Rasa nyeri atau pembengkakan yang tiba-tiba muncul pada skrotum, setelah terjadi
trauma pada skrotum.
o Skrotum tampak mengalami pembengkakan. Temui dokter, untuk memastikan apakah
pembengkakan yang terjadi tergolong hidrokel atau yang lainnya.
o Pada bayi, saat hidrokel tak juga menghilang juga setelah setahun membengkak.

1.6 Etiologi dan Klasifikasi3

Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena:
1. belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis  terjadi aliran cairan
peritoneum ke prosesus vaginalis.
2. Belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi
cairan hidrokel.

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara


a. idiopatik (primer) dan
b. sekunder.
- Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis
yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong
hidrokel.
- Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada
testis/epididimis.

Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa macam
hidrokel, yaitu:

1. Hidrokel non komunikan


- Terjadi karena akumulasi cairan pada tunika vaginalis testis, tanpa adanya
hubungan hidrokel dengan rongga abdomen.
- Ketika kantung (proc. vaginalis) menutup dan cairan tetap ada, ini dinamakan
noncommunicating hidrokel
-
2. Hidrokel Komunikan
- Terjadi karena prosesus vaginalis yang masih terbuka, sehingga membawa cairan
peritoneum masuk ke tunika vaginalis testis. Terdapat hubungan antara hidrokel
dengan rongga abdomen.

3. Hidrokel funikulus
- Hidrokel yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada bagian prosesus vaginalis
yang tidak mengalami obliterasi, tanpa adanya hubungan dengan rongga abdomen
dan tunika vaginalis testis.
1.7 Patofisiologi3

Ketika testikel jatuh ke skrotum (sekitar 8 bulan atau minggu ke 28 kehamilan), kantung
(processus vaginalis) dari kavitas abdomen berjalan di sepanjang testikel melalui inguinal
canal. Cairan dapat mengalir ke skrotum dan mengelilingi testikel. Kantung ini biasanya
menutup bertahap pada masa bayi dan kanak-kanak dan cairan diserap.

a. Hidrokel komunikan

Prosesus vaginalis yang tidak mengalami obliterasi

menyebabkan adanya hubungan antara tunika vaginalis testis dengan rongga


abdomen

menyebabkan terkumpulnya cairan dari rongga abdomen --> dalam tunika


vaginalis.

hidrokel komunikan / hidrokel kongenital

b. Hidrokel funikulus
Tunika vaginalis viseralis menutupi epididimis dan melekat pada tunika
albugenia testis
• tunika vaginalis parietalis membentuk lapisan luarnya.

Di antara kedua lapisan terdapat cavum vaginalis.

Sel-sel endotel dari tunika vaginalis memproduksi cairan, dimana cairan


itu dikeluarkan ke dalam cavum vaginalis.

Dan cairan ini secara teratur ke direabsorbi oleh sistem vena dan limfatik
di sekitar funiculus spermaticus.
• ** Proses obliterasi tidak sempurna

sehingga terdapat pengumpulan cairan disekitar funiculus spermatikus

hidrokel funikulus.
• dimana Ujung distal processus vaginalis tertutup secara benar, tapi
bagian tengah processus tetap ada.
• Bagian ujung proksimal dapat terbuka atau tertutup.
1.8 Diagnosis3
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi
kistik dan pada pemeriksaan inspeksi menunjukkan adanya transiluminasi. Pada hidrokel
yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-kadang sulit melakukan
pemeriksaan ini, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan USG.
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan beberapa
macam hidrokel, yaitu (1) hidrokel testis, (2) hidrokel funikulus, dan (3) hidrokel
komunikan. Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang akan
dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel.
Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis
tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah
kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada di luar kantong
hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga
peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis,
kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah besar.

1.9 Diagnosis Banding3

a. Hernia
Isi benjolan terkadang dapat masuk ke dalam rongga abdomen, bila dilakukan
auskultasi dapat terdengar bising usus, transiluminasi (-).
b. Spermatokel
Benjolan terletak di epididimis dan melekat ke testis.
c. Hematokel
Ada riwaya trauma sebelumya, ada bekas trauma / lesi di sekitar benjolan.
d. Varikokel
Inspeksi dan papasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing-cacing di dalam
kantung yang berada di sebelah kranial testis.
e. Tumor testis
Pembesaran skrotum teraba lebih padat, permukaan tidak rata, kemungkinan terdapat
pembesaran kelenjar getah bening.
f. Orchitis
Inflamasi satu atau kedua testis oleh infeksi virus, nyeri, membesar, demam, mual, sakit
kepala, ada infeksi di tempat lain, nyeri tekan +. Pada usia prepubertas atau >50 tahun.
g. Testicular torsion
Pembesaran testis akut, massa keras di skrotum, nyeri hebat, transiluminasi -, nyeri
tekan +, kemerahan.

