Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika ekonomi merupakan cabang ilmu matematika yang khusus membahas
penerapan ilmu matematika dalam bidang ekonomi. Matematika ekonomi digunakan untuk
pendekatan dalam analisa ekonomi dengan menggunakan simbol-simbol matematis yang
dinyatakan dalam suatu permasalahan ekonomi. salah satunya adalah membahas tentang
Fungsi Linier Dalam Ekonomi Makro. Fungsi Linier Dalam Ekonomi Makro dapat digunakan
dalam menyelesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan ekonomi, yakni teori ekonomi
makro.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dalam membuat suatu makalah masalah sangatlah penting karena adanya masalah akan
memberikan penuntun bagi pembahasan selanjutnya, untuk menentukan suatu masalah
hendaknya memberikan petunjuk tentang pengumpulan data.
Adapun masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah tentang Penerapan
Fungsi Linear dalam Ekonomi Makro.

1.3 TUJUAN
Mengetahui tentang penerapan fungsi-fungsi linear dalam ekonomi
makro,diantaranya :
1. Dalam Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Angka Pengganda
2. Dalam Pendapatam Disposabel
3. Dalam Fungsi Pajak
4. Dalam Fungsi Investasi
5. Fungsi Impor
6. Pendapatan Nasional
7. Analisi IS - LM

1
BAB II
ISI

2.1 FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN ANGKA PENGGANDA


Dalam ekonomi makro, Pendapatan masyarakat suatu Negara secara keseluruhan
(pendapatan nasional) dalam ekonomi makro dialokasikan ke dua kategori penggunaan yakni
dikonsumsikan dan ditabung. Jika pendapatan dilambangkan dengan Y, sedangkan konsumsi
dan tabungan dilambangkan dengan C dan S, maka kita dapat merumuskan kesamaan :

Y=C+S
Baik konsumsi nasional maupun tabungan nasional pada umumnya dilambangkan
sebagai fungsi linear dari pendapatan nasional. Keduanya berbanding lurus dengan
pendapatan nasional. Semakin besar pendapatan semakin besar pula konsumsi dan
tabungannya. Dan begitu pun sebaliknya.
2.1.1 FUNGSI KONSUMSI
Fungsi konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi dan pendapatan
nasional ke dalam bentuk persamaan digunakan jika asumsi sebagai berikut:
Jika Y = 0 , masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum
(otonom). Pengeluaran konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan, yang
dirumuskan sebagai berikut :

C = f(Y) = Co + cY

Keterangan :

1. Co (konstanta) = konstanta besarnya konsumsi nasional pada saat


pendapatan nasional sebesar nol, mencerminkan konsumsi nasional
minimum/autonomous consumption, konsumsi otonom) yang pasti harus
tersedia walaupun pendapatan nasional nihil. Secara grafik Co merupakan
penggal kurva konsumsi pada sumbu vertikal C.
2. c (koefisien) = besarnya tambahan konsumsi sebagai akibat adanya
tambahan pendapatan nasional. Dalam bahasa ekonomi “c” adalah
Marginal Propensity Consume.
3. Y = Pendapatan
4. C = Konsumsi

2
Marginal merupakan perbandingan antara perubahan pengeluaran onsumsi dan
perubahan pendapatan.

APC = C / Y

Dan

MPC = C/ Y
Keterangan :

APC = Average Propencity to Consume

MPC = Mrginal Propensity to Consume

2.1.2 FUNGSI TABUNGAN

Tabungan adalah bagian pendapatan yang tidak dikomsumsi. Jadi, besarnya


pendapatan akan sama dengan besarnya konsumsi ditambah dengan tabungan (Y = C + S ).

Fungsi tabungan adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat
tabungan rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposable) perekonomian tersebut.

Fungsi tabungan akan menjelaskan hubungan antara tabungan dan pendapatan nasional yang
secara umum dirumuskan sebagai berikut :

S = g(Y) = So+ sY

Konstanta So yaitu tabungan otonom (autonomous saving), merupakan penggal kurva


tabungan pada sumbu vertikal S. Koefisien s (marginal propensity to save, MPS) merupakan
lereng dari kurva tabungan.

Persamaan fungsi tabungan dapat pula di turunkan dengan memanfaatkan kesamaan :

Y=C+S

Y = C + S. ➡ S = Y -- C sebab, C = Co + cY

S = Y -- Co -- cY

S = --Co + (1--C) Y

Jadi, dapat disimpulkan bahwa :

S = --Co

3
s = 1--c ➡c+s=1

MPS = 1 -- MPC ➡ MPC + MPS = 1

Lalu, kurva konsumsi dan kurva tabungan dapat digambarkan secara bersama sama pada
sistem sumbu silang.

2.1.3 ANGKA PENGGANDA


a. Pengertian Angka Pengganda
Angka Pengganda (Multiplier) adalah suatuangka yang menunjukkan perbandingan
antara jumlah kenaikan atau penurunan dalam pendapatan nasional dengan jumlah kenaikan
atau penurunan dalam pengeluaran agregat yang telah menimbulkan perubahan dalam
pendapatan tersebut.
b. Proses Bekerjanya Angka Pengganda
Angka pengganda atau multiplier memiliki hubungan dengan pendapatan nasional.
Jika angka pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi
pada variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar
dan sebaliknya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier. Syarat-syarat agar kenaikan pendapatan nasional berlipat
ganda jika dibandingkan dengan bertambahnya investasi adalah sebagai berikut :
 Jika penerima pendapatan itu segera membelanjakan kembali uang yang diterima.
 Jika uang yang diterima itu dibelanjakan untuk produksi dalam negeri. Jika
dibelanjakan untuk produk luar negeri, maka proses penambahan pendapatan akan
terjadi di luar negeri. Proses pemindahan ke luar negeri ini disebut kebocoran
(leakage).
 Proporsi tambahan pendapatan yang dibelanjakan kembali tetap. Pendapatan nasional
berubah sebagai akibat dari perubahan nilai komponen sebagai berikut:
· Investasi ( I )
· Konsumsi ( C )
· Pengeluaran Pemerintah ( G )
· Expor dan Impor ( X/M )
c. Kerangka Teoretik Angka Pengganda
Jenis-Jenis Angka Pengganda Dalam Prekonomian.
Dalam prekonomian kita dapat mengenal ada 6 angka pengganda,keenam
angka tersebut adalah :
4
(1) Angka pengganda investasi : Kl + =
(2) Angka pengganda konsumsi : KC + =
(3) Angka pengganda pengeluaran pemerintah : KG + =
4) Angka pengganda transfer pemerintah : KTr + =
(5) Angka pengganda pajak : KTx + =
(6) Angka pengganda anggaran belanja yang seimbang : KB =
KESIMPULAN :
Multiplier effect atau efek pengganda adalah hasil kali pertambahan tiap pos pendapatan
nasional. Multiplier effect sendiri yang paling popular adalah pengganda pajak, pengganda
investasi, dan pengganda belanja pemerintah. Angka pengganda atau multiplier adalah
hubungan kausal antara variabel tertentu dengan variabel pendapatan nasional. Jika angka
pengganda tersebut mempunyai angka yang tinggi, maka perubahan yang terjadi pada
variabel tersebut akan mempengaruhi terhadap tingkat pendapatan nasional juga besar dan
sebaliknya. Perubahan pendapatan nasional itu ditunjukan oleh suatu angka pelipat yang
disebut dengan koefisien multiplier. Angka pengganda terdiri dari : angka pengganda
konsumsi, angka pengganda investasi, angka pengganda pengeluaran pemerintah, angka
pengganda pajak, angka pengganda transfer payment, angka pengganda sektor luar negeri.

