Laporan Antara IKM
Laporan Antara IKM
PENDAHULUAN
2
6. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten
Badung
7. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Badung
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung
9. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Badung
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung
11. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung
12. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung
13. Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung
14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Badung
15. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung
16. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Badung
17. Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Badung
18. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung
19. Dinas Komunikasi dan informatika Kabupaten Badung
20. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Badung
21. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung
22. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung
23. Dinas Kesehatana Kabupaten Badung
24. Dinas Sosial Kabupaten Badung
25. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung
26. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Badung
27. Dinas Perikanan Kabupaten Badung
28. Dinas Perhubungan Kabupaten Badung
29. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Badung
30. Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung
31. DinasPerumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Badung
32. Kecamatan Petang
33. Kecamatan Abiansemal
3
34. Kecamatan Mengwi
35. Kecamatan Kuta Utara
36. Kecamatan Kuta
37. Kecamatan Kuta Selatan
38. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung Mangusada
39. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Badung
40. Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung
4
Prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan, termasuk pengaduan.
3. Waktu Penyelesaian
Waktu Penyelesaian adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
4. Biaya/Tarif
Biaya/Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan
dalam mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara
yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat.
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.
6. Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7. Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
9. Sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak
(gedung).
b. Menetapkan metode survey dan pengelompokkan jenis pelayanan pada
tiap Perangkat Daerah, serta menyusun indikator yang akan di survey pada
5
masing-masing Perangkat Daerah
c. Saran / masukan / apresiasi yang diperoleh dari responden melalui kuisioner
yang akan digunakan sebagai bahan untuk menetapkan prioritas perbaikan
penyelenggaraan pelayanan publik pada masing - masing Perangkat Daerah.
1.7. Keluaran
Hasil/produk yang akan dihasilkan dari pengadaan jasa konsultansi berupa :
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Sisipan/Interim
c. Laporan Hasil Survey/Laporan Akhir
7
BAB ll
GAMBARAN UMUM DAN
TINJAUAN PUSTAKA
8
wilayah Kecamatan Mengwi, kemudian nama ibu kota Kabupaten Badung diganti
dari Denpasar menjadi Mangupura.
Wilayah Kabupaten Badung terletak pada posisi 08 o 14' 17" -- 08o 50' 57"
Lintang Selatan (LS) dan 115o 05' 02" - 15o 15' 09" Bujur Timur (BT) membentang
di tengah - tengah Pulau Bali. Luas wilayah Kabupaten Badung adalah 418,52
km 2 (7,43% dari luas Pulau Bali). Bagian Utara Kabupaten Badung merupakan
daerah pegunungan yang berudara sejuk, berbatasan dengan Kabupaten
Buleleng. Wilayah di bagian Selatan merupakan dataran rendah dengan pantai
berpasir putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Sebelah
timur wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Badung.
Bagian Tengah wilayah Badung merupakan daerah persawahan dengan
pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar
disebelah Timur Kabupaten Badung,. Di sebelah Barat berbatasan dengan
Kabupaten Tabanan.
Khusus kedudukan atau lokasi Puspem Kabupaten Badung “Mangupraja
Mandala” berada di wilayah Mangupura terletak pada koordinat 08º36’10” LS dan
115º10’43” BT. Wilayah Mangupura ini meliputi Desa Mengwi, Desa Gulingan,
Desa Mengwitani, Desa Kekeran, Kelurahan Kapal, Kelurahan Abianbase,
Kelurahan Lukluk, Kelurahan Sempidi dan Kelurahan Sading.
Tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya, secara umum Kabupaten
Badung merupakan daerah beriklim tropis yang memiliki dua musim yakni musim
kamarau (April–Oktober) dan musim penghujan (Nopember – Maret). Curah hujan
rata - rata 893,4 - 2.702,6 mm per tahun. Kemudian suhu udaranya berkisar 25oC
– 30oC dengan kelembaban udara rata - rata mencapai 79%. Suhu udara tertinggi
biasanya terjadi pada bulan November yaitu sekitar 32,3 derajat celsius dan suhu
terendah pada bulan Agustus yang mencapai 22,5 derajat celsius. Suhu minimum
tertinggi terjadi pada bulan Desember yang mencapai 25,0 derajat celsius, dan
terendah pada bulan Juni yakni 23,3 derajat celsius. Sementara itu kelembaban
9
tertinggi biasanya terjadi pada bulan April dan kelembaban terendah terjadi pada
bulan Januari. Informasi curah hujan memang penting karena hal dapat
dimanfaatkan oleh petani dalam merencanakan usaha pertanian.