1.10 Pemeriksaan Penunjang3


Pada pasien dengan hidrokel, perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu
transiluminasi dan ultrasonografi. Transiluminasi merupakan langkah diagnostik yang
paling penting sekiranya menemukan massa skrotum..Dilakukan didalam suatu ruang
gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi pembesaran skrotum . Struktur vaskuler,
tumor, darah, hernia dan testis normal tidak dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya
sebagai bayangan merah menunjukkan rongga yang mengandung cairan serosa, seperti
hidrokel .
Pada hidrokel yang terinfeksi atau kulit skrotum yang sangat tebal kadang-
kadang sulit melakukan transiluminasi, sehingga harus dibantu dengan pemeriksaan
ultrasonografi. Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum
dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel), vena abnormal
(varikokel) dan kemungkinan adanya tumor.

1.11 Terapi3
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan
harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri; tetapi jika
hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu difikirkan untuk dilakukan koreksi.
Tindakan untuk mengatasi cairan hidrokel adalah dengan aspirasi dan operasi. Aspirasi
cairan hidrokel tidak dianjurkan karena selain angka kekambuhannya tinggi, kadang
kala dapat menimbulkan penyulit berupa infeksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah: (1) hidrokel
yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah, (2) indikasi kosmetik, dan (3)
hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya seharihari.
Pada hidrokel kongenital dilakukan pendekatan inguinal karena seringkali
hidrokel ini disertai dengan hernia inguinalis sehingga pada saat operasi hidrokel,
sekaligus melakukan herniorafi. Pada hidrokel testis dewasa dilakukan pendekatan
skrotal dengan melakukan eksisi dan marsupialisasi kantong hidrokel sesuai cara
Winkelman atau plikasi kantong hidrokel sesuai cara Lord.
Pada teknik Jaboulay Winkelman, dinding kantong hidrokel dipotong dengan
gunting dengan hanya menyisakan batas dinding sekitar 2 cm dari testis, epididimis dan
funikulus spermatikus tepi dinding hidrokel yang tersisa lalu dijahitkan dibelakang
testis dan funikulus spermatikus dengan jahitan interrupted atau dapat menggunakan
jahitan continues(untuk meminimalisir rembesan darah dari tepi luka).

Pada teknik lord, tunika vaginalis parietalis dieksisi dan dilakukan jahitan plikasi
(terbentuknya lipatan-lipatan seperti plika) di sekitar dinding hidrokel dengan jahitan
interrupted.
1.12 Komplikasi5
- Hidrokel besar  menekan suplai darah ke testicular  iskemi  testicular atrophy
 gangguan fertilitas.
- Akumulasi cairan yang terus-menerus didalam tunika vaginalis testis akan
meningkatkan suhu disekitar testis  proses pematangan sperma terganggu  merusak
sperma  infertile
- Perdarahan ke hidrokel dapat terjadi dari testicular trauma.
- Infeksi sekunder
Komplikasi operasi
- Trauma pada vas deferens
- Postoperative wound infections (2%)
- Direct injury pada spermatic vessels
- Perdarahan post operatif  jarang-jika terjadi biasanya resolve sendiri

1.13 Prognosis6
Dengan terapi operasi, angka rekurensi adalah kurang dari 1 %.
DAFTAR PUSTAKA

1. Moore, K.L., Dalley, A.I. 2009. Clinically Oriented Anatomy. 6th edition.

2. Embriology of the Genitourinary System. Dalam:Tanagho EA, McAninch JW.

Smith’s General Urology. Edisi 17. California:The McGraw Hill companies; 2000.

h.23-45.

3. Purnomo BB. Dasar - dasar urologi. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2003.h.181- 184

4. http://www.urology-textbook.com/testis-anatomy.html

5. https://jurnalpediatri.com/2016/12/28/tanda-gejala-hidrokel-dan-faktor-risikonya/

6. BMJ Best Practice. (2016, September 19). Hydrocele. Dipetik July 29, 2017, dari

http://bestpractice.bmj.com:http://bestpractice.bmj.com/bestpractice/monograph/110

4/ basics /epidemiology.html
CLINICAL SCIENCE SESSION
HIDROKEL

Preseptor:

dr. Amry Junus., Sp.B

Disusun oleh:

Ida Astuti 12100118034

Rifa Fauzia Yusuf 12100118127

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


SMF ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL-IHSAN BANDUNG
2019

Anda mungkin juga menyukai