Anda di halaman 1dari 17

Forum Diskusi M2 KB1

View profile card for TARZAN PURNOMO


dosen_unesa
Klasifikasi dan Keanekaragaman Makhluk Hidup 1
(Tumbuhan)
TARZAN PURNOMO dosen_unesa posted Jul 7, 2019
12:49 AM
1. Jelaskan pembagian takson tumbuhan
berdasarkan morfologi, cara memperoleh nutrisi ,
dan cara reproduksinya!

2. Jelaskan objek permasalahan biologi berdasarkan


kasus penelitian tumbuhan pada salah satu tingkat
organisasi kehidupan (molekuler, sel, jaringan,
organ, sistem organ, individu, populasi, komunitas,
ekosistem, atau biosfer).

1. Pembagian takson tumbuhan:


 Berdasarkan morfologi, yaitu:
1) Tumbuhan Bertalus (Thallophyta)
Contohnya alga, berdasarkan pigmen dibedakan
menjadi:
a. Alga hijau (Chlorophyta)
b. Alga merah (Rhodhophyta)
c. Alga cokelat (Phaeophyta)
2) Tumbuhan Berkormus (Cormophyta)
a. Tidak memiliki jaringan pengangkut
(Bryophyta/Lumut)
b. Memiliki jaringan pengangkut (Pteridophyta/Paku)
3) Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
a. Berbiji tertutup (Angiospermae)
b. Berbiji terbuka (Gymnospermae)
 Berdasarkan cara memperoleh nutrisi, yaitu:
1) Tumbuhan autotrof (dapat membuat makanan sendiri)
melalui proses fotosintesis dan kemosintesis, yaitu
tumbuhan hijau berklorofil.
2) Tumbuhan heterotrof (tidak dapat membuat
makanannya sendiri) tetapi menggunakan zat
makanan yang sudah jadi. Tumbuhan heterotrof dapat
bersifat parasit yaitu mengambil makanan dari
makhluk hidup yang masih hidup seperti tali puteri
dan rafflesia.
 Berdasarkan cara reproduksinya, yaitu:
1) Tumbuhan dengan reproduksi aseksual
a. Reproduksi vegetatif alami
Terjadi tanpa campur tangan manusia, meliputi:
 Tunas, misalnya ditemukan pada tanaman
pisang, dan cocor bebek.
 Spora. Pada alga sering disebut spora kembara/
zoospore, karena dapat bergerak. Spora juga
lumut dan tumbuhan paku.
 Rhizoma, contoh tumbuhan jahe, lengkuas,
kencur, kunyit, dan lain-lain.
 Stolon/geragih, terdapat pada tanaman arbei dan
tumbuhan antanan.
 Umbi batang, misalnya umbi yang terdapat pada
kentang dan ubi jalar.
 Umbi lapis, misalnya pada tanaman bawang
merah dan bawang bombay.
 Tunas adventif, misalnya pada pohon kersen dan
pohon kesemek
b. Reproduksi vegetatif buatan
Reproduksi yang dilakukan oleh manusia terhadap
tanaman, meliputi:
 Stek, contoh tanaman yang dapat distek
misalnya Manihot sp. (ketela pohon), Pluchea
indica (beluntas), Manihot utilissima (ubi kayu),
Dahlia variabilis (dahlia), Kalanchoe pinnata
(cocor bebek), Saccharum officinarum (tebu),
dan lain-lain.
 Cangkok, contoh tumbuhan yang bisa dicangkok
adalah Mangifera indica (mangga), Citrus sp.
(jeruk), Psidium sp. (jambu), Tamarindus indica
(asam), Manilkara sp. (sawo), dan Nephelium
lappaceum (rambutan)
 Merunduk, contohnya pada tanaman Alamanda
(Alamanda cathartica), tebu (Saccharum
officinarum), dan lain-lain.
 Okulasi (menempel), contohnya mawar (Rosa
sp.), terung-terungan (Solanaceae), jeruk,
mangga, dan lain-lain.
 Menyambung, contohnya Hevea braziliensis
(karet), dan pohon buah-buahan.
2) Tumbuhan dengan reproduksi generatif/seksual
Cara reproduksi yang didahului dengan peleburan
dua sel, yaitu sel kelamin betina (telur/ovum) dan sel
kelamin jantan (sperma) tumbuhan.
3) Tumbuhan yang reproduksinya mengalami metagenesis
(pergiliran keturunan)
Reproduksi pada tumbuhan lumut dan paku
dimana terjadi pergiliran keturunan antara keturunan
kawin (gametofit) dan keturunan tidak kawin
(sporofit).
4) Reproduksi pada tumbuhan biji/tumbuhan bunga.
Reproduksi generatif pada tumbuhan biji terjadi
melalui dua tahap, yaitu penyerbukan/ persarian yaitu
proses jatuhnya serbuk sari pada kepala putik, yang
diikuti ole proses pembuahan/ fertilasi, yaitu proses
meleburnya kepala serbuk sari yang berisi sel jantan
pada ovum terdapat pada bakal biji.

