Anda di halaman 1dari 3

1.

Acuan apa yang melandasi guru itu adalah sebuah profesi sehingga disebut guru
adalah sebuah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu institusi maupun
perorangan yang menyangkut seluruh aktivitas dalam tanggung jawab untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, dan memandu peserta didik dalam rangka menggiring
perkembangan peserta didik kearah kedewasaan mental-spiritual maupun fisik-biologis.
Kinerja seorang guru menyangkut semua kegiatan atau tingkah laku yang dialami guru,
jawaban yang mereka buat, untuk memberi hasil atau tujuan. Kinerja dapat ditinjau dari
berbagai aspek, baik dari sudut guru maupun siswa. Dari sudut siswa kinerja guru bertujuan
untuk menimbulkan respon positif dari bakat dan minat seorang siswa yang
akan dikembangkan oleh siswa tersebut melalui proses pembelajaran. Dari sudut guru kinerja
guru secara spesifik bertujuan mengharuskan para guru membuat keputusan khusus dimana
tujuan pengajaran dinyatakan dengan jelas dalam bentuk tingkah laku yang kemudian
ditransfer kepada peserta didik. Dalam hal kinerja guru lebih diacu pada aspek mutu, baik dari
sudut pandang kepemimpinan maupun aspek teknis. Aspek kepemimpinan akan terlihat pada
penampilan guru yang berperan sebagai pemimpin siswa dan sesamanya, aspek teknis-
dedaktis adalah dimana guru akan memerankan guru sebagai fasilitator dan nara sumber yang
siap memberi konsultasi terarah pada siswanya.
Tuntutan kinerja sebagai seorang guru sangat tinggi, baik itu dari dalam maupun dari luar. Dari
dalam adalah tuntutan yang bermuara dari individu guru tersebut untuk dapat sebaik baiknya
mentransfer disiplin ilmu yang dikuasai, maupun yang paling berat adalah mentransfer nilai-
nilai
moral yang semua adalah untuk modal dasar peserta didik untuk dalam menjalankan hidupnya
dikemudian hari.
Sedangkan tuntutan dari luar adalah bagaimana menghasilkan output peserta didik yang
mampu bersaing dikehidupan nyata. Tuntutan yang paling berat adalah tuntutan dari luar. Dan
yang paling populer adalah ungkapan dari masyarakat bahwa guru adalah sosok yang dilihat
dan ditiru. Belum lagi selalu terngiang ditelinga kita syair syair lagu pahlawan tanpa tanda jasa.
Ini jelas sangat menjadi beban moral tersendiri bagi guru untuk menjadi tenaga yang
profesional. Melihat kenyataan sekarang ini, tuntutan akan kinerja guru semakin besar.
Tuntutan ini bukan hanya sebatas kapasitas sebagai pengajar dan pendidik dikelas, tetapi guru
dituntut lebih kreatif, inovatif, mandiri dan profesional.

Untuk melakukan kewenangan profesionalitasnya, guru dituntut memiliki seperangkat


kemampuan (kompetensi) yang beraneka ragam, sehubungan dengan tugas dan tanggung
jawabnya, maka profesi guru memerlukan persyaratan khusus, antara lain: Kualifikasi
akademik, Kompetensi, Sertifikat pendidik, Sehat jasmani & rohani, Kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Disamping itu, memiliki kode etik sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
serta memiliki pelanggan atau objek layanan yang tetap yakni murid atau siswa atau peserta
didik. Salah satu indikator keberhasilan guru adalah keberhasilan dalam menjabarkan,
memperluas, dan menciptakan relevansi kurikulum dengan kebutuhan peserta didik dan
perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan yang lebih penting lagi
mampu mewujudkan kurikulum potensial menjadi kurikulum aktual melalui proses
pembelajaran yang memerlukan berbagai keahlian dan ketrampilan professional di dalam
pengimplementasian.

Perilaku guru yang profesional adalah mampu menjadi teladan bagi para peserta didik, mampu
mengembangkan kompetensi dalam dirinya, dan mampu mengembangkan potensi para
peserta didik. ( Menurut Danni Ronnie M ) Sikap dan perilaku guru yang profesional
mencakup enam belas pilar dalam pembangun karakter. Keenam belas pilar tersebut, yakni :
1. kasih sayang,
2. penghargaan,
3. pemberian ruang untuk mengembangkan diri,
4. kepercayaan,
5. kerjasama,
6. saling berbagi,
7. saling memotivasi,
8. saling mendengarkan,
9. saling berinteraksi secara positif,
10. saling menanamkan nilai-nilai moral,
11. saling mengingatkan dengan ketulusan hati,
12. saling menularkan antusiasme,
13. saling menggali potensi diri,
14. saling mengajari dengan kerendahan hati,
15. saling menginsiprasi,
16. saling menghormati perbedaan.
Sikap dan perilaku guru dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhinya
berupa faktor eksternal dan internal. Oleh karena itu pendidik harus mampu mengatasi apabila
kedua faktor tersebut menimbulkan hal-hal yang negatif. Jangan sampai masalah-masalah
dalam kehidupan dibawa kesekolah yang pada akhirnya anak didiknya yang mendapatkan
imbasnya dari kemarahan kita akiabat masalah yang dihadapi oleh seorang guru.

2. Buatlah kajian tentang kompetensi guru dalam berbagai persfektif


Kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal
ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi Guru.
Adapun kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
professional.
1. Kompetensi Pedogogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan
pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari
merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi
inti pedagogi meliputi;
a. menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual,
b. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik,
c. mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu,
d. menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik,
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran,
f. memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki,
g. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik,
h. menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
i. memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran,
j. melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan
berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti :
a. bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia,
b. menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi
peserta didik dan masyarakat,
c. menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
d. menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan
rasa percaya diri, dan
e. menjunjung tinggi kode etik profesi guru
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidian, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial
penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan
human (manusia) lain.
a. bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi,
b. berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat,
c. beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya,
d. berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan
tulisan atau bentuk lain.
4. Kompetensi Professional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi
materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum,
serta menambah wawasan keilmuan.
a. menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata
pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan,
b. menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu,
c. mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif,
d. mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan
reflektif,
e. memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.

Anda mungkin juga menyukai