2.2 PENDAPATAN DISPOSABEL

Pendapatan disposabel (disposable income) adalah pendapatan nasional yang secara


nyata dapat dibelanjakan oleh masyarakat (tidak termasuk di dalamnya pendapatan
pemerintah seperti pajak, cukai, dsb). Pengenaan pajak menyebabkan pendapatan disposabel
berkurang sebesar pajak tersebut. Misalnya jika pendapatan nasional adalah Y, tetapi di
dalamnya termasuk pendapatan pemerintah atau pajak sebesar T, maka pendapatan
disposabel yang dapat dibelanjakan dan ditabung oleh masyakarat adalah sebesar

Yd = Y – T. Jadi pajak merupakan variabel yang memperkecil pendapatan disposabel.

Variabel yang memperbesar pendapatan dipsobel masyarakat adalah variabel


pembayaran khusus dari pemerintah kepada masyarakat yang sifatnya merupakan
pembayaran ekstra atau tunjangan (misalnya tunjangan pension, THR, gaji ke 13, dll).
Pembayaran khusus yang bersifat ekstra dalam ekonomi makro dikenal dengan istilah
pembayaran alihan (transfer payment). Misalnya jika pendapatan nasional sebesar Y, tetapi
selain itu pemerintah memberikan pembayaran alihan sebesar R, maka pendapatan
disposabelnya menjadi Yd = Y + R.

Besarnya pendapatan disposabel dapat dirinci sebagai berikut,

Apabila tidak terdapat pajak maupun pembayaran alihan maka,

5
Yd = Y

Apabila hanya terdapat pajak maka,

Yd = Y - T

Apabila hanya terdapat pembayaran alihan maka,

Yd = Y + R

Apabila terdapat pajak dan pembayaran alihan maka,

Yd = Y – T + R

Memahami penjelasan di atas akhirnya kita dapat mengetahui bahwa variabel bebas dalam
persamaan fungsi konsumsi dan fungsi tabungan sesungguhnya adalah pendapatan
disposabel (Yd) bukan pendapatan nasional (Y). Oleh karena itu rumus fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan menjadi,

C = f (Yd) = Co + c Yd

S = g (Yd) = So + s Yd

Yd = C + S

2.3 FUNGSI PAJAK


Defenisi pajak menurut prof.Dr.Rochmat Soemitro, SH: PAJAK adalah iuran rakyat
kepada kas negara berdasarkan undang-undang tanpa mendapat balas jasa secara langsung
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-unsur
sebagai berikut:
1. Iuran rakyat pada negara
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara,iuran tersebut berupa uang (bukan
barang).
2. Berdasarkan undang-undang
Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan
pelaksanaannya.
3. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara,yakni pengeluaran-pengeluaran
yang bermanfaat bagi masyarakat luas.
Ada dua fungsi pajak yaitu :
1. Fungsi budgetair
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran nya.
6
Contoh: Renovasi gedung-gedung dan membeli alat-alat yang diperlukan pada saat
perayaan asian games 2018 .
2. Fungsi regulerend
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi.
Contoh : Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi
gaya hidup konsumtif.
3. Fungsi stabilitas
Pajak sebagai penerimaan negara dapat digunakan untuk menjalankan kebijakan-
kebijakan pemerintah.
Contoh : Kebijakan stabilitas harga dengan tujuan untuk menekan inflasi dengan cara
mengatur peredaran uang dimasyarakat lewat pemungutan dan penggunaan pajak
yang lebih efisien dana efektif.
4. Fungsi redistribusi
Penerimaan negara dari pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran umum dan
pembangunan nasional sehinggga dapat membuka kesempatan keja dengan tujuan
untuk meningkatkan pendapat masyarakat.
Contoh : Komunita padat karya yg didirikan untuk menampung para pengangguran.

