Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
ZUNI LISCHAYANTI
B1D 016 326
6 C2
KELOMPOK 3
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya berupa kesehatan kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
laporan praktikum sebagaiman mestinya, Sholawat serta salam kepada Baginda
Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabatnya.
Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun moril dalam proses penulisan Laporan
Praktikum Manajemen Ternak Perah ini.
Saya menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab
itu saya mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang nantinya dapat
dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan penyempurna dari laporan ini dan
semoga laporan ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
ACARA 1. MANAJEMEN KESEHATAN..........................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian..............................................................3
BAB II MATERI DAN METODE PRAKTIKUM.............................................4
3.1 Waktu dan Tempat Prsktikum...................................................................4
3.2 Materi praktikum......................................................................................4
3.3 Metode Praktikum.....................................................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................5
4.1 Hasil Prsktikum........................................................................................5
4.2 Pembahasan praktikum.............................................................................6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................9
5.1 Kesimpulan...............................................................................................9
5.2 Saran ........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
LAMPIRAN..........................................................................................................11
ACARA 2. MANAJEMEN PEMERAHAN.......................................................15
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................16
1.1 Latar Belakang........................................................................................16
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................17
BAB II MATERI DAN METODE PRAKTIKUM...........................................19
3.1 Waktu dan Tempat Prsktikum.................................................................19
3.2 Materi praktikum....................................................................................19
3.3 Metode Praktikum...................................................................................19
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................20
iii
4.1 Hasil Prsktikum......................................................................................20
4.2 Pembahasan praktikum...........................................................................21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................25
5.1 Kesimpulan.............................................................................................25
5.2 Saran ......................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
LAMPIRAN..........................................................................................................27
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
ACARA I
Manajemen Kesehatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Pentingnya manajemen kesehatan dalam suatu industri peternakan
sebagai penunjang keberhasilan pemeliharaan kambing perah untuk
menghasilkan produksi susu tinggi dan berkualitas (Widyastuti dkk, 2017).
Berdasarkan uraian tersebut adanya praktikum mengenai manajemen
kesehatan kambing perah dilaksanakan agar memahami cara dalam
pengendalian dan penangan dalam menjaga kesehatan kambing untuk tetap
berproduksi dengan baik.
3
BAB II
MATERI DAN METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan tempat
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil praktikum
A. Identifikasi kamsbing perah
Tabel 1. Identifikasi kambing perah
No. Identifikai T1 T2 T3 T4 T5
Keterangan :
T1 = Ternak nomor satu
T2 = Ternak nomor dua
T3 = Ternak nomor Tiga
T4 = Ternak nomor Empat
T5 = Ternak nomor Lima
B. Manajemen kesehatan
Tabel 2. Penanganan kesehatan pada ternak yang telah diidentifikasi
5
No. Kode Ternak Jenis Kelamin Pengobatan Dosis
1. T3(1) Betina (Kecil) Vitamin 3 ml
2. T3(2) Betina Vitamin 5 ml
3. T3(3) Jantan Medoxi-L 3 ml
4. T3(4) Betina (Besar) Vitamin 4 ml
5. T3(5) Betina (Menyusui) Vitamin 5 ml
6
pada lingkungan yang tidak bersih. Hal ini sesuai dengan pendapat Anggraini
(2018), bahwa menjaga kesehatan ternak harus menjadi salah satu prioritas
utama di samping kualitas makanan ternak dan tata laksana yang memadai
dengan memperhatikan sanitasi kandang. Sanitasi kandang ternak
kambing merupakan usaha dalam rangka membebaskan kandang dari bibit-
bibit penyakit maupun parasit lainnya dengan mengunakan obat-obatan
pengendali seperti disinfectan pada dosis yang dianjurkan (Anggarani, 2018).
7
dapat terjaga (Simanjuntak dan Rasmini, 1984). Tindakan pencegahan atau
preventif merupakan tindakan yang tepat untuk meminimalkan resiko akibat
stress. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat stres adalah dengan
pemberian vitamin B komplek (McDowell, 2000 dalam Ramadhan, 2017).
Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di makanan dalam
jumlah yang sedikit, dan berpengaruh besar terhadap fungsi metabolisme
yang normal (Dorland, 2006 dalam Ramadhan, 2017).
8
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil dan pembahasan praktikum dapat disimpulkan
bahwa dalam praktikum manajemen kesehatan ternak kambing dilakukan
berbagai kegiatan yaitu pembersihan lingkungan sekitar kandang dan
kandang kambing perah, pemotongan kuku dan penanganan ternak yang
sakit. Kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan pendapat Simanjuntak dan
Rasmini (1984) yaitu upaya dalam menjaga kesehatan ataupun pengendalian
kesehatan ternak dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan harian,
penanganan kesehtanan hewan, pemotongan kuku, desinfeksi kandang,
kontrol ektoparasit, pemberian vaksin dan pemberian obat cacing.
Tata cara penanganan ternak dalam menjaga kesehatannya dilakukan
dengan memebrikan perlakuan injeksi kepada semua ternak tersebut. Injeksi
yang dilakukan ialah injeksi vitamin dan medoxy-L. Vitamin berfungsi untuk
menjaga kondisi kesehatan ternak kambing sehingga produktifitasnya dapat
terjaga. Medoxy-L berfungsi mecegah lebih lanjut terhadap ternak yeng
memilki gejala klinis gangguan kesehatan.
4.2. Saran
Dalam pelaksaaan praktikum diharakan kepada praktikan untuk tetap
bekerja sama dengan baik sehingga memperoleh data dengan mudah. Selain
itu untuk pembimbing praktikum agar tetap mendampingi kinerja dari
praktikan agara tidak melakukan hal selain kegiatan praktikum yang
dilaksanakan.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
KELOMPOK 3
Anggota Kelompok 3
11
OBAT YANG DIGUNAKAN
Medoxy-L Gusanex
Obat semprot/luar
untuk ternak yang
terinfestasi parasit
12
MANAJEMEN KESEHATAN
13
Proses Pemotongan kuku Pembersihan bekas lendir
ternak yang kering setelah
melahirkan
14
ACARA 2
Manajemen Pemerahan
15
BAB I
PENDAHULUAN
16
mengkontaminasi susu memasuki ambing dari luar melalui puting dan
saluran-saluran susu. Dipping menggunakan desinfektan dapat menutup
saluran-saluran susu pada puting agar tidak terkontaminasi bakteri dari
udara sekitar yang dapat menyebabkan turunnya kualitas susu (Sudono,
1999 dalam Sasongko, 2012).
Tata cara dalam pemerahan yaitu perlu diperhatikan kebersihan
terhadap pmerah susu. Pemerah susu adalah orang yang akan melakukan
kegiatan pemerahan pada kambing. Pemerah susu kambing harus memiliki
kategori persyaratan yaitu sehat tanpa menderita penyakit menular: tidak
merokok pada saat memerah susu; mengenakan pakaian bersih; dan sebelum
memerah susu, pemerah membersihkan tangannya terlebih dahulu (Sitepoe,
2008). Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi susu
kambing perah. Selain dari faktor pemerah, peralatan yang digunakan untuk
memerah susu juga harus diperhatikan. Peralatan pemerahan seperti: kain
lap, wadah penampung susu, ember/botol untuk membawa air pada saat
pembersihan ambing dan lain sebagainya. Semua peralatan yang digunakan
harus dalam kondisi yang steril atau bersih dan bebas dari kontaminasi
mikroorganisme.
Pentingnya pemerahan dalam suatu industri peternakan kambing
perah dalam menunjang hasil produksi susu yang berkualitas tinggi dan juga
berguna dalam menjaga keadaan ternak untuk menjaga produktivitas
pemeliharaan selanjutnya. Oleh karena itu adanya praktikum manajemen
ternak perah mengenai manajemen pemerahan berguna untuk memberikan
pemahaman terhadap mahasiswa mengenai teknik pemerahan sehingga
tidak terjadi gangguan pada ternak.
17
2. Untuk memahami cara menggunakan peralatan pemerahan pada
ternak kambing.
3. Untuk mengetahui gangguan yang terjaddi akibat kesalahan teknik
pemerahan.
1.2.2. Manfaat Praktikum
18
BAB II
2).Air bersih
19
BAB III
b. Hasil Pemerahan
20
c. Keaadaan Ambing
21
itu, pemerah juga diharuskan membersihkan tangan sebelum memegang
ambing. Air bersih yang akan digunakan untuk membersihkan ambing diisi
pada ember. Setelah kambing sudah siap untuk diperah, pemerah
membersihkan ambing dengan air dan kain lap. Tujuannya adalah untuk
merangsang hormone oxytocin bekerja untuk menurunkan susu ke ambing
ternak. Setelah dibersihkan pemerah harus cepat memerah susu, karena kerja
dari hormone oxytocin sangat singkat yaitu sekitar 6 -7 menit. Teknik
pemerahan yang digunakan ada beberapa cara, penggunaanya tentu
memperhatikan panjang atau pendeknya puting, besar ambing dan
sebagainya.
22
Dalam pelaksanaan praktikum pemerahan dilakukan terhadap 2
kambing perah yang dalam masa laktasi. Dengan keadaan salah satu dari
ternak yang diperah terifeksi mastitis klinis pada salah satu ambing (sesuai
dengan gambar 4). Ternak yang terinfeksi mastitis tidak terlihat gejala secara
fisik sehinggga diketahui mastitis stelah dilakukan pemerahan yang
menghasilkan produksi susu dengan campuran darah seperti pada gambar 3.
pemerahan tidak dilanjutkan pada ambing yang terinfeksi untuk menghindari
ternak mengalami rasa sakit yang berlebih atau menghindari tindakan
menyiksa pada tersebut. Keadaan mastitis ini terjadi pada ambig sebelah kiri
saja sehingga pemerahan dapat dilanjutkan pada bagian ambing sebelah
kanan dan diperoleh hasi pemeraha susu yang normal pada gambar 2.
Kejadian mastittis juga terjadi pada ternak gambar 5 merupakan ternak
kambing yang terinfeksi mastitis akut karena telah menjadi pengerasan pada
salah satu ambing (ambing bagian sebelah kiri) dan ternak kambing ini telah
telihat gajala pada fisiknya.
Mastitis merupakan penyakit yang banyak sekali menimbulkan
kerugian pada peternakan. Kerugian tersebut disebabkan oleh penurunan
produksi air susu, ongkos perawatan dan pengobatan, air susu yang harus
dibuang karena tidak memenuhi persyaratan. Proses radang ambing hampir
selalu dimulai dengan masuknya mikroorganisme kedalam kelenjar melalui
lubang puting. Mastitis disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme
patogen yang masuk ke dalam ambing melalui saluran puting susu. Menurut
Krishna dkk (2009) agen penyebab mastitis sangat kompleks, di Indonesia
yang paling banyak berasal dari kelompok bakteri genus Streptococcus. Supar
dan Ariyanti (2008) melaporkan bahwa dalam kajian pengendalian mastitis
subklinis pada sapi perah telah diisolasi penyebab mastitis, yang didominasi
oleh bakteri Streptococcus agalactia, Staphylococcus aureus, dan
Staphylococcus epidermidis (91,5%). Mastitis dibedakan dalam bentuk klinis
dan subklinis. Mastitis dalam bentuk klinis, ambingnya terlihat membesar
dengan perubahan warna kemerahan dan juga keluarnanah pada puting.
Mastitis dalam bentuk subklinis berbeda dengan mastitis dalam bentuk klinis,
pada ambing tidak terlihat adanya perubahan.(Hirst et al., 1985).
23
Pengobatan mastitis dapat dilakukan dengan pemberian preparat
antibiotik dengan cara menyuntikkan atau melakukan pencampuran dengan
air minum cukup efektif dalam mengobati penyakit ini. Antibiotik yang telah
terbukti berguna untuk pengobatan radang ambing meliputi penicilin,
sefalosporin, eritromisin, neomisin, novobisin, oksitetrasiklin, dan
streptomysin. Dalam pengobatan radang ambing akut, disamping silakukan
infussi intramamer juga bisa diberikan suntikan intramuskular maupun
intravena (Subronto, 2003).
24
BAB IV
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
26
LAMPIRAN
27