2. Objek permasalahan biologi berdasarkan kasus


penelitian tumbuhan pada salah satu tingkat
organisasi kehidupan (molekuler, sel, jaringan, organ,
sistem organ, individu, populasi, komunitas,
ekosistem, atau biosfer).
Berikut ini adalah objek permasalahan biologi
berdasarkan kasus penelitian tumbuhan pada tingkat
molekuler. Rekayasa genetik dilakukan dengan cara
penerapan teknologi biologi molekuler pada bahan dasar
makanan, dilakukan untuk meningkatkan sifat-sifat yang
diinginkan. Misalnya peningkatan resistensi terhadap
herbisida seperti pada jagung dan kapas. Rekayasa genetik
juga dilakukan agar tanaman resisten terhadap penyakit
yang disebabkan oleh virus, jamur, dan bakteri. Agar
tanaman dapat bertahan di habitat yang berbeda dari
alamnya seperti cuaca dingin maupun tanah
kering/kandungan garam yang tinggi, maka rekayasa
genetik dilakukan.
Tembakau dan kentang merupakan contoh tanaman
yang direkayasa genetik. Makanan yang sering kita jumpai
pada sehari-hari seperti beras, juga tidak terlepas dari
rekayasa genetik. Rekayasa genetik menjadikan beras dapat
memiliki kandungan vitamin dan mineral tambahan. Swiss
Federal Institue of Technology menciptakan jenis “golden
rice” di mana beras berisi kandungan vitamin beta-karoten
(Vitamin A).
Rekayasa genetik juga terjadi pada produk-produk
farmasi karena produksinya yang sering mahal dan
membutuhkan kondisi penyimpanan khusus. Saat ini, para
peneliti sedang mengembangkan vaksin yang dapat
dimakan melalui tomat dan kentang. Berbagai peningkatan
yang dilakukan melalui rekayasa genetik bisa saja dilakukan
dengan cara tradisional, namun dianggap dapat memakan
waktu yang sangat lama, dan seringkali tidak akurat. Jadi,
rekayasa genetik ini dianggap dapat menghemat waktu,
biaya reproduksi, dan mengurangi limbah pertanian. Namun
hingga saat ini, rekayasa genetik pada bahan makanan
menimbulkan pro-kontra karena dianggap dapat
membahayakan kesehatan pada manusia yang
mengkonsumsinya. Pada beberapa kasus misalnya, bahan
makanan yang telah direkayasa genetik dapat menyebabkan
sulitnya memiliki keturunan karena tingkat kesuburan
rendah, menimbulkan alergi, hingga yang terparah adalah
kanker.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rekayasa


Genetik,
Amankah?", https://money.kompas.com/read/2014/09/04/084948626/Re
kayasa.Genetik.Amankah..
Penulis : advertorial
Forum Diskusi M2 KB2

View profile card for TARZAN PURNOMO


dosen_unesa
Klasifikasi dan Keanekaragaman Makhluk Hidup 2
(Hewan)
TARZAN PURNOMO dosen_unesa posted Jul 7, 2019
1:05 AM

1. Jelaskan pembagian takson hewan berdasarkan


morfologi, cara memperoleh nutrisi, atau cara
reproduksinya.

