Anda di halaman 1dari 25

Abstrak

Paper ini diberi judul “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan”. Judulnya dibuat sedemikian agar
pembaca sekalian berminat dan tertarik untuk mengenal apa sih sebenarnya itu AMDAL?. Isi dari
pada makalah ini akan memuat beberapa aspek yang mendasar yang sering menjadi acuan pada
setiap pelajaran atau kursus mengenai AMDAL yang biasanya ditempuh melalui kursus secara khusus.
Waktu yang diperlukan untuk memahami secara lebih konprehensif apa itu AMDAL melalui kursus
AMDAL terbagi ke dalam beberapa jenjang (tingkatan).

Kursus AMDAL Type A merupakan jenjang kursus AMDAL untuk memahami dasar-dasar mengenai
ilmu AMDAL.

Kursus AMDAL Type B merupakan jenjang kursus untuk memahami bagaimana membuat atau
melaksanakan studi AMDAL terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek.

Kursus AMDAL Type C merupakan jenjang kursus untuk memahami dan mendalami bagaimana
menilai suatu dokumen AMDAL sebuah proyek yang sudah dibuat.

Waktu yang diperlukan dari setiap kursus tersebut masing-masing sekitar 2 minggu, 1,5 bulan dan 2
minggu. Kali ini apa yang akan dipaparkan dalam waktu hanya sekitar 1 jam dalam tulisan
“Pengenalan Terhadap AMDAL” ini merupakan hal-hal umum yang perlu diketahui sebagai
pengetahuan awal terhadap ilmu AMDAL.

Apa itu AMDAL* ?

Di Indonesia, AMDAL merupakan singkatan dari kalimat “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan*”.
Ingat! Ada juga akronim ANDAL. Nah, untuk memahami secara lebih lengkap dan mengacu pada
peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, maka defenisi AMDAL disepakati seperti di bawah
ini :

AMDAL adalah:

“ Kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”.

SEDANGKAN

ANDAL adalah:

“Telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak


besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan

Ketentuan-ketentuan di atas mengacu pada peraturan

pemerintah PP. No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 butir 1.

Peraturan ini masih berlaku di seluruh wilayah

Indonesia. Selain mengacu pada peraturan tersebut di

atas, maka landasan peraturan pemerintah tersebut di

atas mengacu pada undang-undang yaitu UU RI No.

23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan

hidup. Jadi sudah jelas acuan peraturan dan

perundangannya, jadi sebagai bangsa dan masyarakat

Indonesia kita wajib melaksanakannya sebagai

perwujudan berbangsa dan bermasyarakat yang baik.

Latar Belakang & Perundangan

Sebenarnya AMDAL itu sudah mulai berlaku di

Indonesia pada tahun 1986 karena berlakunya PP No.


29 Tahun 1986. Hal ini dimaksudkan sebagai bagian

dari studi kelayakan pembangunan suatu rencana

usaha dan/atau kegiatan. Tujuannya untuk

memastikan bahwa pembangunan suatu rencana/atau

kegiatan yang akan dilaksanakan bermanfaat dan tidak

mengorbankan lingkungan hidup.

Lambat laun karena pelaksanaan aturan tersebut

terhambat akibat sifat birokratis maupun

metodologis, maka sejak 23 Oktober 1993

pemerintah RI mencabut PP.29.19986 kemudian

menggantinya dengan PP.51.1993.

Diterbitkannya Undang-Undang No. 23. 1997, maka

PP.51.1993 perlu penyesuaian, sehingga pada tanggal

7 Mei 1999, Pemerintah RI menerbitkan PP. No. 27

Tahun 1999 sebagai penyempurnaan PP. 51. 1993.

Efektif berlakunya PP. No. 27 Tahun 1999 mulai 7

November 2000 dan satu hal penting yang diatur


dalam PP No. 27 Tahun 1999 ini adalah pelimpahan

hampir semua kewenangan penilaian AMDAL

kepada daerah.

Apa sih sebenarnya tujuan AMDAL ?

Pembaca sekalian, biasanya sesuatu yang dibuat punya

tujuan tersendiri, sama halnya dengan AMDAL. Apa

tujuan mari kita lihat sebagai berikut :

Tujuan & Sasaran AMDAL adalah:

“ Untuk menjamin agar suatu usaha dan/atau kegiatan

pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa

merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata

lain usaha atau kegiatan tersebut layak dari aspek

lingkungan hidup”.

Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui kajian

AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha


dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu

secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak

lingkungan hidup yang negative, serta dapat

memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam

secara efisien.

Apa kegunaan & manfaat AMDAL ?

Ada 3 sasaran utama kegunaan dan manfaat AMDAL

itu yakni :

I. Pada Pemerintah: sebagai alat pengambil

keputusan tentang kelayakan lingkungan dari

suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.

