Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PELAYANAN CASEMIX
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN CASEMIX
RUMAH SAKIT ISLAM IBNU SINA PANTI
Ditetapkan di Panti
Pada tanggal: 2 Januari 2019
Direktur,
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang menciptakan manusia, Salawat dan Salam senantiasa
tercurahkan kepada Rasulullah, penghulu bagi kita semua. Alhamdulillah Pedoman Pelayanan
Casemix di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti telah kita miliki. Pedoman ini diharapkan menjadi
acuan dalam peningkatan mutu pelayanan Casemix di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti.
Penyusunan Pedoman ini dimaksudkan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan untuk memudahkan
Unit Farmasi Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti dalam melaksanakan Standar Pelayanan Casemix
yang tercantum dalam Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Kami mengharapkan Pedoman Pelayanan Casemix di Rumah Sakit ini dapat diterapkan dengan
sebaik-baiknya yang tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi di Rumah Sakit.
Kami percaya bahwa tidak ada yang sempurna kecuali Allah SWT, saran dan masukan dari kita
sangat diharapkan untuk kesempurnaan pedoman ini untuk masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Unit Casemix
i
DAFTAR ISI
ii
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti
Nomor : 07/PER-DIR/IS-PT/I-2019
Tanggal : 2 Januari 2019
Tentang : Pedoman Pelayanan Casemix Di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Panti
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa derajat kesehatan penduduk Indonesia masih
relatif belum baik jika dibandingkan Negara di Asia tenggara. Hal ini berkaitan secara
langsung maupun tidak langsung dengan besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah
ataupun masyarakat untuk kesehatan.
Secara umum kita ketahui juga bahwa biaya kesehatan di Indonesia cenderung meningkat
yang disebabkan oleh faktor, diantaranya pola penyakit degenerative, orientasi pada
pembiayaan kuratif, pembayaran out of pocket atau yang lebih dikenal fee for service
secara individual, service yang ditetntukan oleh provider, teknologi canggih,
perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi ilmu kedokteran, dan tidak lepas juga dari
tingkat inflasi. Dengan kondisi dan situasi yang seperti ini maka akses dan mutu pelayanan
kesehatan terancam, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu. Hal ini menyebabkan
derajat kesehatan masyarakat semakin rendah. Kondisi tersebut diperparah dengan tarif
rumah sakit yang tidak standar, sehingga masing-masing rumah sakit cenderung
menetapkan tarif tersendiri.
Untuk mencegah permasalahan tersebut , pemerintah Indonesia sejak tahun 2014 telah
memulai sebuah program jaminan kesehatan nasional dengan BPJS Kesehatannya.Akibat
perubahan layanan kesehatan yang ada sekarang ini dan meningkatnya biaya kesehatan
maka pembiayaan rumah sakit dengan menggunakan asuransi BPJS kesehatan menjadi
sangat relevan, dalam asuransi BPJS kesehatan ini maka system manajemen casemix
menjadi salah satu pemecahan masalah. Sistem casemix adalah sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan mutu, pemerataan dan keterjangkauan,
yang merupakan unsur-unsur dalam mekanisme pembayaran biaya pelayanan kesehatan
untuk pasien berbasis kasus campuran prosedur utama.
3
Ada 2 manfaat program casemix ini yaitu manfaat bagi pasien dan manfaat bagi rumah
sakit. Manfaat bagi pasien yaitu adanya kepastian dengan dalam pelayanan pengobatan
berdasarkan derajat keparahan, adanya target lama hari rawat pasien untuk mendapatkan
perhatian lebih dalam tindakan medis dari petugas rumah sakit, mendapat kualitas
kesehatan yang lebih baik, meneriman sediaan farmasi alat kesehatan bahan habis medis
habis pakai sesuai dengan spesifikasi yang berlaku, serta mengurangi pemerikasaan dan
penggunaan alat medis yang berlebihan oleh tenaga medis sehingga mengurangi resiko
yang dihadapi oleh pasien. Adapun manfaat bagi rumah sakit yaitu mendapat pembiayaan
sesuai dengan beban kerja, meningkatkan mutu dan efisiensi pelayanan, bagi dokter atau
klinisi dapat memberikan pengobatan yang tepat untuk kualitas pelayanan lebih baik,
perencanaan budget anggaran pembiyaan dan belanja lebih akurat, dapat mengevaluasi
kualitas pelayanan yang diberikan oleh masing-masing klinisi, serta mendukung system
perawatan pasien dengan menerapkan clinical pathway.