2. Jelaskan objek permasalahan biologi berdasarkan


kasus penelitian hewan pada salah satu tingkat
organisasi kehidupan berikut: molekuler, sel,
jaringan, organ, sistem organ, individu, populasi,
komunitas, ekosistem, atau biosfer.

1. Pembagian takson hewan:


> Berdasarkan morfologi, yaitu:
1) Avertebrata (tidak bertulang belakang)
a. Porifera (hewan berpori)
b. Coelenterata (hewan berongga)
c. Platyhelminthes (cacing pipih)
d. Nemathelminthes (cacing giling)
e. Annelida (cacing gelang)
f. Mollusca (hewan lunak)
g. Arthropoda (hewan kaki beruas-ruas)
h. Echinodermata (hewan berkulit duri)
2) Vertebrata (Bertulang Belakang)
a. Pisces (ikan)
b. Amphibi (amfibi)
c. Reptil (hewan melata)
d. Aves (burung)
e. Mamalia (hewan menyusui)
> Berdasarkan cara memperoleh nutrisi, yaitu:
1) Herbivora (Hewan Pemakan Tumbuhan)
2) Karnivora (Hewan Pemakan Daging)
3) Omnivora (Hewan Pemakan Daging dan Tumbuhan)
> Berdasarkan cara reproduksinya, yaitu:
1) Ovipar (Bertelur)
2) Vivipar (Melahirkan)
3) Ovovivipar (Bertelur dan Melahirkan)

2. Objek permasalahan biologi berdasarkan kasus


penelitian hewan pada salah satu tingkat organisasi
kehidupan (molekuler, sel, jaringan, organ, sistem
organ, individu, populasi, komunitas, ekosistem, atau
biosfer).
Contoh obyek permasalahan biologi berdasarkan
kasus penelitian hewan di tingkat populasi adalah budi daya
ikan mas. Untuk budi daya ikan mas, kita memerlukan
individu-individu sejenis yang memiliki sifat unggul sehingga
hasil perkawinan di antara ikan mas adalah keturunan yang
fertil.
Forum Diskusi M2 KB3

View profile card for TARZAN PURNOMO


dosen_unesa
Ekologi dan Ilmu Lingkungan 1 (Biologi Populasi)
TARZAN PURNOMO dosen_unesa posted Jul 7, 2019
1:15 AM

1. Jelaskan apa akibat dari kepadatan populasi


makhluk hidup terhadap kualitas
hidup/lingkungannya?

2. Jelaskan teori asal usul kehidupan.

1. Akibat dari kepadatan populasi makhluk hidup terhadap


kualitas hidup/lingkungan:
a. Ketersediaan udara bersih menurun
Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi
kelangsungan hidup manusia. Semakin tinggi kepadatan
populasi makhluk hidup berarti semakin banyak oksigen
yang diperlukan. Namun dengan semakin padatnya populasi
makhluk hidup khususnya manusia, bertambah pula
pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industri yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar,
dan batu bara) mengakibatkan kadar CO 2 dan CO di udara
semakin tinggi. Inilah yang mengakibatkan ketersediaan
udara bersih semakin menurun.
b. Ketersediaan bahan pangan menurun
Untuk bertahan hidup, makhluk hidup membutuhkan
makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi makhluk
hidup, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin
banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah
makhluk hidup dengan bertambahnya produksi pangan
sangat mempengaruhi kualitas hidup makhluk hidup.
Akibatnya makhluk hidup dapat kekurangan gizi atau bahkan
kurang pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh
dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan
pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan
pabrik, perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Begitu
juga dengan hutan-hutan yang menjadi tempat hidup dan
tempat mencari makan makhluk hidup, mengalami
penyempitan dan alih fungsi sebagai lahan industri.
c. Ketersediaan air bersih menurun
Kepadatan populasi makhluk hidup mendorong
peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat
pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan
lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan
pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan
sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan
hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal
industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan
lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya
kepadatan populasi makhluk hidup.
d. Ketersediaan lahan menurun dan kerusakan lingkungan
meningkat
Kepadatan populasi makhluk hidup mendorong
peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat
pertanian, dan sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan
lahan, sering dilakukan dengan memanfaatkan lahan
pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan
sarana dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan
hutan juga sering dilakukan untuk membangun areal
industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu
merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya kerusakan
lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya
kepadatan populasi makhluk hidup.

