Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

POLIMER DAN KOMPOSIT DALAM PEMBANGUNAN


INFRASTRUKTUR

Dosen Pengampu: Henie Poerwandar Asmaningrum, S.Si, M.Si

Disusun oleh:

Halim Syahputra Henry Darmawan (201822201017)

UNIVERSITAS MUSAMUS

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil ‘aalamiin, segala puji bagi Allah subhanahu wa


ta’ala Tuhan semesta alam atas segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Polimer
dan Komposit dalam Pembangunan Infrastruktur” disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata pelajaran Kimia Dasar yang disusun oleh Ibu Poerwandar
Asmaningrum, S.Si, M.Si

Meski telah disusun secara maksimal oleh penulis, akan tetapi penulis
sebagai manusia biasa sangat menyadari bahwa makalah ini sangat banyak
kekurangannya dan masih jauh dari kata sempurna. Karenanya penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga para pembaca dapat


mengambil manfaat dan pelajaran dari makalah ini.

Merauke, 29 Januari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Polimer .............................................................................................. 3
2.2 Klasifikasi Polimer.............................................................................................. 3
2.2.1 Berdasarkan Sumber ................................................................................... 3
2.2.2 Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya .................................................... 6
2.2.3 Berdasarkan Reaksi Polimerisasi ................................................................ 7
2.2.4 Berdasarkan Jenis Monomer ....................................................................... 8
2.2.5 Berdasarkan Sifat Termal............................................................................ 9
2.2.6 Berdasarkan Aplikasinya .......................................................................... 10
2.3 Definisi Komposit ............................................................................................. 13
2.4 Klasifikasi Komposit ........................................................................................ 14
2.5 Kegunaan Komposit.......................................................................................... 16
2.6 Manfaat Polimer................................................................................................ 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 17
3.1 Simpulan ........................................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................................. 17
BAB IV DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan komposit banyak digunakan di beberapa industri seperti industri
otomotif, kedirgantaraan, kelautan dan infrastruktur. Material komposit juga
telah digunakan secara luas untuk aplikasi dalam bidang militer. Faktor
pendorong utama dalam pengunaan bahan komposit adalah densitasnya yang
rendah, sifat mekanik spesifik yang tinggi, kinerja yang sebanding dengan
logam, tahan terhadap korosi dan mudah untuk difabrikasi. Saat ini,
perlengkapan militer yang dapat melindungi diri personil pertahanan dari
senjata musuh namun tetap dapat mempertahankan tingkat mobilitas personil
pertahanan menjadi kebutuhan yang sangat penting.
Selama beberapa tahun terakhir, teknologi senjata telah menjadi jauh
lebih canggih. Hal tersebut menyebabkan performa perlengkapan
perlindungan yang dibutuhkan juga menjadi lebih tinggi. Namun, pembuatan
perlengkapan perlindungan yang lebih canggih menyebabkan perlengkapan
perlindungan menjadi semakin berat dan tidak praktis sehingga dapat
menganggu mobilitas personil pertahanan.
Saat ini, sistem perlengkapan perlindungan mengandalkan berbagai
bahan komposit polimer untuk memberikan perlindungan balistik yang sangat
baik. Selain itu, pemanfaatan material komposit dalam pembuatan peralatan
militer membuat peralatan militer menjadi lebih ringan sehingga dapat
meningkatkan mobilitas dari personil pertahanan maupun kendaraan
pertahanan.

1
1.2 Rumusan Masalah
 Apa itu polimer?
 Apa saja klasifikasi polimer?
 Apakah material komposit itu?
 Apa saja klasifikasi komposit?
 Apa kegunaan dari komposit?
 Apa manfaat polimer?

2
2 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Polimer


Polimer berasal dari bahasa Yunani, yaitu poly yang berarti “many”
(banyak) dan meros yang berarti “part” (bagian). Dari sini dapat kita
katakan bahwa polimer adalah susunan dari bagian-bagian yang banyak.
Lengkapnya, Polimer ialah rangkaian atom yang panjang dan
berulang-ulang dan dihasilkan dari sambungan beberapa molekul lain yang
dinamakan monomer. Monomer-monomer ini mungkin serupa, atau
mungkin juga mempunyai satu atau lebih kumpulan kimia yang diganti.

Error! Reference source not found.

