Anda di halaman 1dari 11

Peran Penting Tokoh Masyarakat Dalam Pemberantasan Korupsi

Oleh
Kadek Dedy Suryana
Universitas Mahendradatta

Pendahuluan ekonomi nasional yang menyengsarakan


Maraknya kasus korupsi yang kehidupan rakyat banyak, selain juga
terungkap akhir-akhir ini menunjukkan merusak tata nilai moral bangsa yang apabila
bahwa kejahatan korupsi di Indonesia sangat tidak segera di lakukan langkah-langkah
menjadi momok dan tugas berat pemerintah konkret dalam pencegahan dan
untuk memberantasnya satu persatu. pemberantasannya akan mengahancurkan
Awalnya korupsi masih dilakukan dalam kehidupan bangsa dari generasi ke generasi,
bentuk suap secara kecil-kecilan, namun maka sudah saatnya kondisi yang
sekarang korupsi dilakukan dalam kategori memprihatinkan bangsa ini mendapat
miliaran dari segala aspek, bahkan kasus perhatian lebih serius dari pemerintah dan
terakhir adalah terkuak sampai ke rumah penyelenggara negara, juga keikutsertaan
tahanan. Suatu fenomena tragis karena segenap lapisan masyarakat dalam
bangsa Indonesia kita dikenal memiliki pemberantasan korupsi untuk mewujudkan
moralitas yang berbudaya tinggi dan pemerintahan yang bersih ( Good
masyarakatnya teramat religius. Governance ).1
Berbagai bentuk kejahatan korupsi Korupsi secara genealogis ternyata
dapat kategorikan sebagai kejahatan yang sudah dikenal sejak jaman raja-raja dengan
merugikan negara, baik dalam bentuk aktif budaya pemberian upeti sebagai tanda
yaitu hilangnya keuangan maupun asset penghormatan dan ungkapan terimakasih,
negara dan dalam bentuk pasif yaitu juga tentunya terselubung tujuan untuk
hilangnya pendapatan negara yang memperoleh “kebaikan-kebaikan” atau hak
semestinya diterima oleh negara, sehingga tertentu yang menjadi timbal balik. Demikian
pada akhirnya mengakibatkan terpuruknya pula di Indonesia, korupsi yang pada awalnya

1
Gayus Lumbuun, Artikel Jurnal Keadilan Vol.4, No.2, Tahun
2005/2006
hanya dilakukan oleh masyarakat berupa ini KKN ( Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme) sudah menjadi semacam
suap terhadap pejabat untuk memperoleh
trade mark reformasi. Untuk
kemudahan dalam berbagai urusan, dari kebutuhan praktis dan jangka dekat
itu baik-baik saja, tetapi tidak untuk
urusan pembuatan identitas diri atau KTP,
tujuan dan cita-cita reformasi
bahkan untuk memperlancar urusan bisnis sebenarnya. Kita membutuhkan suatu
landasan filosofis atau semacam
misalnya, sampai urusan dalam berperkara
weltenschaung, yang dapat
untuk dimenangkan atau dibebaskan dari memberikan kekayaan spiritual
kepada reformasi kita.”3
tuntutan hukum, terus berkembang dengan
melibatkan pejabat publik untuk mencuri Usaha-usaha pemberantasan tindak pidana
keuangan negara melalui berbagai kejahatan korupsi di Indonesia secara yuridis sudah
dan kerjasama dengan anggota masyarakat dimulai sejak tahun 1957 dengan
atau berkolusi antar oknum penyelenggara dikeluarkannya peraturan pemberantasan
negara yang merugikan keuangan negara korupsi; Peraturan Penguasa Militer
dalam jumlah besar, sebagaimana lazimnya Angkatan Darat dan Laut Republik Indonesia
dikenal sebagai “White color crime”. Nomor Prt/PM/06/1957 “sebagai dampak
Jaringan kejahatan tersebut di lakukan secara ketidakmampuan KUHP dalam
nasional maupun transnasional sehingga menanggulangi meluasnya korupsi”.
meningkat pada bentuk kejahatan Money Kemudian dilanjutkan dengan usaha-
Laundering.2 usaha pemberantasan korupsi oleh
Pada saat era reformasi bergulir di Pemerintah sejak awal 1970-an, yaitu dengan
pertengahan tahun 1998 masalah korupsi dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor
menjadi salah satu sajian topik menarik untuk 228 Tahun 1967 tentang Tim Pemberantasan
diangkat ke permukaan. Hal ini senada Korupsi (TPK) hingga lahirnya Undang-
dengan Satjipto Rahardjo, yang Undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Tindak
mengemukakan : Pidana Korupsi. Begitu juga dengan upaya
“Indonesia tengah berada di pusat pembinaan dari pejabat-pejabat telah
gejolak besar yang disebut reformasi.
ditingkatkan melalui pengawasan yang ketat,
Untuk mengoptimalkan reformasi,
seyogianya kita memiliki kejernihan baik yang dilakukan oleh intern departemen
dan ketajaman konsep serta visi
mengenai reformasi tersebut. Dewasa

