Anda di halaman 1dari 5

Ditetapkan Oleh

ASKEP DIARE Pimpinan


Puskesmas Mendawai
No. Dokumen : 445/ /SPO/MW.A/2016
S
No. Revisi :
P
O TanggalTerbit : 2016

PUSKESMAS Halaman : dr. Puji Rahayu


MENDAWAI NIP. 19820228 200803 2 003
1. Pengertian Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan diare dan
dehidrasi
3. Kebijakan Keputusan Pimpinan Puskesmas Mendawai Nomor :445/ /SK/MW.A
Tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi Doenges, Marlynn E dkk.2005. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk


Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan pasien, Ed III. Jakarta: EGC

5. Prosedur A. PENGKAJIAN

1. Identitas klien :
a. Umur
Sering terjadi pada terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun (WHO, 1995).
b. Keluhan Utama
Dimulai dengan keluhan mual, muntah dan diare dengan volume yang banyak,
suhu badan meningkat, nyeri perut
c. Riwayat penyakit
Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak disertai dengan muntah dan
diare. Faeces dengan volume yang banyak, konsistensi cair, muntah ringan atau
sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat dan nafsu makan
menurun.
d. Pemeriksaan fisik.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan
nadi , pernapasan.
e. Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :
 Haus
 Lidah kering
 Tulang pipi menonjol
 Turgor kulit menurun
 Suara menjadi serak
f. Bila syok hipovolumik berat
 Nadi cepat lebih 120 x/menit
 Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur.
 Pasien gelisah , Muka pucat, Ujung-ujung ektremitas dingin, Sianosis

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan


kehilangan cairan sekunder terhadap muntah dan diare.

2. Perubahan kenyamanan berhubungan dengan kram abdomen, diare dan


muntah sekunder akibat dilatasi vaskuler dan hiperperistaltik.

3. Risiko terhadap ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik yang


berhubungan dnegan kurang pengetahuan tentang kondisi, pembatasan diet, dan
tanda-tanda serta gejala komplikasi.

C. PERENCANAAN
Diagnosa No. 1
1. Tujuan : Kebutuhan volume cairan adekuat.

2. Kriteria hasil : Individu akan


 Meningkatkan masukan cairan minimal 2000 ml (kecuali bila merupakan
kontraindikasi).
 Menceritakan perlunya untuk meningkatkan masukan cairan selama stress atau
panas.
 Mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal (1,010 & 1,025).
 Memperhatikan tidak adanya tanda dan gejala dehidrasi.

3. Intervensi general :
a. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian ( misal 1000 ml
selama siang hari, 800 ml selama sore hari, 300 ml selama malam hari).
R/ Deteksi dini memungkinkan terapi penggantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.

b. Jelaskan tentang alasan-alasan untuk mempertahankan hidrasi yang adekuat dan


metoda-metoda untuk mencapai tujuan masukan cairan.
R/ Informasi yang jelas akan meningkatkan kerjasama klien untuk terapi.

c. Pantau masukan , pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
R/ Catatan masukan membantu mendeteksi tanda dini ketidak seimbangan
cairan.

d. Pantau haluaran, pastikan sedikitnya 1000 - 1500 ml/24 jam. Pantau terhadap
penurunan berat jenis urine.
R/ Catatan haluaran membantu mendeteksi tanda dini ketidak seimbangan
cairan.

e. Timbang BB setip hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu yang sama.
Kehilangan berat badan 2 - 4 % menunjukkan dehidrasi ringan. Kehilangan berat
badan 5 - 9 % menunjukkan dehidrasi sedang.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
f. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah,
diare, demam, drain.
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya sudah tidak mencukupi
untuk mengkompensasi kehilangan yang tak kasap mata. Dehidrasi dapat
meningkatkan laju filtrasi glomerulus, membuat haluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme dengan baik dan mengarah pada peningkatan
BUN dan kadar elektrolit.

g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan kadar elektrolit darah, nitrogen


darah, urine dan serum, osmolalitas, kreatinin, hematokrit dan hemoglobin.
R/ Propulsi feses yang cepat melalui usus mengurangi absorpsi elektrolit.
Muntah-muntah juga menyebabkan kehilangan elektrolit.

h. Kolaborasi dengan pemberian cairan secara intravena.


R/ Memungkinkan terapi penggantian cairan segera untuk memperbaiki defisit.

Diagnosa No.2
1. Tujuan : Klien merasa nyaman.
2. Kriteria hasil : Klien akan
 Melaporkan penurunan kram abdomen.
 Menyebutkan makanan yang harus dihindari.
3. Intervensi :
a. Dorong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
R/ Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot GI dan mengurangi kram.

b. Singkirkan pemadangan yang tidak menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari
lingkungan klien.
R/ Pemandangan yang tidak menyenangkan atau bau tak sedap merangsang
pusat muntah.

c. Dorong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal; teh encer, air
jahe, agar-agar, air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.
R/ Cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak akan mendesak area gastrik dan
dengan demikian tidak memperberat gejala.
d. Instruksikan klien untuk menghindari hal ini :
 Cairan yang panas dan dingin.
 Maknan yang mengandung lemak dan serat (misal ; susu, buah)
 Kafein.
R/ cairan yang dingin merangsang kram ; cairan panas menrangsang peristaltik ;
Lemak juga meningkatkan peristaltik dan kafein meningkatkan motilitas usus.

e. Lindungi area perianal dari iritasi.


R/ Sering BAB dengan peningkatan keasaman dapat mengiritasi kulit perianal.

Diagnosa No. 3
1. Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi, pembatasan diet, dan tanda-
tanda serta gejala komplikasi adekuat.
2. Kriteria hasil :
 Klien dapat menjelaskan kembali kepada perawat setelah penjelasan dari
perawat.

3. Intervensi :
a. Jelaskan pembatasan diet :
 Makanan tinggi serat (sekam & buah segar).
 Makanan tinggi lemak ( susu, makanan goreng).
 Air yang sangat panas atau dingin.
R/ Makan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.

b. Jelaskan pentingnya mempertahankan kesimbangan antara masukan cairan oral


dan haluaran cairan.
R/ Muntah dan diare dapat dengan cepat menyebabkan dehidrasi.

c. Jelaskan manfaat istirahat dan dorong untuk istirahat adekuat.


R/ Inaktivitas menurunkan peristaltik dan memungkinkan salurang GI untuk
istirahat.

d. Instruksikan untuk mencuci tangan dan :


 Desinfeksi area permukaan dengan desinfektan yang mengandung tinggi
alkohol.
 Rendam peralatan makan dan termometer dalam larutan alkohol atau gunakan
alat pencuci piring untuk peralatan makan.
 Tidak mengijinkan menggunakan bersama alat-alat dengan orang sakit.
R/ Penyebaran virus dapat dikontrol dengan desinfeksi area permukaan area
(kamar tidur) dan peralatan makan. Desinfeksi dengan kandungan alkohol rendah
tak efektif melawan beberapa virus.

e. Ajarkan klien dan keluarga untuk melaporkan gejala ini :


 Urine coklat gelap menetap selama lebih dari 12 jam.
 Feses berdarah.
R/ Deteksi dini dan pelaporan tanda dehidrasi memungkinkan intervensi segera untuk
mencegah ketidakseimbangan cairan atau elektrolit serius.
6. Unit terkait 1. Ruang BP umum
2. Ruang Lansia
3. Ruang Tindakan
4. Pustu/ polindes
5. Dokter dan perawat
7. Dokumen 1. Form Asuhan Keperawatan
terkait 2. Rekam medis
3. Buku Register
8. Rekaman
No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
Historis
diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai