Hujan Asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius
yang harus benar-benar difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” tetapi juga “kering”. Sehingga dikenal pula dengan deposisi (penurunan/pengendapan basah dan deposisi kering) (Laras,2006). Bhatfi et.al (1992) mengemukakan bahwa hujan asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfir. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut. Deposisi basah mengacu pada hujan asam, kabut dan salju. Ketika hujan asam ini mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan, tergantung dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah, buffering capacity (kemampuan air atau tanah untuk menahan perubahan PH), dan jenis tumbuhan atau hewan yang terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekira 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon. Ketika hujan turun, partikel asam yang menempel dibangunan atau pohon tersebut akan terbilas, menghasilkan air permukaan (runoff) yang asam. Angin dapat membawa material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara dalam ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan PH meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki PH dibawah 5,0 (air murni mempunyai PH 7). Makin rendah PH hujan tersebut, makin berat dampaknya bagi makhluk hidup. Hujan asam merupakan salah satu dampak dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik (Nam et.al 2001). Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini menjadi isu yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan fenomena hujan asam diharapkan mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk menghadapinyaserta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya. Hubungan antara emisi kimia ke atmosfir dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam sangat kompleks baik dari segi lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun pada benda-benda (Landsberg, 1995).