2.2 Klasifikasi Polimer


Polimer dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

2.2.1 Berdasarkan Sumber


Berdasarkan sumbernya, polimer terbagi atas tiga kelompok, yaitu :

3
 Polimer Alam, yaitu polimer yang terjadi secara alami. Polimer
alam adalah senyawa yang dihasilkan dari proses metabolisme
makhluk hidup. Contoh sederhana polimer alam adalah karet
alam, pati, selulosa dan protein. Jumlahnya yang terbatas dan
sifat polimer alam yang kurang stabil saat pemanasan, mudah
menyerap air, dan sukar dibentuk menyebabkan penggunaan
polimer menjadi terbatas. Contoh polimer alam dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.

No. Polimer Monomer Polimerisasi Contoh


1. Pati/amilum Glukosa Kondensasi Biji-bijian,
akar umbi
2. Selulosa Glukosa Kondensasi Sayur, kayu,
kapas
3. Protein Asam amino Kondensasi Susu, daging,
telur, wol,
sutera
4. Asam nukleat Nukleotida Kondensasi Molekul
DNA dan
RNA (sel)
5. Karet alam Isoprena Adisi Getah pohon
karet

Tabel 1.0.1 Contoh Polimer Alam

 Polimer alam kurang menguntungkan. Contohnya, karet alam


biasanya cepat rusak, dan tidak elastis. Hal tersebut dapat terjadi
karena karet alam tidak tahan terhadap minyak bensin atau
minyak tanah serta tidak tahan lama diudara terbuka. Contoh
lain, sutera dan wol merupakan senyawa protein bahan makanan
bakteri, sehingga wol dan sutera cepat rusak. Umumnya polimer

4
alam mempunyai sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan
sukar dicetak, sehingga sangat sukar mengembangkan fungsi
polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari.
 Polimer Semi Sintetik, yaitu polimer yang diperoleh dari hasil
modifikasi polimer alam dan bahan kimia. Contoh: selulosa nitrat
(yang lebih dikenal dengan misnomer nitroselulosa) yang
dipasarkan di dengan nama “Celluloid” dan “guncotton”.
 Polimer sintesis, yakni polimer yang dibuat melalui polimerisasi
dari monomer - monomer polimer. Polimer sintesis yang pertama
kali digunakan dalam skala komersial adalah dammar Fenol
formaldehida. Dikembangkan pada tahun 1900-an oleh kimiawan
kelahiran Belgia Leo Baekeland, yang dikenal secara komersial
sebagai bakelit. Sampai decade 1920-an bakelit merupakan salah
satu jenis dari produk konsumsi yang dipakai secara luas.
 Karet atau elastomer adalah salah satu jenis polimer yang
memiliki perilaku khas yaitu memiliki daerah elastis non-linear
yag sangat besar. Perilaku tersebut ada kaitannya dengan struktur
molekul karet yang memiliki ikatan silang (cross link) antar
rantai molekul. Ikatan silang ini berfungsi sebagai ‘pengingat
bentuk’ (shape memory) sehingga karet dapat kembali ke bentuk
dan dimensi asalnya pada saat mengalami deformasi dalam
jumlah yang sangat besar.
 Perbedaan utama dari polimer alam dan polimer sintetik adalah,
mudah tidaknya sebuah polimer di degradasi atau dirombak oleh
mikroba. Polimer sintetik sulit diuraikan oleh mikroorganisme.
Sifat-sifat polimer sintetik sangat ditentukan oleh struktur
polimernya seperti; panjangnya rantai; gaya antar molekul;
percabangan; dan ikatan silang antar rantai polimer. Pertambahan
panjang rantai utama polimer diikuti dengan meningkatnya gaya
antar molekul monomer. Hal ini yang menyebabkan

5
meningkatnya kekuatan dan titik leleh sebuah polimer. Polimer
yang memiliki banyak cabang, kekuatannya menurun dan hal ini
juga menyebabkan titik lelehnya semakin rendah. Beberapa
polimer memiliki ikatan silang antar rantai, hal ini akan membuat
polimer yang bersifat kaku dan membentuk bahan yang keras.
Makin banyak ikatan silang makin kaku polimer yang dihasilkan
dan polimer akan semakin mudah patah.
 Jenis polimer yang memiliki ikatan silang ini merupakan plastic
termosetting. Jenis plastik ini hanya dapat dipanaskan satu kali
yaitu hanya pada saat pembuatannya. Jika plastik ini pecah atau
rusak tidak dapat disambung kembali. Pemanasan selanjutnya
menyebabkan rusaknya atau terbongkarnya ikatan silang antar
rantai polimer, sehingga susunan molekul polimer berubah atau
rusak. Plastik jenis yang lain memiliki sifat sebagai termoplastik,
yaitu plastik yang dapat dipanaskan secara berulang-ulang. Sifat
ini disebabkan karena tidak adanya ikatan silang antar rantai
polimernya. Jika polimer ini rusak atau pecah, kita dapat
menyambungnya kembali dengan cara dipanaskan, contoh
polimer termoplastik adalah polietilen.

