adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan
pemanfaatan sumber daya manusia yang efektif untuk tercapainya berbagai tujuan
perusahaan.
adalah sebagai berikut:
5
6
2. Rekrutmen
Yaitu proses pencarian dan penarikan calon tenaga kerja yang mampu.
3. Seleksi
4. Orientasi (induksi)
kepribadian.
6. Pemeliharaan
kerja.
7. Pemberhentian
7
organisasional merupakan tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan
sering diartikan sebagai “keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu,
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, keyakinan tertentu, dan
maka terdapat perkembangan dukungan untuk tiga model komponen yang diajukan
1) Komitmen afektif
2) Komitmen kelanjutan
8
keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas
3) Komitmen normative
Merupakan perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang
harus begitu, tindakan tersebut merupakan hal yang benar yang harus
dilakukan.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p121), kepuasan kerja
merupakan keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari evaluasi pengalaman
kerja seseorang.
Menurut Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008), kepuasan kerja
merupakan suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang; selisih antara banyaknya
ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya
mereka terima.
Menurut Wibowo (2007, p300), kepuasan kerja memiliki dua teori, dalam
pendapatnya dikatakan bahwa teori kepuasan kerja mencoba mengungkapkan apa yang
membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada beberapa lainnya.
Teori ini juga mencari landasan tentang proses perasaan orang terhadap kepuasan kerja.
Dalam teori kepuasan kerja ada Two - Factor Theory dan Value Theory.
1. Two-Factor Theory.
9
merupakan bagian dari kelompok variabel yang berbeda, yaitu motivators dan
Hygiene factors.
2. Velue Theory.
Kepuasan kerja terjadi pada tingkat dimana hasil pekerjaan diterima individu
seperti yang diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin
sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini
• Faktor Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik
lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi: jenis pekerjaan,
10
umur.
• Faktor Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi: rekan kerja yang kompak, pimpinan
yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar.
karyawan. Hal ini meliputi: minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap
karyawan dapat mengeluh, tidak patuh, mencuri milik organisasi, atau mengelakkan
sebagian dari tanggung jawab kerja mereka. Ada empat respons yang berbeda satu
• Exit
meminta berhenti.
• Suara ( voice)
11
• Kesetiaan (loyalty)
• Pengabaian (neglect)
termasuk datang terlambat secara kronis, upaya yang dikurangi, dan tingkat
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p378), kinerja pada dasarnya
adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang
12
• Kehadiran.
Menurut Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2006, p113), ada tiga faktor
3) Dukungan organisasi.
Hubungan ketiga faktor ini diakui secara luas dalam literature manajemen sebagai:
Dukungan ( Support – S )
• Motivasi
• Etika kerja
13
• Kehadiran
• Rancangan tugas
2) Kemampuan individual
• Bakat
• Minat
• Faktor kepribadian
3) Dukungan organisasional
• Standar kinerja
Dalam evaluasi kinerja, ada standar yang disebut sebagai standar kinerja.
Evaluasi kinerja tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa standar
kinerja. Standar kinerja menurut Wirawan (2009, p66) adalah tolak ukur minimal
kinerja yang harus dicapai karyawan secara individual atau kelompok pada semua
indikator kinerjanya.
Fungsi utama standar kinerja adalah sebagai tolak ukur (benchmark) untuk
pekerjaannya. Standar kinerja merupakan target, sasaran, atau tujuan upaya kerja
14
dan waktu kerjanya untuk mencapai apa yang ditentukan oleh standar kinerjanya.
karyawan tidak mengetahui apa yang harus dicapainya dan tidak terarah dalam
Kemudian, kinerja karyawan dievaluasi oleh penilai secara periodik dan dibandingkan
dicatat dalam instrumen evaluasi kinerja. Hasil ini diberikan kepada karyawan ternilai
sebagai balikan atas kinerjanya. Hasil ini menjadi rekaman kinerja karyawan yang
15
Gambar 2.1
16
jawab berikut:
Tujuan yang telah ditetapkan bersama oleh manajer dan pegawai belum menjadi
17
Tujuan dan standar kinerja karyawan sering harus diubah stelah digunakan dan
eksternal organisasi.
dalam pelatihan.
18
arah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Upaya ini antara lain melalui
2.5 Regresi
Regresi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2008, p83) adalah suatu
proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa
yang akan dating berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau
hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Analisis regresi ganda akan dilakukan apabila jumlah variabel independennya minimal dua.
19
karyawan.
PENINSULA, SRI LANKA PhD Valeriu BRABETE kerja yang sesuai dengan pekerjaan
20
21
identifikasi sikap karyawan, keterlibatan dalam organisasi, senioritas, promosi, kesetiaan, dan
keharusan. Sedangkan kepuasan kerja dipengaruhi oleh faktor : system dan besarnya gaji,
jaminan sosial, tunjangan, fasilitas, promosi, jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
kesehatan karyawan, umur, rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana,
minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, serta bakat dan keterampilan.
Variabel Komitmen organisasional dan Kepuasan kerja secara partial maupun simultan
diasumsikan mempengaruhi variabel Kinerja karyawan yang memiliki ciri : motivasi, etika
kerja, kehadiran, rancangan tugas, bakat, minat, faktor kepribadian, pelatihan dan
22
2.8 Hipotesis