Kabupaten Badung letaknya berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di
sebelah Utara, Kabupaten Gianyar dan Kabupaten Bangli sebelah Tmur, di sebelah
Barat adalah berbatasan dengan Kabupaten Tabanan dan disebelah Selatan
berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia. Secara keseluruaan, Luas
wilayah Kabupaten Badung berjumlah 418,52 hektar. Di tinjau dari tata guna tanah
seluruh wilayahnya terdiri dari lahan sawah 10.121 Ha dan luas lahan di lainnya
31.737 Ha. Secara keseluruhan luas lahan Kabupaten Badung dirinci menurut
penggunaannya seperti tampak pada table 2.1 berikut :
Tabel 2.1 : Luas Lahan di Kabupaten Badung
No Ketagori Jumlah
1. Sawah 10,212 Ha
2. Bukan Sawah 31,731 Ha
3. Pekarangan Rumah 9,341 Ha
4. Tegal/kebun 8,717 Ha
5. Tambak 1 Ha
6. Kolam/empang 31 Ha
7. Tanah sementara tidak diusahakan 1,159 Ha
8. Hutan Rakyat 1,253 Ha
9. Hutan Negara 1,490 Ha
10. Tanah Perkebunan 6,547 Ha
11. Tanah lainnya 4,192 Ha
Sumber : Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten Badung
10
Misi Kabupaten Badung
1. Memperkokoh kerukunan hidup masyarakat dalam jalinan keragaman adat,
budaya dan agama
2. Memantapkan kualitas pelayanan publik melalui penerapan teknologi informasi
dan komunikasi
3. Memantapkan tata kelola pemerintah dengan menerapkan prinsip Good
Governmance dan Clean Governmance
4. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan dan Keluarga Berencana ( KB )
dalam pengelolaan kependudukan
5. Memperkuat usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM ) sebagai pilar ekonomi
kerakyatan
6. Mewujudkan tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjunjung tinggi
penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia ( HAM )
7. Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan sumber daya alam, lingkungan
hidup dan penanggulangan bencana
8. Memperkuat daya saing daerah melalui peningkatan mutu sumber daya manusia
dan infrastruktur wilayah
9. Memperkuat pembangunan bidang pertanian, perikanan dan kelautan yang
bersinergi dengan kepariwisataan berbasis budaya
11
Gambar 2.1 Lambang Pemerintah Kabupaten Badung
12
4. Padi dan Kapas Yang Diikat Dengan 11 (Sebelas) Kali Gulungan Tali
Padi dan Kapas melambangkan sandang dan pangan. Padi sebanyak 16
(enam belas) butir, tali pengikat sebanyak 11 (sebelas) gulungan, dan
kapas sebanyak 9 (Sembilan) lembar, melambangkan 16 November 2009
sebagai hari ditetapkannya Mangupura sebagai ibu kota Kabupaten.
5. Warna Lambang
Ketentuan warna pada lambang daerah :
1. Dasar lambang berwarna biru laut
2. Meru tumpang 11 (sebelas) berwarna putih
3. Keris berwarna hitam
4. Gagang keris berwarna kuning cendana
5. Buah padi berwarna kuning emas
6. Bunga kapas berwarna putih dengan daun berwarna hijau
7. Tali pengikat padi kapas berwarna hitam
8. Dasar tulisan pada pita berwarna putih
9. Moto “Çura Dharma Raksaka” berwarna merah
6. Arti Warna pada Lambang
1. Warna dasar biru laut mengandung arti sumber kesejahteraan
2. Warna putih mengandung arti kesucian
3. Warna hitam mengandung arti kekuatan, ketegasan dan keteguhan
4. Warna kuning emas mengandung arti keluruhan/keagungan
5. Warna kuning cendana mengandung arti kemakmuran
6. Warna hijau mengandung arti kesuburan
7. Warna merah mengandung arti keperwiraan/keberanian
13
perbedaan dua paradigma di atas, yaitu paradigma birokratik dan paradigma ”post
bureaucratic paradigm”, seperti tampak dalam tabel 2.2 berikut.
14
Competitive; (4) Mission driven; (5) Result oriented; (6) Customer driven; (7)
Enterprising; (8) Anticipatory; (9) Decentralized; dan (10) Market oriented.
Pemerintah sebagai penyelenggaran pelayanan publik diharuskan memiliki
fungsi katalitis, mampu untuk memberdayakan masyarakat, melakukan upaya-
upaya untuk mendorong semangat kompetisi, selalu berorientasi kepada misi, lebih
mengutamakan hasil daripada cara atau proses, kepentingan masyarakat sebagai
acuan utama, berjiwa wirausaha, dan selalu bersikap antisipatif atau berupaya
mencegah timbulnya masalah, bersifat desentralistis dan berorientasi pada pasar.
Oleh karena itu misalkan terjadi suatu perselisihan, sengketa dan atau pengaduan,
maka proses pengelolaan nya diselaraskan dengan asas-asas tersebut. Paradigma
”Reinventing Government” ini juga dikenal dengan nama New Public Management
(NPM), yang kemudian dilanjutkan dengan diterapkannya prinsip Good
Governance.
Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling
mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntuan gencar
yang dilakukan masyarakat kepada pemerintah untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik sejalan dengan meningkatnya
peradaban masyarakat dan globalisasi. Good governance sebagai penterjemah
konkrit demokrasi meniscayakan adanya civic culture sebagai penopang
sustainaibilitas demokrasi, mengandung dua pengertian :
1. Nilai-nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, nilai-nilai yang
dapat meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan kemandirian
emosional, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial,
2. Aspek-aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut di atas.
Ferlie et al (2015) menyatakan New Public Management ini telah
mengalami perubahan orientasi. Tahap-tahap perubahan orientasi New Public
Management ini meliputi:
1. The efficiency drive, yaitu mengutamakan nilai efisiensi dalam pengukuran
kinerja.
15
2. Downsizing and decentralization, yang mengutamakan penyederhanaan
struktur, memperkaya fungsi dan mendelegasikan otoritas kepada unit-unit
yang lebih kecil agar dapat berfungsi secara cepat dan tepat.
3. In search of excellence, yang mengutamakan kinerja optimal dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Public service orientation, menekankan pada kualitas, misi dan nilai-nilai yang
hendak dicapai organisasi publik, memberikan perhatian yang lebih besar
kepada aspirasi, kebutuhan, dan partisipasi ”user” dan warga masyarakat,
memberikan otoritas yang lebih tinggi kepada pejabat yang dipilih masyarakat,
termasuk wakil-wakil mereka, menekankan social learning dalam pemberian
pelayanan publik, dan penekanan pada evaluasi kinerja secara
berkesinambungan, partispasi masyarakat dan akuntabilitas.
2.2.2. Pengertian Pelayanan
Berbagai pengertian mengenai pelayanan (service) banyak dikemukakan
oleh para ahli, terutama para ahli pemasaran; diantaranya menurut American
Marketing Association, seperti dikutip oleh Donald W. Cowell (1984) yang
menyatakan bahwa; “Pelayanan pada dasarnya adalah merupakan kegiatan atau
manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada hakekatnya
tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepememilikan sesuatu, proses
produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik”.