2.2.2 Berdasarkan Bentuk Susunan Rantainya


Dibagi atas 3 kelompok yaitu:
 Polimer Linier, yaitu polimer yang tersusun dengan unit ulang
berikatan satu sama lainnya membentuk rantai polimer yang
panjang. Polimer ini biasanya dapat larut dalam beberapa
pelarut, dan dalam keadaan padat pada temperatur normal.
Polimer ini terdapat sebagai elastomer, bahan yang fleksibel
(lentur) atau termoplastik seperti gelas). Contoh polietilena,
poli(vinil klorida) atau PVC, poli(metil metakrilat) (juga dikenal

6
sebagai PMMA, Lucite, Plexiglas, atau perspex), poliakrilonitril
(orlon atau creslan) dan nylon 66.
 Polimer Bercabang, yaitu polimer yang terbentuk jika beberapa
unit ulang membentuk cabang pada rantai utama.
 Polimer Berikatan Silang (Cross – linking), yaitu polimer yang
terbentuk karena beberapa rantai polimer saling berikatan satu
sama lain pada rantai utamanya. Jika sambungan silang terjadi
ke berbagai arah maka akan terbentuk sambung silang tiga
dimensi yang sering disebut polimer jaringan.

Adakalanya pembentukan sambungan silang dilakukan


dengan sengaja melalui proses industri untuk mengubah sifat
polimer, sebagaimana terjadi pada proses vulkanisasi karet. Banyak
system polimer yang sifatnya ditentukan oleh pembentukan jaringan
tiga dimensi, seperti misalnya bakelit yang merupakan damar
mengeras, bahang fenol, metanal. Dalam sistem polimer seperti itu
pembentukan sambungan silang tiga dimensi terjadi pada tahap akhir
produksi. Proses ini memberikan sifat kaku dan keras kepada
polimer. Jika tahap akhir produksi melibatkan penggunaan panas,
polimer tergolong mengeras – bahang dan polimer disebut
dimatangkan. Akan tetapi, beberapa sistem polimer dapat
dimatangkan pada keadaan dingin dan karena itu tergolong polimer
mengeras – dingin. Polimer lurus (hanya mengandung sedikit sekali
sambungan silang, atau bahkan tidak ada sama sekali) dapat
dilunakkan dan dibentuk melalui pemanasan. Polimer seperti itu
disebut polimer lentur – bahang.

2.2.3 Berdasarkan Reaksi Polimerisasi


Dibagi dua, yaitu:

7
 Poliadisi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi adisi.
Reaksi adisi atau reaksi rantai adalah reaksi penambahan
(satu sama lain) molekul-molekul monomer berikatan
rangkap atau siklis biasanya dengan adanya suatu pemicu
berupa radikal bebas atau ion.
 Polikondensasi, yaitu polimer yang terjadi karena reaksi
kondensasi/reaksi bertahap. Mekanisme reaksi polimer
kondensasi identik dengan reaksi kondensasi senyawa bobot
molekul rendah yaitu: reaksi dua gugus aktif dari 2 molekul
monomer yang berbeda berinteraksi dengan melepaskan
molekul kecil. Contohnya H2O. Bila hasil polimer dan
pereaksi (monomer) berbeda fase, reaksi akan terus
berlangsung sampai salah satu pereaksi habis. Contoh
terkenal dari polimerisasi kondensasi ini adalah pembentukan
protein dari asam amino.

