Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN

PENOLAKAN / TIDAK MELANJUTKAN PENGOBATAN

KLINIK PKU MUHAMMADIYAH DUKUN


GRESIK
Jl timur Alun-alun dukun no 219 Dukun Gresik 61155
Tlp. (031) 3948108 email: klinikmuhdukun@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Klinik PKU
Muhammadiyah Dukun bisa melakukan pelayanan dengan lancar.
Panduan penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan di klinik PKU
Muhammadiyah Dukun sangatlah penting untuk meningkatkan mutu pelayanan
dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat. Untuk menunjang pelaksanaan
pelayanan klinis di Klinik PKU Muhammadiyah Dukun maka diperlukan panduan
penolakan atau tidak melanjutkan pengobatan di Klinik PKU Muhammadiyah
Dukun.
Harapan kami mudah mudahan panduan penolakan atau tidak
melanjutkan pengobatan ini dapat memberi manfaat bagi Klinik PKU
Muhammadiyah Dukun, sehingga pelayanan di Klinik PKU Muhammadiyah Dukun
berjalan lancar.

Direktur
Klinik PKU Muhammadiyah Dukun

dr. Danny Satriyo Ontoseno Putro


BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam mengambil suatu tindakan medis seringkali dokter maupun
institusi Kesehatan meminta pasien untuk menandatangani surat pernyataan
yang dikenal sebagai “informed concent” atau “ persetujuan tindakan medis”.
Surat pernyataan tindakan medis ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu
bentuk komunikasi antara dokter dan pasien maupun keluarga pasien. Namun
selain surat persetujuan tindakan medis, dikenal juga dengan surat
pernyataan “penolakan pengobatan” atau “informed refusal”
Penolakan tindakan medis ini merupakan hak pasien yang berarti suatu
penolakan yang dilakukan pasien sesudah diberi informasi oleh dokter.
Penolakan tindakan medis ini pada dasarnya adalah hak asasi dari seseorang
untuk menetukan apa yang hendak dilakukan terhadap dirinya sendiri. Masih
banyaknya berbagai pihak baik masyarakat umum terutama pasien dan
keluarga pasien dan bahkan dokter ataupun institusi kesehatan yang kurang
memahami arti dari penolakan tindakan medis, sehingga sering kali menjadi
suatu hal yang tidak diinginkan oleh pihak –pihak yang berkepentingan.
Dokter maupun pasien hendaknya memahami akan hak dan kewajiban
masing–masing serta mengetahui implikasi hukum yang timbul akibat
persetujuan ataupun penolakan tindakan medis terutama terhadap hukum
yang berlaku di Indonesia.
Dalam hal pengobatan, pasien berhak untuk menolak pengobatan.
Merupakan tanggungjawab dokter dan perawat bila memungkinkan untuk
mementukan alasan penolakan dan mengambil langkah–langkah yang perlu
untuk mengusahakan agar pasien mau menerima pengobatan.

2. DEFINISI
Penolakan pengobatan merupakan suatu keputusan pasien atau keluarga
untuk memberikan suatu penolakan terhadap pengobatan setelah pasien atau
keluarga tersebuat mendapatkan penjelasan dari dokter penanggungjawab
selama menjalani perawatan di KLINIK PKU Muhammadiyah Dukun.
Penolakan pengobatan juga diartikan dengan keputusan yang dilakukan
pasien atau keluarga setelah melalui pertimbangan–pertimbangan dari pihak
pasien atau keluarga.
Pasien atau keluarga berhak untuk menetukan derajat kesehatan dan
kelanjutan hidupnya. Akibat dari penolakan pengobatan menjadi
tanggungjawab pasien dan keluarga. Penolakan pengobatan di
dokumentasikan dalam rekam medis yang berupa surat pernyataan penolakan.
3. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi seluruh karyawan Klinik PKU Muhammadiyah
Dukun jika terjadi penolakan pelayanan atau pengobatan dari pasien dan
keluarga, baik sebelum maupun setelah dilakukan perawatan.
2. Tujuan Khusus
 Sebagai acuan apabila terjadi penolakan pelayanan atau pengobatan
 Agar pasien mendapatkan informasi yang jelas tentang keadaannya
dan dapat memutuskan tentang persetujuan pelayanan atau
pengobatan yang akan dilakukan.
 Memberikan kepuasan pelanggan ( pasien dan keluarga ).
 Untuk menghindari terjadinya komplikasi pasien.
 Agar pelayanan atau pengobatan dapat berjalan dengan lancer
BAB II
RUANG LINGKUP PEDOMAN