Ahli lain yaitu Christoper H. Lovelock (1991) menyatakan bahwa “service adalah
produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami”.
Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga
tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama,
tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layanan (Philip Kotler,2009 dan
Tjiptono, 2012).
Pelayanan biasanya meliputi suatu siklus pelayanan tertentu. Terkait hal ini
M. A. Imanto menyatakan bahwa siklus pelayanan adalah “Sebuah rangkaian
peristiwa yang dilalui pelanggan sewaktu menikmati atau menerima layanan yang
diberikan. Siklus layanan tersebut dimulai pada saat konsumen mengadakan kontak
pertama kali dengan service delivery system dan dilanjutkan dengan kontak-kontak
berikutnya sampai dengan jasa tersebut selesai diberikan”. Karakteristik pelayanan
16
dan kualitas pelayanan menurut Tjiptono (2012) Karakteristik pelayanan meliputi
tidak berwujud (intangibility); bervariasi (heterogenity); tidak terpisahkan
(inseparability); dan tidak tahan lama (perishability). Selanjutnya, kualitas pelayanan
dengan model servqual dibangun atas pelayanan yang dipersepsikan (perceived
service) dan pelayanan yang sesungguhnya diharapkan (expected service)
Pelayanan Publik sendiri sebagai sebuah konsep pelayanan oleh lembaga
negara, menurut Lembaga Administrasi Negara (1998) diartikan sebagai: “Segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan
di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang
dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan ketentuan Peraturan Perundang-undangan”. Sementara itu
Departemen Dalam Negeri (2004) menggunakan istilah “Pelayanan Umum” dan
mendefinisikannya sebagai: “suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
sehingga tercipta kepuasan dan keberhasilan”.
Dari beberapa pengertian pelayanan yang diuraikan tersebut, dalam
konteks pemerintah daerah, pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai
pemberian layanan atau melayani keperluan orang atau masyarakat dan/atau
organisasi lain yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan
aturan pokok dan tata cara yang ditentukan, dan ditujukan untuk memberikan
kepuasan kepada penerima pelayanan.
Dengan demikian, terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan publik,
yaitu: Pertama, organisasi pemberi atau penyelenggara pelayanan yaitu
Pemerintah Daerah; Kedua, penerima layanan atau pelanggan (customer) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan; Ketiga, adalah
kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).
Unsur pertama menunjukan bahwa pemerintah daerah memiliki posisi kuat,
karena menjadi regulator dan sekaligus pemegang monopoli layanan. Hal ini
dalam banyak kasus ternyata menjadikan Pemerintah Daerah bersikap statis
dalam memberikan layanan, karena layanannya memang dibutuhkan atau
diperlukan oleh orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan.
Posisi ganda inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab buruknya pelayanan
17
publik oleh pemerintah daerah, karena akan sulit untuk memilah antara
kepentingan menjalankan fungsi regulator dan melaksanakan fungsi
meningkatkan pelayanan.
Unsur kedua, adalah orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan), yang pada
dasarnya tidak dalam posisi yang setara untuk menerima layanan dan karenanya
memiliki daya tawar yang rendah, sehingga tidak memiliki akses untuk
mendapatkan pelayanan yang baik. Posisi inilah yang mendorong terjadinya
komunikasi dua arah untuk melakukan KKN dan memperburuk citra pelayanan
dengan mewabahnya pungli, yang ironisnya kerap dianggap saling
menguntungkan.
Unsur ketiga, adalah kepuasan pelanggan menerima pelayanan. Unsur
kepuasan pelanggan ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan, dalam menetapkan arah kebijakan pelayanan publik
yang berorientasi memuaskan pelanggan. Penetapan kebijakn tersebut harus
dilakukan melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen
pemerintahan daerah.
19
pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat
mengambil kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
Namun demikian, karena pelayanan publik tidak sepenuhnya sama dengan
pelayanan dalam bisnis komersial maka tidak semua metode di atas juga dapat
diterapkan untuk menilai kepuasan publik terhadap pelayanan oleh pemerintah.
Metode Ghost Shoppping misalnya agak sulit diterapkan mengingat hampir tidak
ada kompetisi dalam penyediaan layanan oleh pemerintah. Dalam dunia bisnis,
tujuan utama dari penilaian kepuasan pelanggan adalah untuk membangun dan
memperbaiki loyalitas pelanggan serta mempertahankan pelanggan yang ada.
Kotler (2009) menjelaskan bahwa pandangan ini timbul dengan alasan-alasan
berikut : (1) Aset perusahaan/instansi tidak ada nilainya tanpa adanya pelanggan;
(2) Tugas utama instansi/perusahaan adalah menarik dan mempertahankan
pelanggan; (3) Pelanggan tertarik dengan penawaran yang lebih baik dari pesaing
dan akan tetap menggunakan produknya bila merasa puas akan pelayanan yang
diberikan; (4) Kepuasan pelanggan tergantung dari dukungan bagian-bagian lain;
dan (5) Pemerintah perlu mengajak seluruh bagian tersebut untuk bekerjasama
untuk memuaskan pelanggan.
Dalam Keputuasan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 25
Tahun 2004, kepuasan masyarakat dimaknai sebagai pendapat masyarakat
dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik
dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.Sedikit berbeda
dengan itu tugas memberikan kepuasan bagi pelanggan layanan publik lebih
bersifat legal mandatory yang ditetapkan oleh undang-undang dan aturan lainnya
sebagai kewajiban penyelenggara negara terhadap warganegara. Meskipun dalam
konteks bernegara dimana masyarakat sipilnya sudah kuat maka warganegara
dapat memerankan diri sebagaimana konsumen bisnis dengan menggunakan
pajak, retribusi atau iuran sebagai komoditas untuk membeli layanan. Publik
karenanya dapat menolak membayar pajak, retribusi atau iuran tersebut jika merasa
tidak memperoleh layanan yang memadai.