2.4 FUNGSI INVESTASI

Permintaan akan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga. Jika investasi
dilambangkan dengan huruf I dan tingkat bunga (interest rate) dilambangkan dengan huruf i,
maka secara umum fungsi permintaan akan investasi dapat ditulis sebagai :

I = f(i)

I = Io – pi

Keterangan :

Io = Investasi otonom

I = Tingkat

P = proporsi I terhadap i

Permintaan akan investasi berbanding terbalik dengan tignkat bunga. Apabila tingkat
bunga tinggi, orang akan lebih senang menyimpan uangnya di Bank daripada
menginvestasikannya, sebab hasil harapan yang akan diperoleh dari bunga bank lebih besar
daripada hasil harapan yang akan diterima dari penanaman modal, akibatnya permintaan akan

7
investasi berkurang. Tingginya bunga mencerminkan pula mahalnya kredit, sehingga
mengurangi gairah berinvestasi di kalangan calon pengusaha.

2.5 FUNGSI IMPOR


Impor suatu negara merupakan fungsi dari pendapatan nasionalnya dan cenderung
berkorelasi positif, maksudnya semakin besar pendapatan nasional suatu negara, semakin besar
pula kebutuhan atau hasratnya akan barang-barang dari luar negeri.

Rumus: M = Mo + m.Y
Mo = Impor Otonom
Y = Pendapatan Nasional
M = Marginal Propensity to Import = ∆ M /∆ Y

2.6 PENDAPATAN NASIONAL


1. Pengertian pendapatan nasional
Pendapatan nasioanal adalah salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menilai kondisi perekonomian suatu negara atau jumlah pendapatan yamg diterima
oleh faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
tahun tertentu.
2. Konsep pendapatan nasional
a. Produk Domestik Bruto (GDP) yaitu jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi didalam batas wilyah suatu negara (domestik)
selama satu tahun.
b. Produk National Bruto (GNP) meliputi nilai produk dan jasa yang dihasilkanoleh
penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun.
c. Produk National Neto (NNP) yaitu GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan
barang modal.
d. Pendapatan Nasioal Neto (NNI)yaitu pendapatan yang dihitung menurut jumlah
batas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.
e. Pendapatan Perseorangan (PI) yaitu sejumlah pendapatan yang diterima oleh setiap
orang dalam masyarakat,termasuk pendapatan yang dipoleh tanpa melakukan
kegiatan apapun.
f. Pendapatan yang Siap untuk Dibelanjakan (DI) yaitu pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebih nya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
8
3. Perhitungan pendapatan nasional
a. Pendekatan pendapatan
b. Pendekatan produksi
c. Pendekatan pengeluaran

Syarat dari pendapatan nasioanal


1. Perekonomian dua sektor : perekonomian tertutup sederhana .
a. Penawaran agregatif : Y=C+S
b. Permintaan agregatif : Y=C+I
2. Perekonomian tiga sektor
a. Penawaran agregatif : Y=C+S+T+R
b. Permintaan agregatif : Y=C+I+G
3. Perekonomian empat sektor : perekonomian terbuka
a. Penawaran agregatif : Y=C+S+T-R
b. Permintaan agregatif : Y=C+I+G(X-M)

2.7 ANALISIS IS - LM

Dalam ekonomi makro, pasar dibeda-bedakan berdasarkan “objek” nya menjadi tiga macam:
pasar barang (termasuk jasa), pasar uang (termasuk modal), dan pasar tenaga kerja. Analisis
yang membahas keseimbangan serempak dipasar barang dan pasar uang dikenal dengan
sebutan analisis IS-LM. Alat analisis yang digunakan adalah kurva IS dan LM.

KONSEP DASAR ANALISIS IS-LM

1. Prinsip umum : Keseimbangan umum ekonomi akan tercapai jika pasar barang-jasa
dan pasar uang-modal secara simultan berada dalam keseimbangan (I = S dan L = M).
2. Secara grafis hal ini tercapai ketika kurva IS berpotongan dengan kurva LM (IS =
LM) Karena alat analisisnya sangat sederhana, kurva IS-LM sampai saat ini
merupakan alat analisis kebijakan ekonomi makro yang penting.