Penolakan pengobatan pada pasien harus dilihat sebagai hak dan kebutuhan
pasien dan keluarga dalam memutuskan pelayanan dan pengobatan yang akan
dilakukan. Oleh karena itu kebijakan ini secara berlaku untuk semua karyawan di
Klinik PKU Muhammadiyah Dukun, termasuk dokter, dokter gigi perawat dan
bidan dll jika terjadi adanya penolakan pengobatan dari pasien dan keluarga.
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN

Beberapa hal yang menghambat pasien atau keluarga dalam pengambilann


keputusan terhadap pengobatan :
1. Pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan selama pasien menjalani
perawatan di rumah sakit tidak sesuai dengan kemampuan.
2. Pasien atau keluarga kurang mengerti dan memahami penjelasan dokter dalam
hal pengobatan yang akan diberikan.
3. Pasien dan keluarga ingin mencari alternative atau second opinion pengobatan
atau tindakan medis lain di luar Klinik.
4. Pasien dan keluarga masih menunggu pertimbangan anggota keluarga yang
lain.
5. Pasien dan keluarga mempunyai pertimbangan terhadap kondisi pasien yang
sudah terminal atau menjelang kematian.

Tata Laksana Dalam Penolakan Pengobatan :


1. Pasien
a. Jika pasien belum dewasa atau tidak sehat akalnya maka yang berhak
memberikan penolakan pengobatan adalah orang tua, keluarga ,wali.
b. Bila pasien sudah menikah suami atau istri tidak diikut sertakan dalam
penolakan, pasien harus memberikan penolakan sendiri.
c. Apabila pasien sesudah menerima informasi tetap menolak pengobatan yang
akan dilakukan oleh tim medis ,maka penolakan tersebut harus dilakukan
secara tertulis.Akibat daripenolakan pengobatan tersebut menjadi tanggung
jawab pasien.
d. Pasien dapat menarik kembali (dicabut) setiap saat persetujuan yang
diberikan kecuali pengobatan yang sudah dilaksanakan dan tidak mungkin
lagi dibatalakan. Yang boleh menarik kembali persetujuan adalah anggota
pasien atau yang lainnya yang berkedudukan hukum sebagai wali.
e. Penarikan atau pencabutan persetujuan harus diberikan secara tertulis
dengan menandatangani format penolakan pengobatan.
f. Bila pasien tetap meolak diberikan pengobatan setelah dijelaskan kembali
tentang tujuan pengobatan serta risiko bila pengobatan tidak dilaksanakan
maka perawat wajib mendokumentasikan pada catatan perawatan dan
melaporkan kepada dokter yang memberikan instruksi pengobatan tersebut.

2. Dokter atau Tim Medis.


a. Memberikan informasi tentang tindakan atau pengobatan yang akan
dilakukan bias didelegasikan tetapi tanggungjawab tetap ada pada dokter
pemberi delegasi.
b. Dokter memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya diberikan
kepada pasien yaitu :
1. Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
2. Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
3. Alternatif tindakan lain dan resikonya; dan
4. Prognosis terhadap tindkan yang dilakukan;
c. Dokter mengecek kembali informasi kepada pasien ,apakah pasien telah
mengerti tentang informasi yang diberikan.
Bila pasien tetap menolak diberikan pengobatan setelah dijelaskan
kembali tentang tujuan pengobatan serta risiko bila pengobatan tidak
dilaksanakan maka perawat wajib mendokumentasikan pada catatan
perawatan dan melaporkan kepada dokter yang memberikan instruksi
pengobatan tersebut.
BAB IV
DOKUMENTASI

Penjelasan yang diberikan oleh dokter atau tim medis tentang


pengobatan atau tindakan, pendokumentasian dilakukan dengan format
penolakan tindakan atau pengobatan setelah pasien,keluarga,atau wali
mendapatkan penjelasan dari dokter atau tim medis dan format tersebut
ditandatangani oleh kedua belah pihak disertai saksi.
Format pendokumentasian tersebut di simpan di status rekam medis
pasien:
1. Formulir Penolakan Tindakan Medis.
2. Form rekam medis pasien

Anda mungkin juga menyukai