2. Teori asal usul kehidupan


a. Teori Abiogenesis ( Generatio Spontanea )
Tokoh : Aristoteles (384-322 SM ), John Needham, Antonie
Van Leuwenhoek.
Isi : mahkluk hidup berasal dari mahkluk tak hidup/benda
mati secara spontan.
Pembuktian : A.V. Leuwenhoek mengamati air rendaman
jerami menggunakan mikroskop sederhana. Hasilnya
ditemukan mikroorganisme/protozoa di dalam air rendaman
jerami.
b. Teori Biogenesis
Tokoh : Fransisco Redi, Lazaro Spallanzani, Louis Pasteur
Isi : mahkluk hidup berasal dari mahkluk hidup yang sudah
ada
Pembuktian :
> Percobaan Fransisco Redi (1688) :

No Perlakuan Hasil
1. Stoples I : diisi daging Ada belatung pada
rebus, dibiarkan terbuka daging
tanpa penutup
2. Stoples II : diisi dabing Tidak ada belatung pada
rebus, ditutup dengan daging
rapat
Simpulan : belatung berasal dari telur lalat yang hinggap
pada daging rebus.
> Percobaan Lazaro Spallanzani (1750) :
No Perlakuan Hasil
1. Labu I : air kaldu tidak Kaldu menjadi keruh
dipanaskan, ditutup rapat (ada kehidupan)
2. Labu II : air kaldu Kaldu menjadi keruh
dipanaskan, tidak ditutup (ada kehidupan)
3. Labu III : air kaldu Kaldu tetap jernih (tidak
dipanaskan, ditutup rapat ada kehidupan)

Simpulan : di dalam air kaldu sudah terdapat “bibit”


organisme. Ketika dipanaskan “bibit” mati, ketika dingin
dan terbuka “bibit” dan udara masuk kembali. Jika
ditutup rapat tidak memungkinkan “bibit” masuk.
> Percobaan Louis Pasteur (1863) :
No Perlakuan Hasil
1. Pertama : air kaldu Setelah beberapa hari,
dimasukkan ke dalam labu, air kaldu tetap jernih
dipanaskan sampai
mendidih, ditutup dengan
tutup pipa berbentuk huruf
S / leher angsa
2. Kedua : tutup pipa Setelah beberapa hari,
berbentuk huruf S / leher air kaldu menjadi keruh
angsa dipatahkan (ada kehidupan)

Simpulan : air kaldu tetap jernih karena udara luar tidak


dapat masuk ke dalam labu yang berisi air kaldu
c. Teori Evolusi Kimia (Neoabiogenesis)
Tokoh : Harold Urey, Stanley Miller
Isi : kehidupan berasal dari reaksi kimia gas - gas ( metana ,
amonia, hidrogen dan uap air ) yang ada di atmosfer purba
dengan bantuan energi halilintar membentuk
molekulmolekul organik yang akan menjadi penyusun
tubuh mahkluk hidup.
Pembuktian :
> Percobaan Stanley Miller :
No Perlakuan Hasil
1. Gas - gas : metana, uap air, Ada belatung pada
ammonia dan hydrogen daging
dicampur dalam sebuah
perangkat percobaan,
diberi aliran listrik
tegangan tinggi

