Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Mengetahui tentang penerapan fungsi-fungsi linear dalam ekonomi
makro,diantaranya :
1. Dalam Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Angka Pengganda
2. Dalam Pendapatam Disposabel
3. Dalam Fungsi Pajak
4. Dalam Fungsi Investasi
5. Fungsi Impor
6. Pendapatan Nasional
7. Analisi IS - LM
1
BAB II
ISI
Y=C+S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan
sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan
tabungannya. Dan begitu pun sebaliknya.
2.1.1 FUNGSI KONSUMSI
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan
nasional ke dalam bentuk persamaan digunakan jika asumsi sebagai berikut:
Jika Y = 0 , masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum
(otonom). Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan, yang
dirumuskan sebagai berikut :
C = f(Y) = Co + cY
Keterangan :
2
Marginal merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran onsumsi dan
perubahan pendapatan.
APC = C / Y
Dan
MPC = C/ Y
Keterangan :
Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan akan menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan nasional yang
secara umum dirumuskan sebagai berikut :
S = g(Y) = So+ sY
Y=C+S
Y = C + S. ➡ S = Y -- C sebab, C = Co + cY
S = Y -- Co -- cY
S = --Co + (1--C) Y
S = --Co
3
s = 1--c ➡c+s=1
Lalu, kurva konsumsi dan kurva tabungan dapat digambarkan secara bersama sama pada
sistem sumbu silang.
5
Yd = Y
Yd = Y - T
Yd = Y + R
Yd = Y – T + R
Memahami penjelasan di atas akhirnya kita dapat mengetahui bahwa variabel bebas dalam
persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sesungguhnya adalah pendapatan
disposabel (Yd) bukan pendapatan nasional (Y). Oleh karena itu rumus fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan menjadi,
C = f (Yd) = Co + c Yd
S = g (Yd) = So + s Yd
Yd = C + S
Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi
dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate) dilambangkan dengan huruf i,
maka secara umum fungsi permintaan akan investasi dapat ditulis sebagai :
I = f(i)
I = Io – pi
Keterangan :
Io = Investasi otonom
I = Tingkat
P = proporsi I terhadap i
Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tignkat bunga. Apabila tingkat
bunga tinggi, orang akan lebih senang menyimpan uangnya di Bank daripada
menginvestasikannya, sebab hasil harapan yang akan diperoleh dari bunga bank lebih besar
daripada hasil harapan yang akan diterima dari penanaman modal, akibatnya permintaan akan
7
investasi berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga
mengurangi gairah berinvestasi di kalangan calon pengusaha.
Rumus: M = Mo + m.Y
Mo = Impor Otonom
Y = Pendapatan Nasional
M = Marginal Propensity to Import = ∆ M /∆ Y
2.7 ANALISIS IS - LM
Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan “objek” nya menjadi tiga macam:
pasar barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk modal), dan pasar tenaga kerja. Analisis
yang membahas keseimbangan serempak dipasar barang dan pasar uang dikenal dengan
sebutan analisis IS-LM. Alat analisis yang digunakan adalah kurva IS dan LM.
1. Prinsip umum : Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-jasa
dan pasar uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M).
2. Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM (IS =
LM) Karena alat analisisnya sangat sederhana, kurva IS-LM sampai saat ini
merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro yang penting.
1 .Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama dengan
penawaran.
MD = Mt + Msp
9
3. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar dan sebanyak
n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka pasar ke n pastilah telah mencapai
keseimbangan.
Artinya jikampasar barang-jasa dan pasar uang-modal telah berada dalam keseimbangan,
maka pasar TK juga telah mencapai keseimbangan.
5. Model IS-LM merupakan model kompratif statis, artinya mengabaikan dimensi perubahan
dari waktu ke waktu. Sehingga analisi yang dilakukan adalah perubahan dari satu kondisi
keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.
1. Fungsi Konsumsi C = 10.000 + 0,2Y. Tentukan besar konsumsi pada saat Y = 35.000
dan Y = 67.000!