2 3
Ibid Satjipto Rahadjo, “Kultur POLRI Yang Mandiri Dalam Era
Masyarakat Indonesia Modern”, Bandung hal.20
dan lembaga maupun secara ekstern oleh yang sangat berperan penting dalam
Menteri Aparatur Negara.4 perubahan ini. Partisipasi tokoh masyarakat
Upaya pemberantasan korupsi tidak sangat berpengaruh positif bagi peningkatan
bisa dengan memangkas yang terlihat saja. atau perbaikan kualitas hidup rakyat secara
Melainkan harus dengan gerakan sosial yang proporsional dan berkeadilan sosial, namun
luas dan mendalam, mengarah pada bagaimanakah peran tokoh masyarakat
perubahan sosial budaya. Gerakan sosial menjadi sangat penting dalam proses
pemberantasan korupsi merupakan pemberantasan korupsi di Indonesia?
kebangkitan masyarakat untuk bersama-sama
mengoreksi kondisi dan menghadirkan Pembahasan
kehidupan lebih baik. Tujuan akhirnya tidak Berbagai upaya pemberantasan
hanya perubahan sikap dan perilaku individu korupsi telah dilakukan sejak lama baik
di dalam masyarakat itu sendiri, melainkan secara preventif maupun secara refresif,
juga memunculkan tatanan sosial baru yang namum sampai saat orde reformasi masih
bebas korupsi. banyak orang yang melakukan korupsi
Merubah tatanan sosial yang bebas sehingga belum memberikan hasil yang
korupsi di Indonesia merupakan proses maksimal, meski demikian sudah banyak
pembangunan nasional yang terencana oleh koruptor yang sudah menjalani hukuman
pemerintah bertujuan untuk memperbaiki maupun yang masih dalam proses di
kehidupan rakyat dan masyarakat Indonesia. pengadilan. Ada beberapa peraturan
Perbaikan kehidupan sosial, ekonomi, politik perundang-undangan yang mengatur tentang
dan bidang lainnya dilaksanakan untuk Tindak Pidana Korupsi yang tersebar
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang diberbagai peraturan perundang undangan
berkeadilan sosial. Pemerintah menjalankan antara lain adalah:
program-program sebagai penjabaran 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
kebijakan publik dan melibatkan seluruh 1999 Tentang Penyelenggaraan
jajaran aparat birokrasi pemerintah, didukung Negara Yang Bersih, Berwibawa,
partisipasi masyarakat dan segenap unsur Bebas Korupsi dan Kolosi dan
organisasi sosial termasuk tokoh masyarakat Nepotisme;

4
Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia, Masalah dan
Pemecahannya, Jakarta hal.3
2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun pemberantasan korupsi tetapi terkait dengan
1999 Tentang Pemberantasan Tindak keuangan negara dan pengelolannya serta
Pidana Korupsi yang telah dirubah terkait dengan masalah penegakan hukum
dengan Undang-Undang Nomor 20 pada umumnya yang sudah barang tentu
Tahun 2001 Tentang Pemberantasan termasuk penegakan hukum terhadap tindak
Tindak Pidana Korupsi; pidana korupsi, diantaranya :
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2002 Tentang Pemberantasan Tindak 1981 Tentang Kitab Undang-Undang
Pidana Pencucian Uang, yang telah Hukum Acara Pidana;
dirubah dengan Undang-Undang 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun
Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Tidak 2003 Tentang Keuangan Negara;
Pidana Pencucian uang; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun
4. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
2002 Tentang Komisi Pemberantasan Negara;
Tindak Pidana Korupsi. 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Masalah korupsi juga sudah menjadi 2004 Pemeriksaan, Pengelolaan dan
perhatian masyarakat dunia yang dituangkan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
melalui United Nation Convention Against 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun
Coruption (UNCAC). Pada tanggal 11 2004 Tentang Kejaksaan Republik
Desember Tahun 2003 di Merida, Mexico Indonesia;
menandakan bahwa ada upaya bersama dari 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun
bangsa-bangsa di dunia untuk memerangi 2002 Tentang Kepolisian Republik
korupsi, dan telah diratifikasi dengan Indonesia.
undang-undang Nomor 7 Tahun 2006, Masing-masing undang-undang tersebut
sehingga hal ini menegaskan kembali bahwa dilengkapi dengan berbagai peraturan
Indonesia merupakan bagian masyarakat pelaksanaannya sendiri-sendiri. Selain itu
global dalam memerangi korupsi.5 terkadang dalam peraturan perundang-
Sejumlah undang-undang yang undangan tersebut digunakan parameter,
sekalipun tidak terkait langsung dengan kriteria, pengertian yang berbeda satu sama

