Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL DESAIN INOVATIF STASE KEPERAWATAN ANAK

DI RSUD AW SYAHRANIE SAMARINDA


RUANG MELATI

“PEMBERIAN AKUPRESURE UNTUK MENGURANGI MUAL DAN


MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA ANAK”

Oleh :

Oky Riyanto Wiowo


NIM. P07220418027

PRODI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES KALIMANTAN TIMUR
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Amerika sekitar 1.638.910 kasus baru kanker didiagnosa pada tahun 2012,
dan sekitar 577.190 orang meninggal karena kanker serta lebih dari 1500 orang
meninggal karena kanker setiap harinya. Untuk kasus kanker pada anak di Amerika
sekitar 12.060 kasus baru dalam rentang usia antara pada anak di Amerika sekitar
12.060 kasus baru dalam rentang usia antara 1.340 diantara usia 0-14 tahun dan 1/3
kasus kematian karena leukemia (American Cancer Society, 2012).

Di Indonesia sekitar 2-4% angka kelahiran hidup anak Indonesia menderita


penyakit kanker dan memerlukan pengobatan sejak dini. Selain itu di Indonesia, kanker
merupakan penyumbang kematian terbesar ketiga setelah penyakit jantung (Pusat Data
Statistik, 2008. Hal ini menambah jumlah anak yang mendapatkan kemoterapi ditambah
dengan kasus dengan kanker lain yang juga mendapatkan penanganan dengan
kemoterapi. Sementara kemoterapi memiliki efek samping salah satunya adalah efek
mual dan muntah akibat pemberian obat dan hal ini menyebabkan rasa
ketidaknyamanan pada anak (Hockenberry & Wilson, 2007).
Mual muntah akibat kemoterapi telah dilaporkan terjadi diantara 60% dari anak-
anak yang menjalani pengobatan kemoterapi (Tyc et al., 1997). Penelitian yang lain juga
dilakukan pada 11 anak dengan hasil 100% melaporkan mual dan 36% melaporkan
muntah saat menjalani pengobatan kemoterapi (Williams, Schmideskamp, Ridder, &
Williams, 2006).
Terapi komplementer secara efektif dapat membantu dalam manajemen mual
muntah akibat kemoterapi diantaranya yaitu distraksi, hipnosis, music therapy,
relaksasi, guided imagery, akupresur dan akupunktur (Lee, Dodd, Dibble, & Abrams,
2008). Akupresur merupakan salah satu terapi yang telah diakui oleh Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (Kementerian Kesehatan RI, 2012). Akupresur
merupakan merupakan bagian dari terapi komplementer dan alternatif (TKA) menurut
National Center forComplementary and Alternative Medicine (NCCAM) yang
klasifikasikan dalam manipulative and body-based methods dan juga salah satu
intervensi mandiri perawat. Akupresur adalah salah satu bentuk fisioterapi dengan
memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik–titik tertentu pada tubuh. Akupresur
dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan pada pasien dan aplikasi prinsip healing
touch pada akupresur menunjukkan perilaku caring yang dapat mendeteksi hubungan
terapeutik antara perawat dan pasien (Bulechek, Butcher, Dochterman, & Wagner,
2013; Lindquist, Snyder, & Fran Tracy, 2010; Mehta, 2007)
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya penulis tertarik untuk
melakukan desain inovatif pemberian akupresure untuk mengurangi mual dan muntah
akibat kemoterapi.

B. Tujuan
Untuk mengurangi efek mual dan muntah akibat kemoterapi pada anak dengan
menggunakan metode terapi komplementer akupresure.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kanker

Kanker adalah pertumbuhan atau penyebaran sel yang abnormal dan tidak
terkendali. Berbeda dengan sel normal, kanker tidak memiliki kontrol untuk
menghentikan pertumbuhan dan mengakibatkan sel kanker tumbuh atau membelah tak
terkendali. Sel kanker tumbuh bersama sel normal di dekatnya. Akibatnya sel kanker
ini akan mempengaruhi fungsi dan pertumbuhan sel normal karena persaingan
memperebutkan nutrisi. Sel yang tak terkendali itu juga bisa bertumbuh menjadi massa
atau tumor yang bisa menghancurkan jaringan normal di sekitarnya. Inilah yang
menyebabkan kanker bisa mengganggu kesehatan bahkan membahayakan manusia
(Tanjung, 2011).

B. Kemoterapi

Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk


membunuh sel–sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi selular.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit sistemik daripada lesi
setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan dan radiasi. Kemoterapi mungkin
dikombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi atau kedua–duanya, untuk
menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak semua sel sel tumor yang
masih tertinggal pascaoperasi atau untuk mengobati beberapa bentuk leukemia
(Smeltzer, Bare, Hinkle, Cheever, 2008).