Pembahasan :
a. Konsumsi pada saat Y = 35.000
C = 10.000 + 0,5Y
= 10.000 + 0,5(35.000)
= 27.500
b. Konsumsi pada saat Y = 67.000
C = 10.000 + 0,5Y
= 10.000 + 0,5(67000)
= 43.500
2. Konsumsi masyarakat suatu Negara ditunjukkan oleh persamaan
C = 30 + 0,2Y
Jika tabunganya sebesar 50, Berapa besar konsumsi ?
Pembahasan :
Y=C+S
S=Y–C
S = Y – (Co – cY)
50 = Y- (30 + 0,2Y)
50 = Y – 30 – 0,2Y
50 = 0,8Y – 30
80 = 0,8Y
Y = 100
C=S-Y
10
= 100 – 50
= 50
a. S = Y - C
= Y (30 + 0,8 Y)
= Y - 30 - 0,8 Y
= 30 + 0,2 Y
b. Jika, S = 20
20 = r30 + 0,2 Y
50 = 0,2 Y ➡ Y = 250
Maka C = Y - S = 230 .
1. Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:
Jawab:
∆Y = K . ∆I
∆Y = 4 . 2 = 8
1. Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan dengan persamaan C = 30 + 0,8Yd. Jika
pemerintah menerima pajak dari masyarakat sebesar 16 akan tetapi pemerintah juga memberi
pembayaran alihan kepada masyarakat sebesar 6.
a. Berapakah konsumsi nasional seandainya pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 200 ?
11
b. Berapakah tabungan nasional yang terkumpul ?
Jawab :
a. Yd = Y – T + R = 200 – 16 + 6 =190
b. S = Yd – C = 190 – 182 = 8
E. Fungsi Investasi
1. Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 500 – 750i. Berapa besar investasi
pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 15% dan berapa pula investasi pada saat
tingkat bunga 45%?
Pembahasan :
a. Jika i = 15% = 0,15
I = Io – pi
= 500 – 750i
= 500 – 750(15%)
= 500 – 112,5
= 387,5
b. Jika i = 45%
I = Io – pi
= 500 – 750i
= 500 – 750(45%)
= 500 – 337,5
= 162,5
F. Fungsi Impor
12
2. Diketahui suatu negara impor otonomnya 500 dan marginal propensity to importnya
0,25 berapa nilai importnya jika pendapatan nasional 1000?
Penyelesaian:
Dik:
Mo = 500
m = 0,25
Dit: M pada saat Y = 1000
Jawab: M = Mo + m.Y
M = 500 + 0,25Y
= 500 + 0,25(1000)
= 500 + 250
= 750
G. Pendapatan Nasional
1. Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara (perekonomian dua sektor) adalah C= 100 +0,75
Y.sementara investasinya sebesar Rp400 miliar.tentukanlah pendapatan nasioanalnya ?/
Penyelesaian :
Y=C+I
Y-C=I
Y-( 100 + 0,75 Y) = 400
-100 +0,25 Y = 400
0,25 Y = 500
Y = 2.000
Jadi pendapatan nasional nya sebesar Rp 2.000 miliar.
H. Analisis IS – LM
1. Diketahui : C = 40 + 0,6 Y
I = 80 – 4r
Ditanya : Persamaan fungsi IS
Jawab :
Y=C+I
C∘+I∘−er 𝟒𝟎+𝟖𝟎−𝟒𝒓 𝟏𝟐𝟎−𝟒𝒓
Y = c= = =
1−b 𝟏−𝟎,𝟔 𝟎,𝟒
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi linier dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang
berhubungan dengan permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar melalui perhitungan
fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar satu macam produk, dan
keseimbangan pasar dua macam produk dengan rumus-rumus yang sudah ditetapkan sehingga
dapat dicari penyelesaiannya.
3.2 SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kita mendapatkan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami, karna kami “ االنسان محل الحطاءManusia adalah tempatnya salah
dan lupa”, dan kami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk tugas
berikutnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah
MATEMATIKA EKONOMI Ibu FITRIANI TOBING, M.SI yang telah memberi kami tugas
kelompok demi kebaikan diri kita sendiri, bangsa, dan negara.
14
DAFTAR PUSTAKA
Dumairy, 200, Mtematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua, BPFE
Yogyakarta
Alpha. Chiang, 1996, Matematika Ekonomi Jilid 1 dan 2. Erlangga, Jakarta
15