5
Fathan Qorib, Rapor Biru Implementasi UNCAC Indonesia, 20
April 2011, www.hukum online.com
lain yang terkait dengannya, sehingga d. ikut serta dalam pengadaan (bagi
semakin memperparah pemberantasan pegawai negeri/penyelenggara
korupsi itu sendiri. negara);
Korupsi dalam bahasa Latin disebut e. menerima gratifikasi (bagi pegawai
dengan corruptio dari kata kerja negeri/penyelenggara negara).
corrumpereyang bermakna busuk,rusak,
Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi
menggoyahkan, memutar balik, dan
lembaga terakhir dan satu satunya harapan
menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah
untuk menegakkan hukum guna
perilaku pejabat publik, baik politikus atau
memberantas korupsi sampai keakar-akarnya.
politisi maupun pegawai negeri, yang secara
Komisi ini diberikan kewenangan dan tugas
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri
yang luar biasa, extra ordinary, bagi
atau memperkaya mereka yang dekat
pemberantasan korupsi yang merupakan
dengannya, dengan menyalahgunakan
kejahatan yang luar biasa.
kekuasaan publik yang dipercayakan kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi
mereka. Dari sudut pandang hukum, tindak
Republik Indonesia (biasa disingkat KPK)
pidana korupsi secara garis besar mencakup
adalah lembaga negara yang dibentuk dengan
unsur-unsur sebagai berikut:
tujuan meningkatkan daya guna dan hasil
a. perbuatan melawan hukum;
guna terhadap upaya pemberantasan tindak
b. penyalahgunaan kewenangan,
pidana korupsi. KPK bersifat independen dan
kesempatan, atau sarana;
bebas dari pengaruh kekuasaan mana pun
c. memperkaya diri sendiri, orang lain,
dalam melaksanakan tugas dan
atau korporasi;
wewenangnya. Komisi ini didirikan
d. merugikan keuangan negara atau
berdasarkan atas Undang-Undang Republik
perekonomian negara;
Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
pidana korupsi yang lain, diantaranya:
Korupsi.6 Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK
a. memberi atau menerima hadiah atau
berpedoman kepada lima asas, yaitu:
janji (penyuapan);
kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas,
b. penggelapan dalam jabatan;
kepentingan umum, dan proporsionalitas.
c. pemerasan dalam jabatan;