C. Batasan Operasional
Batasan operasional Casemix RSI Ibnu Sina Panti mencakup tiga macam pelayanan yang
berkaitan langsung dengan pasien , yaitu :
1. Pelayanan Poli Rawat jalan
Pelayanan rawat jalan yang ditujukan kepada poli spesialis sesuai dengan daftar jadwal
praktek dokter di RSI Ibnu Sina Panti, dengan membawa syarat yang telah ditentukan
oleh BPJS Kesehatan serta menggunakan Sistem Rujukan berjenjang / Online.
2. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan rawat inap di RSI Ibnu Sina Panti dilakukan dengan sistem yang berjenjang
setelah melalui poli spesialis atau unit gawat darurat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Pelayanan UGD
Pelayanan UGD pasien BPJS Kesehatan diberikan sesuai kaidah dan ketentuan yang
berlaku.
4
D. Landasan Hukum
Landasan ukum pelayan casemix merujuk pada;
1. UU Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Social Nasional (SJSN)
2. UU Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Dokter
3. UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
4. UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
6
Mampu menganalisis masalah secara kritis dan berpikiran
kreatif
Mampu berkomunikasi secara efektif
Mampu bekerja dengan tepat, cepat dan teliti
5 Pemberkasan SMA / sederajat
Pengetahuan tata kelola berkas dan arsip
Mampu berkomunikasi secara efektif
Mampu berkomunikasi secara efektif
Mampu bekerja dengan tepat, cepat dan teliti
B. Distribusi Ketenagaan
Casemix RSI Ibnu Sina Panti dipimpin oleh seorang dokter umum merangkap verifikator
dan dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan pelayanan pasien BPJS kepala
casemix dibantu 2 orang koder pendidikan D3 rekam medis dan 1 orang bagian costing
pendidikan SMA derajat.
Distribusi ketenagaan casemix RSI Ibnu Sina Panti didapat dari hasil perhitungan yang
dilakukan oleh bidang SDM dan didapat sebaran untuk tenaga casemix sebagaimana
tercantum dibawah ini :
C. Pengaturan Jaga
Untuk menjalankan pelayanan unit casemix, seluruh staff bertugas mengikuti jadwal dalam
rentang waktu non shift yaitu mulai dari pukul 07.30 – 14.30 WIB.
7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah ruangan
Unit casemix memiliki satu ruangan yang didalamnya terdapat ruangan , kepala
casemix/verfikator, koder, dan costing. ( denah terlampir)
CODER/
CODER
VERIFIKATOR
COSTING
8
B. Standar fasilitas
1. Perlengkapan
Berikut daftar inventaris perlengkapan unit casemix
No Nama Barang Jumlah (unit/buah)
1 Komputer 3
2 Printer Epson LP360 1
3 Scanner Brother 1
4 Meja 3
5 Kursi 4
6 Kipas Angin 1
2. Kelengkapan Bangunan
Masih ada kekurangan sarana kelengkapan ruangan casemix yaitu ruangan
yang memadai, pendingin ruangan, WC, dan APAR
9
BAB IV
a. Kepala Casemix
Secara keseluruhan tanggung jawab kepala casemix yaitu bekoordinasi serta bekerjasama
dengan verifikator, coder, costing serta pemberkasan dalam hal penagihan klaim ke BPJS
Kesehatan.Serta bertanggung jawab langsung kepada direktur Rumah sakit.
b. Verifikator
Adapun tata laksana pelayanan verifikator adalah menentukan serta mencari fakta-fakta
kebenaran dari identifikasi kasus baik secara medis maupun administrasi.
c. Coder
Kegiatan memberikan diagnosa utama dan diagnosa sekunder sesuai dengan icd 10 serta
memberikan kode prosedur sesuai dengan ICD 9. Coder sangat menetukan besar nya biaya
yang akan dibayarkan ke rumah sakit oleh BPJS Kesehatan. Diagnosa utama adalah
diagnosa akhir / final yang dipilih DPJP dengan kriteria paling banyak menghabiskan
sumber daya . Diagnosa sekunder adalah
d. Costing
Merupakan proses menghitung biaya secara keseluruhan mulai dari awal pasien masuk
sampai pulang yang menjadi satu episode pelayanan. Kegiatan tersebut untuk memastikan
bahwa komponen biaya-biaya yang dikeluarkan dalam proses perawatan pasien sama
dengan proses pencatatan medis layanan yang diberikan kepada pasien.Adapun tujuan
utama costing ini adalah tercapainya efisiensi di rumah sakit melalui pengendalian biaya.