2.2.4 Berdasarkan Jenis Monomer


Dibagi atas dua kelompok :
1. Homopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari
penggabungan monomer sejenis dengan unit berulang yang
sama.
2. Kopolimer, yakni polimer yang terbentuk dari beberapa jenis
monomer yang berbeda. Kopolimer ini dibagi lagi atas empat
kelompok yaitu:

a. Kopolimer Acak
Dalam kopolimer acak, sejumlah kesatuan berulang
yang berbeda tersusun secara acak dalam rantai
polimer.
A-B-B-A-B-A-A-A-B-A–

8
b. Kopolimer silang teratur.
Dalam kopolimer silang teratur kesatuan berulang yang
berbeda berselang - seling secara teratur dalam rantai
polimer.
A-B-A-B-A-B-A-B-A–B–A–

c. Kopolimer blok.
Dalam kopolimer blok kelompok suatu kesatuan
berulang berselang - seling dengan kelompok kesatuan
berulang lainnya dalam rantai polimer.
A-A-A-B-B-B-A-A-A–B–

d. Kopolimer cabang/Graft Copolimer.


Yaitu kopolimer dengan rantai utama terdiri dari satuan
berulang yang sejenis dan rantai cabang monomer yang
sejenis.

2.2.5 Berdasarkan Sifat Termal


Dibagi 2 yaitu :
 Termoplastik, hal ini disebabkan karena polimer - polimer
tersebut tidak berikatan silang (linier atau bercabang)
biasanya bisa larut dalam beberapa pelarut.
 Termoset, yaitu polimer yang tidak mau mencair atau
meleleh jika dipanaskan. Polimer - polimer termoset tidak
bisa dibentuk dan tidak dapat larut karena pengikatan silang,
menyebabkan kenaikan berat molekul yang besar. Contohnya
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut:

9
Tipe Singkatan Kegunaan Khas
Fenol-formaldehida PF Alat listrik dan elektronik,
bagian mobil, perekat plywood,
utensil handle
Urea-formaldehida UF Sama seperti polimer PF, juga
bahan pelapis
Poliester tak jenuh -- Konstruksi, bagian-bagian
mobil, lambung kapal,
aksesoris kapal, saluran anti
korosi, pipa, tangki dan lain-
lain, peralatan bisnis.
Epoksi -- Bahan pelapis protektif,
perekat, aplikasi-aplikasi listrik
dan elektronik, bahan lantai
industri, bahan pengaspal jalan
raya, bahan paduan (komposit)
Melamin-formaldehida MF Sama seperti polimer UF,
bingkai dekoratif, tutup meja,
perkakas makan
Tabel 1.0.2 Tipe-tipe Polimer dan Kegunaannya

Diantara plastik-plastik ini, hanya beberapa jenis epoksi yang


dikualifikasi sebagai plastik-plastik teknik. Polimer-polimer fenol-
formaldehida dan urea formaldehida dan poliester-poliester tak jenuh
menduduki sekitar 90% dari seluruh produksi. Perbandingan
produksi antara termoplastik dan termoset kira-kira 6:1.

2.2.6 Berdasarkan Aplikasinya


Dibagi 3 kelompok yaitu :

10
 Polimer komersial, yaitu polimer yang di sintesis dengan
biaya murah dan diproduksi secara besar - besaran. Polimer
komersial pada prinsipnya terdiri dari 4 jenis polimer utama
yaitu: Polietilena, Polipropilena, Poli(vinil klorida), dan
Polisterena. Polietilena dibagi menjadi produk massa jenis
rendah (< 0,94 g/cm3), dan produk massa jenis tinggi (> 0,94
g/cm3). Perbedaan dalam massa jenis ini timbul dari
strukturnya yakni: polietilena massa jenis tinggi secara
esensial merupakan polimer linier dan polietilena massa jenis
rendah bercabang. Plastik - plastik komoditi mewakili sekitar
90% dari seluruh produksi termoplastik dan sisanya terbagi
diantara kopolimer stirena – butadiena, kopolimer akrilonitril
– butadiena – stirena (ABS), poliamida dan poliester. Contoh
plastic - plastik komoditi dan penggunaannya dapat dilihat
pada tabel 1.3.

Tipe Singkatan Kegunaan Utama


Polietilena massa LDPE Lapisan pengemas, isolasi
jenis rendah kawat dan kabel, barang
mainan, botol fleksibel,
perabotan, bahan pelapis.
Polietilena massa HDPE Botol, drum, pipa saluran,
jenis tinggi lembaran film, isolasi kawat
dan kabel.
Polipropilena PP Bagian-bagian mobil dan
perkakas, tali, anyaman,
karpet, film.
Poli (vinil klorida) PVC Bahan bangunan, pipa, bahan
untul lantai, isolasi kawat dan
kabel, film dan lembaran.