Efek samping kemoterapi dapat disebabkan karena efek non spesifik dari obat
sitotoksik yang dapat menghambat proliferasi tidak hanya sel–sel tumor melainkan
juga sel normal yang berada di sekitarnya. Efek samping obat kemoterapi dapat berupa
anemia, mual muntah, mukositis, alopesia, infertilitas serta trombositopenia.
Penatalaksanaan efek samping kemoterapi merupakan bagian terpenting dari
pengobatan dan perawatan pendukung atau suportif pada penyakit kanker. (Hesketh,
2008).

C. Mual dan Muntah

Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan
pada system gastrointestinal, demikian juga dengan penyakit– penyakit lain. Beberapa
teori mengenai penyebab mual dan muntah telah berkembang, tetapi tidak ada
kesepakatan mengenai penyebab atau terapi definitif. Mual dan muntah dapat
dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu mual, retching
(gerakan dan suara sebelum muntah) dan muntah (Price & Wilson, 2008).

D. Akupresure

1. Pengertian

Akupresur atau yang biasa dikenal dengan terapi totok/tusuk jari adalah salah
satu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik–titik
tertentu pada tubuh (Fengge, 2012). Terapi akupresur merupakan pengembangan dari
ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya metode terapi akupresur sama dengan
akupuntur yang membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan jarum dalam
proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi ataupun mengobati
berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi ketegangan dan kelelahan. Proses
pengobatan dengan tehnik akupresur menitikberatkan pada titik–titik saraf di tubuh.
Titik–titik akupresur terletak pada kedua telapak tangan dan kedua telapak kaki. Di
kedua telapak tangan dan kaki kita terdapat titik akupresur untuk jantung, paru–paru,
ginjal, mata, hati, kelenjar tiroid, pankreas, sinus dan otak (Fengge, 2012).

2. Kontraindikasi

Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek
samping yang minimal. Meskipun demikian, akupresur tidak boleh dilakukan pada
bagian tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar
(Sukanta, 2008).

3. Titik Akupresure Mual dan Muntah


Titik-titik yang sering dipijat untuk menurunkan mual muntah adalah titik P6
dan St36. Titik P6 adalah titik yang terletak di jalur meridian selaput jantung.
Meridian selaput jantung memiliki dua cabang, sebuah cabangnya masuk ke selaput
jantung dan jantung, kemudian terus ke bawah menembus diafragma, ke ruang
tengah dan ruang bawah perut. Meridian ini juga melintasi lambung dan usus besar.
Titik St36 adalah titik akupresur yang berada di kaki dan di alur meridian lambung.
Meridian lambung dimulai dari ujung meridian usus besar yang memiliki beberapa
cabang, salah satu cabangnya akan memasuki limpa dan lambung (Fengge, 2011).
Gambar 2.1 Titik P6 Pada Akupresure

Gambar 2.2 Titik ST36 Pada Akupresure

4. Cara Perangsangan Titik Akupresure

Titik akupresur ialah bagian atau lokasi di tubuh sebagai tempat berakumulasinya
energi vital. Pada titik akupresur inilah akan dilakukan pemijatan terapi akupresur. Di
dalam tubuh kita terdapat banyak titik akupresur, kurang lebih berjumlah 360 titik
akupresur yang terletak di permukaan tubuh dibawah kulit. Pertama kali yang harus
diperhatikan sebelum melakukan pijat akupresur adalah kondisi umum si penderita.
Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terhadap orang yang sedang dalam keadaan yang
terlalu lapar atau pun terlalu kenyang; dalam keadaan terlalu emosional dan pada
perempuan yang sedang dalam kondisi hamil (Fengge, 2011).

Pijatan bisa dilakukan setelah menemukan titik meridian yang tepat yaitu
timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu atau pegal. Dalam terapi
akupresur pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan jari tangan (jempol dan jari
telunjuk). Semua titik pijat berpasangan kecuali untuk jalur meridian Ren dan Tu. Lama
dan banyaknya tekanan (pemijatan) tergantung pada jenis pijatan. Pijatan untuk
menguatkan (Yang) dapat dilakukan denga tekanan selama 2 menit setiap titik
dilakukan saat merasa mual (Fengge, 2011).

E. Mekanisme

1. Identifikasi Pertanyaan
b. Analisa PICOT
P ( Problem and Patient ) : Mual dan muntah akibat efek samping kemoterapi
I ( Intervention ) : Akupresure
C ( Comparation ) : Tidak ada perbandingan
O (Outcame) : SOP Akuprsure
T ( Time ) : Dilakukan selama 4 menit saat rasa mual dan
muntah muncul.
c. Pertanyaan Klinis
Apakah akupresure dapat mengurangi gejala mual dan muntah akibat efek
samping kemoterapi?
1. Ekstraksi Data dan Critical Appraisal