6
Wikipedia, diakses pada tanggal 25 Agustus 2018
KPK bertanggung jawab kepada publik dan ketua RW, ketua organisasi kepemudaan,
menyampaikan laporannya secara terbuka ketua masjid, pemimpin organisasi
dan berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK. kemasyarakatan yang berakar di masyarakat
Meski demikian peran serta masyarakat seperti kelian banjar, NU, Muhammadiyah,
terutama tokoh masyarakatlah yang sangat Persis dan lain-lain, termasuk tokoh agama,
dibutuhkan KPK dalam memberantas tokoh adat (jro bendesa), tokoh organisasi
korupsi. kedaerahan, tokoh lingkungan, tokoh dari
Menurut Undang-Undang Republik suatu kawasan, tokoh keturunan darah biru,
Indonesia Nomor 8 Tahun 1987 Pasal 1 ayat tokoh pekerja, tokoh pergerakan dan lain-lain.
6 Tentang Protokol mengatur bahwa tokoh Kedua, memiliki kedudukan formal
masyarakat adalah seseorang yang karena di pemerintahan seperti Lurah/Wakil Lurah,
kedudukan sosialnya menerima kehormatan Camat/Wakil Camat, Walikota/Wakil
dari masyarakat dan/atau Walikota, Gubernur/Wakil Gubernur dan
Pemerintah. Sedangkan pengertian tokoh lain-lain. Karena memiliki kedudukan, maka
masyarakat menurut Undang-Undang sering blusukan dan bersama masyarakat
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 yang dipimpinnya. Ketokohannya
Pasal 39 ayat 2 Tentang Kepolisian Negara menyebabkan dihormati, dipanuti, diikuti,
Republik Indonesia bahwa tokoh masyarakat diteladani oleh masyarakat. Pemimpin formal
ialah pimpinan informal masyarakat yang semacam ini, pada suatu waktu bisa disebut
telah terbukti menaruh perhatian terhadap tokoh masyarakat, apakah masih memiliki
kepolisian. jabatan/kedudukan atau sudah pensiun/tidak
Untuk memahami dengan baik, siapa lagi memiliki kedudukan formal.
dan apa yang menyebabkan seseorang Ketiga, mempunyai ilmu yang tinggi
disebut sebagai tokoh masyarakat paling dalam bidang tertentu atau dalam berbagai
tidak disebabkan oleh lima hal yaitu: bidang sehingga masyarakat dan pemimpin
Pertama, kiprahnya di masyarakat sehingga pemerintahan dari tingkatan paling bawah –
yang bersangkutan ditokohkan oleh sampai ke atas selalu meminta pandangan
masyarakat yang berada dilingkungannya. dan nasihat kepadanya. Karena kepakarannya,
Dengan ketokohannya itu, maka masyarakat maka yang bersangkutan diberi kedudukan
memilihnya untuk menduduki posisi-posisi dan penghormatan yang tinggi, kemudian
penting di masyarakat mulai dari ketua RT, disebut tokoh masyarakat. Keempat, ketua
partai politik yang dekat masyarakat, rajin masyarakat agar patuh pada peraturan yang
bersilaturahim kepada masyarakat, berlaku. Pengendalian sosial dapat dilakukan
menyediakan waktu untuk berinteraksi oleh lembaga resmi seperti kepolisian dan
dengan masyarakat, suka menolong pengadilan. Namun yang paling penting
masyarakat diminta atau tidak. Ketua partai adalah dilakukan oleh lembaga tidak resmi
politik seperti ini, dapat disebut sebagai seperti adat dan tokoh masyarakat.
tokoh masyarakat. Kelima, Pada masyarakat tradisional, lembaga
usahawan/pengusaha yang rendah hati, suka pengendalian sosial dipegang oleh adat. Adat
beramal, peduli kepada masyarakat, serta merupakan salah satu wujud kebudayaan
suka bersilaturrahim, pada umumnya yang paling ideal berupa ide, gagasan, nilai-
masyarakat menyebut yang bersangkutan nilai, norma-norma atau peraturan yang
sebagai tokoh masyarakat. dipahami, diakui, dipelihara secara terus
Peran serta tokoh masyarakat inilah menerus oleh masyarakat dimana adat
yang harus diperkuat oleh KPK, karena tersebut berada. Lembaga adat merupakan
banyaknya pelanggaran hukum yang terjadi lembaga pengendalian sosial nonformal yang
di masyarakat disebabkan tidak dipatuhinya mengatur perilaku masyarakat agar tidak
berbagai peraturan atau ketentuan yang menyimpang dari adat yang ada. Jika ada
berlaku di masyarakat. Sejatinya, suatu warga masyarakat yang melanggar adat
peraturan itu dibuat dengan tujuan agar dimana ia berada, maka ia akan mendapat
kehidupan di masyarakat dapat berjalan sanksi atau hukuman berupa teguran secara
dengan aman dan tertib. Untuk itu, setiap lisan, membayar denda, dikucilkan atau
peraturan atau ketentuan selalu disertai bahkan diusir dari lingkungan masyarakat.
dengan sanksi. Penerapan sanksi yang tegas Dalam adat, ketua adat berperan besar dalam
oleh aparat merupakan wujud pengendalian pengendalian sosial. Seringkali, lembaga
sosial dan rasa keadilan dalam masyarakat. adat memiliki kekuatan hukum yang jauh
Demi tercipta suatu tatanan hidup yang aman lebih kuat karena sudah mengakar kuat dalam
dan tertib, diperlukan suatu pengendalian masyarakat melalui proses sosialisasi.