Merupakan bahan masukan dalam perencanaan

pembangunan wilayah.

Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek

tidak rusak dan menjaga kelestarian LH.


II. Pada Masyarakat: Dapat mengetahui rencana

pembangunan di daerahnya sehingga dapat

mempersiapkan diri untuk berpartisipasi.

Mengetahui perubahan lingkungan yang akan

terjadi dan manfaat serta kerugian akibat adanya

suatu kegiatan.

Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam

hubungan dengan usaha dan/atau kegiatan di

dalam menjaga dan mengelola kualitas

lingkungan.

III. Pada Pemrakarsa: Untuk mengetahui masalahmasalah

lingkungan yang akan dihadapi pada

masa yang akan datang.

Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan dan


sasaran proyek.

Sebagai pedoman untuk pelaksanaan pengelolaan

dan pemantauan lingkungan hidup.

Apa saja dokumen AMDAL itu ?

Para peserta In-House Training, dokumen AMDAL

itu terbagi dalam beberapa komponen dokumen yang

menjadi satu kesatuan rangkaian studi yang saling

terkait dan tidak terpisahkan. Dokumen AMDAL

terdiri dari :

Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak

Lingkungan (KA-ANDAL):

Dokumen ini merupakan ruang lingkup dan

kedalaman kajian analisis mengenai dampak

LH yang akan dilaksanakan sesuai hasil

proses pelingkupan
Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup

(ANDAL):

Dokumen ini memuat telaahan secara cermat

dan mendalam tentang dampak besar dan

penting suatu rencana usaha dan/atau

kegiatan berdasarkan arahan yang telah

disepakati dalam dokumen KA-ANDAL.

Dokumen Rencana Pengelolaan LH (RKL)

Dokumen ini memuat berbagai upaya

penanganan dampak besar dan penting

terhadap LH yang ditimbulkan akibat

rencana usaha dan/atau kegiatan.

Dokumen Rencana Pemantauan LH (RPL)


Dokumen ini memuat berbagai rencana

pemantauan terhadap berbagai komponen

LH yang telah dikelola akibat terkena

dampak besar dan penting dari rencana usaha

dan/atau kegiatan.

Pendekatan studi AMDAL ?

Dalam kegiatan per-Amdal-an, pendekatannya juga

perlu diketahui agar proses pelaksanaanya bisa

seefisien mungkin. Di Indonesia, pendekatan

pelaksanaan studi AMDAL ada dikenal :

Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal:

Yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL

diperuntukkan bagi satu jenis usaha dan/atau

kegiatan, dimana kewenangan pembinaannya di

bawah satu instansi yang membidangi jenis usaha


dan/atau kegiatan tersebut.

Pendekatan AMDAL Kegiatan

Terpadu/Multisektor:

Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha

dan/atau kegiatan terpadu baik dalam perencanaan,

proses produksinya maupun pengelolaannya dan

melibatkan lebih dari satu instansi yang membidangi

kegiatan tersebut serta berada dalam satu kesatuan

hamparan ekosistem.

Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan:

Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha

dan/atau kegiatan yang berlokasi di dalam suatu

kawasan yang telah ditetapkan atau berada dalam

kawasan/zona pengembangan wilayah yang telah


ditetapkan pada kesatuan hamparan ekosistem.

Siapakah yang terlibat dalam proses

penilaian AMDAL ?

Dalam proses menilai dokumen AMDAL sebuah

rencana kegiatan atau proyek, maka pihak-pihak yang

terlibat dalam proses penilaian dokumen AMDAL

tersebut meliputi :

1. Komisi Penilai AMDAL:

Yaitu sebuah komisi yang bertugas menilai

dokumen AMDAL. Pada tingkat pusat

dinamakan Komisi Penilai Pusat. Ditingkat

daerah dinamakan Komisi Penilai Daerah.

Anggota-angotanya terdiri dari unsur

pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga

dan masyarakat yang berkepentingan dan terkena


dampak.

2. Pemrakarsa:

Yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung

jawab atas suatu rencana usaha dan/atau kegiatan

yang dilaksanakan.

3. Warga Masyarakat Yang Terkena Dampak

Yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat

yang akibat akan dibangunnya suatu rencana

dan/atau kegiatan tersebut akan menjadi

kelompok yang diuntungkan (benerficary groups),

dan kelompok yang dirugikan (at-risk groups).