Hal- hal yang harus di siapkan adalah perhitungan tiap unit cost, clinical pathway, dan
penyusunan kebijakan rumah sakit terkait dengan obat , alkes, pemerikasaan penunjang,
jasa medis, dan bahan habis pakai dengan tujuan efisiensi tanpa mengurangi mutu
pelayanan.
10
BAB V
LOGISTIK
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibutuhkan fasilitas pendukung berupa logistik dan alat
tulis kantor. Pengadaan alat penunjang kegiatan casemix ditujukan dan siapkan oleh bagian
logistik umum . Adapun alat logistik untuk mendukung pekerjaan unit casemix adalah pulpen ,
kertas A4, Spidol, lem kertas, lakbanbening, tinta printer, matrai 6000, klip, anak klip, binder klip,
dan lain-lain.
11
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
13
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu merupakan suatu program yang bersifat objektif dan berkelanjutan untuk
menilai dan memecahkan masalah yang ada sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan
dan mencapai standar yang bermutu. Pengembangan mutu di unit Casemix meliputi :
1. Pengembangan Mutu Standar Prosedur operasional
Pengendalian mutu Standar Prosedur Operasional seluruh staf pelayanan dengan
mengadakan rapat bulanan untuk mengevaluasi Standar Prosedur Operasional yang telah
ada dan menambahkan Standar Prosedur Operasional yang belum ada / belum lengkap
serta merevisi Standar Prosedur Operasional yang telah ada sesuai dengan keadaan
dilingkungan kerja.Seluruh staf pelayanan memberikan masukan demi terciptanya unit
pelayanan intensif yang lebih baik dari sebelumnya. Standar Prosedur Operasional yang
kurang dicatat oleh seluruh staf pelayanan untuk dibahas dalam rapat bulanan.
2. Pengembangan Mutu Sumber daya Manusia
a. Pelatihan dan seminar secara berkala baik internal maupun eksternal seperti
pelatihan coder, costing dan verifikator casemi
b. Pendidikan formal maupun informal untuk seluruh petugas pelayanan
c. Pertemuan staf dilakukan tiap bulan membahas dan melakukan evaluasi terhadap
laporan bulanan dan permasalahan unit casemix
3. Pengembangan mutu Fasilitas dan perawatan
a) Lakukan perawatan berkala untuk peralatan penunjang kegiatan casemix untuk
menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang didapat
b) Buat inventarisasi fasilitas dan peralatan yang ada, sehingga dapat diketahui apakah
jumlah dan fungsinya masih dapat dipertahankan atau perlu diajukan permintaan
baru atau perbaikan yang ada
c) Menjaga kebersihan kebersihan ruangan dan mengendalikan infeksi melalui
penyediaan cuci tangan
14
BAB IX
PENUTUP
Casemix merupakan suatu metode yang memungkinkan upaya menetapkan efisiensi dan
kualitas suatu rumah sakit dengan melakukan identifikasi campuran beberapa jenis kasus atau
pasien yang dirawat dan identifikasi dari seluruh sumber daya yang digunakan. Sistem casemix
adalah juga mengklasifikasi penyakit yang digabung dengan biaya perawatan selama di rumah
sakit berdasar pengelompokan diagnosis akhir penyakit sejenis dan kompleksitas pengelolaan
kasus atau penyakit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan mutu yang baik dan biaya yang
terjangkau menjadi harapan seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Rumah sakit sebagai pemberi
pelayanan kesehatan harus mengutamakan pengendalian biaya dan pengendalian mutu.
Pengembangan pelyanan rumah sakit pembayaran atau pembiayaan yang terstandar akan dapat
memberikan keuntungan baik kepada pasien, terbukti bahwa manajemen casemix mampu
memberikan efisiensi dalam hal pembiyaan dan pelayanan sehungga mutu pelayanan rumah sakit
makin baik dan kepuasan pasien semakin terpenuhi
15