Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sepsis neonatorum atau septikemia noenatal adalah infeksi bakteri pada
aliran darah bayi selama 4 minggu pertama kehidupan (Bobak, 2004). Sepsis
neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit infeksi selama 1 bulan pertama
kehidupan bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada
bayi baru (DEPKES, 2007). Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
merespons infeksi dengan menyerang organ tubuh dan jaringan. Infeksi dapat
terjadi di beberapa bagian tubuh, termasuk paru-paru, usus, saluran kemih,
atau kulit. Sepsis menyebabkan reaksi normal tubuh terhadap infeksi untuk
bertindak diluar kendali. Bakteri yang disebabkan dari infeksi dan racun dapat
mengubah suhu tubuh seseorang, denyut jantung, tekanan darah, serta dapat
menghambat organ tubuh bekerja dengan baik (Mendri, 2017).
Sepsis neonatorum merupakan salahsatu masalah yang dapat
menyebabkan kematian pada bayi dengan insiden sepsis neonatal sangat
rendah, antara 1-8 kasus per 1000 kelahiran hidup dengan Meningitis
sebanyak 20%-25%, mortalitas berkisar antara 20%-30%. Epidemiologi
infeksi neonatal dapat berubah-ubah seperti halnya bayi berat lahir rendah
yang dapat bertahan hidup untuk waktu yang lebih lama. Insiden infeksi
berbanding terbalik dengan umur kelahiran dan berat badan lahir mungkin
mencapai 25%-40% diantara bayi dengan berat badan 500-1000 gr saat lahir
dan 12%-40% pada bayi 1000-1500gr. Infeksi nasokomial pada bayi berat
badan lahir sangat rendah (< 1500gr ) rentan sekali menderita sepsis neonatal
(Setiawan, 2012).
Data yang telah disajikan menunjukkan bahwa kejadian bayi dengan sepsis
neonatorum masih tinggi. Bila tidak ditangani dengan segera dapat
menyebabkan kematian bahkan dalam beberapa jam setelah kelahiran.
Pengetahuan yang selalu berkembang sangat diperlukan bagi tim kesehatan
dalam pemberian pelayanan keperawatan dan medis dalam penatalaksanaan
sepsis neonatorum, sehingga dapat mengurangi tingkat morbiditas dan
mortalitas bayi, dan dapat mempertahankan generasi penerus yang sehat.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep penyakit early onset sepsis (EOS) sepsis
neonatorum?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit early onset
sepsis EOS atau sepsis neonatorum?

1.3 Tujuan
Setelah dilakukan seminar kasus diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami konsep penyakit early onset sepsis (EOS) atau sepsis
neonatorum.
2. Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit early onset
sepsis (EOS) atau sepsis neonatorum.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

2
Early onset sepsis (EOS) atau sepsis neonatorum atau septikemia noenatal
adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama 4 minggu pertama
kehidupan (Bobak, 2004)
Sepsis neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit infeksi selama 1
bulan pertama kehidupan bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat
menyebabkan sepsis pada bayi baru (DEPKES, 2007)

2.2 Klasifikasi
1. Sepsis dini terjadi 7 hari pertama kehidupan, karakteristiknya sumber
organisme pada saluran genetalia ibu atau cairan amnion, biasanya
fulminan gengan angka mortilitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan / nasokomial terjadi setelah minggu pertama kehidupan
dan didapat dari lingkungan pasca lahir. Karakteristiknya adalah didapat
dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme di temukan
dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering mengalami komplikasi.

2.3 Etiologi
Penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah berbagai macam
kuman misal bakteri, virus, parasit atau jamur. Sepsis pada bayi hampir selalu
disebabkan oleh bakteri. Beberapa komplkasi kehamilan yang dapat
meningkatkan resiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
1. Pendarahan
2. Demam yang terjadi pada ibu
3. Infeksi pada uterus / plasenta
4. KPD ( sebelum 37 minggu kehamilan )
5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan
6. Proses kelahiran yang lama atau sulit

2.4 Faktor Resiko


1. Sepsis dini
- Kolonisasi maternal dalam GBS, infeksi fekal
- Malnutrisi pada ibu
- Pematuritas, BBLR
2. Sepsis nosokomial
- BBLR, berhubungan dengan pertahanan imun
- nutrisis parenteral total, pemberian makanan melalui selang
- pemberian antibiotik (superinfeksi dan infeksi organisme resister

2.5 Patofisiologi

3
mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai neonatus
melalui beberapa cara yaitu :
1. Pada masa antenatal / sebelum lahir
Pada masa antenatal kuman dari ibu setelah melewati plasenta dan
umbilikus masuk ke dalaam tubuh bayi melalui siskulasi darah janin
2. Pada masa intranatal / saat persalinan
Infeksi pada persalinan terjadi kaena kuman yang ada pada vagina dan
serviks naik mencapai korsion dan amnion akibatnya terjadi amnionitis dan
kasionitis selanjutnya kuman masuk melalui umbilikus masuk ke tubuh
bayi. Ketuban pecah lama mempunyai peranan penting dalam timbulnya
plasentitis dan amnionitis. Infeksi dapat pula terjadi alaupun ketuban masih
utuh misalnyapada partus lama sering dilakukanpemeriksaan vagina
3. Infeksi post natal / sesudah melahirkan
Infeksi yang terjadi sesudah melahirkan umumnya terjadi akibat infeksi
nosokimial dari lingkungan luar rahim. Perawat atau profesi lain yang ikut
menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial. Infeksi
jugak dapat melaluiluka umbilikus (Surasmi, 2003)
Sering kali bayi di RS terkena infeksi dan kuman-kumanyang sudah tahan
terhadap banyak jenis antibiotik sehingga menyulitkan pengobatan
(Surwono, 2008)