Lingkup warga masyarakat yang terkena dampak

ini dibatasi pada masyarakat yang berada dalam

ruang dampak rencan usaha dan/atau kegiatan


tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya, komponen lainnya

yang turut berpedan dalam proses peng-AMDAL-an

antara lain Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang

menerbitkan ijin melakukan kegiatan), Pakar

Lingkungan dan Pakar Teknis (Seseorang yang

ahli di bidang lingkungan dan bidang ilmu tertentu),

Lembaga Pelatihan (Lembaga-lembaga yang

menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau pelatihanpelatihan

yang berhubungan dengan pengelolaan LH

atau AMDAL), Konsultan (Orang atau badan

hokum yang diberi wewenang oleh pemrakarsa untuk

menyusun studi AMDAL.

Prosedur proses AMDAL ?

Kita memasuki pada tahapan yang lebih teknis.

Ketika sebuah rencana dan/atau kegiatan mau


dilaksanakan, maka perlu dipertanyakan apakah

rencana tersebut memerlukan studi AMDAL? Atau

tidak?. Untuk menjawabnya dapat mengacu pada

sebuah keputusan Menteri Negara LH

(KEPMENLH No. 17 Tahun 2001). Kepmen ini

memuat ketentuan dalam rangka penapisan semua

rencana dan/atau kegiatan yang memerlukan studi

AMDAL, di dalamnya dimuat semua jenis usaha

dan/atau rencana kegiatan yang memerlukan studi

AMDAL.

Jadi prosedur AMDAL meliputi 3 (tiga) proses besar:

1. Proses penapisan wajib AMDAL (Mengacu pada

KEPMEN LH No. 17 Tahun 2001)

2. Proses penyusunan dan penilai KA-ANDAL

3. Proses penyusunan dan penilaian ANDAL, RKL

& RPL
Kiapan studi AMDAL itu dimulai ?

Hal ini penting juga untuk diketahui bahwa studi

AMDAL dilakukan pada saat perencanaan atau

sebelum usaha dan/atau kegiatan proyek

dilaksanakan (Seharusnya). Tapi kadangkala proses

pelaksananaanya yang bersifat siluman yaitu proyek

sudah berjalan dan proses AMDAL-nya menyusul

atau bahkan kadangkala proyek sudah selesai, studi

AMDAL-nya belum klaar juga.

Biagaimana mengajukan dokumen

AMDAL untuk dinilai ?

Perlu diketahui bahwa penilaian terhadap dokumen

AMDAL itu melalui 2 (dua) tahap yaitu:

1. Tahap penilaian terhadap KA-ANDAL

2. Tahap penilaian terhadap dokumen


ANDAL, RKL & RPL

Kedua tahap diatas ditempuh melalui prosedur

berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen sesuai

pedoman penyusunan AMDAL, menyampaikan 1

(satu) sampel dokumen ke sekretariat Komisi

Penilaian Amdal yang telah ditentukan,

mempersiapkan sejumlah dokumen yang telah

ditetapkan dan terakhir memastikan kepastian waktu

persidangan untuk penilaian oleh komisi AMDAL.

Ketidaksiapan, ketidaklengkapan, maupun rendahnya

kualitas dokumen yang diserahkan untuk dinilai akan

menghambat proses penilaian, oleh karena Komisi

Penilai tidak bisa segera mengambil keputusan. Latar

belakang demikian inilah sehingga dalam

mempersiapkan suatu proses penilaian terhadap

dokumen AMDAL, perlu memperhatikan hal-hal :


Melaksanakan dengan cermat langkah-langkah

proses pengajuan dokumen AMDAL.

Faktor-faktor yang mempengaruhi presentasi dan

diskusi dalam siding.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelulusan

dokumen AMDAL.

Kapan dokumen AMDAL itu

dinyatakan sah diterima ?

KA-ANDAL dianggap sah sebagai dasar penyusunan

ANDAL, RKL dan RPL bilamana telah dinilai oleh

Komisi Penilai AMDAL dan mendapatkan

Keputusan dari Pemerintah (Menteri LH/Kepala

BAPEDAL, Gubernur atau Bupati/Walikota)

dalam waktu selambat-lambatnya 75 hari kerja sejak

diterimanya dokumen tersebut oleh Sekretariat

Komisi. Sebaliknya bilamana pemerintah (Menteri


LH/Kepala BAPEDAL, Gubernur atau

Bupati/Walikota) dalam waktu 75 hari kerja

tersebut tidak juga memberikan keputusan, maka

secara hokum KA-ANDAL tersebut sah sebagai

dasar penyusunan ANDAL.

Kieterlibatan Masyarakat dalam

AMDAL ?

Masyarakat merupakan focus dalam studi AMDAL

sehingga AMDAL bersifat terbuka untuk umum.

BAPEDAL/BAPEDALDA dan pemrakarsa wajib

mengumumkan secara luas suatu rencana usaha

dan/atau kegiatan yang membutuhkan studi AMDAL

agas masyarakat luas dapat memberikan tanggapan

yang disalurkan lewat Komisi, terutama bagi

masyarakat yang berkepentingan langsung dengan


keberadaan rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut.

