Anda di halaman 1dari 4

KINETIKA OBAT

I Tujuan
Mampu memperkirakan masa kadaluarsa zat aktif yang di berikan
II Prinsip
Berdasarkan penguraian sediaan farmasi yang di sebabkan oleh kenaikan
suhu dan berdasarkan pengukuran dengan spektrofotometer uv-vis pada panjang
gelombang 273nm
III Teori
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakkan
molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi
waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan
pengukuran besaran termodinamika suatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya
reaktan maupun produk suatu system (Siregar, 2008).
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi.
Proses itu ada yang lambat dan ada yang cepat. Contohnya bensin terbakar lebih
cepat dibandingkan dengan minyak tanah. Ada reaksi yang berlangsung sangat
cepat, seperti membakar dinamit yang menghasilkan ledakan, dan yang sangat
lambat adalah seperti proses berkaratnya besi. Pembahasan tentang kecepatan (laju)
reaksi disebut kinetika kimia. Dalam kinetika kimia ini dikemukakan cara
menentukan laju reaksi dan faktor apa yang mempengaruhinya (Syukri,1999).
Cabang ilmu kimia yang khusus mempelajari tentang laju reaksi disebut
kinetika kimia. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
bergantung pada konsentrasi reaktan dan mengetahui mekanisme suatu reaksi
berdasarkan pengetahuan tentang laju reaksi yang diperoleh dari eksperimen
(Oxtoby, 2001).
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi persatuan
waktu. Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i . Umumnya laju reaksi meningkat
dengan meningkatnya konsentrasi dan dapat dinyatakan sebagai

Laju = k f (C1, C2, …., Ci)


Di mana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta
kecepaan, C1, C2, … adalah konsentrasi dari reaktan-reakan dan produk-produk
(Dogra, 1990).
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan
atau konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan
berubah terus-menerus seiring dengan perubahan konsentrasi(Chang, 2005).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna
dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak
dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan
tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi
berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan
sebagainya (Syukri, 1999).
Berikut ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi:
 Konsentrasi

Kecepatan reaksi bergantung pada banyak factor. Konsentrasi reaktan memainkan


peran penting dalam mempercepat atau memperlambat rekasi tertentu. Konsentrasi
mempengaruhi laju reaksi karena banyaknya partikel memungkinkan lebih banyak
tumbukan, dan itu membuka peluang semakin banyak tumbukan efektif yang
menghasilkan perubahan.
 Suhu

Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu, energy
kinetic partikel zat-zat meningkat sehinga memungkinkan semakin banyaknya
tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Berdasarkan teori tumbukan,
reaksi terjadi bila molekul bertumbukan dengan energy yang cukup besar, disebut
energy aktivasi. Untuk memutus ikatan dan mengawali reaksi, konsatanta laju dan
energy aktivasi dihubungkan oleh persamaan Arrhenius.
k = Ae-Ea/RT

keterangan: Ea = energy aktivasi


T= suhu mutlak
A = frekuensi
tumbukan
 Luas Permukaan
Luas permukaan mempercepat laju reaksi karena semakin luas permukaan zat,
semakin banyak bagian zat yang saling bertumbukan dan semakin besar peluang
adanya tumbukan efektif menghasilkan perubahan.
Semakin luas permukaan zat, semakin kecil ukuran partikel zat, reaksi pun akan
semakin cepat
 Katalis

Katalis ialah zat yang mengambil bagian dalamn reaksi kimia dan mempercepatnya,
tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang permanen. Jadi, katalis
tidak muncul dalam laju persamaan kimia balans secara keseluruhan, tetapi
kehadirannya sangat mempengaruhi hukum laju, memodifikasi dan mempercepat
lintasan yang ada.
Katalis menimbulkan efek yang nyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah
yang sangat sedikit. Dalam kimia industry, banyak upaya untuk menemukan katalis
yang akan mempercepat reaksi tertentu tanpa meningkatkan timbulnya produk yang
tidak diinginkan (Oxtoby, 2001).
 Efek pelarut
Pengaruh pelarut terhadap laju penguraian obat merupakan suatu topic terpenting
untuk ahli farmasi. Walau efek-efek tersebut rumit dan generalisasi tidak dapat
dilaksanakan. Tampak reaksi nonelektrolik dihubungkan dengan tekanan dalam
relative atau parameter kelarutan dari pelarut dan zat terlarut. (Martin, 1993)
Proses laju merupakan hal dasar yang perlu diperhatikan bagi setiap
orang yang berkaitanKefarmasiaan, mulai dari pengusaha obat sampai ke pasien.
Pengusaha obat harus dengan jelas menunjukkan bahwa bentuk obat atau sediaan
yang dihasilkannya cukup stabil sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang
cukup lama, dimana obat tidak berubah menjadi zat tidak berkhasiat atau racun, ahli
farmasi harus mengetahui kestabilan potensial dari obat yang dibuatnya. Dokter dan
pasien harus diyakinkan bahwa obat yang ditulis atau digunakannya akan sampai
pada tempat pengobatan dalam konsentrasi yang cukup untuk mencapai efek
pengobatan yang diinginkan. Ada beberapa prinsip dan proses laju yang berkaitan
dimasukkan dalam rantai peristiwa ini yaitu: kestabilan dan tak tercampurkan,
disolusi, proses absorbs,distribusi dan eliminasi, dan kerja obat pada tingkat
molekuler obat (Martin, 1993)
Orde reaksi dapat ditentukan dengan beberapa metode,
1. Metode substansi. Data yang terkumpul dari hasil pengamatan jalannya
suatu reaksi disubtitusikan ke dalam bentuk integral dari persamaan
berbagai orde reaksi. Jika persamaan itu menghasilkan menghasilkan
harga K yang tetap konstan dalam batas-batas variasi percobaan, maka
reaksi dianggap berjalan sesuai dengan orde tersebut.
2. Metode grafik. Plot data dalam bentuk grafik dapat digunakan untuk
mengetahui orde reaksi tersebut. Jika konsentrasi diplot terhadap t dan
didapatkan garis lurus, reaksi adalah orde nol. Reaksi dikatakan orde
pertama bila log (a-x) terhadap t menghasilkan garis lurus. Suatu reaksi
orde-kedua akan memberikan garis lurus bila 1/(a-x) diplot terhadap t
(jika konsentrasi mula-mula sama). Jika plot 1/(a-x)2 terhadap t
menghasilkan garis lurus dengan seluruh reaktan sama konsentrasi mula-
mulanya, reaksi adalah orde-ketiga.
3. Metode waktu-paruh. Dal reaksi orde, waktu paruh sebanding dengan
konsentrasi awal a, waktu paruh reaksi orde-pertama tidak bergantung
pada a, waktu paruh untuk reaksi orde-kedua, dimana a=b sebanding
dengan 1/a dari dalam reaksi orde-ketiga, dimana a=b=c, sebanding
dengan 1/a2. (Martin, 1993)

Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu obat untuk terurai
setengahnya dari konsentrasi mula-mula. Obat yang sama dapat menunjukkan orde
penguraian yang berbeda pada konsidi yang berbeda. Walaupun penguraian
hidrogen peroksida, misalnya dengan katalis ion iodine adalah sau orde pertama,
telah ditemukan bahwa penguraian larutan yang distabilkan dengan berbagai
pereaksi dapat menjadi orde-nol. Dalam hal ini, di mana reaksi tidak tergantung
pada konsentrasi obat, penguraia mungkin akibat kontak dengan dinding wadah
atau berbagai faktor luar lainnya (Martin, 1993).

Anda mungkin juga menyukai