11
Polistirena PS Bahan pengemas (busa dan
film), isolasi busa, perkakas,
perabotan rumah, barang
mainan.
Tabel 1.0.3 Contoh Plastik-Plastik Komoditi dan Penggunaannya

 Polimer teknik, yaitu polimer yang memiliki sifat unggul


tetapi harganya mahal. Konsumsi plastik teknik kimia hingga
akhir tahun 1980-an mencapai kira - kira 1,5 x 109 kg/tahun
di antaranya poliamida, polikarbonat, asetal, poli(fenilena
oksida) dan poliester mewakili sekitar 99% dari pemasaran.
Yang tidak diperhatikan adalah bahan – bahan berkualitas
teknik dari kopolimer akrilonitril – butadiena – stirena,
berbagai polimer terfluorinasi dan sejumlah kopolimer serta
bahan paduan polimer yang meningkat jumlahnya. Ada
banyak kesamaan dalam terutama dalam bidang transportasi
seperti (mobil, truk, pesawat udara), konstruksi (perumahan,
instalasi pipa ledeng, perangkat keras), barang - barang listrik
dan elektronik (mesin bisnis, komputer), mesin – mesin
industri dan barang - barang konsumsi. Selain polimer -
polimer yang telah diperlihatkan, kopolimer dan paduan
polimer teristimewa yang disesuaikan untuk memperbaiki
sifat (mutu) semakin bertambah jumlahnya. Pemasaran
plastik - plastik teknik tumbuh dengan cepat dengan proyeksi
pemakaian yang meningkat hingga 10% per tahun. Contoh
Polimer teknik yang utama dapat dilihat pada Tabel 1.4
berikut.

Tipe Singkatan

12
Asetal POM
Poliamida --
Poli (amiadaimida) PAI
Poliarilat --
Polikarbonat PC
Poliester --
Polietereterketon PEEK
Polietermida PEI
Poliimida PI
Poli (fenilena oksida) PPO
Poli (fenilena sulfide) PPS
Polisulfon --
Tabel 1.4 Contoh Polimer Teknik

 Polimer dengan tujuan khusus, yaitu polimer yang memiliki


sifat spesifik yang unggul dan dibuat untuk keperluan khusus.
Contoh: alat-alat kesehatan seperti termometer/timbangan.

2.3 Definisi Komposit


Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-
bahan yang berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen
terbentuk sepenuhnya. Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari
kombinasi dua atau lebih material sehingga dihasilkan material komposit
yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-
beda, serta mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri.
Gabungan dua atau lebih bahan merupakan suatu konsep yang
diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit. Walaupun demikian

13
definisi ini terlalu umum, karena komposit ini merangkumi semua bahan
termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik,
kopolimer, plastik berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih
untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam,
kekakuan jenis (modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi
dari logam. Beberapa lamina komposit dapat ditumpuk dengan arah
orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini disebut sebagai laminat.

2.4 Klasifikasi Komposit


Klasifikasi bahan komposit dapat dibentuk dari sifat dan sturkturnya.
Bahan komposit dapat diklasifikasikan kedalam beberapa jenis. Secara
umum klasifikasi komposit yang sering digunakan antara lain seperti :
1. Klasifikasi menurut kombinasi material utama, seperti metal-organic
atau metal anorganic.
2. Klasifikasi menurut karakteristik bult-from, seperti system matrik
atau laminate.
3. Klasifikasi menurut istribusi unsure pokok, seperti continous dan
disontinous.
4. Klasifikasi menurut fungsinya, seperti elektrikal atau structural.

Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat


yang digunakannya, yaitu :
1. Fibrous Composites (Komposit Serat).
Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri dari satu lapisan yang
menggunakan penguat berupa serat (fiber). Serat (fiber) yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers
(poly aramide), dan sebagainya.
2. Laminated Composites (Komposit Laminat).

14
Merupakan jenis komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang
digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki karakteristik
sifat sendiri.
3. Particulalate Composites (Komposit Partikel).
Merupakan komposit yang menggunakan partikel atau serbuk
sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam
matriksnya.