4
2.6 Pathway

Penyakit yang diderita ibu

Microorganisme (bakteri, virus)


Invasi (masuk ke neonatus) MK: Intoleransi
aktivitas
Masa antenatal Masa intranatal Masa postnatal

Microorganisme Kuman di vagina, serviks


Infeksi nosomial
(kuman, virus) dari ibu
Sampai amnion Sistem
Melalui plasenta, peredaran darah
umbilkus Masuk melalui umbilikus
Leukosit meningkat
Masuk ke tubuh bayi Masuk ke tubuh janin
MK: hipertermia/
hipotermia
Sepsis
Letargi
Sistem pencernaan Sistem pernafasan Reflek hisap MK: Intoleransi
lemah aktivitas
Distensi abdomen Paru-paru
MK: Ketidakefektifan
Anoreksia MK: Gangguan pertukaran gas pemberian ASI

Muntah Dyspnea, takipnea, apnea MK: Resiko infeksi

MK: Defisit volume Bantuan otot pernafasan Kurang informasi


cairan
MK: Pola nafas tidak efektif
MK: Kecemasan
MK: Nutrisi kurang MK: Kurang pengetahuan orang tua/ keluarga
dari kebutuhan orang tua/ keluarga
2.7 Tanda dan Gejala
1. Bayi tampak lesuMK: resiko pengasuhan tidak efektif
2. Tidak kuat menghisap
3. Bradipnea, hipertermi / hipotermi
4. Merintih
5. Kejang
6. Jaundice (sakit kuning)
7. Muntah
8. Diare
9. Perut kembung
5
10. Letargi

2.8 Pemeriksan Penunjang


Bila sindromklinis mengarah ke sepsis perlu dilakukan evaluasi sepsis
secara menyeluruh hal ini termasukbiakan darah, fungsi lumbal, analisis dan
kultur urine, serta foto dada.
Diagnosa sepsis di tegakkan dengan di temukannya kuman pada biakan
darah pada pemeriksaan darah tepi dan dapat ditemukan neutropenia dengan
pergeseran ke kiri(matur seri granulosit >0,2). Selain itu dapat dijumpai
trombosit topenia (Manejoer, 2000).

2.9 Penatalaksaan
1. Terapi suportif
Segera berikan cairan secara parenteral untuk memperbaiki gangguan
sirkulasi, mengatasi dehidrasi dan kelainan metabolik. Berikan O2 bila dapat
gangguan respirasi, bila ditemukan hiperbilirubin lakukan fototerapi / tranfusi
tukar bila sudah makan peroral beri ASI atau susu formula.
2. Terapi kuasatif
Antibiotik diberikan sebelum kuman penyebab diketahui biasanya di
gunakan golongan penicilin seperti ampicilin ditambah aminoglikosida
seperti gentamicin pada sepsis nosokomial antibiotik diberikan dengan
mempertimbangkan flora diruang perawatan, namun sebagai inisial biasa
diberikan denagn vankomisndan aminoglikosida atau sifalosporin generasi
ketiga.

2.10 Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Asidosis metabolik
3. Hipoglikimia
4. Anemia
5. Hiperbilirubin
6. Meningitis

2.11 Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
ventilasi perfusi.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi (progresi dari sepsis ke syok sepsis)
berhubungan dengan prosedur invasif, pemajanan lingkungan (nosokomial).

6
3. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan tingkat metabolisme,
penyakit dehidrasi, efek langsung dari sirkulasi edotoksia pada hipotalamus,
dan perubahan pada regulasi temperatif.
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan jelas
pada vasodilatif masif dan permeabilitas kapiler/ kebocoran cairan ke dalam
lokasi intertisial (ruang ketiga).

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Early onset sepsis (EOS) atau sepsis neonatorum atau septikemia
noenatal adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama 4 minggu
pertama kehidupan (Bobak, 2004)
Sepsis neonatorum atau septikemia noenatal adalah infeksi bakteri pada
aliran darah bayi selama 4 minggu pertama kehidupan (Bobak, 2004). Sepsis
neonatal adalah sindroma klinis dari penyakit infeksi selama 1 bulan pertama
kehidupan bakteri, virus, jamur, dan protozoa dapat menyebabkan sepsis pada
bayi baru (DEPKES, 2007). Sepsis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh
merespons infeksi dengan menyerang organ tubuh dan jaringan. Infeksi dapat
terjadi di beberapa bagian tubuh, termasuk paru-paru, usus, saluran kemih,
atau kulit. Sepsis menyebabkan reaksi normal tubuh terhadap infeksi untuk
bertindak diluar kendali. Bakteri yang disebabkan dari infeksi dan racun dapat
mengubah suhu tubuh seseorang, denyut jantung, tekanan darah, serta dapat
menghambat organ tubuh bekerja dengan baik (Mendri, 2017).

7
8

Anda mungkin juga menyukai