Simpulan : asam amino yang merupakan bahan dasar


pembentuk protein penyusun tubuh mahkluk hidup
terbentuk melalui reaksi kimia.
d. Teori Evolusi Biologi
Tokoh : Oparin
Isi : Kehidupan berasal dari zat anorganik yang dikonversi
menjadi senyawa organic yang membentuk “organisme”
bersel tunggal. Selanjutnya “organisme” bersel tunggal
tersebut mengalami perubahan evolutif menjadi berbagai
mahkluk hidup seperti sekarang.
Pembuktian : belum ada percobaan yang membuktikan
pandangan teori ini. Beberapa fakta di alam mendukung
adanya evolusi pada mahkluk hidup sebagai mana
dikemukakan oleh para penggagas teori evolusi seperti
C.R. Darwin.
Forum Diskusi M2 KB4

View profile card for TARZAN PURNOMO


dosen_unesa
Ekologi dan Ilmu Lingkungan 2 (Biologi Konservasi)
TARZAN PURNOMO dosen_unesa posted Jul 7, 2019
1:22 AM

1. Kemukakan faktor-faktor penyebab terjadinya


pencemaran lingkungan berdasarkan dampaknya
serta berbagai alternatif strategi atau solusi yang
paling tepat untuk mengatasinya.

2. Apa peran mikroorganisme dalam menjaga


kesuburan tanah berdasarkan sifat fisika atau
kimianya? Jelaskan!

1. Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran


lingkungan berdasarkan dampaknya serta berbagai
alternatif strategi dan solusi paling tepat untuk
mengatasinya.
a. Pencemaran air
> Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan pada
air :
1.) Limbah domestik
Dihasilkan oleh kegiatan manusia secara
langsung, seperti kegiatan rumah tangga (misal
mencuci dengan detergen) dan pasar.
2.) Limbah non domestik
Dihasilkan oleh kegiatan manusia secara tidak
langsung, seperti industri-industri pertambangan,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.
> Straregi dan solusi untuk mengatasinya :
1.) Limbah cair industri tidak boleh dibuang langsung
ke lingkungan, tetapi harus diolah dulu di unit
pengolahan limbah. Setelah memenuhi
persyaratan tertentu, limbah baru boleh dibuang
ke alam. Beberapa tahap pengolahan limbah cair
adalah sebagai berikut:
a.) Pengolahan primer, dilakukan secara mekanik
dengan cara menyaring kotoran kasar. Hasil
penyaringan diendapkan.
b.) Pengolahan sekunder, dilakukan secara biologi
dengan menambah bakteri aerobik ke dalam
limbah untuk mengurangi kadar racun pada
limbah organik sampai 90%.
c.) Pengolahan lanjutan, merupakan pengolahan
yang bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa
zat kimia, agen biologis, dan partikel-partikel
yang tertinggal setelah pengolahan primer dan
sekunder. Contohnya dengan memberi
desinfektan.
2.) Penyuluhan dan pengawasan penggunaan pupuk
dan pestisida pada lahan pertanian agar dilakukan
secara efisien sesuai dengan dosis yang
dianjurkan.
3.) Pengawasan terhadap batas minimal kandungan
fosfat dalam detergen atau bahan pencuci dalam
rumah tangga.
4.) Tidak membuang sampah ke perairan.
5.) Secara rutin membersihkan perairan.
b. Pencemaran tanah
> Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan pada
tanah:
1.) Polutan biodegradable
Polutan yang dapat diuraikan secara alami oleh
decomposer, misalnya sisa hewan dan tumbuhan.
2.) Polutan nonbiodegradable
Polutan yang tidak mudah atau tidak dapat
diuraikan secara alami, misalnya pestida, logam,
plastik dan kaleng.
> Straregi dan solusi untuk mengatasinya :
1.) Memilah sampah yang mudah terurai dan sulit
terurai.
2.) Menggunakan sampah organik yang mudah terurai
sebagai pupuk kompos.
3.) Melakukan daur ulang (recycle) sampah yang tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganime.
4.) Mengadakan penyuluhan tentang pengelolaan
sampah kepada masyarakat.
5.) Membuang sampah pada tempat yang telah
disediakan.
6.) Mengurangi penggunaan pestisida buatan atau
menggantinya dengan pestisida alami.
7.) Mengolah limbah industri sebelum dibuang ke
lingkungan.
c. Pencemaran udara
> Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan pada
udara:
1.) Partikel yang merupakan butiran halus dan masih
terlihat dengan mata, seperti uap air, debu, asap,
dan kabut.
2.) Zat pencemar berupa gas yang hanya dapat
dirasakan melalui penciuman atau akibat
langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOx, CO,
CO2, dan hidrokarbon
> Straregi dan solusi untuk mengatasinya :
1.) Tidak membakar sampah dan bahan-bahan
beracun di udara terbuka.
2.) Lokalisasi kawasan industri.
3.) Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
4.) Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat
aerosol dalam penyemprotan ruang.
5.) Menggunakan bahan bakar alternatif yang ramah
lingkungan.
6.) Membatasi penggunaan freon dalam kehidupan
sehari-hari.
7.) Mengharuskan pabrik yang menghasilkan gas
pencemar untuk memasang filter gas.
8.) Membatasi emisi gas buang pada kendaraan
bermotor dan mesin-mesin industri.
9.) Mencegah penebangan dan kebakaran hutan.
10.) Melakukan kegiatan penghijauan lingkungan.

2. Peran mikroorganisme dalam menjaga kesuburan tanah


berdasarkan sifat fisika atau kimianya
Alasan mikroorganisme berperan dalam menentukan
tanah yang subur adalah karena:
a. Mikroorganisme berperan dalam siklus energi
b. Mikroorganisme berperan dalam siklus hara
c. Mikroorganisme berperan dalam pembentukan agregat
tanah
d. Mikroorganisme menentukan kesehatan tanah
(suppressive/ conducive). Tanah dikatakan subur bila
mempunyai kandungan dan keragaman biologi yang tinggi.
Tanah subur mengandung lebih dari 100 juta mikroba
per gram tanah. Produktivitas dan daya dukung tanah
tergantung pada aktivitas mikroba tersebut. Sebagian besar
mikroba memiliki peranan yang menguntungkan bagi
pertanian, yaitu berperan dalam menghancurkan limbah
organik, recycling hara tanaman, fiksasi biologis nitrogen,
pelarutan fosfat, meransang pertumbuhan, biokontrol
pathogen dan membantu penyerapan unsur hara.
Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara tanah, reaksi
tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa
(KB), dan kemasaman. Berdasarkan sifat kimia tanah yang
telah disebutkan, diketahui bahwa salah satunya yaitu pH
tanah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 - 7 bakteri jamur
pengurai organik dapat berkembang dengan baik. Dengan
demikian peran mikroorganisme juga menjadi lebih maksimal
dalam perannya sebagai penyedia nutrien dan unsur kimia
(unsur hara) dalam tanah melalui siklus nitrogen dan siklus
forsfor. Dalam siklus nitrogen, mikroorganisme berperan dalam
tahap fiksasi nitrogen dalam tanah, nitrifikasi dan denitrifikasi.
Sedangkan dalam siklus fosfor, mikroorganisme berperan
dalam menambahkan kembali fosfor ke tanah melalui ekskresi
fosfat yang ia uraikan dari detritus.
Berdasarkan sifat fisikanya, peran organisme tanah
merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah.
Kemantapan agregat menggambarkan kemampuan agregat
untuk dapat bertahan terhadap faktor-faktor perusak.
Kemantapan agregat dapat berbeda-beda pada setiap
jenis tanah. Perbedaan dalam kemantapan agregat
berhubungan dengan ada tidaknya zat pengikat tertentu.
Disinilah peran mikroorganisme tanah sangat dibutuhkan.
Mikroorganisme tanah dapat mempercepat terbentuknya
agregat. Selain itu juga mampu berperan langsung dengan
membuat lubang dan menggemburkan tanaman. Secara tidak
langsung merombak sisa-sisa tanaman yang setelah
dipergunakan akan dikeluarkan lagi menjadi bahan pengikat
tanah.

Anda mungkin juga menyukai