20
2.2.4. Tolak Ukur Kualitas Pelayanan Publik
Dalam tinjauan manajemen pelayanan publik, ciri struktur birokrasi yang
terdesentralisir memiliki beberapa tujuan dan manfaat antara lain: (1) Mengurangi
atau bahkan menghilangkan kesenjangan peran antara organisasi pusat dengan
organisasi-organisasi pelaksana yang ada di lapangan; (2) Melakukan efisiensi dan
penghematan alokasi penggunaan keuangan; (3) Mengurangi jumlah staf/aparat
yang berlebihan terutama pada level atas dan level menengah (prinsip
rasionalisasi); dan (4) Mendekatkan birokrasi dengan masyarakat pelanggan.
Mencermati pandangan ini, maka dalam konteks pelayanan publik dapat
digaris-bawahi bahwa keberhasilan proses pelayanan publik sangat tergantung
pada dua pihak yaitu birokrasi (pelayan) dan masyarakat (yang dilayani). Dengan
demikian untuk melihat kualitas pelayanan publik perlu diperhatikan dua aspek
pokok yaitu: Pertama, aspek proses internal organisasi birokrasi (pelayan); Kedua,
aspek eksternal organisasi yakni kemanfaatan yang dirasakan oleh masyarakat
pelanggan. Dalam hal ini Irfan Islamy (1999) menyebut beberapa prinsip pokok
yang harus dipahami oleh aparat birokrasi publik dalam aspek internal organisasi
yaitu :
a. Prinsip Aksesibilitas, dimana setiap jenis layanan harus dapat dijangkau secara
mudah oleh setiap pengguna pelayanan (misalnya: masalah tempat, jarak dan
prosedur pelayanan).
b. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus
menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan ketentuan
yang berlaku bagi proses pelayan tersebut.
c. Prinsip Teknikalitas, yaitu bahwa proses pelayanan harus ditangani oleh aparat
yang benar-benar memahami secara teknis pelayanan tersebut berdasarkan
kejelasan, ketepatan dan kemantapan sistem, prosedur dan instrumen
pelayanan.
d. Prinsip Profitabilitas, yaitu bahwa proses pelayanan pada akhirnya harus dapat
dilaksanakan secara efektif dan efesien serta memberikan keuntungan ekonomis
dan sosial baik bagi pemerintah maupun bagi masyarakat luas.
e. Prinsip Akuntabilitas, yaitu bahwa proses, produk dan mutu pelayanan yang telah
diberikan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat karena
21
aparat pemerintah pada hakekatnya mempunyai tugas memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Begitu pentingnya profesionalitas dalam pelayanan publik ini, sehingga
pemerintah melalui Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah
mengeluarkan suatu Peraturan Menteri Nomor 81 Tahun 1993 tentang Pedoman
Tatalaksana Pelayanan Umum yang perlu dipedomani oleh setiap birokrasi
publik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Menurut peraturan
tersebut pelayanan oleh pemerintah perlu memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Kesederhanaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan perlu
ditetapkan dan dilaksanakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak
berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan oleh masyarakat
yang meminta pelayanan.
b. Kejelasan dan kepastian, terkait prosedur dan tata cara pelayanan,
persyaratan pelayanan --baik teknis maupun administratif, unit kerja pejabat
yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan,
rincian biaya atau tarif pelayanan dan tata cara pembayaran, serta jangka
waktu penyelesaian pelayanan.
c. Keamanan, dalam arti adanya proses dan produk hasil pelayanan yang dapat
memberikan keamanan, kenyamanan dan kepastian hukum bagi masyarakat
d. Keterbukaan, dalam arti bahwa prosedur dan tata cara pelayanan,
persyaratan, unit kerja pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu
penyelesaian, rincian biaya atau tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan
proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui
dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta
e. Efisiensi, dalam arti bahwa persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-
hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan
tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk
pelayanan
f. Ekonomis, dalam arti bahwa pengenaan biaya atau tarif pelayanan harus
ditetapkan secara wajar dengan memperhatikan: nilai barang dan jasa
pelayanan, kemampuan masyarakat untuk membayar, dan ketentuan
22
perundang-undangan yang berlaku
g. Keadilan dan Pemerataan, yang dimaksudkan agar jangkauan pelayanan
diusahakan seluas mungkin dengan distribusi yang merata dan adil bagi
seluruh lapisan masyarakat
h. Ketepatan Waktu, dalam arti bahwa pelaksanaan pelayanan harus dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Oleh karena itu dalam merespon prinsip-prinsip pelayanan publik yang perlu
dipedomani oleh segenap aparat birokrasi pelayanan publik, maka kiranya harus
disertai pula oleh sikap dan perilaku yang santun, keramah tamahan dari aparat
pelayanan publik baik dalam cara menyampaikan sesuatu yang berkaitan
dengan proses pelayanan maupun dalam hal ketepatan waktu pelayanan.
Selanjutnya, ada 4 (empat) kemungkinan yang terjadi dalam mengukur kepuasan
dan kualitas pelayanan publik ini, yaitu :
a) Aparat birokrasi yang melayani dan pihak masyarakat yang dilayani sama-
sama dapat dengan mudah memahami kualitas pelayanan tersebut (mutual
knowledge);
b) Aparat birokrasi yang melayani lebih mudah memahami dan mengevaluasi
kualitas pelayanan publik daripada masyarakat pelanggan yang dilayani
(producer knowledge);
c) Masyarakat pelanggan yang dilayani lebih mudah dan lebih memahami
dalam mengevaluasi kualitas pelayanan yang diberikan oleh aparat birokrasi
pelayanan publik (consumer knowledge);
d) Aparat birokrasi pelayanan publik maupun masyarakat yang dilayani sama-
sama tidak tahu dan mendapat kesulitan dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan publik (mutual Ignorance).
