MENINGITIS
Meningitis adalah syndroma klinik yang dikarakteristik oleh inflamasi meningen. Secara klinik,
kondisi medis ini memunculkan manifestasi gejala-gejala meningeal seperti; sakit kepala, nuchal
rigidity, photophobia dan peningkatan leukosit dalam cairan serebrospinal (pleositosis).
Tergantung pada durasi gejala-gejala, meningitis dapat diklasifikasikan sebagai akut atau kronik.
Meningitis akut menunjukkan evolusi dari gejala-gejala antara beberapa jam sampai hari,
sedangkan meningitis kronik memiliki onset dan durasi dalam minggu sampai bulan. Durasi
gejala-gejala dari meningitis kronik dikarakteristik sekurangnya 4 minggu.
Meningitis Bakterial
Terdapat sejumlah penyebab infeksi dan non infeksi dari meningitis. Contoh yang paling sering
adalah penggunaan obat-obatan, misalnya obat antiinflamasi non streroid, antibiotic; dan
carsinomatosis.
Meningitis dapat juga diklasifikasikan sesuai dengan etiologinya. Meningitis bacterial akut
menunjukkan penyebab bakteri syndrome ini. Meningitis bacterial dikarakteristik oleh onset akut
gejala-gejala meningeal dan neutrophilic pleocytosis. Syndroma dinamai tergantung pada
penyebab bacterial spesifik, misalnya, Streptococcus pneumoniae meningitis, meningococcal
meningitis, atau Haemophilus influenzae meningitis. Penyebab fungi dan parasit dari meningitis
juga diberi nama sesuai dengan agent penyebabnya, seperti cryptococcal meningitis, Histoplasma
meningitis, dan amebic meningoencephalitis.
Aseptic meningitis adalah istilah yang digunakan secara luas yang dinyatakan dengan respon
seluler non-piogenik, dimana meningitis ini disebabkan oleh beberapa agent yang berbeda. Pada
beberapa kasus, penyebab tidak terlihat sesudah evaluasi awal. Karakteristik pasien
menunjukkan onset gejala meningeal akut, demam dan pleositosis cerebrospinal yang ditandai
limpositosis menonjol. Sesudah pemeriksaan teliti beberapa kasus ditemukan dengan penyebab
virus dan kemudian diklasifikasikan sebagai meningitis virus akut (misalnya, enterovirus
meningitis, herpes simplex virus [HSV] meningitis). Selain virus, pada banyak kasus meningitis
aseptic, dapat juga disebabkan oleh bakteri, fungi, mycobakterial dan agent parasit.3,4
Patofisiologi
Ada jalur utama dimana agent infeksi (bakteri, virus, fungi, parasit) dapat mencapai system saraf
pusat (CNS) dan menyebabkan penyakit meningeal. Awalnya, agent infeksi berkolonisasi atau
membentuk suatu fokal infeksi pada host. Kolonisasi ini bisa berbentuk infeksi pada kulit,
nasopharynx, traktus respiratorius, traktus gastrointestinal atau traktus urinarius. Kebanyakan
pathogen meningeal ditransmisikan melewati rute respiratorik1,3,4
Dari area kolonisasi ini, organism menembus submucosa melawan pertahanan host (misalnya,
barier fisik, imunitas local, fagosit/makrofag) dan mencapai akses ke system saraf pusat melalui
(1) invasi kedalam sirkulasi darah (bakteremia, viremia, fungemia, dan parasitemia) dan
selanjutnya secara hematogenous dilepaskan ke system saraf pusat, dimana ini merupakan mode
yang penyebaran yang paling sering untuk kebanyakan agent (misalnya, meningokokkus,
cryptococcal, syphilitic, dan pneumococcal meningitis); (2) kerusakan neuronal (misalnya,
nervus olfactory dan peripheral) dengan agent penyebab misalnya, Naegleria fowleri,
Gnathostoma spinigerum; atau (3) kontak langsung (misalnya, sinusitis, otitis media, congenital
malformations, trauma, inokulasi langsung selama manipulasi intrakranial).1,5,6
Virus-virus respirasi tertentu dipikirkan mempertinggi masuknya agent bacterial kedalam
kompartement intravaskuler, mungkin melalui kerusakan pertahanan mukosa. Sekali didalam
sirkulasi darah, agent-agent infeksi harus melepaskan diri dari pengawasan imun (misalnya,
antibodi, complement-mediated bacterial killing, neutrophil phagocytosis). Akibatnya,
penyebaran hematogenous jauh dapat terjadi, termasuk system saraf pusat. Mekanisme
patofisiologi spesifik terjadi melalui invasi agent kedalam ruang subaracnoid masih belum jelas.
Sekali berada di dalam system saraf pusat, agent-agent infeksi ini akan dapat bertahan hidup oleh
karena pertahanan host (misalnya, immunoglobulin, neutrophil, komponen komplement) terbatas
dalam kompartemen tubuh ini. Adanya agent dan replikasi yang dilakukan tidak terkontrol dan
mendorong terjadinya suatu cascade inflamasi meningeal.
Kunci patofisiologi dari meningitis termasuk peran penting dari cytokines (mis, tumor necrosis
factor-alpha [TNF-alpha], interleukin [IL]–1), chemokines (IL-8), dan molekul proinflamasi lain
dalam pathogenesis pleocytosis dan kerus akan neuronal selama bacterial meningitis.