Kadaluarsanya/batalnya keputusan

persetujuan dokumen AMDAL ?

Keputusan terhadap dokumen AMDAL dinyatakan

kadaluarsa apabila rencana usaha dan/atau kegiatan

tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun

sejak ditetapkannya keputusan tersebut. Untuk

melaksanakan rencana usaha dan/atau kegiatannya,

pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan

persetujuan atas ANDAL, RKL dan RPL kepada

instansi yang bertanggung jawab.

Keputusan kelayakan lingkungan berdasarkan hasil

ANDAL, RKL dan RPL dinyatakan batal bilamana

pemrakarsa melakukan perubahan lokasi rencana

kegiatan, desain, proses, kapasitas, bahan baku, bahan

penolong, atau akibat perubahan lingkungan yang


sangat mendasar karena peristiwa alam.

Pemantauan RKL dan RPL ?

Tujuan pemantauan terhadap dokumen RKL & RPL

adalah :

Untuk mengetahui pelaksanaan RKL dan RPL;

Untuk mengetahui tingkat ketaatan pemrakarsa

usaha dan/atau kegiatan dalam melakukan

pengelolaan dan pemantauan lingkungan;

Untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan RKL

dan RPL dalam menjaga dan meningkatkan

kualitas lingkungan.

Pemantauan RKL dan RPL dilaksanakan oleh :

1. Pemrakarsa usaha dan/atau kegiatan;

2. Pemerintah Propinsi dan Pemerintah

Kabupaten/Kota yang bersangkutan;


3. Instansi Teknis/Sektor yang bertanggungjawab;

4. Bapedal, Bapedal Wilayah, Bapedalda Propinsi

dan Bapedalda Kabupaten

Penutup ?

AMDAL merupakan salah satu azas untuk

menunjang pembangunan berwawasan lingkungan.

Pada dasarnya prosedur untuk semua kegiatan hampir

sama satu dengan yang lain dan dapat dikaji dari PP

27/1999 tentang Analisis Dampak Lingkungan.

Pedoman pelaksanaan tertuang antara lain pada

Keputusan Kepala Bapedal KEP. No

9/KABAPEDAL/2/2000, Keputusan Ketua

Bapedal No. 056/1994 tentang kriteria dampak

penting, dan KEPMEN LH No. 17 Tahun 2001

tentang kegiatan yang wajib AMDAL.


Referensi:

Anonimous, 1997. Undang-Undang RI No. 23 Tahun

1997, tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Anonimous, 1999. Peraturan Pemerintah RI No. 27

Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan;

Anonimous, 2000. Keputusan Menteri Negara LH No. 2

Tahun 2000, tentang panduan penilaian analisis mengenai

dampak lingkungan (AMDAL);

Anonimous, 2000. Keputusan Menteri Negara LH No. 8

Tahun 2000, tentang keterlibatan Masyarakat dan

Keterbukaan Informasi Dalam Proses Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan;

Anonimous, 2000. Keputusan Kepalda BAPEDAL No.

9 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL);


Anonimous, 2001. Keputusan Menteri Negara LH,

tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib

Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL);

Chafid Fandeli, 1992. Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan Prinsip Dasar dan Pemapanannya dalam

Pembangunan. Penerbit: Liberty, Yogyakarta;

Emil Salim, 1985. Pembangunan Berwawasan Lingkungan

LP3ES, Jakarta;

Hardjosoemantri Koesnadi, 1986. Hukum Tata

Lingkungan, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta;

Munn, RE (ed) 1975. Environmental Impact Assessment.

Principles and Procedures Scope Rep. 5. Scope Secretariate,

Paris;

Otto Soemarwoto, 1998. Analisis Dampak

Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta;

Soeratmo, G, 1988. Analisis Mengenai Dampak


Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta;

Zen, MT., 1982. Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup.

Penerbit PT.Gramedia, Jakarta.

* Akan dipresentasikan pada In-House Training

Tema: “Process, Engineering and Management”

Central Gas Processing Plant Kampung Baru

Energy Equity Epic (Sengkang) Pty. Ltd

24-25 Pebruari 2004

Ilham, holds Bachelor Science of Degree Marine Science &

Technology (Engineer), Hasanuddin University (UNHAS)

1995. Took AMDAL Course Type A dan B respectively in

Diponegoro University (UNDIP) Semarang and Gadjah Mada

University (UGM) Yogyakarta. Incumbent as Environmental

Engineer in Energy Equity Epic Pty. Ltd and Chairman of

Indonesia Oil and Gas Community Branch South Sulawesi


Email: ilham@epeec.or.id

Anda mungkin juga menyukai