26
10. Mendongkrak perubahan melalui pasar (Leveraging change throught the
Market)
Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar yaitu dengan menerapkan
sistem insentif-disinsentif dan bukan dengan mekanisme administratif yang
mengedepankan sistem prosedur dan pemaksaan.
28
BAB llI
METODE PELAKSANAAN
PEKERJAAN
29
3.2 Metodologi
3.2.1 Kerangka Berpikir
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 1
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑠𝑢𝑟 = 9 = 0,11
30
2. Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai
rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut :
Tabel 3.1
Interpretasi Skor Penilaian Responden dan Konversinya
ke dalam Indeks Kepuasan Masyarakat
Nilai Nilai Interval IKM Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Interval Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
31
3. Inspektorat Kabupaten Badung
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Badung
5. Badan Pendapatan Daerah/Pasedahan Agung Kabupaten Badung
6. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Badung
7. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Badung
8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Badung
9. Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten
Badung
10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Badung
11. Dinas Pariwisata Kabupaten Badung
12. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Badung
13. Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung
14. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten
Badung
15. Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung
16. Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten
Badung
17. Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah Raga Kabupaten Badung
18. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung
19. Dinas Komunikasi dan informatika Kabupaten Badung
20. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Badung
21. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung
22. Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Badung
23. Dinas Kesehatan Kabupaten Badung
24. Dinas Sosial Kabupaten Badung
25. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Badung
26. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Badung
27. Dinas Perikanan Kabupaten Badung
28. Dinas Perhubungan Kabupaten Badung
29. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Badung
32
30. Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Badung
31. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Badung
32. Kecamatan Petang Kabupaten Badung
33. Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
34. Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung
35. Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung
36. Kecamatan Kuta Kabupaten Badung
37. Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung
38. Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Badung Mangusada
39. Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Badung
40. Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung
33
yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara
penyelenggara dan masyarakat.
5. Produk Spesifikasi Jenis Pelayanan
Produk spesifikasi jenis pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan
dan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Produk
pelayanan ini merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.
6. Kompetensi Pelaksana
Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7. Perilaku Pelaksana
Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan pelayanan.
8. Penanganan Pengaduan, Saran dan Masukan
Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara
pelaksanaan penanganan pengaduan dan tindak lanjut.
9. Sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak
(gedung).
34
Dalam hal ini, survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
menggunakan 9 indikator, sehingga untuk jumlah sampel/responden yang
akan di survey adalah 100 orang untuk setiap OPD. Untuk penyebaran
kuisioner dilakukan dengan teknik accidental sampling dan quota sampling.
Selain melakukan penyebaran kuisioner, dalam survey ini kemudian juga
dilakukan in depth interview untuk memperkuat analisa yang lebih mendalam
mengenai kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik di Kabupaten
Badung. Adapun beberapa informan yang kemudian menjadi tujuan in depth
interview di antaranya dari kalangan masyarakat, akademisi, maupun Kepala
Organisasi Perangkat Daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Badung .
35
3.2.9 Pengumpulan Data
a. Data Primer
Pengumpulan data pada Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten
Badung dilakukan dengan kuesioner dan teknik metode survei/wawancara
tatap muka langsung dengan responden serta observasi langsung.
b. Data Sekunder
Selain dilakukan pengumpulan data secara langsung juga dilakukan
pengumpulan data internal untuk memahami visi, misi, serta profil
Pemerintah Kabupaten Badung.
36
b. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
37
c. Laporan Pekerjaan
1. Laporan Pendahuluan
Memuat SPT Pajak 2017, NPWP, dan data/curicullum vite Tim (dilengkapi
fotokopi KTP, Ijazah), memuat jadwal kegiatan, data tenaga surveyor pada
masing-masing perangkat daerah, jadwal pelaksanaan kegiatan, mekanisme
Survey, model kuisioner sasaran jenis pelayanan yang akan di survey pada
masing-masing perangkat daerah, instrumen survey, besaran dan teknik
penarikan sampel, penetapan respoden dan pelaksanaan survey diserahkan
selambat-lambatnya 30 hari kalender sejak penandatanganan SPMK, sebanyak
5 dokumen.
2. Laporan Sisipan/Interim
Memuat kuisioner yang telah diisi dan hasil pengolahan data, diserahkan
selambat-lambatnya 3 bulan sejak penandatanganan SPMK, sebanyak 5
dokumen
3. Laporan Akhir
Memuat pendahuluan, tinjuan analisis, metodologi, hasil, analisis hasil,
kesimpulan serta prioritas perbaikan kinerja layanan berikutnya yang disusun
berdasarkan jenis pelayanan yang di survey, diserahkan selambat-lambatnya 3
bulan sejak penandatanganan SPMK, sebanyak 35 dokumen.
38
BAB IV
SUSUNAN TIM PELAKSANA
TENAGA AHLI
Jumlah
Posisi
Lingkup Keahlian Uraian Pekerjaan Orang
Diusulkan
Bulan
➢ Memimpin dan
mengkoordinasikan
seluruh kegiatan
anggota tim kerja
dalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut
sampai pekerjaan
tersebut dinyatakan
selesai
➢ Perencanaan,
Penelitian dan
mengatur semua
personil yang terlibat
- Berpendidikan minimal S3 dalam pelaksanaan
Team (Strata-3) Semua Jurusan penelitian
Leader dan berpengalaman ➢ Bertanggungjawab
minimal 4 tahun dibidang penuh terhadap semua 4
teknik survey/penelitian / hasil pekerjaan
penilaian pelayanan ➢ Membuat metodologi
publik survey dan metodologi
analisa
➢ Melakukan pertemuan
dengan PPK / PPTK
Pekerjaan
➢ Ketua Tim diperlukan
untuk merancang
laporan dan
menyelesaikan laporan
➢ Melakukan pekerjaan
tepat waktu dan
dengan hasil yang
dapat
dipertanggungjawabkan
39
➢ Membantu team leader
dalam melaksanakan
tugas sesuai bidang
keahliannya
➢ Memeriksa dan
menganalisa secara
statistik data lapangan
➢ Membantu team leader
dalam mempersiapkan
petunjuk teknis dari
setiap kegiatan
pekerjaan surveyor baik
pengambilan data,
pengolahan maupun
- Berpendidikan minimal S2
penyajian akhir seluruh
(Srata-2) Ekonomi
hasil pekerjaan
Ahli Manajemen
➢ Melakukan koordinasi
Ekonomi berpengalaman minimal 3 8
berkala atau
Manajemen tahun dibidang
mensinkronisasi hasil
survey/penelitian/penilaian
pengambilan data
publik
➢ Memberikan bimbingan,
pengarahan, kepada
surveyor untuk
memperlancar proses
pengambilan data
➢ Bertanggungjawab atas
semua hasil
pengolahan data
kepada team leader
dan pemberi pekerjaan
➢ Menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
dan dengan hasil yang
dapat
dipertanggungjawabkan
➢ Membantu team leader
dalam melaksanakan
tugas survey pekerjaan
survey kepuasan publik
- Berpendidikan minimal S1 ➢ Memeriksa dan
(Srata-1) Semua Jurusan melakukan input data
Surveyor berpengalaman minimal 2 hasil survey 20
tahun dibidang ➢ Melakukan survey ke
survey/penelitian/penilaian setiap Organisasi
publik Perangkat Daerah dan
melakukan wawancara
tentang kajian publik
➢ Melakukan koordinasi
berkala atau
40
mensinkronisasi hasil
pengambilan data
➢ Bertanggungjawab atas
semua hasil survey
kepada team leader
dan pemberi pekerjaan
➢ Menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
dan dengan hasil yang
dapat
dipertanggungjawabkan
➢ Bertanggung jawab
dalam pemasukan data
– data hasil survey dan
data – data pendukung
lainnya yang membantu
penyelesaian pekerjaan
dan menyelesaikan
administrasi proyek
- Berpendidikan minimal D3
➢ Membantu dalam
(Diploma), dengan
Operator pembuatan laporan
pengalaman minimal 2 4
Komputer pekerjaan
tahun pada bidang
➢ Membantu dalam
operator komputer
pembuatan metodologi
survey
➢ Memberikan solusi
terbaik dalam masalah
dalam pekerjaan
➢ Melakukan pekerjaan
tepat waktu dan dengan
hasil yang dapat
dipertanggungjawabkan
➢ Membantu tugas-tugas
team leader dan tenaga
ahli dalam
melaksanakan
pengawasan rutin
lapangan
- Berpendidikan minimal
➢ Membantu dalam
D3 (Diploma), dengan
Adminstrasi penyelesain kontrak
pengalaman minimal 2 4
Proyek dan administrasi
tahun dibidang
pekerjaan
administrasi
➢ Membantu team leader
dalam mempersiapkan
tetunjuk teknis dari
keseluruhan kegiatan
pekerjaan setiap
harinya baik
menginventarisasi data,
41
pengolahan maupun
penyajian akhir
➢ Membantu mengurus
administrasi pekerjaan
dan mengurus
pengeluaran biaya
pada pekerjaan
➢ Mengurus termin
pembayaran pada
pekerjaan
➢ Melakukan pekerjaan
tepat waktu dan
dengan hasil yang
dapat
dipertanggungjawabkan
➢ Melakukukan
dokumentasi pekerjaan
42
4.2. Struktur Organisasi Tim Pelaksana
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, ada beberapa tenaga ahli yang
dibutuhkan pada pekerjaan ini. Struktur organisasi pelaksana pekerjaan
adalah sebagai berikut :
Team Leader
Administrasi
Operator Komputer Proyek
43
4.3. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
1 Ketua Tim
Ahli Ekonomi
2
Manajemen
3 Surveyor
Operator
4
Komputer
Tenaga
5
Administrasi
44
BAB V
PEMBAHASAN
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 3.05 76.34 Cukup Baik
U2 Prosedur 2.80 69.97 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 2.79 69.80 Cukup Baik
U4 Biaya/Tarif 3.04 76.01 Cukup Baik
U5 Produk Layanan 2.95 73.66 Cukup Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 3.09 77.18 Baik
U7 Perilaku Pelaksana 2.84 70.97 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 2.86 71.48 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 3.60 90.10 Sangat Baik
IKM TOTAL 74.98 Cukup Baik
Dari 149 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai
tertinggi adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 90,10 yang masuk ke dalam
kategori Sangat Baik. Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat
nyaman dengan kondisi sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di
Badan Pendapatan Daerah Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan
dengan nilai terendah terdapat pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai 69,80 yang
masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
45
yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Badung termasuk ke dalam kategori Cukup
Baik dengan nilai indeks kepuasan sebesar 76,01. Hasil tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Dari 64 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Biaya/Tarif dengan nilai 83,20 yang masuk ke dalam kategori Baik. Dalam hal
ini, masyarakat merasa puas dengan kewajaran dalam segi biaya dalam
mendapatkan pelayanan publik di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab.
Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat
pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai 69,53 yang masuk ke dalam kategori
Cukup Baik.