ASUMSI-ASUMSI POKOK MODEL IS-LM

1 .Pasar akan selalu berada dalam kondisi keseimbangan, dimana permintaan sama dengan
penawaran.

2. Fungsi uang adalah sebagai alat transaksi dan spekulasi,

MD = Mt + Msp

9
3. Berlaku Hukum Walras: Jika dalam perekonomian terdapat sejumlah n pasar dan sebanyak
n-1 pasar telah mencapai keseimbangan, maka pasar ke n pastilah telah mencapai
keseimbangan.

Artinya jikampasar barang-jasa dan pasar uang-modal telah berada dalam keseimbangan,
maka pasar TK juga telah mencapai keseimbangan.

4. Perekonomian adalah perekonomian tertutup.

Pengeluaran Agregat AE = C + I + G, misal sector pemerintah sementara diabaikan dulu


maka AE = C + I.

Perekonomian tertutup meyebabkan total penghasilan (total produksi)yang tidak dikonsumsi,


ditabung didalam negri = Y = C + S.

5. Model IS-LM merupakan model kompratif statis, artinya mengabaikan dimensi perubahan
dari waktu ke waktu. Sehingga analisi yang dilakukan adalah perubahan dari satu kondisi
keseimbangan ke kondisi keseimbangan lainnya.

2.8 KUMPULAN KASUS

A. Kasus Fungsi Konsumsi

1. Fungsi Konsumsi C = 10.000 + 0,2Y. Tentukan besar konsumsi pada saat Y = 35.000
dan Y = 67.000!
Pembahasan :
a. Konsumsi pada saat Y = 35.000
C = 10.000 + 0,5Y
= 10.000 + 0,5(35.000)
= 27.500
b. Konsumsi pada saat Y = 67.000
C = 10.000 + 0,5Y
= 10.000 + 0,5(67000)
= 43.500
2. Konsumsi masyarakat suatu Negara ditunjukkan oleh persamaan
C = 30 + 0,2Y
Jika tabunganya sebesar 50, Berapa besar konsumsi ?
Pembahasan :
Y=C+S
S=Y–C
S = Y – (Co – cY)
50 = Y- (30 + 0,2Y)
50 = Y – 30 – 0,2Y
50 = 0,8Y – 30
80 = 0,8Y
Y = 100
C=S-Y

10
= 100 – 50
= 50

B. Kasus Fungsi Tabungan


1. Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukan oleh persamaan C = 30 + 0,8 Y.
Bagaimana fungsi tabungannya ? Berapa besarmya konsumsi jika tabungan sebesar
20 ?
Pembahasan :

a. S = Y - C
= Y (30 + 0,8 Y)

= Y - 30 - 0,8 Y

= 30 + 0,2 Y

b. Jika, S = 20
20 = r30 + 0,2 Y

50 = 0,2 Y ➡ Y = 250

Maka C = Y - S = 230 .

C. Kasus Angka Pengganda

1. Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y dan besarnya
investasi (I) = 10, maka pendapatan keseimbangan sebesar 120. Apabila terdapat tambahan
investasi sebesar 2, maka pendapatan sekarang adalah sebagai berikut:

Jawab:

∆Y = K . ∆I

∆Y = 4 . 2 = 8

Ysekarang = Ysebelum + Tambahan Y (∆Y)

Ysekarang = 120 + 8 = 128 milyar rupiah .

D. Kasus Pendapatan Disposabel

1. Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan dengan persamaan C = 30 + 0,8Yd. Jika
pemerintah menerima pajak dari masyarakat sebesar 16 akan tetapi pemerintah juga memberi
pembayaran alihan kepada masyarakat sebesar 6.

a. Berapakah konsumsi nasional seandainya pendapatan nasional pada tahun tersebut sebesar 200 ?