Ada tiga faktor yang menentukan sifat-sifat dari material komposit, yaitu:
a. Material pembentuk. Sifat-sifat intrinsik material pembentuk
memegang peranan yang sangat penting terhadap pengaruh sifat
kompositnya.
b. Susunan struktural komponen. Dimana bentuk serta orientasi dan
ukuran tiap-tiap komponen penyusun struktur dan distribusinya
merupakan factor penting yang memberi kontribusi dalam
penampilan komposit secara keseluruhan.
c. Interaksi antar komponen. Karena komposit merupakan campuran
atau kombinasi komponen-komponen yang berbeda baik dalam hal
bahannya maupun bentuknya, maka sifat kombinasi yang diperoleh
pasti akan berbeda.

Secara umum material komposit tersusun dari dua komponen utama


yaitu matrik (bahan pengikat) dan filler (bahan pengisi). Filler adalah bahan
pengisi yang digunakan dalam pembuatan komposit, biasanya berupa serat
atau serbuk. Gibson (1984) mengatakan bahwa matrik dalam struktur
komposit bisa berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik
secara umum berfungsi untuk mengikat serat menjadi satu struktur
komposit.

15
2.5 Kegunaan Komposit
a. Angkasa luar; Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter,
Komponen satelit.
b. Kesehatan; Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang.
c. Marine / Kelautan; Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan; Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal
selam
e. Industri Pembinaan; Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f. Olah raga dan rekreasi; Sepeda, Stick golf, Raket tenis, Sepatu olah
raga
g. Automobile; Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar; Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter,
Komponen satelit.

2.6 Manfaat Polimer


Kita hidup dalam era polimer, plastik, serat, elastomer, karet, protein,
selulosa semuanya ini merupakan istilah umum yang merupakan bagian dari
polimer. Dari contoh-contoh di atas dapat kita bayangkan bahwa polimer
mempunyai manfaat yang besar dalam semua bidang kehidupan. Adapun
manfaat dari polimer ini antara lain sebagai berikut:

a. Dalam bidang kedokteran: banyak diciptakan alat-alat kesehatan


seperti: termometer, botol infus, selang infus, jantung buatan dan
alat transfuse darah.
b. Dalam bidang pertanian: dengan adanya mekanisasi pertanian.
c. Dalam bidang teknik: diciptakan alat-alat ringan seperti peralatan
pesawat.
d. Dalam bidang otomotif: dibuat alat-alat pelengkap mobil.

16
3 BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Polimer merupakan suatu golongan kimia penting dalam kehidupan
kita sehari-hari maupun dalam industry. Polimer meliputi plastik, karet,
serat, dan nilon. Beberapa senyawa penting dalam tubuh makhluk hidup,
yaitu karbohidrat (polisakarida), protein, dan asam nukleat juga merupakan
polimer. Kita akan melihat bahwa polimer adalah suatu makro molekul yang
terbentuk dari molekul-molekul sederhana yang kita sebut sebagai
monomer.
Proses pembentukan polimer dari monomernya kita sebut sebagai
polimerisasi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang penggolongan
polimer dan kegunaan polimer.
Material komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi
antara dua atau lebih material pembentuknya melalui pencampuran yang
tidak homogen, dimana sifat mekanik dari masing-masing material
pembentuknya berbeda. Material komposit memiliki sifat mekanik yang
lebih bagus dari pada logam, memiliki kekuatan bisa diatur yang tinggi
(tailorability), memiliki kekuatan lelah (fatigue) yang baik, memiliki
kekuatan jenis (strength/weight) dan kekakuan jenis (modulus
Young/density) yang lebih tinggi daripada logam, tahan korosi, memiliki
sifat isolator panas dan suara, serta dapat dijadikan sebagai penghambat
listrik yang baik, dan dapat juga digunakan untuk menambal kerusakan
akibat pembebanan dan korosi.

3.2 Saran
Dengan adanya tugas tentang materi polymer yang telah diberikan
oleh bapak dosen. Dapat menambah dan mengembangkan wawasan

17
mahasiswa tentang pengertian polimer, penggolongan polimer, macam-
macam polimer dan lain - lain. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
mohon kritik dan saran dari pembaca.

18
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

journals.itb.ac.id/index.php/jipk/article/download/7646/3151

www.academia.edu/9150167/Material_Teknik_Polimer_Mesin
https://www.academia.edu/9150167/Material_Teknik_Polimer_Mesin?auto=down
load

https://edoc.site/makalah-ilmu-bahan-polimer-komposit-dan-keramik-pdf-
free.html

19

Anda mungkin juga menyukai