sosial yang dilakukan oleh lembaga yang ada Sementara yang dijadikan sebagai
dalam masyarakat. Pengendalian sosial tokoh masyarakat dalam suatu masyarakat
adalah mekanisme yang dilakukan untuk adalah seseorang yang dianggap sebagai
mendidik, mengajak, atau memaksa panutan, pemimpin, memiliki pengaruh yang
besar, dan disegani. Tokoh masyarakat dapat dari tiga komponen, yaitu struktur, substansi,
bersifat formal misalnya kepala desa atau dan kultur (budaya). Komponen struktur
camat atau informal yang pada umumnya adalah bagian-bagian yang bergerak dalam
tokoh agama seperti kiai, ajengan, ulama, suatu mekanisme, komponen substansi
pendeta atau biksu dan jro bendesa untuk merupakan hasil aktual yang dihasilkan oleh
masyarakat adat Bali. Sebagai contoh, tokoh sistem hukum dan meliputi kaedah-kaedah
masyarakat di Aceh membentuk SAMAK hukum yang tidak tertulis. Sedangkan
atau Solidaritas Masyarakat Anti-Korupsi. komponen kultur adalah nilai-nilai dan sikap-
SAMAK adalah sebuah organisasi sikap yang mengikat sistem hukum itu secara
masyarakat sipil yang independen, didirikan bersama dan menghasilkan suatu bentuk
3 November 1999, oleh aktivis Organisasi penyelenggaraan hukum dalam budaya
Non Pemerintah, akademisi, tokoh-tokoh masyarakat secara keseluruhan.
masyarakat dan mahasiswa, yang bertujuan Komponen kultur (budaya)
untuk mewujudkan transparansi serta memegang peranan yang sangat penting
memberantas praktik korupsi, kolusi dan dalam penegakan hukum pidana. Adakalanya
nepotisme dalam penyelenggaraan tingkat keberhasilan penegakan hukum pada
pemerintahan di Aceh. Visi SAMAK suatu masyarakat tinggi karena didukung
bertujuan agar terbangunnya gerakan sosial oleh kultur masyarakat, misalnya melalaui
yang kuat dan berpengaruh untuk partisipasi masyarakat (public participation)
membebaskan Aceh dari korupsi, kolusi dan yang sangat tinggi pula dalam pencegahan
nepotisme. Sedangkan misi SAMAK adalah kejahatan, melaporkan dan membuat
melakukan penguatan partisipasi rakyat pengaduan terjadinya kejahatan di
untuk terbentuknya gerakan anti korupsi, lingkungannya dan bekerjasama dengan
penguatan kapasitas organisasi SAMAK aparat penegak hukum dalam usaha
menjadi oranisasi yang kuat dan efektif, serta penanggulangan kejahatan, meskipun
mendorong terjadinya perubahan kebijakan komponen struktur dan substansinya tidak
yang transparan dan bebas dari korupsi, begitu baik, dan bahkan masyarakat tidak
kolusi dan nepotisme. menginginkan prosedur formal itu ditetapkan
Menurut Lawrence M. Friedman sebagaimana mestinya.
menyatakan bahwa dalam hal pengkajian Sebaliknya komponen struktur dan
Sistem Hukum (legal system) dapat didekati substansi yang sangat baik atau “modern”
dalam kenyataannya tidak menghasilkan yang menanggung beban ekonomi biaya
output penegakan hukum yang tinggi, karena tinggi, dan melambungnya harga barang-
kultur masyarakat tidak mendukung prosedur barang kebutuhan pokok ditengah sulitnya
formal yang telah ditetapkan. Padahal kehidupan.
penegakan hukum akan selalu berinteraksi Menurut Syed Hussein Alatas, yang
dan berinterelasi dengan lingkungan dikutip dari Aprillani Arsyad 7 faktor-faktor
sosialnya : pelaksanaannya akan dapat penyebab korupsi adalah :
mencapai tujuan sebagaimana yang telah a. Ketiadaan atau kelemahan
ditentukan melalui fungsi dari bekerjanya kepemimpinan dalam posisi-posisi
proses dan kekuatan-kekuatan dalam kunci yang mampu memberikan
masyarakat, yaitu sosial, politik, dan ilham dan tingkah laku yang
kebudayaan. Dengan demikian, maka hukum menjinakkan korupsi.
akan menjadi wadah bagi penyaluran proses- b. Kelemahan pengajaran agama dan
proses dalam masyarakat, yang secara teoritis etika.
fungsi demikian itu dapat dilaksanakannya, c. Kolonialisme, suatu pemerintah asing
baik dengan cara memberikan jalan agar tidaklah menggugah kesetiaan dan
proses-proses berjalan dengan tertib dan kepatuhan yang diperlukan untuk
teratur, maupun untuk mengalurkannya membendung korupsi.
sesuai dengan tujuan-tujuan tertentu yang d. Kurangnya pendidikan.
diinginkan. e. Kemiskinan.
Sebagaimana kejahatan pada f. Tiadanya tindakan hukum yang keras.
umumnya, korupsi dapat terjadi kapan saja g. Kelangkaan lingkungan yang subur
dan dimana saja, dilakukan baik oleh untuk perilaku anti korupsi.
kalangan elit di pusat dan daerah, maupun h. Struktur pemerintahan.
oleh kalangan bawah atau pegawai, seperti : i. Perubahan radikal, tatkala suatu
dalam pembuatan KTP, SIM dan berbagai sistem nilai mengalami perubahan
macam perizinan. Korupsi menggerogoti radikal, korupsi muncul sebagai suatu
kehidupan masyarakat terutama rakyat kecil penyakit transisional.

