Spo Diare
Spo Diare
5. Prosedur A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien :
a. Umur
Sering terjadi pada terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun (WHO, 1995).
b. Keluhan Utama
Dimulai dengan keluhan mual, muntah dan diare dengan volume yang banyak,
suhu badan meningkat, nyeri perut
c. Riwayat penyakit
Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak disertai dengan muntah dan
diare. Faeces dengan volume yang banyak, konsistensi cair, muntah ringan atau
sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat dan nafsu makan
menurun.
d. Pemeriksaan fisik.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan
nadi , pernapasan.
e. Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan :
Haus
Lidah kering
Tulang pipi menonjol
Turgor kulit menurun
Suara menjadi serak
f. Bila syok hipovolumik berat
Nadi cepat lebih 120 x/menit
Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur.
Pasien gelisah , Muka pucat, Ujung-ujung ektremitas dingin, Sianosis
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. PERENCANAAN
Diagnosa No. 1
1. Tujuan : Kebutuhan volume cairan adekuat.
3. Intervensi general :
a. Rencanakan tujuan masukan cairan untuk setiap pergantian ( misal 1000 ml
selama siang hari, 800 ml selama sore hari, 300 ml selama malam hari).
R/ Deteksi dini memungkinkan terapi penggantian cairan segera untuk
memperbaiki defisit.
c. Pantau masukan , pastikan sedikitnya 1500 ml cairan per oral setiap 24 jam.
R/ Catatan masukan membantu mendeteksi tanda dini ketidak seimbangan
cairan.
d. Pantau haluaran, pastikan sedikitnya 1000 - 1500 ml/24 jam. Pantau terhadap
penurunan berat jenis urine.
R/ Catatan haluaran membantu mendeteksi tanda dini ketidak seimbangan
cairan.
e. Timbang BB setip hari dengan jenis baju yang sama, pada waktu yang sama.
Kehilangan berat badan 2 - 4 % menunjukkan dehidrasi ringan. Kehilangan berat
badan 5 - 9 % menunjukkan dehidrasi sedang.
R/ Penimbangan BB harian yang tepat dapat mendeteksi kehilangan cairan.
f. Pertimbangkan kehilangan cairan tambahan yang berhubungan dengan muntah,
diare, demam, drain.
R/ Haluaran dapat melebihi masukan, yang sebelumnya sudah tidak mencukupi
untuk mengkompensasi kehilangan yang tak kasap mata. Dehidrasi dapat
meningkatkan laju filtrasi glomerulus, membuat haluaran tak adekuat untuk
membersihkan sisa metabolisme dengan baik dan mengarah pada peningkatan
BUN dan kadar elektrolit.
Diagnosa No.2
1. Tujuan : Klien merasa nyaman.
2. Kriteria hasil : Klien akan
Melaporkan penurunan kram abdomen.
Menyebutkan makanan yang harus dihindari.
3. Intervensi :
a. Dorong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan
penghangat di atas abdomen.
R/ Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot GI dan mengurangi kram.
b. Singkirkan pemadangan yang tidak menyenangkan dan bau yang tidak sedap dari
lingkungan klien.
R/ Pemandangan yang tidak menyenangkan atau bau tak sedap merangsang
pusat muntah.
c. Dorong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal; teh encer, air
jahe, agar-agar, air) 30 sampai 60 ml tiap 1/2 sampai 1 jam.
R/ Cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak akan mendesak area gastrik dan
dengan demikian tidak memperberat gejala.
d. Instruksikan klien untuk menghindari hal ini :
Cairan yang panas dan dingin.
Maknan yang mengandung lemak dan serat (misal ; susu, buah)
Kafein.
R/ cairan yang dingin merangsang kram ; cairan panas menrangsang peristaltik ;
Lemak juga meningkatkan peristaltik dan kafein meningkatkan motilitas usus.
Diagnosa No. 3
1. Tujuan : Pengetahuan klien tentang kondisi, pembatasan diet, dan tanda-
tanda serta gejala komplikasi adekuat.
2. Kriteria hasil :
Klien dapat menjelaskan kembali kepada perawat setelah penjelasan dari
perawat.
3. Intervensi :
a. Jelaskan pembatasan diet :
Makanan tinggi serat (sekam & buah segar).
Makanan tinggi lemak ( susu, makanan goreng).
Air yang sangat panas atau dingin.
R/ Makan ini dapat merangsang atau mengiritasi saluran usus.