46
Tabel Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Kab. Badung
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 2.98 74.55 Cukup Baik
U2 Prosedur 2.88 71.88 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 3.13 78.13 Baik
U4 Biaya/Tarif 2.86 71.43 Cukup Baik
U5 Produk Layanan 3.14 78.57 Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 2.95 73.66 Cukup Baik
U7 Perilaku Pelaksana 2.79 69.64 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 2.79 69.64 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 3.41 85.27 Baik
IKM TOTAL 74.68 Cukup Baik
Dari 56 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 85,27 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat nyaman dengan kondisi
sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumberdaya Manusia Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur
pelayanan dengan nilai terendah terdapat pada unsur Perilaku Pelaksana dan
Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan dengan nilai masing-masing sebesar
69,64 yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
47
Dari 80 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 84,38 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat nyaman dengan kondisi
sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Dinas Perindustrian dan
Tenaga Kerja Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai
terendah terdapat pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai sebesar 73,13 yang
masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
Dari 70 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 80,71 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat nyaman dengan kondisi
sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Dinas Lingkungan Hidup
dan Kebersihan Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan
nilai terendah terdapat pada unsur Produk Layanan dengan nilai sebesar 69,29 yang
masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
48
Tabel Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Badung
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 3.03 75.83 Cukup Baik
U2 Prosedur 3.00 75.00 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 3.43 85.83 Baik
U4 Biaya/Tarif 2.67 66.67 Cukup Baik
U5 Produk Layanan 3.47 86.67 Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 2.97 74.17 Cukup Baik
U7 Perilaku Pelaksana 3.00 75.00 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 3.03 75.83 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 3.07 76.67 Baik
IKM TOTAL 76.78 Baik
Dari 30 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Produk Layanan dengan nilai 86,67 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa hasil pelayanan yang diberikan dan diterima di
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kab. Badung sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan
dengan nilai terendah terdapat pada unsur Biaya/Tarif dengan nilai sebesar 66,67
yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
Dari 58 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 94,40 yang masuk ke dalam kategori
49
Sangat Baik. Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat nyaman
dengan kondisi sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain,
unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat pada unsur Perilaku Pelaksana
dengan nilai sebesar 62,93 yang masuk ke dalam kategori Tidak Baik.
Dari 51 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 85,29 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa puas dan nyaman dengan kondisi sarana dan
prasarana dalam menerima pelayanan publik di Dinas Pertanian dan Pangan Kab.
Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat
pada unsur Penanganan Pengaduan, Saran, dan masukan dengan nilai sebesar
68,63 yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
50
Tabel Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di Dinas
Kesehatan Kab. Badung
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 2.89 72.22 Cukup Baik
U2 Prosedur 2.87 71.67 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 2.87 71.67 Cukup Baik
U4 Biaya/Tarif 3.02 75.56 Cukup Baik
U5 Produk Layanan 2.96 73.89 Cukup Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 3.00 75.00 Cukup Baik
U7 Perilaku Pelaksana 2.71 67.78 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 2.69 67.22 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 3.60 90.00 Sangat Baik
IKM TOTAL 73.82 Cukup Baik
Dari 45 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 90,00 yang masuk ke dalam kategori
Sangat Baik. Dalam hal ini, masyarakat merasa sangat puas dan sangat nyaman
dengan kondisi sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Dinas
Kesehatan Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai
terendah terdapat pada unsur Penanganan Pengaduan, Saran, dan masukan dengan
nilai sebesar 67,22 yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
51
Dari 58 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Biaya/Tarif dengan nilai 83,19 yang masuk ke dalam kategori Baik. Dalam hal
ini, merasa puas dengan kewajaran dalam segi biaya dalam mendapatkan pelayanan
publik di Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kab. Badung.
Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat pada unsur
Waktu Pelayanan dengan nilai sebesar 58,62 yang masuk ke dalam kategori Tidak
Baik.
Dari 54 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 82,41 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, merasa puas dan nyaman dengan kondisi sarana dan prasarana dalam
menerima pelayanan publik di Dinas Perhubungan Kab. Badung. Sementara itu, di
sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat pada unsur Waktu
Pelayanan dengan nilai sebesar 67,59 yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
52
ke dalam kategori Cukup Baik dengan nilai indeks kepuasan sebesar 69,50. Hasil
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari 152 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai
tertinggi adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 80,76 yang masuk ke dalam
kategori Baik. Dalam hal ini, masyarakat merasa puas dan nyaman dengan kondisi
sarana dan prasarana dalam menerima pelayanan publik di Kecamatan Kuta Utara
Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah
terdapat pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai sebesar 53,62 yang masuk ke
dalam kategori Tidak Baik.
53
Tabel Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di
Kecamatan Petang Kab. Badung
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 3.07 76.75 Baik
U2 Prosedur 2.86 71.49 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 2.32 57.89 Tidak Baik
U4 Biaya/Tarif 2.11 52.63 Tidak Baik
U5 Produk Layanan 2.40 60.09 Tidak Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 3.02 75.44 Cukup Baik
U7 Perilaku Pelaksana 3.00 75.00 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 2.63 65.79 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 2.70 67.54 Cukup Baik
IKM TOTAL 66.89 Cukup Baik
Dari 152 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai
tertinggi adalah Persyaratan dengan nilai 76,75 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasakan kemudahan dalam memahami syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan, baik persyaratan
teknis maupun administratif untuk menerima pelayanan publik di Kecamatan Petang
Kab. Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah
terdapat pada unsur Biaya/Tarif dengan nilai sebesar 52,63 yang masuk ke dalam
kategori Tidak Baik.
54
Gambar Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden
Kec. Abiansemal
Laki-laki Perempuan
Jumlah
0 20 40 60 80
55
Gambar Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Pekerjaan
Jumlah
0 20 40 60
Lainnya Pelajar/Mahasiswa
Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS/TNI/Polri
Dari 150 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai
tertinggi adalah Persyaratan dengan nilai 85,00 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa puas dan nyaman dengan kondisi sarana dan
prasarana dalam menerima pelayanan publik di Kecamatan Abiansemal Kab.
Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat
pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai sebesar 66,67 yang masuk ke dalam
kategori Cukup Baik.
Laki-laki Perempuan
Jumlah
0 10 20 30 40 50
57
Gambar Karakteristik Responden dilihat dari Tingkat Pendidikan
Jumlah
0 20 40 60
Lainnya Pelajar/Mahasiswa
Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS/TNI/Polri
Dari survey yang telah dilakukan di Mengwi Kab. Badung, diperoleh hasil yang
menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Mengwi termasuk ke dalam kategori
Cukup Baik dengan nilai indeks kepuasan sebesar 72,07. Hasil tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut.
58
Tabel Hasil Survey Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik di
Kecamatan Mengwi Kab. Badung
Nilai IKM
Nilai Rata-
No Unsur Pelayanan per Kategori
rata/Unsur
Indikator
U1 Persyaratan 2.92 72.95 Cukup Baik
U2 Prosedur 2.59 64.73 Cukup Baik
U3 Waktu Pelayanan 2.85 71.23 Cukup Baik
U4 Biaya/Tarif 2.79 69.86 Cukup Baik
U5 Produk Layanan 2.62 65.41 Cukup Baik
U6 Kompetensi Pelaksana 3.03 75.68 Cukup Baik
U7 Perilaku Pelaksana 2.97 74.32 Cukup Baik
U8 Penanganan Pengaduan, Saran, dan Masukan 2.74 68.49 Cukup Baik
U9 Sarana dan Prasarana 3.47 86.64 Baik
IKM TOTAL 72.07 Cukup Baik
Dari 73 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai tertinggi
adalah Sarana dan Prasarana dengan nilai 86,64 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa puas dan nyaman dengan kondisi sarana dan
prasarana dalam menerima pelayanan publik di Kecamatan Mengwi Kab. Badung.
Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat pada unsur
Prosedur dengan nilai sebesar 64,73 yang masuk ke dalam kategori Cukup Baik.
59
Gambar Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden
Kec. Kuta Selatan
Laki-laki Perempuan
Jumlah
0 20 40 60 80
60
Gambar Karakteristik Responden dilihat dari Jenis Pekerjaan
Jumlah
0 20 40 60
Lainnya Pelajar/Mahasiswa
Wiraswasta Pegawai Swasta
PNS/TNI/Polri
Dari survey yang telah dilakukan di Kecamatan Kuta Selatan Kab. Badung,
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Kecamatan Kuta Selatan
termasuk ke dalam kategori Cukup Baik dengan nilai indeks kepuasan sebesar 73,48.
Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Dari 150 orang responden yang di survey, unsur pelayanan dengan nilai
tertinggi adalah Persyaratan dengan nilai 88,17 yang masuk ke dalam kategori Baik.
Dalam hal ini, masyarakat merasa puas dan nyaman dengan kondisi sarana dan
prasarana dalam menerima pelayanan publik di Kecamatan Kuta Selatan Kab.
Badung. Sementara itu, di sisi lain, unsur pelayanan dengan nilai terendah terdapat
pada unsur Waktu Pelayanan dengan nilai sebesar 65,33 yang masuk ke dalam
kategori Cukup Baik. Dari hasil penelusuran lebih lanjut dengan melakukan depth in
interview ke Kecamatan Kuta Selatan Kab. Badung, yang kemudian menjadi
permasalahan dalam segi waktu pelayanan adalah terkait dengan terkendalanya
sistem atau jaringan yang sering bermasalah. Meski dari sisi pelayanan publik di
tingkat kecamatan telah mampu diselesaikan dengan waktu yang relatif telah
61
memenuhi standar, namun untuk beberapa jenis pelayanan memang terdapat hal-hal
yang harus diselesaikan di tingkat pusat (oleh leading sector administrasi yang
bersangkutan) dan dari tingkat ini lah yang kemudian terjadi keterlambatan.
62
BAB VI
PENUTUP
Laporan ini memuat latar belakang, maksud dan tujuan, lingkup
pekerjaan, metodologi, jadwal pekerjaan, progress survey, dan lampiran form
survey yang dipergunakan untuk pengumpulan data dan informasi tentang
tingkat Survey Kepuasan Masyarakat (SKM) dalam pekerjaan. yang diperoleh
dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat
dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik
dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
Pelaksanaan SKM Tahun 2018 diupayakan untuk memperoleh
gambaran/kondisi penyelenggara pelayanan publik di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Badung secara obyektif, sehingga dapat dijadikan panduan/acuan
kepada Kepala 38 PD dan 2 Badan Usaha Milik Daerah dalam pengambilan
kebijakan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
penyelenggaraan pelayanan publik di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Badung.
Laporan SKM Kabupaten Badung nantinya akan disampaikan kepada
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI sesuai amanat yang termuat dalam Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 14 Tahun
2017 tentang Pedoman Penyusunan Survey Kepuasan Masyarakat Unit
Penyelenggara Pelayanan Publik. Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat
berdasarkan prinsip 9 unsur pelayanan yang disurvei mencakup ruang lingkup
survei kepuasan masyarakat, yaitu (1) Persyaratan; (2) Sistem, Mekanisme, dan
Prosedur; (3) Waktu Penyelesaian; (4) Biaya/Tarif; (5) Produk Spesifikasi Jenis
Pelayanan; (6) Kompetensi Pelaksana; (7) Perilaku Pelaksana; (8) Penanganan
Pengaduan, Saran dan Masukan; dan (9) Sarana dan prasarana.
Demikian Laporan Sisipan/Interim Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi
Studi/Penelitian Survey Kepuasan Masyarakat di Kabupaten Badung ini dibuat.
Laporan ini memang sangat jauh dari sempurna maka diharapkan saran dan
masukan dari pihak terkait guna membantu untuk penyempurnaan Laporan ini.
63