7
Aprillani Arsyad, Membudayakan Gerakan Anti
Korupsi Dalam Rangka Penanggulangan Korupsi Di
Indonesia
j. Keadaan masyarakat, korupsi dalam bentuk, seperti dirumuskan dalam Undang-
suatu birokrasi bisa memberikan Undang Republik Indonesia Nomor 31
cerminan keadaan masyarakat Tahun 1999 jo Undang-Undang Republik
keseluruhan. Indonesia Nomor 20 Tahun 2001, terdapat 30
Dari berbagai faktor penyebab (tiga puluh) bentuk/jenis tindak pidana
korupsi tersebut, sangat erat kaitannya korupsi yang pada dasarnya dapat
dengan aspek budaya (hukum), maka perlu dikelompokkan sebagai berikut :
suatu gerakan membudayakan nilai-nilai dan a. Kerugian uang negara,
sikap-sikap anti korupsi di tengah masyarakat b. Suap-menyuap,
Indonesia, sehingga akan menjadi motor c. Penggelapan dalam jabatan,
penggerak bagi bekerjanya hukum. Seperti d. Pemerasan,
dikemukakan Satjipto Kahardjo dengan e. Perbuatan curang,
mengutip Friedman, bahwa nilai-nilai dan f. Benturan kepentingan dalam
sikap-sikap ini dianggap semacam bensin pengadaan, dan
yang akan menggerakkan motor tatanan g. Gratifikasi.
hukum yang ada, bahwa tanpa motor
penggerak ini maka pranata hukum itu akan Penutup
menjadi lembaga yang mati belaka. Unsur Dari pemaparan tersebut, dapat
nilai-nilai dan sikap-sikap inilah yang ditarik kesimpulan bahwa peranan tokoh
kemudian dikenal dengan nama kultur masyarakat serta dorongan dari masyarakat
hukum. akan sadar korupsi harus benar-benar
Dalam hal nilai-nilai hukum dan ditingkatkan, termasuk kerjasama dari KPK
sikap-sikap anti korupsi dimaksud adalah dengan selalu memberikan penyuluhan
agar setiap warga masyarakat tidak bersama tokoh masyarakat, karena karena
mentolerir segala bentuk penyimpangan yang tokoh masyarakat ini merupakan ujung
cenderung korupsi dan merugikan pihak lain, tombak penting untuk menggerakan system
seperti : tidak mau menerima dan memberi masyarakat sadar korupsi. Sebagai saran,
suap sebagai jalan pintas dalam mengurus KPK bekerja sama dengan tokoh masyarakat
suatu keperluan,melaporkan kepada aparat dan adat dalam pembentukan aturan dalam
penegak hukum jika mengetahui adanya masyarakat, misalnya awig-awig dalam
praktek suap atau korupsi dalam segala masyarakat adat Bali. Dengan adanya awig-
awig yang mengatur tentang korupsi setindak
menjadi landasan dalam penegakan anti-
korupsi ini sendiri yang dimulai tingkat
kelompok masyarakat adat.

Anda mungkin juga menyukai