Peningkatan konsentrasi TNF-alpha, IL-1, IL-6, dan IL-8 dalam cairan serebrospinal adalah
temuan khas pasien meningitis bacterial.
Frekuensi
Amerika Serikat. Insiden meningitis bervariasi sesuai dengan agent etiologi spesifik.
Meningitis bacterial masih merupakan penyebab signifikan morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia. Angka serangan di Amerika Serikat pertahun dilaporkan 0.6-4 kasus per 100,000
populasi. Sebelumnya, 3 kasus yang paling pathogen dengan kasus mencapai 80 %, yaitu H
influenzae type B (HIB), N meningitidis, dan S pneumoniae. Lebih dari dua decade lalu,
epidemologi telah mengalami perubahan secara substansial oleh karena berbagai perkembangan.
Internasional. Insiden meningitis diperkirakan lebih tinggi pada negara yang sedang berkembang
oleh karena kurangnya akses pelayanan pencegahan seperti vaksinasi. Angka insdien 10 kali
lipat lebih tinggi terjadi di negara sedang berkembang.2,3,6
Semua ras tanpa terkecuali dapat terkena. Di Amerika Serikat, kulit hitam dilaporkan 3.3 kasus
per 100,000 populasi dibandingkan dnegan 2.6 wanita per 100,000 populasi. Angka serangan
untuk meningitis bacterial dilaporkan 3.3 kasus pria per 100,000 populasi sedangkan wanita 2.6
kasus per 100,000 populasi.2,4
Riwayat
Klinik
• Presentasi klasik dari meningitis termasuk demam, sakit kepala, kekakuan pada leher,
photophobia, nausea, vomiting, dan tanda-tanda disfungsi serebral (mis, lethargy, confusion,
coma).
• Terdapat triad: demam, nuchal rigidity, dan perubahan status mental ditemukan pada 2/3
pasien. Akan tetapi nilai prediktif negatif gejala-gejala ini tinggi (misalnya, jika demam,
kekakuan leher, atau perubahan status mental tidak ada, akan mengeliminasi diagnosis
meningitis pada 99-100% kasus).
• Presentasi klasik dari meningitis akut adalah onset gejala yang terjadi antara jam sampai
beberapa hari, dibandingkan dengan meningitis kronis sampai minggu.
• Presentasi yang tidak khas dapat diobservasi pada kelompok tertentu.
o Orang tua, khususnya bagi mereka dengan adanya komorbiditas (mis, diabetes, renal dan liver
disease), bisa muncul lethargi tanpa gejala meningeal.
o Pasien-pasien dengan neutropenia dapat muncul dengan gejala iritasi meningeal tersembunyi.
o Host dengan immunocompromised, termasuk resipien transplant organ dan jaringan serta
pasien dengan HIV dan AIDS, dapat menunjukkan presentasi yang tidak khas.
Fisik
• Tanda-tanda disfungsi serebral sering terjadi misalnya, confusion, irritability, delirium, dan
koma. Ini biasanya bersamaan dengan demam dan photophobia.
• Tanda-tanda iritasi meningeal ditemukan hanya pada kira-kira 50% pasien meningitis bacterial,
dan bila hal ini tidak ada tidak menyingkirkan meningitis.
• Palsy saraf cranial dapat ditemukan, terjadi akibat peningkatan tekanan intracranial atau adanya
eksudat yang membungkus nerve roots.
• Tanda neurologik fokal dapat terbentuk akibat iskemia yang berasal dari inflamasi vascular dan
thrombosis.
• Kejang dapat terjadi pada kira-kira 30% pasien.
• Papilledema dan tanda-tanda peningkatan intracranial lain dapat muncul.3,4,5,6
Etiologi
• Meningitis bacterial akut
Penggunana vaksin HIB yang luas secara dramatikal merubah epidemiology bacterial meningitis
dalam dekade terakhir (tabel 1). Meningitis yang paling sering kena pada seluruh kelompok
umur, H influenzae meningitis secara dramatikal mengalami penurunan dari 48% sampai 7%
dari seluruh kasus. Angka N meningitidis masih konstan pada 14-25%, dan organisme pada
beberapa kasus terjadi antara umur 2-18 tahun. S pneumoniae menjadi penyebab paling sering
pada seluruh kelompok umur (tabel 2).1,3
Bateri pathogen
Umur 0-4 minggu S agalactiae (group B streptococci)
E coli K1
L monocytogenes
Umur 4-12 minggu S agalactiae
E coli
H influenzae
Spneumoniae
N meningitidis
Aseptic meningitis adalah syndrome ifeksious yang paling sering mempengaruhi system saraf
pusat. Kebanyakan episode disebabkan oleh virus pathogen, tapi dapat juga disebabkan oleh
bakteri, fungi, atau parasit.
Penanganan
Evaluasi dan penanganan pasien shock atau hipotensi dengan infuse kristaloid
sampai terjadi euvolemik.
Penanganan kejang sesuai protokol
Proteksi jalan nafas pasien yang mengalami penurunan kesadaran.
Untuk pasien sadar dengan kondisi stabil denga n tanda vital normal, berikan
oksigen, akses intravena dan kirim cepat ke bagian emergensy.
Prognosis 2