Sampel
Level
No Penelitian (karakteristik,ukuran, Desain/seleksi responden Intervensi Hasil temuan/kesimpulan Komentar reviewer
penelitian
setting)
1. Siti Rukayah Sample dalam Desain penelitian kuasi eksperimen Akupresure pada titik mual Akupresure mampu Non RCT Penelitian yang sangat
( 2013) Penelitian ini dengan pre dan post test withaout dan muntah. mengurangi gejala mual detail tentang akupresure
berjumlah 20 control group muntah namun akan lebih baik bila
Pengaruh Terapi responden Dengan tehnik meotde menggunakan metode
Akupresure consecutive sampling sampling dengan tehnik
Terhadap Mual randomize
Muntah Lambat
Akibat
Kemoterapi
Pada Anak Usia
Sekolah Yang
Menderita
Kanker Di RS
Kanker
Dharmais
Jakarta

Jurnal
Universias
Indonesia
2 Tulay Bulbul and Total Responden 128 Experimental Study dengan Kontrol Akupresure pada titik P6 Akupresure pada titik P6 RCT Peneltian yang sangat
Muruvvet Baser grup tidak signifikan detail dengan jumla sample
( 2018) mengurangi gejala mual yang banyak dan
dan muntah jika dilakukan menggunakan metode
The Effect of dengan gelang, namun control group namun
acupressure mengurangi dalam periode hanya berfokus pada 1 titik
applied to P6 on tertentu akupresure yaitu P6
nausea,
vomiting, and
retching

Asian Pacific
Journal of
Health
Sciences Vol 5
Issues 1
January –
March 2018
3 Effect of Point 6 Total responden Kuasi eksperimen denganpre dan post Akupresure pada titik P6 Akupresure pada titik P6 Non RCT Penelitian yang sangat
Acupressure on berjumlah 60 orang intervnsi grup signifikan dalam detail dan berfokus pada
Chemotherapy pengidap kanker di usia mengurangi gejala mual akupresure titik P6 namun
Asociated Nausea remaja dan muntah tidak menggunakan
and Vomiting kelompok pembanding
Among
Adolescents With
Cancer

Fawzla El Sayed
Abusaad and
Wafaa G,M Ali
(2015

Journal Of
Nursing
Education and
Practice 201, Vol
6 No.4
F. Manajemen
Penulis akan menjelaskan prosedur tindakan kepada responden kemudian
melakukan intervensi akupresure pada pasien.
1. Kiteria pasien
Pasien yang mengalami gejala mual muntah
2. Lama Pemberian
Diberikan selama 4 menit saat muncul gejala mual dan muntah

3. Pemberian intervensi lain


Tidak ada

4. Teknik/Cara
Melakukan rangasangan pada titik P6 dan ST36 selama 30 kali dalam 2 menit
disetiap titik.
BAB III
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH

A. Jenis Intervensi
Akupresure titik P6 dan ST36.
B. Tujuan
Mengurangi gejala mual muntah akibat efek kemoterapi.

C. Waktu
15 sd 17 Juli 2019
D. Setting
Ruang Melati RSUD AW Syahranie Samarinda
E. Media/Alat Yang Digunakan
Instrument Visual Analog Scale

Daftar Pustaka
Asrul, H., A., (2002). Penatalaksanaan Radioterapi pada Karsinoma Nasofaring. USU Digital
Library.
Chan, A., T., C., Theo, P., M., L., & Jhonson, P., J., (2002). Nasopharyngeal Carcinoma. Annals of
Oncology, 13, 1007-1015.
Chi-Ting, L., Nei-Min, C., Hsueh-Erh, C., Robert, D., Jade, I., & Jen-Shi, C., (2005). Incidence of
Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting in Taiwan: Physicians' and Nurses' Estimation vs.
Patients' Reported Outcomes.

Grunberg, S., M., (2004). Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting: Prevention, Detection, and
Treatment- How are We Doing?. The Journal of Supportive Oncology. 2(1), 1-12.
Hesket, P., J., (2008). Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting. The New England Journal of
Medicine. 358(23), 2482-2494.
Ignatavicius, D., D., & Workman. M., L., (2006). Medical Surgical Nursing; Critical Thinking for
Collaborative Care. 5th edition. Philadelphia: W.B. Sounders Company.
LeMone, P., & Burke, K., (2008). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking in Client Care. 4th
edition. USA: Pearson prentice hall.
Molassiotis, A., Helin, A., M., Dabbour, R., & Hummerston, S., (2007). The Effects of P6
Acupressure in the Profilaxis of Chemotherapy Related Nausea and Vomiting in Breast Cancer
Patients. Complementary Therapies in Medicine. 15(1), 3-12.
Roscoe, J., A., Morrow, G., R., Hickok, J., T., Bushunow, P., Pierce, H., I., Flynn, P., J., et al.,
(2003). The Efficacy of Acupressure and Acustimulation Wrist Bands for the Relief of
Chemotherapy-Induced Nausea and Vomiting; A University of Rochester Cancer Center
Community Clinical Oncology Program Multicenter Study. Journal of Pain and Symptom
Management. 26(2), 731-742

Anda mungkin juga menyukai