11
b. Berapakah tabungan nasional yang terkumpul ?

Jawab :

a. Yd = Y – T + R = 200 – 16 + 6 =190

C = 30 + 0,8 Yd = 30 + 0,8 (190) = 182

b. S = Yd – C = 190 – 182 = 8

E. Fungsi Investasi

1. Jika permintaan akan investasi ditunjukkan oleh I = 500 – 750i. Berapa besar investasi
pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 15% dan berapa pula investasi pada saat
tingkat bunga 45%?

Pembahasan :
a. Jika i = 15% = 0,15
I = Io – pi
= 500 – 750i
= 500 – 750(15%)
= 500 – 112,5
= 387,5
b. Jika i = 45%
I = Io – pi
= 500 – 750i
= 500 – 750(45%)
= 500 – 337,5
= 162,5
F. Fungsi Impor

1. Import Gandum Indonesia dari Australia ditunjukkan dalam impor otonomnya


sebesar 30 dan marginal propensity to import-nya 0, 07. Berapa nilai importnya jika pendapatan
nasional sebesar 700?
Penyelesaian:
Dik:
Mo = 30
m = 0,07
Dit: M pada saat Y = 700
Jawab: M = Mo + m.Y
M = 30 + 0,07(700)
= 30 + 49
= 79

12
2. Diketahui suatu negara impor otonomnya 500 dan marginal propensity to importnya
0,25 berapa nilai importnya jika pendapatan nasional 1000?
Penyelesaian:
Dik:
Mo = 500
m = 0,25
Dit: M pada saat Y = 1000
Jawab: M = Mo + m.Y
M = 500 + 0,25Y
= 500 + 0,25(1000)
= 500 + 250
= 750
G. Pendapatan Nasional

1. Fungsi konsumsi masyarakat suatu negara (perekonomian dua sektor) adalah C= 100 +0,75
Y.sementara investasinya sebesar Rp400 miliar.tentukanlah pendapatan nasioanalnya ?/
Penyelesaian :
Y=C+I
Y-C=I
Y-( 100 + 0,75 Y) = 400
-100 +0,25 Y = 400
0,25 Y = 500
Y = 2.000
Jadi pendapatan nasional nya sebesar Rp 2.000 miliar.
H. Analisis IS – LM
1. Diketahui : C = 40 + 0,6 Y
I = 80 – 4r
Ditanya : Persamaan fungsi IS
Jawab :
Y=C+I
C∘+I∘−er 𝟒𝟎+𝟖𝟎−𝟒𝒓 𝟏𝟐𝟎−𝟒𝒓
Y = c= = =
1−b 𝟏−𝟎,𝟔 𝟎,𝟒

𝟑𝟎𝟎 − 𝟏𝟎𝒓 → 𝒇𝒖𝒏𝒈𝒔𝒊 𝑰𝑺


𝒀=
𝟏−𝒃

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi linier dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan masalah ekonomi yang
berhubungan dengan permintaan, penawaran, dan keseimbangan pasar melalui perhitungan
fungsi permintaan, fungsi penawaran, keseimbangan pasar satu macam produk, dan
keseimbangan pasar dua macam produk dengan rumus-rumus yang sudah ditetapkan sehingga
dapat dicari penyelesaiannya.

3.2 SARAN

Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kita mendapatkan ilmu dari tulisan ini. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami, karna kami ‫“ االنسان محل الحطاء‬Manusia adalah tempatnya salah
dan lupa”, dan kami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk tugas
berikutnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas dosen pembimbing mata kuliah
MATEMATIKA EKONOMI Ibu FITRIANI TOBING, M.SI yang telah memberi kami tugas
kelompok demi kebaikan diri kita sendiri, bangsa, dan negara.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, 200, Mtematika Terapan Untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi Kedua, BPFE
Yogyakarta
Alpha. Chiang, 1996, Matematika Ekonomi Jilid 1 dan 2. Erlangga, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai