LP Gangguan Pola Tidur

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN (KONSEP KDM)

Gangguan Pola Tidur

NAMA : Ainiyah Suyono


NIM : 16010097

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
DEFISIT NUTRISI

1.1 Pengertian
Menurut Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus
bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Kesempatan untuk
istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan, aktivitas, maupun
kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat dan tidur untuk
memulihkan kembali kesehatannya (Tarwoto, 2006).

Istirahat adalah suatu keadaan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang


berakibat badan menjadi lebih segar. Sedangkan tidur adalah suatu keadaan relatif
tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus
yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan
badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006). Tidur merupakan kondisi tiak sadar
dimana induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensoriyang sesuai
(Guyton dalam Aziz Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak
sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan,
tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya
aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan
fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.

Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tidur adalah suatu
keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan
yang merupakan urutan siklus yang berulan-ulang dan masing-masing
menyatakan fase kegiatan otak dan badanlah yang berbeda.
Gangguan tidur dapat dibedakan menjadi tiga kategori utama, yaitu:

 Disomnia. Pasien yang menderita penyakit ini akan mengalami kesulitan tidur
atau tetap tertidur. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini biasanya
ditandai dengan kesulitan memulai atau tetap tertidur, tidur berlebih, atau
gangguan apapun yang dapat mempengaruhi saat, kualitas, dan jumlah waktu
istirahat pasien. Insomnia dan narkolepsi adalah jenis disomnia yang paling
umum.
 Parasomnia. Penyakit di kategori ini meliputi mimpi, perilaku, emosi,
pergerakan, dan persepsi yang tidak normal ketika pasien tertidur.
Kebanyakan penyakit di kategori parasomnia adalah gangguan berupa
“rangsangan” atau terbangun yang terjadi di antara tidur NREM at au REM
dan kondisi sadar. Beberapa contoh parasomnia yang paling umum adalah
berjalan saat tidur, teror malam, menggertakkan gigi atau bruxism, gangguan
makan akibat tidur dan sindrom kaki gelisah.
 Gangguan tidur ritme sirkadian. Penyakit yang termasuk dalam kategori ini
adalah penyakit yang mempengaruhi kapan pasien tertidur. Pasien yang
menderita jenis gangguan tidur ini memiliki kesulitan tidur serta terbangun
pada waktu yang “normal” dan sesuai dengan kebutuhan sosial, pribadi, dan
profesional mereka. Singkatnya, tubuh mereka memiliki waktu tidur yang
tidak normal. Ada dua subkategori gangguan tidur ritme sirkadian, yaitu
intrinsik dan ekstrinsik

1.2 Kebutuhan Fisiologis


1. Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan 1 siklus
tidur rata-rata 45-60 menit
2. Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan 20-30% REM
dan tidur sepanjang malam
3. Todler(1-3 thn): Lama tidur 11-12 jam/hari dengan 25% REM dan Tidur
sepanjang malam + tidur siang
4. Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
5. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
6. Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
7. Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
8. Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
9. Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
10. Dewasa tua : ± 6 jam/hari dengan 20-25% REM dan sering sulit tidur

1.3 Faktor Yang Mempengaruhi


1. Umur
Semakin bertambah umur manusia semakin berkurang total waktu kebutuhan
tidur. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan dan fisiologis dari sel-sel dan
organ, pada neonati kebutuhan tidur tinggi karena masih dalam proses
adaptasi dengan lingkungan dari dalam rahim ibu, sedangkan pada lansia
sudah mulai terjadi degenerasi sel dan organ yang mempengaruhi fungsi dan
mekanisme tidur.
2. Penyakit
Hal ini umumnya terjadi pada klien dengan nyeri, kecemasan, dispnea. Pada
kasus penyakit akibat digigit nyamuk tse-tse. Juga pada kasus tertentu
dengan klien gangguan hipertiroid.
3. Motivasi
Niat seseorang untuk tidur mempengaruhi kualitas tidur seperti menonton,
main game atau hal-hal lain yang dapat menyebabkan penundaan waktu anda
untuk tidur.
4. Emosi
Suasana hati, marah, cemas dan stres dapat menyebabkan seseorang tidak
bisa tidur atau mempertahankan tidur.
5. Lingkungan
Lingkungan yang tidak kondusif seperti di dekat bandara atau di tepi jalan-
jalan umum atau di tempat-tempat umum yang menimbulkan kebisingan.
6. Obat – obatan
penggunaan atau ketergantungan pada penggunaan obar-obat tertentu seperti
golongan sedative, hipnotika dan steroid.
7. Makanan dan minimum
Pola dan konsumsi makanan yang mengandung merica, gas/air yang banyak,
pola dan konsumsi minuman yang mengandung kafein ,gas dll.
8. Aktivitas.
Kurang beraktivitas dan atau melakukan aktivitas yang berlebihan justru
akan menyebabkan kesulitan untuk memulai tidur.

1.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Khusus
3. ENG
4. Audiometridan BAEP
5. Psikiatrik

1.5 Masalah / Diagnosa medis

Pneumothorax adalah istilah medis untuk terkumpulnya udara pada rongga pleura,
yaitu rongga tipis yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding
dada. Udara yang terkumpul pada rongga pleura dapat terjadi akibat adanya
celah yang terbentuk akibat cedera pada dinding dada atau robekan pada jaringan
paru-paru. Akibatnya, udara tersebut dapat menekan paru-paru dan membuat
paru-paru menjadi mengempis (kolaps).

1.6 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A.PENGKAJIAN
1. Sirkulasi
a. Takikardi, irama jantung tidak teratur (disaritmia)
b.Suara jantung III, IV, galop/ gagal jantung sekunder
c. Hipertensi/ hipotensi
2. Nyeri
Subyektif :
a. Nyeri dada sebelah
b.Serangan tiba-tiba
c. Nyeri bertambah saat bernafas
Obyektif :
a. Wajah meringis
b.Perubahan tingkah laku
3. Respirasi
Subyektif :
a. Riwayat setelah pembedahan dada, trauma
b.Riwayat penyakit kronik, peradangan, infeksi paru, tumor, biopsi paru
c. Kesulitan bernapas
d.Batuk
Obyektif :
a. Takipnea
b.Peningkatan kerja napas, penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi
interkosta
4. Fremitus fokal
a. Pada inspeksi dan palpasi dada tidak simetriz
b.Kulit sianosis, pucat, krepitasi subkutan
5. Rasa aman
a. Riwayat fraktur/trauma dada
b.Kanker paru, riwayat radiasi/khemoterapi
6. Pengetahuan
a.Riwayat keluarga yang mempunyai resiko tinggi Tb, CA
b.Pengetahuan tentang penyakit, pengobatan, dan perawatan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman-nyeri berhubungan dengan pemasangan
selang dada
Ditandai dengan :
a. Pasien mengatakan tidak nyaman
b.Postur tubuh kaku
c. Mengerang kesakitan
d.Menangis
e. Raut muka tegang
2. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
kemungkinan terjadi tension pneumothoraks sekunder terhadap
sumbatan pada selang dada.
Ditandai dengan :
a. Perdarahan yang banyak dari selang dada
b.Terlihat banyaknya bekuan darah pada drainase selang dada
c. Pernapasan dangkal dan cepat
d.Perubahan tanda-tanda vital
e. Warna kulit dan membran mukosa
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan invasif
pemasangan selang dada.
4. Injuri, potensial terjadi trauma/hypoksia, berhubungan dengan :
a. Pemasangan alat WSD
b.Kurangnya pengetahuan tentang WSD

C. RENCANA TINDAKAN
1. Gangguan rasa nyaman-nyeri berhubungan dengan
pemasangan selang dada (WSD)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam
diharapkan nyeri klien dapat berkurang / nyeri dapat hilang.
Kriteria hasil :
a. Otot wajah rileks
b.Nyeri berkurang
c. Sedikit menggunakan analgetik
d.Peningkatan volume inspirasi pada spirometer insentif

1.7 Diagnosa keperawatan

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur


1.8 KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI
KODE DIAGNOSA NOC DAN INDIKATOR SERTA URAIAN AKTIVITAS RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN DAN SKOR AWAL DAN SKOR TARGET
KODE DIAGNOSA
KEPERAWATAN
00002 Gangguan pola tidur Status kenyamanan :lingkungan(2009) Manajemen lungkungan: kenyamanan (6482)
berhubungan dengan
kode Indikator SA ST Aktivitas :
kontrol tidur
200906 Kebersihan 3 5
Kode : 000198 1. Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam
lingkungan
mengelola lingkungan dan kenyamanan yang
200912 Tempat 3 5
optimal
tidur yang
2. Pertimbangan penempatan pasien di kamar
nyaman
dengan beberapa tempat tidur (teman
200914 Adaptasi 3 5 sekamar dengan masalah lingkungan yang
lingkungan sama bila memungkinkan)
yang di 3. Sediakan lingkungan yang aman dan bersih
butuhkan 4. Berikan sumber-sumber edukasi yang relevan
Keterangan : dan berguna mengenai manajemen penyakit
1. Sangat terganggu dan cedera pada pasien dan keluarga jika
2. Banyak terganggu sesuai
3. Cukup terganggu Peningkatan tidur (1850)
4. Sedikit terganggu 1. Tentukan pola tidur/aktivitas pasien
5. Tidak terganggu 2. Perkirakan tidur/siklus bangun pasien didalam
perawatan perencanaan
3. Fasilitasi untuk mempertahankan rutinitas
waktu tidur pasien yang biasa
4. Berkolaborasi untuk menyesuaikan jadwal
pemberian obat untuk mendukung tidur/siklus
bangun pasien
DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak,. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar ManusiaTeori dan Aplikasi Dalam Praktik.
Jakarta : EGC
Tartowo & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta
: salemba medika

Anda mungkin juga menyukai